Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS

“Stomatitis Aftosa Rekuren dan Oral


Candidiasis Pada Pasien HIV”

Disusun oleh: drg. Ana Maliah

Dokter Pendamping:
drg. Dian Ekawati
PENDAHULUAN

CARA
DEFINISI PENULARAN
01 Human
Immunodeficiency
HIV 02
Virus (HIV), tes HIV

PROSES HIV MANIFESTASI


HINGGA ORAL HIV
03 MENJADI AIDS
Imunosupresi
Stomatitis aftosa
rekuren (SAR)
04
• Limfosit T CD4+ Oral candidiasis
TUJUAN
Untuk melaporkan kasus pasien dengan suspect
HIV dengan manifestasi oral berupa Recurrent
aphthous stomatitis (RAS) dan oral candidiasis
yang datang ke poli gigi RSUD Siti Aisyah serta
pemeriksan dan penanganan yang dilakukan.
LAPORAN
KASUS
KASUS
DATA PRIBADI PASIEN

Nama Pasien Periyanto Bin Ismail

Jenis kelamin Laki-laki

Status perkawinan Kawin

Pekerjaan Karyawan swasta

Status umum pasien Rujukan puskesmas simpang periuk

Riwayat penyakit/kelainan sistemik


Penyakit/kelainan sistemik Ada Disangkal

Penyakit lainnya: Suspect HIV √


Anamnesis

Keluhan Utama:
Seorang pasien laki-laki berusia 38 tahun datang ke poli gigi RSUD Siti Aisyah dengan keluhan terdapat
sariawan pada permukaan lidah dan pada permukaan bibir bagian dalam sejak ± 1,5 bulan lalu. Sariawan
tersebut hilang timbul sejak ± 10 tahun lalu. Pasien merasa sakit menusuk pada bagian yang terkena
sariawan. Rasa sakit makin bertambah parah saat makan pedas dan panas. Pasien juga mengeluhkan
permukaan lidahnya yang tampak putih. Pasien pernah mengkonsumsi obat antibiotik untuk mengatasi
keluhannya. Pasien memiliki riwayat penyakit infeksi pada kemaluannya tetapi sudah sembuh sejak ± 2 bulan
lalu.
Keluhan Tambahan : -
Kebiasaan Buruk :-
Pemeriksaan Ekstra Oral
Keadaan Umum Intra Oral

1.Terdapat lesi ulser pada lateral lidah, dorsal lidah, serta mukosa labial, berbentuk oval, single, diameter ±
0,2 cm, berwarna putih kekuningan dengan tepi kemerahan.
2. Terdapat lesi plak putih pada permukaan dorsal lidah, berbatas tidak jelas, dapat dikerok dan
meninggalkan bekas kemerahan.
SUBJEKTIF ASSESSMENT
Seorang pasien laki-laki berusia 38 tahun
datang ke poli gigi RSUD Siti Aisyah dengan
keluhan terdapat sariawan pada  Suspect Stomatitis aftosa rekuren (SAR)
permukaan lidah dan pada permukaan
bibir bagian dalam sejak ± 1,5 bulan lalu.  Suspect Oral candidiasis tipe
Sariawan tersebut hilang timbul sejak ± 10
tahun lalu. Pasien merasa sakit menusuk pseudomembranosa (thrush)
pada bagian yang terkena sariawan. Rasa
sakit makin bertambah parah saat makan
pedas dan panas. Pasien juga mengeluhkan
permukaan lidahnya yang tampak putih.
Pasien pernah mengkonsumsi obat
antibiotik untuk mengatasi keluhannya.
Pasien memiliki riwayat penyakit infeksi
pada kemaluannya tetapi sudah sembuh PLAN
sejak ± 2 bulan lalu.

OBJEKTIF
 Pre-medikasi:
1.Terdapat lesi ulser pada lateral lidah, dorsal R/ Cream Triamcinolone acetonide
lidah, serta mukosa labial, berbentuk oval, 0,1%
single, diameter ± 0,2 cm, berwarna putih
Tube 5 gr No. I
kekuningan dengan tepi kemerahan.
2. Terdapat lesi plak putih pada permukaan S 3 dd applic part dol
dorsal lidah, berbatas tidak jelas, dapat
dikerok dan meninggalkan bekas kemerahan.
 Konsultasi ke bagian penyakit dalam
Stomatitis aftosa rekuren (SAR) pada
dorsal lidah (lingkaran biru) dan oral
candidiasis (lingkaran kuning).
Stomatitis aftosa rekuren (SAR)
mukosa labial (lingkaran biru).
PEMBAHASAN
Human immunodeficiency virus (HIV) adalah retrovirus yang termasuk dalam kelompok
lentivirus. Retrovirus dapat memanfaatkan RNA dan DNA inangnya untuk membuat DNA virus
dan terkenal karena tahap perkembangbiakannya yang memanjang. HIV biasanya
berkembang melalui tiga fase, yaitu:

Infeksi Akut (Stadium 1) Acquired Immunodeficiency


Tes serum (+) terhadap antibodi HIV Syndrome (AIDS) Stadium 3)
01 setelah paparan 6-9 minggu, sangat
menular pada 60 hari pertama,
tingkat replikasi virus tinggi, gejala
03 CD4+ menjadi di bawah200-
349 sel/μL.
demam, myalgia, migrain, mual,
keringat malam, penurunan BB, dan
ruam.

Infeksi klinis asimptomatik/kronis


(stadium 2)

02 “Masa tidak aktif secara klinis”,


berlangsung selama 8-10 tahun,
mulai muncul lesi oral.

Farah CS, Balasubramaniam R, Mccullough MJ, Contemporary Oral Medicine. Springer, Switzerland,
2019. 11
Tes HIV

ELISA
(enzyme-linked
immunosorbent assay)
WESTERN BLOT PCR

Wood NK, Goaz PW, Differential Diagnosis of Oral and Maxillofacial Lesions 5 th ed. Mosby, Canada, 1997.
12
Tabel 1. Klasifikasi lesi oral yang berhubungan dengan infeksi HIV.3

Wood NK, Goaz PW, Differential Diagnosis of Oral and Maxillofacial Lesions 5 th ed. Mosby, Canada, 1997.
Terapi obat antiretroviral (ART)
(menurunkan titik setel virus, menyebabkan peningkatan limfosit T CD4+, meningkatkan fungsi
kekebalan tubuh dan mengurangi kerentanan terhadap infeksi oportunistik, dapat menembus
semua sel tempat virus bereplikasi)

Azidovudine (AZT) Enfuvirtide


Obat pertama yang efektif melawan Highly Active Antiretroviral Therapies
HIV, sebuah nucleoside reverse (HAART), menghambat fusi selubung
transkriptase inhibitor (NRTI), virus ke membran sel
menghambat enzim reverse
transcriptase yang digunakan virus
untuk bereplikasi

Mosca NG, Hathorn AR. HIV-Positive patients: dental management Considerations. Dent Clin N Am 50, 635-657 (2006).
Tabel 2. Terapi obat antiretroviral untuk pasien infeksi HIV.7

Mosca NG, Hathorn AR. HIV-Positive patients: dental management Considerations. Dent Clin N Am 50, 635-657 (2006).
Miziara ID, Filbo BCA, Weber R. AIDS and recurrent aphtous stomatitis. Braz. J of otorhinolaryngology 71, 517 (2005).

Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR)


Hubungan antara Stomatitis aftosa rekuren (SAR) dengan
derajat imunosupresi menjadi lebih jelas ketika pasien memiliki
jumlah sel CD4+ dan CD8+ yang lebih rendah. SAR mewakili
defek lokal pada imunomodulasi dengan kelainan pada
jumlah limfosit (aliran darah) yang mengakibatkan “serangan”
sel T CD8+ dan selanjutnya kerusakan epitel. 8

Etiologi Tampilan Klinis Penanganan


Terapi antiretroviral, kortikosteroid
Belum diketahui Bulat hingga lonjong, topikal (misalnya larutan
kuning atau putih, dan deksametason, gel fluocinonide, gel
dikelilingi lingkaran clobetasol, gel betametason
eritema augmented), suntikan kortikosteroid
intralesi, dan/atau obat-obatan
sistemik (misalnya kortikosteroid,
dapson, thalidomide (tidak dianjurkan 16
digunakan pada ibu hamil))
Wood NK, Goaz PW, Differential Diagnosis of Oral and Maxillofacial Lesions 5th ed. Mosby, Canada, 1997.

Oral Candidiasis
Manifestasi oral yang paling umum dari infeksi HIV, tanda yang
mengarah pada diagnosis awal infeksi HIV.

Tampilan Klinis Pemeriksaan


Pseudomembran, Scrapping dengan blade atau
cytology brush digunakan untuk
eritematosa, hiperplastik, mengambil sampel, yang dapat
angular cheilitis dioleskan dengan lembut pada
kaca objek dan dilihat secara
mikroskopis setelah menempatkan
satu atau dua tetes larutan kalium
hidroksida 10%.

Penanganan
Obat antijamur (misalnya, untuk penyakit ringan:
klotrimazol, tablet mikonazol; untuk penyakit sedang hingga
berat:flukonazol, larutan itraconazole, suspensi
posoconazole, vorikonazol). Selain itu, inisiasi atau
optimalisasi kombinasi terapi antiretroviral penting untuk
mengatasi infeksi HIV yang mendasarinya dan untuk
mengurangi risiko kekambuhan candidiasis.7
Mosca NG, Hathorn AR. HIV-Positive patients: dental management Considerations. Dent Clin N Am 50, 635-657 (2006).

Pertimbangan Perawatan Dental


01
Dokter gigi harus memperoleh riwayat
02
Riwayat kesehatan yang
03
Penilaian laboratorium dasar
kesehatan menyeluruh dan melakukan terperinci dengan pendekatan terhadap pasien HIV-positif
pemeriksaan kepala dan leher untuk yang tidak menghakimi. mencakup hitung darah
memeriksa pembesaran kelenjar getah Mencakup pertanyaan spesifik lengkap dan pemeriksaan
bening, dan pemeriksaan jaringan yang tidak menghakimi tentang
kimia rutin untuk menilai fungsi
lunak intraoral, periodontal, dan aktivitas seksual dan
hati dan ginjal.
jaringan keras yang komprehensif pada penggunaan obat-obatan
penilaian awal. terlarang.

04 05 06
Prioritas dokter gigi adalah Konsultasikan dengan dokter pasien
Pasien harus menerima
menghilangkan rasa sakit dan mengenai penggunaan antibiotik
konseling tentang faktor risiko
mengobati infeksi, mencegah penyakit profilaksis. Penggunaan antibiotik
yang dapat diubah, seperti
penyerta, mengembalikan fungsi agar secara rutin merupakan kontraindikasi
merokok, yang menimbulkan pasien dapat makan dan menjaga dan dapat menyebabkan pasien
resiko tambahan. gizinya. Peningkatan perawatan mengalami superinfeksi dan resistensi
pencegahan yang mencakup profilaksis obat mikroorganisme.
dan obat kumur klorheksidin untuk
mencegah radang gusi.
KESIMPULAN
Dokter gigi harus berkolaborasi dalam
perawatan pasien dengan penyakit HIV.
Riwayat kesehatan yang terperinci harus
diambil dengan menggunakan pendekatan
yang tidak menghakimi, mencakup
pertanyaan spesifik tentang aktivitas
seksual dan penggunaan obat-obatan
terlarang.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai