Hemorrhagic Fever
PEMBIMBING:
dr. Irene Ratridewi, Sp.A(K), M.Kes
Epidemiologi
2,5 milyar orang memiliki resiko infeksi
dengue
Asia pasifik 70% (Asia Tenggara dan Pasifik
Barat daerah yang terparah)
Indonesia (2004-2009) kasus terbanyak di
Asia Tenggara.
Diestimasikan 500.000 orang membutuhkan
rawat inap dan 90% proporsinya merupakan
anak-anak dibawah umur 5 tahun
Anker M , Arima Y. 2011. Malefemale differences in the number of reported incident dengue
fever cases in six Asian countries. WPSAR Vol 2, 2011: No 2
WHO. 2011. Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and
Dengue Haemorrhagic Fever 2011 World Health Organization, Regional Office for
South-East Asia
Virus Dengue
Virus dengue (DEN) arthropode-borne virus
single-stranded RNA yang memiliki 4 serotipe
(DEN-1 sampai 4)
Genus Flavivirus dan famili Flaviviridae
NS1 penting dalam proses patologi dan
diagnostik
Genotipe asia DEN-2 dan DEN-3 paling sering
menimbulkan penyakit yang parah pada
infeksi dengue kedua
WHO. 2011. Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and
Dengue Haemorrhagic Fever 2011 World Health Organization, Regional Office for
South-East Asia
Faktor Resiko
Hidup kondisi tropis dan subtropis
Perubahan demografi dan sosial
Tingkat konsumsi yang tinggi dari bahan yang
sulit untuk terurai
Kurangnya infrastruktur untuk mengontrol
perkembangan nyamuk
Bertambahnya tingkat transportasi manusia
dalam rangka perdangan
WHO. 2011. Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and
Dengue Haemorrhagic Fever 2011 World Health Organization, Regional Office for
South-East Asia
Infeksi Dengue
Infeksi primer biasanya lebih ringan
dibandingkan infeksi kedua.
Infeksi kedua dengan serotipe berbeda atau
terjadi infeksi beberapa serotipe sekaligus
dapat menyebabkan manifestasi yang berat
Patofisiologi
Proliferasi sel T memori dan produksi sitokin
proinflamasi (IFN-, TNF- dan IL-10) disfungsi
sel endotel
Antigen NS1 aktivasi komplemen
berinteraksi dengan sel endotel meningkatkan
permeabilitas vaskular melalui jalur final NO.
Kerusakan kapiler plasma, elektrolit, proteinprotein kecil dan eritrosit keluar ke ekstraseluler
British Medical Journal. Pathophysiology of Dengue. http://bestpractice.bmj.com/bestpractice/monograph/1197/basics/pathophysiology.html diakses tanggal 17 Oktober
2014
Fase Demam
Demam tinggi (39C sampai 40C) yang
mendadak 2-7 hari
Kemerahan pada wajah, eritema kulit, sakit
pada seluruh badan, mialgia, arthralgia, nyeri
retro-orbital, fotofobia, rubiliform eksantema
dan sakit kepala
Banyak juga yang disertai anoreksia, mual dan
muntah
WHO. 2012. Handbook of Clinical Management of Dengue. Geneva: WHO
Fase Demam
Manifestasi perdarahan ringan petechiae
dan perdarahan membran mukosa (misalnya
dari hidung dan gusi)
Perdarahan vagina yang masif (pada wanita
usia subur) dan perdarahan gastrointestinal
Hepar mungkin membesar dan nyeri tekan
Fase Defervescent
Tanda Bahaya:
Convalescent
Mampu selamat dari fase kritis selama 24-48
jam reabsorpsi bertahap cairan
kompartemen ekstravaskuler dalam 48-72 jam
berikutnya
Kriteria Diagnosis
Klinis:
Kriteria Diagnosis
Laboratoris:
Trombositopenia (100.000 sel per mm3 atau kurang)
Hemokonsentrasi, hematokrit bertambah 20% dari
basal
Demam dan manifestasi perdarahan ditambah
trombositopenia dan hemokonsentrasi atau
hematokrit yang meningkat atau muncul
pembesaran liver
Kebocoran plasma efusi pleura (foto thoraks dan
USG) dan di dukung oleh adanya hipoalbumin.
WHO. 2012. Handbook of Clinical Management of Dengue. Geneva: WHO
Sampel Klinis
Serum akut
Metode
Diagnostik
Isolasi virus
Metodologi
Nyamuk atau
inokulasi kultur
sel nyamuk
RT-PCR dan real
time RT-PCR
Deteksi
Deteksi asam
virus dan
nukleat
komponen Serum akut (demam
NS1 Ag rapid test
nya
1-5 hari) dan jaringan
nekropsi
Deteksi antigen
NS1 Ag ELISA
Respon
serolo-gis
Paired sera
(serum akut dari 1- Serokonversi IgM
5hari dan serum ke 2
atau IgG
15-21 hari setelah
Serum setelah
demam hari ke 5
Deteksi IgM
Deteksi IgG
Waktu yang
Dibutuhkan
1 minggu atau
lebih
1 atau 2 hari
menit
1 hari
Imunohistokimia
2-5 hari
ELISA
HIA
1-2 hari
Tes neutralisai
Minimal 7 hari
ELISA
Rapid test
IgG ELISA
HIA
1 atau 2 hari
menit
1 atau 2 hari
Tingkatan DHF
Tingkat I: Demam disertai gejala konstitusional.
Manifestasi perdarahan muncul jika dilakukan tes
tourniquet positif
Tingkat II: Seperti tingkat I namun disertai perdarahan
spontan
Tingkat III (DSS): Adanya gangguan sirkulasi seperti
takikardi, pulsasi lemah, tekanan darah yang
menyempit atau hipotensi, dan juga adanya gejala
gelisah, ektremitas basah dan dingin
Tingkat IV (DSS): Adanya shock berat yang ditandai
dengan tekanan darah dan pulsasi nadi yang tidak
teraba
Diagnosa Banding
Campak, chikungunya, serokonversi, HIV
demam, rhinitis, batuk, sakit kepala (flu like
syndrome). Dengue perut tidak nyaman,
muntah dan kadang-kadang diare
Splenomegali dan demam malaria dan tifus
Demam, malaise, muntah, pembesaran hati
dan peningkatan enzim hati hepatitis
Dengue Bukti kebocoran plasma dan
trombositopenia
WHO. 2012. Handbook of Clinical Management of Dengue. Geneva: WHO
Diagnosa Banding
Campak myalgia dan arthralgia, pasien
campak selalu mengalami batuk, rhinitis dan
konjungtivitis.
Ruam campak dan rubella distribusi
tertentu dari kepala ke tubuh dan ekstremitas.
Dengue pertama kali muncul pada tubuh
dan kemudian meluas ke wajah dan
ekstremitas
WHO. 2012. Handbook of Clinical Management of Dengue. Geneva: WHO
Diagnosa Banding
Shock:
shock septik suhu biasanya tinggi, walaupun
bisa subnormal dalam stadium akhir. Pulsasi
yang kuat dengan ekstremitas hangat yang
muncul dalam fase awal shock septik.
DSS fase deverfescent, suhu sering di
bawah normal atau normal, tekanan nadi
lemah dan tekanan darah yang menyempit
dengan ekstremitas dingin.
WHO. 2012. Handbook of Clinical Management of Dengue. Geneva: WHO
Diagnosa Banding
Leptospirosis kegiatan profesional (bekerja
dengan sampah / di bidang pertanian) atau
dengan riwayat hiburan tertentu (trekking ke
air terjun / olahraga air)
Perdarahan paru adalah bentuk khusus dari
leptospirosis
Dengue Perdarahan paru jarang terjadi,
namun bukti kebocoran plasma seperti efusi
pleura atau ascites
WHO. 2012. Handbook of Clinical Management of Dengue. Geneva: WHO
Diagnosa Banding
Gambaran klasik Yellow Fever meliputi dua
tahap: fase demam dan fase beracun. Selama
fase beracun, kerusakan hati menyebabkan
penyakit kuning.
Grup B
Dirawat di RS
Grup B Dirawat di RS
Penghentian Cairan IV
Tanda berhentinya kebocoran plasma
Tekanan darah, denyut nadi dan perfusi perifer
yang stabil
Hematokrit menurun dengan adanya volume
pulsa baik
Apyrexia (tanpa menggunakan antipiretik) selama
lebih dari 24-48 jam
Hilangnya gejala pada perut dan usus
Meningkatkan produksi urine
Meningkatnya output urin
WHO. 2012. Handbook of Clinical Management of Dengue. Geneva: WHO
Pemulangan Pasien
Komplikasi
Perdarahan
Asidosis metabolik
Edema paru atau gagal jantung
Gangguan metabolik dan elektrolit seperti
hipoglikemia dan hiponatremia
WHO. 2011. Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and
Dengue Haemorrhagic Fever 2011 World Health Organization, Regional Office for
South-East Asia
Prognosis
Shock 40-50% meninggal
Berkurang hingga <1% kasus jika mendapat
terapi cairan yang cepat dan intensif
Scott B. Halstead. 2007. Dengue Fever and Dengue Hemorrhagic Fever. Nelson
Textbook of Pediatrics
Pencegahan
Modifikasi lingkungan dan manipulasi
lingkungan (misal 3M)
Proteksi personal (misal repellent, memakai
pakaian panjang dll)
Kontrol Biologi (misal ikan)
Kontrol Kimia (Serbuk Temephos 1%, Fogging)
Vaksin masih dalam tahap pengembangan
WHO. 2011. Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and
Dengue Haemorrhagic Fever 2011 World Health Organization, Regional Office for
South-East Asia
Terima Kasih