Jurnal Vaccination
Jurnal Vaccination
ABSTRAK
Tujuan Penelitian
Menentukan apakah vaksin BCG mampu melindungi anak-anak dari infeksi
kuman Mycobacterium tuberkulosis yang ditentukan dengan alat uji pelepasan
interferon (IGRA).
Desain Penelitian
Tinjauan meta-analisis sistematis. Pencarian sumber data elektronik dimulai
dari tahun 1950 sampai November 2013, pemeriksaan daftar referensi,
pencarian sumber jurnal, dan menghubungi para ahli.
Lokasi Penelitian
Lokasi pemukiman warga dan rumah tangga.
ABSTRAK
Kriteria Inklusi
Anak-anak usia < 16 tahun yang sudah divaksin BCG dan belum divaksin BCG
yang diketahui sedang terpapar dengan pasien TB paru aktif. Anak-anak ini
kemudian diskrining terhadap infeksi M.tuberkulosis menggunakan alat uji
pelepasan interferon .
Pengambilan Data
Hasil studi yang berkaitan dengan ketepatan diagnosis akan diambil untuk
penelitian dan perkiraan risiko akan dikombinasikan dengan meta-analisis efek
acak.
Hasil Penelitian
Analisis utama mencakup sebanyak 14 studi dan 3855 peserta.
Perkiraan efektivitas proteksi vaksin BCG terhadap infeksi TB hanya 19%
pada peserta yang sudah divaksin dibanding dengan yang tidak divaksin.
Efek proteksi tidak berbeda antara 2 alat uji pelepasan interferon (yaitu
ELISpot dan QuantiFERON).
Analisis pada 6 studi (n = 1745) mengenai perkembangan infeksi TB
menjadi kasus TB aktif saat skrining, menunjukkan proteksi BCG terhadap
infeksi sebesar 27% dibandingkan terhadap kasus TB aktif yaitu 71%.
Di kalangan peserta yg terinfeksi, efek proteksi BCG sebesar 58%.
Kesimpulan
Efek proteksi BCG terhadap infeksi kuman TB sama besarnya dengan efek
proteksinya melawan perkembangan infeksi menjadi kasus TB aktif.
PENDAHULUAN
Dalam berbagai penelitian, vaksin BCG dilaporkan memiliki
efektivitas proteksi sebesar 60-80% melawan bentuk parah
penyakit TB pada anak, terutama meningitis, dan
efektivitasnya terhadap TB paru pun bervariasi sesuai
wilayah geografis.
Sampai saat ini, masih belum jelas apakah proteksi BCG
terhadap TB adalah karena kemampuannya mencegah
infeksi kuman TB atau hanya sebatas mencegah
berkembangnya infeksi TB agar tidak menjadi kasus TB
aktif.
PENDAHULUAN
Karena uji tuberkulin tidak mampu membedakan antara infeksi
M.tb dengan reaksi vaksin BCG sebelumnya atau dengan infeksi
mikobakteri non-TB.
PENDAHULUAN
Peneliti akan membuktikan efek proteksi vaksin BCG melawan
infeksi M.tuberkulosis, dibandingkan terhadap kasus TB aktif, di
lokasi dimana anak-anak diduga telah terpapar M. tuberkulosis.
Peneliti juga mempertimbangkan beberapa faktor yang mampu
mengacaukan efek proteksi BCG, yaitu : garis lintang, usia yang
dianjurkan untuk vaksin di daerah dimana penelitian diadakan,
jenis alat uji yang digunakan, dan kualitas studi.
METODE
Pencarian dan Pengambilan Data
Peneliti mencari di Embase (dari 1980 sampai November 2013),
Medline (dari 1950 sampai November 2013), dan juga di
perpustakaan Cochrane, begitu juga dengan daftar referensi artikel
dan abstrak yang diperoleh.
Strategi pencarian tidak dibatasi oleh bahasa atau tahun.
Menggunakan kata kunci: BCG, Bacillus Calmette Guerin,
tuberculosis, TB, interferon release assay, IGRA, ELI Spot, T-Spot
TB, dan QuantiFERON.
Dua orang peninjau (AR dan ME) menyaring judul-judul dan abstrak
dari berbagai hasil pencarian, untuk menyusuri artikel teks lengkap.
METODE
Adanya perdebatan diselesaikan dengan meminta
pendapat peninjau ketiga (IA) sampai tercapai mufakat
(konsensus) di setiap tahap penyaringan data.
Saat informasi ada yang terlewat atau hilang, peneliti akan
menghubungi penulis studi tersebut melalui email untuk
memperoleh data mentahnya.
Kriteria Inklusi
Berbagai studi yang memenuhi kriteria berikut ini dimasukkan dalam
analisis :
Peserta sedang terpapar dengan penderita TB paru.
Peserta adalah anak-anak usia < 16 tahun, (termasuk yang sudah divaksin
BCG maupun yang belum)
Semua peserta diskrining terhadap infeksi M.tb menggunakan uji pelepasan
interferon ; bisa berupa QuantiFERON maupun ELISpot.
Kriteria Eksklusi
Semua studi yang uji pelepasan interferon digunakan hanya pada anak-anak
yang uji kulit tuberkulinnya positif, atau pada peserta yang diskrining bukan
menggunakan uji pelepasan interferon , atau studi yang hanya membahas
kasus tuberkulosis aktif atau hasil studi hanya berfokus pada uji kulit tuberkulin
saja atau ketika studi dilakukan terhadap hewan.
METODE
Penilaian Kualitas Untuk Tiap Studi
Penilaian aspek-aspek kualitas dari masing-masing studi menggunakan
suatu versi modifikasi skala Newcastle-Ottawa yang bisa menilai studi
kohort observasional.
Skala tersebut memberikan maksimal 9 poin untuk masing-masing kategori,
yaitu : 4 poin untuk kecukupan dalam menyeleksi peserta penelitian, 2 poin
untuk kecukupan dalam membandingkan penelitian berdasarkan desain dan
analisisnya, dan 3 poin untuk kecukupan dalam menetapkan hasil
penelitian.
Peneliti menetapkan suatu studi berkualitas tinggi bila nilainya 66.6%,
kualitas sedang (33.3-66.6%), dan kualitas rendah (<33.3%).
Adanya ketidakcocokan dalam penilaian kualitas akan dibahas dan
dipecahkan oleh dua orang tim peninjau.
DEFINISI
Paparan
adalah kontak erat peserta dengan penderita TB paru aktif yang telah
dipastikan oleh dokter.
Infeksi
adalah hasil positif uji pelepasan interferon pada peserta yang berkontak
dengan kuman TB, terlepas dari apakah ada tanda-tanda TB aktif atau tidak.
Penyakit TB
adalah adanya tuberkulosis aktif (menurut penulis) dengan atau tanpa hasil
positif pada uji pelepasan interferon .
Infeksi dan Penyakit TB diperoleh langsung saat skrining pasca paparan kuman TB.
ANALISIS STATISTIK
Analisis menggunakan model efek acak DerSimonian dan Laird,
yang menggabungkan variasi berbagai studi menjadi sistem bobot.
Untuk mengukur ketidakcocokan seluruh studi, peneliti menggunakan
statistik I dan hasil disajikan dalam persentase :
I >40% = sedang, I >60% = substansial, dan I >80% =
heterogenitas.
Penilian beberapa faktor potensial di balik heterogenitas tersebut
dengan menggunakan meta-regresi efek acak.
Efek proteksi dari vaksin BCG digambarkan dengan menggunakan
risk ratio dan interval keyakinan 95%.
Untuk menilai potensi bias publikasi digunakan uji Harbord dan
disajikan dalam grafik funnel plot.
HASIL
Penyeleksian Studi
Pencarian literatur menemukan 601 artikel; berdasarkan dari tinjauan
judul, peneliti memilih 546 abstrak yang selanjutnya mengarah pada
133 artikel tinjauan dengan teks lengkap (gambar 1).
112 artikel tidak memenuhi kriteria inklusi dan 21 artikel berpotensi
masuk dalam kriteria inklusi.
14 artikel menggunakan uji pelepasan interferon namun tidak
dicantumkan hubungan vaksin BCG dengan hasil uji tersebut.
Penulis studi dihubungi dan diminta untuk memberikan data mentah.
7 studi diantaranya, tidak memberi jawaban setelah dicoba berulang
kali. Karena itu analisis penelitian hanya mencakup 14 studi (gambar
1).
HASIL
Karakteristik dari studi-studi yang dipilih
Penelitian meta-analisis ini mengikutsertakan berbagai studi kohort
pada anak-anak yang diambil sebagai bagian dari penyelidikan
wabah TB, yang dirujuk ke rumah sakit karena kontak eratnya
dengan penderita TB infeksius, atau yang berkontak dengan orang
dewasa yang infeksius TB dalam rumah, atau yang berkontak
dengan TB infeksius di tempat lain (tabel 1).
Penilaian status vaksinasi BCG pada semua studi yang terpilih
adalah melalui satu atau kombinasi dari identifikasi parut bekas BCG,
konfirmasi catatan medis peserta, dan ingatan orangtua mengenai
vaksinasi anak mereka.
Tabel 1. Karakteristik semua studi yang dipilih dalam tinjauan sistematis ini
yang membahas tentang efek proteksi vaksin BCG terhadap infeksi M.tb pada
anak
HASIL PENELITIAN
Analisis utama melibatkan 14 studi dan 3855 peserta, perkiraan risk
rasio keseluruhan adalah 0.81 (gambar 2), nampak efektivitas
proteksi sebesar 19% terhadap infeksi TB di kalangan anak-anak
yang divaksin BCG dibandingkan dengan yang tidak divaksin BCG,
setelah terpapar TB.
Efek proteksi yang diperoleh, ternyata serupa antara dua jenis alat
uji, yaitu : ELISpot dan QuantiFERON (gambar 3).
Stratifikasi lebih lanjut menggunakan ELISpot, Quantiferon, dan
Quantiferon dalam tabung menunjukkan tidak adanya bukti-bukti
ketidaksesuaian (data tidak dicantumkan).
Gambar 2. Efek Proteksi terhadap infeksi M.tb yang ditunjukkan oleh uji
pelepasan interferon (QuantiFERON) pada anak-anak yang divaksin BCG.
D + L = metode DerSimonian dan Laird; M-H = metode Mantel-Haenszel.
Satu tes digunakan tiap lembar kertas dan bila tersedia kedua data baik ELISpot
maupun QuantiFERON, maka yang digunakan adalah hasil uji QuantiFERON.
Gambar 3. Efek proteksi vaksin BCG terhadap infeksi M.tb yang ditunjukkan oleh
uji pelepasan interferon (ELISpot banding QuantiFERON) pada anak-anak
yang divaksin BCG.
D + L = DerSimonian dan Laird; M-H = Mantel-Haenszel
ANALISIS UTAMA
Analisis subkelompok : variabel-variabel yang mampu
mempengaruhi efek proteksi vaksin BCG terhadap infeksi TB
Gambar 4 menunjukkan ringkasan dari analisis subkelompok
berdasarkan karakteristik studi.
Efektivitas proteksi BCG sebesar 26% bila di atas garis lintang 40,
sedangkan di garis lintang kurang dari 20-40 dan 20-0 tidak
menunjukkan efek proteksi melawan infeksi kuman TB.
Tidak ada perbedaan efektivitas vaksin berdasarkan kebijakan
vaksinasi (yg menganjurkan untuk vaksin BCG segera setelah lahir)
Sulit membedakan efek proteksi vaksin berdasarkan kebijakan
vaksinasi dengan wilayah .
ANALISIS UTAMA
Paparan terhadap kuman TB
Sekitar setengah (48%) dari anak-anak (n = 1862) yang
terdaftar telah terpapar dengan 1 sumber infeksi secara terusmenerus atau telah diketahui tidak ada perbedaan dalam
paparan .
Analisis subkelompok dari studi ini menemukan efektivitas
vaksin yang lebih tinggi yaitu sebesar 28%.
KUALITAS PENELITIAN
Berdasarkan modifkasi skala Newcastle-Ottawa, diperoleh 3 studi
berkualitas tinggi, 8 studi kualitas sedang dan 3 studi kualitas rendah
(tabel 1).
Sebagian besar studi (n=10) menunjukkan follow up yang memadai
sejak peserta terpapar kuman TB sampai waktu dilaksanakannya uji
pelepasan interferon , dengan sedikit bahkan tidak ada anak-anak
yang luput dari follow up.
Peneliti membandingkan studi yang ratingnya 3-4 dengan studi yang
ratingnya 5. Studi dengan rating 5 menunjukkan adanya efek
proteksi vaksin BCG sedangkan studi rating 3-4 tidak menunjukkan
efek proteksi vaksin BCG (gambar 4).
Gambar 7. Jenis-jenis Proteksi vaksin BCG terhadap M.tb pada anak yang divaksin
BCG: Proteksi vaksin melawan infeksi TB (semua peserta); keseluruhan efek proteksi
vaksin melawan TB aktif; proteksi vaksin melawan perkembangan infeksi menjadi TB
aktif selama skrining.
DISKUSI
Penemuan Utama
Vaksin BCG melindungi dari infeksi TB
Booster vaksin BCG dengan MVA85A pada bayi menunjukkan
tidak ada proteksi tambahan terhadap infeksi TB.
Padahal MVA85A mampu merangsang pelepasan interferon
dibanding plasebo.
Kurangnya kenaikan efektivitas ini kemungkinan karena efek
proteksi vaksin BCG melawan infeksi TB sudah cukup tinggi
sehingga pemberian imunisasi tambahan dengan MVA85A tidak
lagi ampuh memberikan proteksi tambahan.
DISKUSI
Efek proteksi BCG melawan infeksi TB tidak bergantung dari
alat uji yg digunakan dalam pengukuran.
Tidak ada efek proteksi BCG melawan infeksi di daerah garis
lintang kurang dari 40 dari khatulistiwa.
Makin tinggi prevalensi infeksi mikobakteri non-TB di dekat
garis khatulistiwa maka semakin turun efek proteksi vaksin BCG
yang terukur.
Terbatasnya jumlah studi tinjauan dari lokasi-lokasi yang dekat
dengan khatulistiwa, menunjukkan bahwa kesimpulan ini harus
menunggu hingga adanya studi terbaru yang juga menemukan
hasil yang sama.
DISKUSI
Studi berkualitas tinggi membuktikan adanya efek proteksi
vaksin BCG melawan infeksi kuman TB.
Hasil analisis follow up dari studi yang digunakan dalam metaanalisis ini menunjukkan efektivitas vaksin sebesar 67%
melawan perkembangan infeksi TB menjadi kasus TB aktif.
Penelitian kontrol acak dan kohort longitudinal yang serupa
akan memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai
efektivitas proteksi vaksin BCG.