Anda di halaman 1dari 89

ANALISIS TEGANGAN

Mengapa mempelajari
tegangan?
Pada massa batuan terdapat kondisi tegangan
awal yang harus dimengerti, baik secara
langsung maupun sebagai kondisi tegangan
yang diterapkan pada analisis dan desain.
Selama dilakukan penggalian pada massa
batuan kondisi tegangan akan berubah secara
dramatik karena batuan yang tadinya
mengalami tegangan telah digali sehingga
tegangan akan diredistribusikan.
Tegangan merupakan besaran tensor dan
tensor tidak dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari.
RKW

Skalar, Vektor, dan Tensor


Skalar merupakan besaran yang hanya
memiliki besar (contoh: suhu, waktu,
massa).
Vektor merupakan besaran yang memiliki
besar dan arah (contoh: gaya, kecepatan,
percepatan)
Tensor merupakan besaran yang memiliki
besar dan arah serta bergantung kepada
bidang tempat bekerjanya (contoh:
tegangan, regangan, permeabilitas).
RKW

Definisi Tegangan
Gaya-gaya yang bekerja pada sebuah titik O dalam suatu
benda dapat diterangkan sebagai berikut

Untuk setiap arah OP


melalui O dapat dianggap
bahwa benda dapat
dipotong melalui suatu
bidang kecil A melalui O
dan normal terhadap OP.
Permukaan pada sisi P
disebut sisi positif,
sedangkan pada sisi lainnya
disebut sisi negatif.
RKW

Definisi Tegangan (Lanjutan)


Efek dari gaya-gaya
internal di dalam benda
adalah sama dengan gaya
F yang dialami benda
pada sisi positif. Juga akan
terdapat kopel yang dapat
dibaikan karena A
dianggap sangat kecil.
Nilai limit dari rasio F/A
dengan A mendekati nol
adalah vektor tegangan
pada titik O yang bekerja
pada bidang dengan
normal pada arah OP.
RKW

Definisi Tegangan (Lanjutan)


Vektor tegangan ini adalah vektor pOP yang
didefinisikan sebagai:
p OP

F
lim
A 0 A

RKW

Konvensi Tanda
Gaya-gaya yang
dianggap positif adalah
gaya-gaya tekan, yaitu
yang berarah seperti
yang ditunjukkan oleh
F.
Hal ini berlawanan
dengan konvensi yang
digunakan dalam teori
elastisitas dan mekanika
kontinu.
RKW

Konvensi Tanda (Lanjutan)


Dalam mekanika batuan, akan lebih
memudahkan untuk menggunakan tegangan
tekan bertanda positif karena:
Kondisi tegangan (tegangan in situ akibat
overburden, tekanan pemampatan dalam
peralatan-peralatan, dan tekanan fluida di dalam
pori) selalu berupa tegangan tekan.
Konvensi ini digunakan juga di dalam mekanika
tanah dan geologi struktur.
Banyak problem dalam mekanika batuan
menyangkut gesekan pada permukaan dan
dalam kasus ini tegangan normal pada
permukaan adalah postif.
RKW

Konvensi Tanda (Lanjutan)


Perhatikan sebuah
kubus dengan sisi
paralel dengan sumbu
x, y, dan z.
Tegangan-tegangan
yang bekerja pada sisi
kubus dapat
dinyatakan dengan:
Tiga tegangan normal
xx, yy, dan zz
Enam tegangan geser
xy, yx, yz, zy, zx, dan xz
RKW

Konvensi Tanda (Lanjutan)


Arti subscript pada tegangan:
Subscript pertama menunjukkan arah dari
normal bidang dimana tegangan tersebut bekerja.
Subscript kedua menunjukkan arah dari
tegangan tersebut.

Catatan: Untuk tegangan normal, kadangkadang hanya digunakan satu subscript.


Sebagai syarat kesetimbangan rotasional, maka
semua gaya yang bekerja pada sisi kubus harus
setimbang, sehingga: xy = yx, yz = zy, dan zx =
xz
RKW

10

Konvensi Tanda (Lanjutan)


Konvensi tanda untuk
komponen tegangan
dapat didasarkan
pada normal
kedalam (inward
normal) yaitu
normal dari muka
kubus yang berarah
ke pusat kubus.
Tegangan yang
searah dengan
normal kedalam
adalah positif.
RKW

11

Konvensi Tanda (Lanjutan)


Pada muka
horisontal bagian
atas yang paralel
dengan bidang x-y,
normal kedalam
berarah ke arah
sumbu z negatif.
Tegangan normal zz
yang bekerja pada
muka ini searah
dengan arah normal
kedalam, sehingga
dianggap positif.
RKW

12

Konvensi Tanda (Lanjutan)


+ zx dan + zy bekerja
pada arah negatif
sumbu x dan y.
Semua tegangan
pada muka yang
terlihat pada gambar
di samping adalah
positif.
Pada muka bagian
bawah, normal
kedalam berarah ke
arah sumbu z positif,
sehingga + zz
berarah yang sama.
RKW

13

Tegangan Dalam Dua


Dimensi
Perhatikan sebuah
elemen bujursangkar
dengan sisi yang
sangat kecil pada
bidang x-y dan tebal t.
Elemen ini mengalami
tegangan normal x, y
dan tegangan geser xy
= yx.
RKW

14

Tegangan Dalam Dua Dimensi


(Lanjutan)
Akan ditentukan
tegangan normal dan
tegangan geser yang
bekerja pada sebuah
bidang yang normalnya
membentuk sudut
terhadap sumbu x
dimana x bekerja.
Perlu digunakan prinsip
kesetimbangan gaya
dalam sebuah segitiga
yang sangat kecil dengan
tebal t.
RKW

15

Tegangan Dalam Dua Dimensi


(Lanjutan)
Panjang sisi
segitiga:
AB = a
OA = a sin
OB = a cos

Untuk memenuhi
kondisi
kesetimbangan,
seluruh gaya yang
bekerja pada arah
dan dalam
keadaan setimbang.
RKW

16

Tegangan Dalam Dua Dimensi


(Lanjutan)
F = 0
at = x cos a cos t + xy sin a cos t
+ y sin a sin t + yx cos a sin t
1 cos2 + sin2 + 2 sin cos
=
x
y
xy
1 cos2

cos2

2
1
sin2 1 cos2
2
2
cos sin2 1
2 sin cos sin 2

Dari trigonometri:

RKW

17

Tegangan Dalam Dua Dimensi


(Lanjutan)
y
x
1 cos2 xy sin2 1 cos2

2
2
x x cos2 y y cos2

xy sin2
2
2
2
2
x y x y
cos2 xy sin2


2
2

RKW

18

Tegangan Dalam Dua Dimensi


(Lanjutan)
F = 0
at = -x sin a cos t + xy cos a cos t
+ y cos a sin t - yx sin a sin t
= (y-x)sincos + xy(cos2-sin2q)
1
sin 2
2
cos 2 sin2 cos2
sin cos

Dari trigonometri:

RKW

19

Tegangan Dalam Dua Dimensi


(Lanjutan)
y x
sin2 xycos2

2

x y
sin2 xycos2

2

RKW

20

Tegangan Dalam Dua Dimensi


(Lanjutan)
Persamaan persamaan :
x y x y
cos2 xy sin2

2
2

x y
sin2 xycos2

2

Memungkinkan kita untuk menentukan tegangan normal


dan tegangan geser pada setiap bidang yang
didefinisikan oleh untuk setiap kombinasi nilai x, y,
dan xy.
RKW

21

Tegangan Dalam Dua Dimensi


(Lanjutan)
Persamaan-persamaan
yang diturunkan untuk
dan dapat juga dilihat
sebagai persamaan untuk
menghitung x dan xy
pada sebuah sistem
sumbu O,x,y yang
merupakan hasil rotasi
sumbu O,x,y sebesar .
Tegangan y dapat
dihitung dengan
mengganti dengan
+90O
RKW

22

Tegangan Dalam Dua Dimensi


(Lanjutan)
Sehingga persamaan-persamaan untuk perubahan sumbu
menjadi:
x = xcos2 + 2xysincos + ysin2
y = xcos2(+90O) + 2xysin(+90O)cos(+90O) + ysin2(+90O)
y = xsin2 2xysincos + ycos2

RKW

23

Tegangan Dalam Dua Dimensi


(Lanjutan)
Dengan menjumlahkan
x = xcos2 + 2xysincos + ysin2 dan
y = xsin2 2xysincos + ycos2
diperoleh
x + y = x(cos2+sin2) + y(cos2+sin2)
x + y = x + y

Jadi, hasil penjumlahan komponen-komponen tegangan


normal yang saling tegak lurus adalah konstan atau
invariant dengan perputaran sumbu. Ini merupakan
sifat skalar dari tegangan dalam dua dimensi.
RKW

24

Tegangan Dalam Dua Dimensi


(Lanjutan)
Ekspresi untuk tegangan geser tidak berubah:

x ' y '

1
x y sin2 xycos2
2

Arah-arah dimana =0 disebut sumbu-sumbu utama


(principal axes) dan komponen-komponen tegangan
pada arah ini disebut tegangan-tegangan utama
(principal stresses) dan dinotasikan dengan 1 dan 3.
Akan terdapat satu nilai untuk mana tegangan geser
tidak ada (=0).

RKW

25

Tegangan Dalam Dua Dimensi


(Lanjutan)
x y
sin2 xycos2

2

x y
sin2 xycos2
0
2

x y

sin2 xycos2
2

2 xy
sin2

cos2 x y
tan 2

2 xy
x y
RKW

26

Tegangan Dalam Dua Dimensi


(Lanjutan)
Sudut 2 merupakan sudut dari sumbu x
yang menunjukkan arah tegangantegangan utama 1 dan 3.
Karena tan 2 = tan (2+180O) maka
Sudut merupakan arah 1
Sudut +90 merupakan arah 3.

Setelah sudut diperoleh, 1 dan 3 dapat


dihitung dengan menggunakan
persamaan untuk menghitung di depan.

RKW

27

Tegangan Dalam Dua Dimensi


(Lanjutan)
Tunjukkan bahwa 1 dan 3 dapat dinyatakan sebagai:

1
1
x y 2 2xy
1 x y
2
4
1
1
x y 2 2xy
3 x y
2
4

RKW

28

Lingkaran Mohr
Lihat kembali persamaan untuk menghitung dan

x y
2

x y
cos2 xy sin2

2

x y
sin2 xy cos2

2

RKW

29

Lingkaran Mohr (Lanjutan)


Kedua persamaan tersebut dapat ditulis kembali dengan
menempatkan semua 2 di sebelah kanan

x y
2

x y
cos2 xy sin2

2

x y
sin2 xy cos2

2

RKW

30

Lingkaran Mohr (Lanjutan)


Pengkuadratan persamaan yang mengandung menghasilkan:

x y

x y

cos2 xy sin2

x y

x y
cos2 2

x y
xy sin 2 cos 2
2

2xy sin2 2
RKW

31

Lingkaran Mohr (Lanjutan)


Pengkuadratan persamaan yang mengandung menghasilkan:

x y
sin2 xycos2

2 x y

sin2 2

x y
xy sin 2 cos 2
2

2xycos2 2
RKW

32

Lingkaran Mohr (Lanjutan)


Penjumlahan kedua persamaan hasil pengkuadratan menghasilkan:

x y

2 x y

2xy

Persamaan apa yang mempunyai bentuk seperti ini?

PERSAMAAN LINGKARAN
RKW

33

Lingkaran Mohr (Lanjutan)


Persamaan umum lingkaran berbentuk:

x a 2 y b 2 R2

RKW

34

Lingkaran Mohr (Lanjutan)


x y
Persamaan :

2 x y

2xy

adalah Persamaan Lingkaran dengan:

Sistem sumbu ,
x y
Titik pusat :
,0
2

x y

Jari - jari :

RKW

2xy

35

Lingkaran Mohr (Lanjutan)

RKW

36

Lingkaran Mohr (Lanjutan)


Untuk memplot tegangan geser pada
Lingkaran Mohr, digunakan konvensi tanda
positif dan negatif yang hanya valid
untuk keperluan presentasi grafis.
Tegangan geser diplot positif jika tegangan
tersebut akan memutar elemen
berlawanan dengan arah putaran jarum
jam.
Tegangan geser diplot negatif jika tegangan
tersebut akan memutar elemen searah
dengan arah putaran jarum jam.
RKW

37

Lingkaran Mohr (Lanjutan)

+
+

+
+
+

+
RKW

38

Lingkaran Mohr (Lanjutan)

RKW

39

Lingkaran Mohr (Lanjutan)


Lingkaran Mohr merupakan metode
grafis sederhana dan cepat yang
dapat digunakan untuk:
Menentukan besar tegangan normal dan
tegangan geser pada bidang tertentu.
Menentukan besar dan arah tegangantegangan utama.

RKW

40

Latihan 1

Tentukan tegangan normal


dan tegangan geser (ke
arah mana?) yang bekerja
pada Bidang C
Tentukan besar dan arah
tegangan utama mayor
(1) dan tegangan utama
minor (3)

RKW

41

Latihan 1 (Lanjutan)

RKW

42

Latihan 1 (Lanjutan)

Perhatikan Bidang C
Normalnya bersudut 30O counter clockwise dari arah bekerjanya x (sumbu x)
ATAU
Bersudut 30O counter clockwise dari bidang tempat x bekerja (Bidang A)
PADA LINGKARAN MOHR DIUKURKAN COUNTER CLOCKWISE 2 x 30O = 60O
RKW

43

Latihan 1 (Lanjutan)

Perhatikan Bidang C
Normalnya bersudut 60O clockwise dari arah bekerjanya y (sumbu y)
ATAU
Bersudut 60O clockwise dari bidang tempat y bekerja (Bidang B)
PADA LINGKARAN MOHR DIUKURKAN CLOCKWISE 2 x 60O = 120O
RKW

44

Latihan 1 (Lanjutan)
Jadi secara grafis:
= 23.2 MPa
=
3.9 MPa

Dengan menggunakan persamaan-persamaan


terdahulu:

x y
2

x y
cos2 xy sin2

2

x y
sin2 xy cos2

2

RKW

45

Latihan 1 (Lanjutan)
x y x y
cos2 xy sin2

2
2

22 6 22 6
O
0

cos60 6 sin60
2
2

14 4 5.196 23.196 MPa


x y
sin2 xycos2

22 6
O
O

sin60 6 cos60
2

6.928 3 3.928 MPa


RKW

46

Latihan 1 (Lanjutan)
Secara grafis:
= 23.2 MPa
= 3.9 MPa

Dengan rumus:
OK

= 23.196 MPa

OK?

= -3.928 MPa

RKW

47

Latihan 1 (Lanjutan)

1 = 24 MPa
Bekerja pada bidang yang normalnya bersudut 18.5O counter clockwise
dari arah bekerjanya x (sumbu x)
ATAU
Bekerja pada bidang yang bersudut 18.5O counter clockwise dari bidang
tempat bekerjanya x (Bidang A)
RKW

48

Latihan 1 (Lanjutan)

3 = 4 MPa
Bekerja pada bidang yang normalnya bersudut 108.5O counter clockwise
dari arah bekerjanya x (sumbu x)
ATAU
Bekerja pada bidang yang bersudut 108.5O counter clockwise dari bidang
tempat bekerjanya x (Bidang A)
RKW

49

Latihan 1 (Lanjutan)
Dengan menggunakan persamaan-persamaan terdahulu:

1
x y 1 x y 2 2xy
2
4

1
1
x y 2 2xy
3 x y
2
4

RKW

50

Latihan 1 (Lanjutan)

1
1
2
1,3 x y
x y 2xy
2
4
1
1
22 6 2 62
1,3 22 6
2
4
1,3 14 10
1 24 MPa
3 4 MPa

RKW

51

Latihan 1 (Lanjutan)
2 tan

2 xy

x y
1 2( 6)
2 tan
22 6
1 12
2 tan
16
21 36.87O 1 18.43O

22 180O 36.87O 2 108.43O

RKW

52

Latihan 1 (Lanjutan)
Dari rumus :

Secara grafis :
1 24 MPa 1 18.5O
3 4 MPa 2 108.5O

OK

1 24 MPa 1 18.43O

OK

3 4 MPa 2 108.43O

RKW

53

Latihan 1 (Lanjutan)

RKW

54

Tegangan dalam 3 Dimensi

Tegangan-tegangan yang
bekerja pada sisi kubus dapat
dinyatakan dengan:
Tiga tegangan normal xx, yy,
dan zz
Enam tegangan geser xy, yx,
yz, zy, zx, dan xz

Sebagai syarat
kesetimbangan rotasional :
xy = yx, yz = zy, dan zx = xz
Tegangan-tegangan yang
bekerja cukup dinyatakan
dengan enam komponen

RKW

55

Tegangan dalam 3 Dimensi (Lanjutan)


Jadi, kondisi tegangan pada sebuah titik
dapat dinyatakan dengan matriks
tegangan [], sebagai berikut:
x xy zx

xy y yz
zx yz z

RKW

56

Transformasi Tegangan

Sumbu-sumbu referensi untuk


penentuan kondisi tegangan
dapat dilakukan secara bebas.
Sistem sumbu asal (x,y,z)
Sistem sumbu baru (l,m,n)
Orientasi dari sumbu tertentu,
relatif terhadap sumbu-sumbu
asal didefinsikan oleh sebuah
vektor baris dari cosinus
arah.
Cosinus arah adalah proyeksi
dari vektor satuan yang
paralel dengan salah satu
sumbu baru (l, m, atau n)
pada salah satu sumbu lama
(x, y, atau z).
RKW

57

Transformasi Tegangan (Lanjutan)

Cosinus arah sumbu l: lx = cos l, ly = cos l, lz = cos l

RKW

58

Transformasi Tegangan (Lanjutan)

Cosinus arah sumbu m: mx = cos m, my = cos m, mz =


cos m

RKW

59

Transformasi Tegangan (Lanjutan)

Cosinus arah sumbu n: nx = cos n, ny = cos n, nz =


cos n

RKW

60

Transformasi Tegangan (Lanjutan)


Tetrahedron OABC adalah
bagian dari kubus yang
digunakan untuk
menentukan kondisi
tegangan sebelum ini.
Untuk kesetimbangan,
material yang dihilangkan
digantikan oleh gaya
penyeimbang sebesar t per
unit luas yang bekerja
pada ABC.
Normal bidang ABC, yaitu
OP mempunyai cosinus
arah (x, y, dan z).
RKW

61

Transformasi Tegangan (Lanjutan)

Jika luas ABC adalah A,


maka proyeksi ABC pada
bidang-bidang dengan
normal sumbu-sumbu x, y,
dan z adalah:
OAC = Ax = Ax
OAB = Ay = Ay
OBC = Az = Az

Anggap komponenkomponen vektor traksi t


adalah tx, ty, tz.

RKW

62

Transformasi Tegangan (Lanjutan)

Syarat kesetimbangan gaya


pada arah x akan
menghasilkan:
txA xAx xyAy zxAz = 0
txA xAx xyAy zxAz =
0
atau
tx = xx + xyy + zxz

Dengan menggunakan
syarat kesetimbangan gaya
pada arah y dan z, diperoleh:

RKW

63

Transformasi Tegangan (Lanjutan)

tx
t

t z

xy

xy

zx

yz

zx x

yz y
z z

atau

Dengan melakukan hal yang


sama untuk sumbu-sumbu l,
m, dan n diperoleh:

RKW

64

Transformasi Tegangan (Lanjutan)


tl
l lm
t
m
lm m
t n
nl mn
atau
t * * *

nl l
mn m
n n

[t], [t*], [l], dan [l*] adalah


vektor-vektor yang
dinyatakan relatif terhadap
sistem koordinat x,y,z dan
l,m,n.

RKW

65

Transformasi Tegangan (Lanjutan)

Dari dasar-dasar analisis vektor (MA2132):


Suatu vektor [v] ditransformasikan dari satu sistem sumbu
x,y,z ke sistem sumbu l,m,n melalui persamaan
transformasi:

lx
v l lx
v m m
y
m x
v n n x n y

atau
v * R v

RKW

ly

mz
nz

vx
v
y
v z

66

Transformasi Tegangan (Lanjutan)


Matriks [R] adalah matriks rotasi yang baris-barisnya dibentuk
oleh vektor baris cosinus arah dari sumbu baru terhadap sumbu
asal.
Sifat khas matriks [R] adalah bahwa invers-nya sama dengan
transpose-nya, atau:
1
T

Kembali ke persamaan-persamaan yang menghubungkan [t] dan [t*]


serta [] dan [*]:

RKW

67

Transformasi Tegangan (Lanjutan)


t * R t t R T t *
dan

* R R T *
sehingga

t * R t R R R T *
karena

t * * *

maka

* R R T
atau dalam bentuk yang diperluas :
RKW

68

Transformasi Tegangan (Lanjutan)


l

lm
nl

lm
m
mn

nl l x

mn m x
n n x

ly
my
ny

lz

mz
nz

xy
zx

xy
y
yz

zx

yz
z

lx
l
y
lz

mx
my
mz

nx
n y
nz

Jadi, dengan melakukan perkalian matriks pada ruas kanan


persamaan di atas, maka komponen-komponen tegangan
akibat perputaran sumbu-sumbu dapat ditentukan

RKW

69

Tegangan Utama

Seperti telah diuraikan sebelumnya, bidang utama


(principal plane) adalah bidang dimana tidak terdapat
tegangan geser.
Pada bidang ini hanya bekerja tegangan normal yang
merupakan tegangan utama (principal stress),
sedangkan normal dari bidang tersebut merupakan arah
dari sumbu utama (principal axis).
Karena terdapat tiga acuan arah yang harus
diperhitungkan, akan terdapat juga tiga sumbu utama.
Jadi, ada tiga tegangan utama dan tiga sumbu utama
yang harus ditentukan untuk menggambarkan
kondisi tegangan di sebuah titik.

RKW

70

Tegangan Utama (Lanjutan)

Misalkan bahwa bidang ABC pada pembahasan terdahulu


mempunyai orientasi sedemikian rupa sehingga resultan
tegangan yang bekerja padanya hanya tegangan normal p.

Komponen-komponen traksi pada bidang ABC adalah:


tx
x
t
p y
y
t z
z

Pada pembahasan terdahulu komponen-komponen traksi dapat


dihubungkan juga dengan kondisi tegangan dan orientasi bidang:

tx
t

t z

xy

xy

zx

yz
RKW

zx x

yz y
z z
71

Tegangan Utama (Lanjutan)


Dengan mengurangkan kedua persamaan di atas, diperoleh:

x p

xy
zx

xy
y p
yz

zx

yz
z p

x
0
y
z

Persamaan matriks ini menunjukkan satu set dari tiga persamaan


simultan yang homogen dalam x, y, dan z.

Persamaan di atas akan mempunyai solusi non-trivial jika


determinan dari matriks koefisien = 0, yang menghasilkan
persamaan pangkat tiga:

RKW

72

Tegangan Utama (Lanjutan)


p3 I1 p2 I2 p I3 0
dimana
I1 x y z

I2 x y y z z x 2xy 2yz 2zx

I3 x y z 2 xy yz zx x 2yz y 2zx z 2xy

I1 = Invariant tegangan (Stress invariant) pertama


I2 = Invariant tegangan (Stress invariant) kedua
I3 = Invariant tegangan (Stress invariant) ketiga
RKW

73

Tegangan Utama (Lanjutan)

Solusi dari persamaan

p3 I1 p2 I2 p I3 0
adalah tiga tegangan utama, dengan urutan dari yang terbesar ke
terkecil sebagai berikut:
1 = Tegangan utama mayor (Major principal stress)
2 = Tegangan utama tengah (Intermediate principal stress)
3 = Tegangan utama minor (Minor principal stress)

RKW

74

Tegangan Utama (Lanjutan)


Setiap tegangan utama akan berhubungan dengan sumbu
utama, yang cosinus arahnya (x,y,z) dapat dicari
langsung dari persamaan matriks:

x p

xy
zx

xy
y p
yz

zx

yz
z p

x
0
y
z

dan sifat dasar dari cosinus arah, yaitu:

2x 2y 2z 1

RKW

75

Tegangan Utama (Lanjutan)


Brady & Brown (1993) mengusulkan bahwa untuk setiap
tegangan utama i (i =1,2,3), cosinus arahnya adalah:

2 12

2 12

2 12

xi A A B C
yi B A B C

zi C A B C

dengan A, B, dan C adalah:

RKW

76

Tegangan Utama (Lanjutan)


y i
yz
A
yz
z i
xy
B
zx

xy
zx

yz
z i
y i
yz

RKW

77

Tegangan Utama (Lanjutan)


Prosedur untuk menghitung tegangan-tegangan utama dan
orientasi dari sumbu utama secara sederhana adalah
penentuan nilai-nilai eigen (eigenvalues) dari matriks
tegangan dan vektor eigen (eigenvector) dari setiap nilai
eigen (Ingat: MA2132)
Karena ketiga sumbu utama saling tegak lurus, maka hasil
perkalian skalar (dot product) dari vektor cosinus arahnya
sama dengan nol:

x1 x 2 y1 y 2 z1 z2 0

x 2 x 3 y 2 y 3 z 2 z3 0
x3 x1 y3 y1 z3 z1 0
RKW

78

Tegangan Utama (Lanjutan)

Karena penjumlahan komponen tegangan normal yang saling


tegak lurus bersifat invariant (ingat materi terdahulu), maka:

1 2 3 x y z

Kedua hal ini dapat digunakan untuk memeriksa hasil perhitungan


besar dan arah tegangan utama

RKW

79

Latihan 2
Tentukan besar dan arah tegangan-tegangan utama pada
suatu titik jika keenam komponen tegangan pada titik
tersebut adalah
x = 7.825 MPa

xy = 1.422 MPa

y = 6.308 MPa

yz = 0.012 MPa

z = 7.866 MPa

zx = -1.857 MPa

RKW

80

Latihan 2 (Lanjutan)
I1 x y z 22.0 MPa

I3 x y z 2 xy yz zx x 2yz y 2zx z 2xy 350.0 MPa


I2 x y y z z x 2xy 2yz 2zx 155.0 MPa

sehingga persamaan pangkat tiga untuk menghitung tegangan


utama menjadi:

p3 22.0 p2 155.0 p 350.0 0


yang menghasilkan:

1 10.0 MPa
2 7.0 MPa
3 5.0 MPa
RKW

81

Latihan 2 (Lanjutan)
Mencari cosinus arah 1:
y 1
yz
6.308 10.0
0.012
3.682 0.012
A

7.857
yz
z 1
0.012
7.866 10.0
0.012 2.134
xy
B
zx
xy
C
zx

yz
1.422
0.012
1.422
0.012

3.012
z 1
1.857 7.866 10.0
1.857 2.134
y 1
1.422 6.308 10.0
1.422 3.692

7.38
yz
1.857
0.012
1.857 0.012

RKW

82

Latihan 2 (Lanjutan)

2 12

2 12

x1 A A B C
y1 B A B C

7.857 10.843 0.7246 (cos 43.6 0 )

3.012 10.843 0.2778 (cos 73.9 0 )

12

2 2 2
2x1 2y1 2z1 (0.72462)2 (0.2778)
(-0.6307)2 1.0000

z1 C A B C

6.839 10.843 0.6307 (cos 129.10 )

Periksa:

RKW

83

Latihan 2 (Lanjutan)
Mencari cosinus arah 2:
y 2
A
yz

yz
6.308 7.0
0.012
0.692 0.012

0.599
z 2
0.012
7.866 7.0
0.012 0.866

B xy
zx

yz

xy
zx

z 2

1.422

0.012

1.857 7.866 7.0

1.422

0.012

1.857 0.866

1.254

y 2
1.422 6.308 7.0
1.422 0.692

1.268
yz
1.857
0.012
1.857 0.012

RKW

84

Latihan 2 (Lanjutan)

2 12

2 12

x2 A A B C
y2 B A B C

2x2

2z2

0.599 1.881 0.3186 (cos 108.6 0 )

1.254 1.881 0.6664 (cos 131.8 0 )

1.268 1.881 0.6740 (cos 132.4 0 )

12
2
2
2
2
2
( 0.3186 ) (-0.6664) (-0.6740)2 0.9999

z2 C A B C

2y2

Periksa:

RKW

85

Latihan 2 (Lanjutan)
Mencari cosinus arah 3:
y 3
A
yz

B xy
zx
xy
C
zx

yz
6.308 5.0
0.012
1.308 0.012

3.749
z 3
0.012
7.866 5.0 0.012 2.866

yz
1.422
0.012
1.422 0.012

4.098
z 3
1.857 7.866 5.0
1.857 2.866
y 3
1.422 6.308 5.0
1.422 1.308

2.446
yz
1.857
0.012
1.857 0.012

RKW

86

Latihan 2 (Lanjutan)

2 12

2 12

x3 A A B C
y3 B A B C

3.749 6.069 0.6177 (cos 51.80 )

4.098 6.069 0.6752 (cos 132.5 0 )

12

2
2
2 2 (0.4031)
2
2x3 2y3 2z3 (0.6177 )2
(-0.6752)
0.9999

z3 C A B C

2.446 6.069 0.4031 (cos 66.20 )

Periksa:

RKW

87

Latihan 2 (Lanjutan)
Periksa ketegaklurusan sumbu utama 1 terhadap sumbu utama 2

x1 x 2 y1 y 2 z1 z2
(0.7246 )( 0.3186 ) (0.2778 )( 0.6664 ) ( 0.6307 )( 0.6740 )
0.009 0
Periksa ketegaklurusan sumbu utama 2 terhadap sumbu utama 3
x 2 x 3 y 2 y 3 z 2 z3
( 0.3186 )(0.6177 ) ( 0.6664 )( 0.6752) ( 0.6740 )(0.4031)
0.018 0
Periksa ketegaklurusan sumbu utama 3 terhadap sumbu utama 1
x3 x1 y3 y1 z3 z1

(0.6177 )(0.7246 ) ( 0.6752)(0.2778 ) (0.4301)( 0.6307 )


0.006 0
RKW

88

Latihan 2 (Lanjutan)
Periksa sifat invariant tegangan-tegangan utama

1 2 3
10.0 7.0 5.0
22.0 MPa

x y z
7.825 6.308 7.866
21.999 MPa

RKW

89

Anda mungkin juga menyukai