Anda di halaman 1dari 93

Islamic Intelectual Club

Analisa Fluida Reservoir


By. Aan kurniawan

BAB 1
PENDAHULUAN

A. PHASE DIAGRAM

Istilah-Istilah pada Diagram Fasa

Phase Envelope: daerah dimana terdapat 2 fasa


fluida.
Cricondenbar: Pressure maximum dimana gas tidak
dapat terbentuk tanpa memperhatikan temperatur.
Cricondenterm: Temperatur maximum dimana liquid
tidak dapat terbentuk tanpa memperhatikan pressure.
Critical Point: Titik kritis dimana fasa liquid & gas
bercampur, sehingga tidak dapat ditentukan fluida apa
yang mendominasi.
Bubble Point Curve:
Kurva yang menunjukkan
dimana gelembung gas pertama kali terbentuk saat
liquid mengalami penurunan pressure.
Dew Point Curve: Kurva yang menunjukkan dimana
embun pertama kali terbentuk pada fasa gas.
Quality line: Garis yang menunjukkan persen kadar
liquid & gas pada kondisi saturated.

B. Klasifikasi Fluida Reservoir

Black Oil

Merupakan reservoir minyak


dengan factor penyusutan
yang kecil sekali.Terdiri dari
variasi rantai hidrokarbon
termasuk molekul-molekul
yang besar, berat dan tidak
mudah
menguap
(nonvolatile).

Volatile Oil

Merupakan reservoir minyak


dengan factor penyusutan
yang
besar.
Volatile
oil
mengandung
relatif
lebih
sedikit molekul-molekul berat
dan lebih banyak intermediates
(yaitu etana sampai heksana)
dibanding black oil.

Retrograde Gas

Diagram fasa untuk retrograde


gas lebih kecil daripada untuk
minyak dan titik kritiknya berada
jauh di bawah dari lengkungan.
Awalnya
retrograde
gas
merupakan gas-gas di reservoir.
Perubahan tersebut merupakan
akibat dari kandungan retrograde
gas yang terdiri dari lebih sedikit
HC berat dari pada minyak.
Digram fasa dari retrograde gas
memiliki temperatur kritik lebih
kecil dari temperatur reservoir
dan cricondentherm lebih besar
daripada temperatur reservoir.

Wet Gas
Wet
gas terjadi semata-mata
sebagai gas di dalam reservoir
sepanjang penurunan tekanan
reservoir.
Jalur tekanan, garis 1-2 tidak
masuk ke dalam lengkungan fasa.
sehingga, tidak ada cairan yang
terbentuk di dalam reservoir.
Walaupun
demikian
kondisi
separator berada pada lengkungan
gas,
yang
mengakibatkan
sejumlah
cairan
terjadi
di
permukaan ( disebut kondensat).
Kata :wet: pada wet gas (gas
basah) bukan berarti gas tersebut
basah oleh air, tetapi mengacu
pada
cairan
HC
yang

Dry Gas
Dry gas terutama merupakan
metana
dalam
sejumlah
intermediates,
gambar
diagram fasa menunjukkan
bahwa
campuran
HC
semata-mata berupa gas di
reservoir
dan
kondisi
separator permukaan yang
normal
berada
di
luar
lengkungan fasa. Sehingga
tidak terbentuk cairan di
permukaan.
Reservoir dry gas biasanya
disebut reservoir gas.

C. Sifat-Sifat Fisik Fluida Reservoir


DENSITAS

COMPRESIBI
LITAS

VISCOSITAS
SIFAT FISIK
FLUIDA
RESERVOIR

KELARUTAN
GAS

FAKTOR
VOL.FORMA
SI

1. Densitas

Densitas minyak atau berat jenis didefinisikan sebagai


perbandingan berat minyak (lb) terhadap volume minyak
(cuft).
Sedangkan specific gravity minyak (o) didefinisikan
sebagai perbandingan densitas minyak terhadap
densitas air. Hubungan gravity
minyak dan API
141
,
5
o
o
dinyatakan sebagai
berikutAPI
: 131,5
w

Klasifikasi minyak mentah berdasarkan oAPI:

Minyak berat, berkisar antara 10-20oAPI


Minyak sedang, berkisar antara 20-30oAPI
Minyak ringan, berkisar diatas 30 oAPI

2. Viscositas

Viskositas didefinisikan sebagai ketahanan internal


suatu fluida untuk mengalir.
Viscositas Oil

Bila tekanan reservoir mula-mula


lebih
besar
dari
tekanan
gelembung
(bubble
point
pressure)
maka
penurunan
tekanan
akan
mengecilkan
viscositas oil (o) karna gas
yang berekspansi membantu oil
untuk
bergerak.
Setelah
mencapai
Pb
penurunan
tekanan
selanjutnya
akan
menaikkan harga (o) karna
fraksi
ringannya
telah
melepaskan diri dari oil.
Dengan
semakin
naiknya
temperatur
reservoir
akan
menurunkan harga (o).

Viscositas Gas

Pada gas, ketika terjadi


penurunan pressure, gas akan
semakin berekspansi. Gas
yang telah berekspansi akan
semakin
mudah
untuk
mengalir,
sehingga
viscositasnya akan semakin
kecil ketika terjadi penurunan
pressure.

3. Faktor Volume Formasi (B)

Didefinisikan sebagai perbandingan volume fluida di


reservoir dengan volume fluida di surface.

Bo

Faktor volume formasi minyak


(Bo) didefinisikan sebagai
volume dalam bbl reservoir
yang ditempati oleh satu STB
minyak
di
permukaan
bersama-sama dengan gas
yang terlarut di dalamnya.
Sebelum melewati Pb, Bo
akan naik karna gas yg
terlarut berekspansi sehingga
volume oilnya meningkat.
Setelah melewati Pb, Bo turun
karna gas yang terlarut dalam
oil telah memisahkan diri
sehingga
volume
oilnya
berkurang.

Bg

Seiring berkurangnya
pressure, gas akan
mengalami ekspansi.
Sehingga volumenya
makin
bertambah
ketika
terjadi
penurunan pressure

Bt

Total dari Bo dan Bg

4. Kelarutan Gas (Rs)

Didefinisikan
sebagai
banyaknya SCF gas yang
terlarut dalam 1 STB pada
kondisi standar 14,7 psia
dan 60OF, ketika minyak
dan gas masih berada
dalam
tekanan
dan
temperatur reservoir.
Sebelum melewati Pb,
harga Rs konstan.
Setelah
melewati
Pb,
harga Rs akan turun karna
gas yg terlarut mulai
memisahkan diri dari oil.

5. Kompresibilitas (C)

Kompresibilitas didefinisikan sebagai perubahan


volume fluida karena adanya perubahan tekanan.

Co

Co akan bertambah
ketika
terjadi
penurunan
pressure
karna volume oil akan
terus berkurang saat
terjadi
penurunan
pressure,
sehingga
perubahan volumenya
semakin besar.
Pada saat kondisi di
Pb, terjadi kenaikan Co
secara drastis. Hal ini
dikarenakan
faktor
alam.

Cg

Cg akan bertambah
ketika
terjadi
penurunan pressure
karna volume gas
akan
terus
bertambah
akibat
ekspansi saat terjadi
penurunan pressure,
sehingga perubahan
volumenya semakin
besar.

D. Senyawa Hidrokarbon

Parrafin

Sifatnya jenuh
Rumus kimia Alkana (ikatan tunggal) CnH2n+2
Stabil di suhu 60OF

Olefin

Tidak terdapat di crude oil, tetapi didapat dari distilasi


Sifatnya tak jenuh
Rumus kimia Alkena (ikatan rangkap 2) CnH2n
Komposisi untuk industri petrokimia

Naphtan

Sifatnya jenuh
Rumus kimia alkena CnH2n

Aromatik

Sifatnya tidak jenuh


Sensitif terhadap suhu
Sangat reaktif
Rumus kimia CnH2n-n
Yang paling sering ditemukan Benzene (C6H6),
Toluene(C7H7), Xylene (C8H8).

E. Penyusun Hidrokarbon

Unsur-unsur:

: 83-87%
: 10-14%
: 0,1-2%
: 0,05-1,5%
: 0,05-6%

Senyawa

Carbon
Hidrogen
Nitrogen
Oksigen
Sulfur

CH, CO2, H2S

Logam

Nikel, Besi, Tembaga, Vanadium.

F. Nilai Oktan

Kerja / performance & mutu gasoline dilihat dari power &


efisiensi engine.
Bila fuel memiliki power engine baik maka mutu
antiknock (ketahanan terhadap knock/ketukan) fuel juga
tinggi.
Nilai oktan merupakan angka yang menunjukkan
karakteristik antiknock suatu gasoline.
Additive yang digunakan untuk meningkatkan nilai oktan:

TEL (Tetra Ethyl Lead), sudah jarang digunakan karna


mengandung Pb yang dapat menyebabkan kanker
MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether), sebagai pengganti TEL
dimana bahan ini akan mengurangi pembakaran tidak
sempurna yang menghasilkan CO.
Bio Ethanol, ekstrak tumbuh-tumbuhan tertentu dijadikan
sebagai pencampur dengan produk minyak bumi.

G. Kolom Distilasi

H. Jenis Tangki

Fix Roof : penyimpanan produk jadi (Atap Rata)


Float Roof : penyimpanan Crude oil (Atap
Melengkung)

I. Pengertian AFR

AFR adalah tahapan analisa setelah sample fluida


formasi diperoleh.
Tujuannya ialah untuk mengetahui cara untuk
memproduksi fluida yang akan kita produksi secara
efisien & ekonomis. Hal ini berhubungan dengan
pemasangan surface facility yang tepat, hingga
fluida dapat mengalir lancar ke tanki penyimpanan.
Cara mendapatkan sample fluida dengan sampling
di well head atau di separator.
Data yang diambil dari sample fluida yakni sifat-sifat
fisik & sifat-sifat kimia dari fluida tersebut.

Proses Sampling

J. Suhu & Tekanan Standar

Suhu standar
: 600F = suhu rata-rata didunia
Tekanan standar : 14,7 Psi / 1 atam = tekanan
permukaan bumi

BAB 2
PENENTUAN KADAR AIR DENGAN
METODE DEAN & STARK

A. Pengertian Air Formasi

Merupakan air yang berasal dari formasi, air ini


biasanya ikut terpoduksi bersama dengan oil/gas
yang kita produksi.
Standart PH air adalah 0,01%
Air formasi terbagi 2:

Air bebas : air yg terbebas dari minyak.


Air Emulsi
:air yang tercampur dalam minyak, dan
diperlukan cara khusus untuk memisahkannya.

B. Emulsi

Koloid: pencampuran 2 zat yang tidak sejenis


Emulsi: pencampuran 2 zat yang sejenis
Emulsifying
agent: zat yang mempercepat
emulsifikasi
Syarat-Syarat Emulsi:

Terdapat 2 zat yang berbeda


Adanya zat pengemulsi/emulsifying agent/emulgator. Ex:
Mikroba, salt water, soap
Adanya agitasi, terjadi di tubing ketika terdapat turbulensi
dimana mekanisme pendorongnya water drive. Agitasi
adalah proses pengadukan untuk mencampurkan emulsi

Sifatsifat emulsi antara lain :

Umumnya kadar air emulsi cukup tinggi. Hal ini


disebabkan penguapan sejumlah air, gas alam sebelum
terjadi emulsifikasi pada residu airnya. Kadar garam yang
besar pada fase cair berpengaruh besar pada gaya
permukaan antara cairan minyak dan air. Di antara zat
zat tersebut dengan emulsifying agent-nya yang
terkonsentrasi antara dua fase yang bersangkutan.
Pengemulsian juga dipengaruhi oleh sifatsifat minyak.
Semakin besar viskositasnya, residu karbon, dan
tegangan permukaan minyak semakin terbentuk emulsi.
Semakin lama emulsi terbentuk semakin ketat atau
semakin susah untuk dipisahkan.

Untuk mencegah terjadinya emulsifikasi, dapat


dilakukan dengan cara :

Memperkecil tingkat agitasi.


Penggunaan zat anti emulsifikasi.

C. Metode Pemisahan Air Emulsi

Metode Gravitasi/Settling: dengan cara didiamkan,


sehingga fluida akan terpisah berdasarkan berat
jenisnya.
Metode Pemanasan/Heating/Distilasi: dengan
cara dipanaskan, sehingga fluida akan terpisah
berdasarkan titik didihnya.
Metode Kimia/Chemycal Dehydration: dengan
cara menginjeksikan bahan kimia (Glykol), sehingga
air akan terpisah.
Metode Centrifugal: dengan menggunakan gaya
lempar dari putaran, sehingga fluida akan terpisah
berdasarkan berat jenisnya.
Metode Listrik: gue nggak tau ces

D. Alasan Dilakukan Pemisahan Air

Mengurangi kapasitas pipe line untuk mengalirkan


fluida oil.
Dapat menyebabkan korosi di pipa bila air bersifat
asam.
Dapat menghasilkan scale di flowline bila air bersifat
basa.
Jumlah kadar air mempengaruhi kualitas minyak.
Penambahan 0,1% air pada unit distilasi akan
membuat unit distilasi pecah.

E. Surface Facility Pemisah air

Separator
FWKO (Free Water Knock Out)
Dehydrator
Water Boot

F. Water Coning

Merupakan peristiwa terproduksinya air berlebih pada zona perforasi,


disebut coning karena diasumsikan fluida air yang mengalir menuju
lubang perforasi berbentuk kerucut.
Penyebabnya antara lain:

Perforasi yang salah (di zona water)


Berkurangnya volume oil karna di produksikan, sehingga pori-pori yang
ditinggalkan oil terisi oleh water.

Cara mengatasi water coning salah satunya dengan cara menutup zona
perforasi yang memproduksi banyak air, yakni dengan teknology Water
Shut Off. Macam-Macam Water Shut Off:

Bridge Plug, menutup sumber water yg berada pada perforasi paling bawah.
Casing Patch, melapisi perforasi sumber water dari dalam.
Stackable Casing Patch, casing patch yang disusun dari bawah ke atas.
Patch Thru Patch, casing patch yg dipasang stelah ada casing patch
diatasnya.
Straddle Packer, menutup zona perforasi sumber water dgn 2 packer yg
terdapat pipa penghubung antara kedua packer tersebut.
Chemical Water Shut Off, menginjeksikan bahan kimia ke zona perforasi
sumber air.

Separator

F. Pemisahan Air Metode Dean & Stark

Dengan menggunakan prinsip distilasi, sehingga air


yang memiliki titik didih lebih rendah dari crude oil
akan menguap & terpisah.
Percobaan dilakukan dengan menggunakan alat
Dean & Stark.
Digunakan solvent berupa kerosin sebagai katalis
(zat pemercepat reaksi) agar penguapan cepat
terjadi.
Digunakan pula krikil untuk mengurangi letupan &
untuk meratakan panas.

Dean & Stark Distilation Unit

G. Penentuan %Kadar Air

BAB 3
PENENTUAN KADAR AIR & BASE
SEDIMENT DENGAN METODE
CENTRIFUGAL

A. Metode Centrifugal

Metode Centrifugal: dengan menggunakan gaya


lempar dari putaran, sehingga fluida akan terpisah
berdasarkan berat jenisnya.
Kelebihan metode ini dibandingkat dengan Metode
Dean & Stark:

Waktu yang diperlukan untuk memisahkan air dan


minyak serta endapan lain lebih singkat dari pada
menggunakan Dean & Stark Method.
Pemindahan alat yang sangat mudah dilakukan.
Pengujian dan peralatannya pun lebih mudah dari pada
menggunakan metode Dean & Stark.
Dapat memisahkan base sediment.

Tingkat akurasi pengukuran kadar air pada metode


centrifuge lebih kecil dibanding dengan metode dean
& stark. Namun, bisa dibuat lebih akurat dengan
cara:

Dicampurkan toluene dengan crude oil


perbandingan 50ml-50ml, kemudian dipanaskan
dengan suhu 1500F selama 5-10 menit, lalu
dengan alat centrifuge selama 10 menit
kecepatan 1500 RPM.

dengan
di oven
diputar
dengan

Istilah-istilah yang digunakan

Base sediment: padatan sediment dalam crude oil


Parafin: zat-zat pengotor dalam crude oil
Densitas: perbandingan massa dengan volume

B. Peralatan Utama

Peralatan Centrifuge

BAB 4
PENENTUAN SPECIFIC GRAVITY

A. Pengertian SG

SG merupakan perbandingan densitas fluida


produksi dengan densitas standarnya.
Densitas standar oil adalah water dan densitas
standar gas adalah udara.

o
SGoil
w

g
SGgas
a

B. Pengertian 0API
0API

(American Petroleum Institute) ialah derajat


yang menunjukkan kualitas atau jenis dari crude oil
sesuai standar Amerika.

141,5
API
131,5
SG Oil

Klasifikasi minyak mentah berdasarkan oAPI:

Minyak berat, berkisar antara 10-20oAPI


Minyak sedang, berkisar antara 20-30oAPI
Minyak ringan, berkisar diatas 30 oAPI

Semakin besar API, maka kualitas minyak semakin baik.


Semakin panjang rantai HC, maka semakin ke minyak
berat.
0API berbanding terbalik dengan temperatur distilasinya,
karna tipe minyak ringan yang memiliki API tinggi
memiliki temperatur distilasi yang lebih rendah dibanding
minyak berat.
Minyak berat memiliki viskositas yang tinggi, karena
banyak mengandung fraksi berat seperti parrafin dan
sedimen-sedimen lainnya.

Hubungan SG

SG dengan densitas oil berbanding lurus


SG dengan densitas water berbanding terbalik
SG dengan API berbanding terbalik

C. Pengukuran SG

Didapatkan data SG terukur & suhu pada percobaan


Konversi satuan temperatur ke Fahrenheit
Hitung API terukur APIterukur 141 .5 131 .5
SGterukur

Hitung API 60/600F dengan interpolasi


141.5
Hitung SG 60/600FSG60/60 o F

Hitung SG true

SGtrue SG60

Hitung API true

APItrue

131.5 API 60/60 o F


o

60

f corr x T 60o F

141 .5
131 .5
SGtrue

Celcius = (Celcius * 1,8) + 32 = farenheit


Celsius = celcius + 273 = kelvin
Celcius = (Celcius * 1,8) + 32 )) + 459,67
Farenheit = farenheit + 459,67 = renkline
Farenheit = (farenheit 32) : 1,8 = celcius
farenheit = farenheit + 273 = kelvin

Pengukuran SG di lapangan dengan cara:

Menggunakan Hydrometer & termometer, diukur


temperatur & SG terukurnya.
Kemudian digunakan tabel ASTM D 4007 untuk
mendapatkan SG truenya.

D. Peralatan Utama

Hidrometer

BAB 5
PENENTUAN TITIK KABUT, TITIK TUANG
& TITIK BEKU

A. Pengertian

Titik kabut (Cloud Point) adalah dimana padatan


mulai mengkristal atau memisahkan diri dari larutan
bila minyak didinginkan.
Titik tuang (Pour Point) adalah temperatur
terendah dimana minyak mentah dapat tertuang
setelah mengalami pembekuan.
Titik beku (Freeze Point) adalah temperatur
terendah dimana minyak sudah tidak dapat mengalir
lagi.
Prosedur pengukuran: Titik kabut - titik beku titik
tuang.
FP<PP<CP

B. Tujuan

Untuk menentukan letak pemasangan heater agar


crude oil tidak mencapai titik bekunya saat
ditransportasikan melalui flowline.
Bila Crude oil terkena temperatur yang rendah di
Flowline menyebabkan:

Terbentuknya parrafin & scale di flow line


Crude oil akan mudah mencapai titik beku, bila beku
maka aliran produksi akan berhenti
Viskositas crude oil akan bertambah, sehingga laju alir
berkurang

C. Penanggulangan jika Crude Oil telah


Membeku di Flowline

Didorong paksa dengan alat Pigging


Menggunakan cairan asam
Dipasang heater pada flowline yang mengalami
pembekuan crude oil.

D. Surface Facility

Heater
Heat Exchanger

BAB 6
PENENTUAN TITIK NYALA & TITIK
BAKAR

A. Pengertian

Flash point (titik nyala) adalah temperatur


terendah dimana suatu material mudah terbakar dan
menimbulkan uap tertentu sehingga akan bercampur
dengan udara, campuran tersebut mudah terbakar.
Fire point (titik bakar) adalah temperatur dimana
suatu produk petroleum terbakar untuk sementara
(ignites momentarialy) tetapi tidak selamanya,
sekurang-kurangnya 5 detik.

B. Tujuan

Untuk keselamatan kerja (safety), dimana kita harus


menjaga temperatur di flow line agar tidak mencapai
titik nyala & titik bakarnya.

C. Hal yang Perlu Diperhatikan

Semakin rendah titik nyala & titik bakarnya, maka


akan semakin mudah terbakar (Flameable)
Minyak ringan lebih mudah mencapai titik nyala &
titik bakarnya, sehingga lebih mudah terbakar
Minyak yang memiliki titik nyala & titik bakar rendah
memiliki tingkat ekonomis / profit yang lebih besar
karena memiliki pembakaran yang sangat baik & laju
alirnya baik ketika melewati flowline. Namun, tingkat
safetynya lebih rendah karena mudah terbakar.
Minyak yang rendah titik nyala & titik bakarnya
memiliki kandungan gas yang banyak.

D. Peralatan Utama

Tag Closed Tester

BAB 7
PENENTUAN VISKOSITAS KINEMATIK
SECARA COBA-COBA

A. Pengertian

Viscositas Dinamik: perbandingan tegangan geser


dengan laju perubahannya.

Viscositas Kinematik: perbandingan


dinamik dengan densitas

Satuanya Centi Poise (Poise/100) atau gr/cm s

viscositas

Satuannya Centi Stock (Stock/100) atau cm2/s

Diukur secara coba-coba / pendekatan (tentative


method) karena viscositas fluida yang mengalir tidak
dapat diukur secara pasti sama dengan di Reservoir,
disebabkan viscositas dipengaruhi oleh temperatur.

B. Jenis Fluida

Fluida Newtonian: Fluida yang viscositasnya tidak


berubah ketika diberi gaya (cairan yang mempunyai
perbandingan yang linier antara shear rate dengan
shear stress) Sebagai contoh, air.
Fluida Non Newtonian: Fluida yang viscositasnya
berubah ketika diberi gaya. Sebagai contoh, cat &
minyak.

C. Shear Rate & Shaer Stress

Shear Rate: Perubahan kecepatan akibat gaya yang


diberikan per satuan waktu (1/s).
Shear Stress: Besar gaya yang diberikan ke fluida
untuk mengalir per satuan luas (N/m2).

D. Perhitungan
Pengisian tabel
Sampel
Kalibrasi
pada suhu
20 oC

Viscometer
Kinematic

Viscometer

Waktu Alir (dt)

TA

224

c A xTA

T1

340

c A xT2 A

T2 A 340

Vh2 = c2 A xT2 B

T2 B 420

Air

I ( 25 )

Vha = 1.0038

Minyak
Standar

II ( 50 )

Vh =

Minyak
Sampel

I ( 50 )

Vh1 =

Minyak
Sampel

II ( 100 )

Analisa

V
C

Konstanta
VhA
CA = T
A

V h1
C2A = T
2A

Penentuan Nilai B dan C

Kalibrasi Peralatan Untuk Koefisien Viscometer (B)

T2 A xT2 B
xVh1 xT2 A Vh2 xT2 B
B 2
2
T2 A T2 B

Konstanta Peralatan Keseluruhan (C)

C A CB
C
2

B
Vh

1
T2 A

T2 A


B
Vh2

T2 B

T2 B


2

Penetuan Viscositas Kinematik


Jika harga (B/T) (0,001 x C x T) maka
menggunakan persamaan viskositas kinematic = C x
T
Jika harga (B/T) (0,001 x C x T) maka
menggunakan persamaan viskositas kinematic = C x
T (B/T)

E. Peralatan Utama

Viscometer

BAB 8
ANALISA KIMIA AIR FORMASI

A. Tujuan

Untuk korelasi lapisan batuan


Menentukan kebocoran casing
Menentukan kualitas sumber air untuk proses water
flooding
Identifikasi Scale

B. Percobaan yang Dilakukan

Penentuan pH, Alkalinitas, penentuan kandungan


kalsium, magnesium, barium, sulfat, ferro, klorida,
sodium.
Perhitungan indeks stabilitas kalsium karbonat
(CaCO3).

C. Stabilitas Index (SI)

Merupakan indeks yang menentukan apakah air


formasi berakibat korosi (asam) atau menghasilkan
scale (basa).
( SI ) = pH K pCa palk

Bila harga SI = 0, maka air formasi stabil


Bila harga SI = +, maka air formasi bersifat basa
Bila harga SI = -, maka air formasi bersifat asam

D. Scale

Scale adalah hasil kristalisasi dan pengendapan mineral dari


air formasi yang terproduksi bersama minyak dan gas.
Scale akan terbentuk jika air formasi yang ikut terproduksi
bersifat basa.
Scale akan menyebabkan berkurangnya diameter pipa
sehingga menghambat produksi. Jika scale terlalu besar akan
mematikan aliran di flow line.
Kecepatan pembentukan scale dipengaruhi oleh kondisi
sistem formasi, terutama tekanan dan temperatur.
Pencegahan scale dengan menginjeksikan scale inhibitor di
flow line, penggunaan heater, penggunaan teknologi water
shut off untuk mengurangi produksi air berlebih dan
melakukan pemisahan air sebelum scale terbentuk.
Penanggulangan scale dengan cara acidizing dan dengan
menggunakan metode Pigging, yakni dengan injeksi alat
Pigging ke flow line untuk membersihkan Scale.

Scale di Flow Line

Pembersihan Scale dengan Menggunakan


Metode Pigging

E. Scale Inhibitor

Hidrokarbon

Hidrokarbon diperlukan sebagai pelarut hidrokarbon digunakan


untuk menghilangkan minyak, parafin, atau asphaltic materials
yang menutupi scale yang terbentuk, karena apabila digunaka
asam sebagai penghilang scale maka asam ini tidak akan
bereaksi dengan scale yang tertutupi oleh minyak (oil coated
scale), oleh sebab itu minyak harus dihilangkan terlebih dahulu
dari scale dengan menggunakan hidrokarbon.

Asam klorida

Asam klorida adalah bahan yang banya digunakan untuk


membersihkan scale yang telah terbentuk. Bahan ini dapat
digunakan pada berbagai kondisi. Asam klorida digunakan
dengan konsentrasi 5%, 10%, atau 15% Hcl. Reaksi
yangterjadi:
CaCO3 + 2 HCI H2O + CO2 + CaCl2
Corrotion inhibitor harus ditambahkan dalam Hcl untuk
menghindari efek keasaman pada pipa yang dapat
menyebabkan korosi.

Inorganic Converters

Organic Converters

Inorganic converters biasanya merupakan suatu karbonat atau


hidroksida yang akan bereaksi dengan kalsium sulfat dan
membentuk acid soluble calcium carbonate. Kemudian diikuti
dengan penambahan asam klorida untuk melarutkan karbonat
atau kalsium hidroksida yang terbentuk.
CaSO4 + (NH4)2CO3 (NH4)2S04 + CaCO3
CaCO3 + 2 Hcl H2O + CO2 + CaCl2
CO2 yang terbentuk dari reaksi dengan asam ini akan membantu
mengeluarkan secara mekanis scale yang mungkin tersisa.
Inorganic converters sebaiknya tidak digunakan pada scale yang
keras.
Organic converters seperti natrium sitrat, potassium asetat sering
digunakan. Reaktan ini akan bereaksi dengan scale kalsium sulfat,
sehingga scale akan menjadi lebih lunak dan mudah dibersihkan
dengan melewatkan air.

Natrium Hidroksida

Larutan 10% natrium hidroksida dapat melarutkan hingga 12,5%


berat dari scale kalsium karbonat.

F. Korosi

Korosi adalah suatu proses elektrokimia dimana atomatom akan bereaksi dengan zat asam dan membentuk
ion-ion positif (kation). Hal ini akan menyebabkan
timbulnya aliran-aliran elektron dari suatu tempat ke
tempat yang lain pada permukaan metal.
Korosi pada pipa produksi dapat diakibatkan
terproduksinya pasir berlebih & air formasi yang bersifat
asam.
Pengikisan material logam dapat menyebabkan bocornya
pipa.
Pencegahan
korosi
dapat
dilakukan
dengan
menginjeksikan bahan kimia corrosion Inhibitor,
menggunakan teknologi water shut off untuk mengurangi
produksi air dan dengan memisahkan air formasi yang
bersifat asam sebelum menyebabkan korosi berlebih.
Pipa yang terkena korosi harus diganti bila melewati

Korosi pada Pipa

G. Corrosion Inhibitor

Amonia (NH3)

Amonia berfungsi untuk mencegah dan mengurangi


korosi produk, karena dapat mengikat gas H2S dalam
minyak dan menetralkan senyawa-senyawa asam yang
dapat menyebabkan korosi klorida misalnya senyawa HCl
yang terbentuk akibat hidrolisis garam klorida.

Caustic Soda (NaOH)

Pemberian NaOH bertujuan untuk menetralisir senyawasenyawa belerang dan menghilangkan merchaptan
(RSH) yang dapat mengakibatkan korosi terhadap alat
dengan cara mencuci hasil pemisahan crude oil dan
dapat juga digunakan untuk proses treating yang
bertujuan untuk memisahkan hidrogen dan sulfur dalam
fraksi gasoline.

H. Jenis-Jenis Korosi

Korosi Internal

yaitu korosi yang terjadi akibat adanya kandungan CO2


dan H2S pada minyak bumi, sehingga apabila terjadi
kontak dengan air akan membentuk asam yang
merupakan penyebab korosi.

Korosi Eksternal

yaitu korosi yang terjadi pada bagian permukaan dari


sistem perpipaan dan peralatan, baik yang kontak dengan
udara bebas dan permukaan tanah, akibat adanya
kandungan zat asam pada udara dari tanah.

I. Sifat-Sifat Kimia Air Formasi

Ion-ion negatif (Anion)


Anion-anion yang terkandung dalam air formasi adalah
sebagai berikut :

Asam kuat
Asam lemah

: Cl-, SO4-, NO3: CO3-, HCO3-, S-

Ion-ion positif (Kation)


Kation-kation yang terkandung dalam air formasi dapat
dikelompokkan sebagai berikut :

Alkali
: K+, Na+ dan Li+ yang membentuk basa
kuat
Metal alkali tanah : Br++, Mg++, Ca++, Sr++, Ba++ membentuk
basa
lemah
Ion Hidrogen
: H+
Metal berat
: Fe++ dan Mn++

J. Perhitungan
Konsentrasi Anion
Anion

BM

Konsentrasi Kation
Kation

Mg/L

BM

Me/ L(*)

Mg/L

Cl

35.5

24400

Ca++

40

40

SO42

96

300

Mg++

24

CO32

60

300

Fe+++

56

1000

HCO3

61

Ba++

137

Negatif

OH

17

51

Na+

*Konversi mg/L ke me/L = ((mg/L)* valensi/BM)


TENTUKAN NILAI SI PADA SUHU 20, 40, 60, 80,
DAN 100 OC DAN SIMPULKAN SIFAT AIR
FORMASINYA JIKA PH AIR = 8!

Me/L

Nilai valensi dilihat


dari
pangkat
masing-masing
unsur & senyawa

Memperoleh total ionic strength


Konsentrasi

Faktor Koreksi

Me/L

Me/L

Cl

687.32

6 104

4.124 x 10-1

SO4 2-

6.25

1 103

6.25 x 10-3

CO3 2-

10

1,5 103

15 x 10-3

HCO3 -

5 103

Ca 2+

2 103

4 x 10-3

Mg 2+

1 103

Fe 3+

35.71

1,5 103

53.565 x 10-3

Ba 2+

Negatif

Negatif

Na +

668.86

2 104

1337.72 x 10-4

Ion

molar Ionic Strength

Ion strength
Me/L x Koreksi

0.62499

Nilai Me/L
diagram
Davisnya

dibuat
Stiff

Ploting Total Ionic Strength per Suhu

molar Ionic Strength

0.62499

Pada temperatur 0 C

= 3.67

Pada temperatur 20 C

= 3.41

Pada temperatur 40 C

= 2.91

Pada temperatur 60 C

= 2.39

Pada temperatur 80 C

= 1.72

Pada temperatur 100 C

= 0.93

Langkah 2: Menentukan PCa Dan PAlk


Penentuan PCa:
Plot nilai BM Ca
pada
sumbu
Y,
kemudian tarik garis
ke kanan menuju
garis Calcium, lalu
tarik garis kebawah,
itulah nilai Pca.
Penentuan Palk:
Plot nilai BM HCO3pada
sumbu
Y,
kemudian tarik garis
ke kanan menuju
garis Total Alk, lalu
tarik garis kebawah,
itulah nilai PAlk.

SI = pH K Pca Palk
Temperatur ( oC )

pH

P Ca

p Alk

SI

Sifat

3.67

3.2

-1.87

Asam

20

3.41

3.2

-1.61

Asam

40

2.91

3.2

-1.11

Asam

60

2.39

3.2

-0.59

Asam

80

1.72

3.2

0.08

Basa

100

0.93

3.2

0.87

Basa

K. Peralatan Utama

Peralatan Titrasi

~JAZAAKUMULLAH KHAIRAN
KATSIRAN~

Anda mungkin juga menyukai