Ikan merupakan salah satu bahan makanan yang tidak asing lagi bagi
masyarakat Indonesia. Bahan makanan ini merupakan sumber protein yang
relatif murah, tetapi beberapa jenis di antaranya mempunyai nilai ekonomi
yang cukup tinggi untuk diekspor (Murniyati dan Sunarman, 2000).
Untuk mempertahankan kesegaran dan mutu ikan sebaik dan selama
mungkin, maka dilakukanlah pengolahan dan pengawetan ikan. Pengawetan
dan pengolahan ikan bertujuan untuk menghambat atau menghentikan
kegiatan zatzat dan mikroorganisme yang dapat menimbulkan pembusukan
(kemunduran mutu) dan kerusakan (Moeljanto,1992).
A. Pengertian Pembekuan
Pembekuan merupakan suatu cara pengawetan bahan pangan dengan cara membekukan
bahan pada suhu di bawah titik beku pangan tersebut.
B. Proses Pembekuan Ikan
Ikan sebagian besar terdiri dari air yaitu sekitar 80%. Selama proses pembekuan bagian
terbesar (air) itu berubah dari fase cair menjadi fase padat atau es. Proses pembekuan
berarti pengenyahan panas dari ikan agar suhu ikan menurun melalui 00C dan terus
menurun melalui -200C, -300C dan boleh sampai -400C atau -500C (Moeljanto, 1982).
C. Metode Pembekuan
1. Metode yang umum digunakan adalah :
a)
Penggunaan udara dingin yang ditiupkan atau gas lain dengan suhu rendah kontak
Kontak langsung misalnya alat pembeku lempeng (plate freezer), di mana makanan atau
cairan yang telah dikemas kontak dengan permukaan logam (lempengan, silindris) yang
telah didinginkan dengan mensirkulasi cairan pendingin (alat pembeku berlempeng
c)
banyak).
pendingin di atas makanannya (misalnya nitrogen cair dan freon, larutan gula atau
garam).
2.
d)
a)
b)
Enzim yang terkandung dalam tubuh ikan akan merombak bagianbagian tubuh ikan dan mengakibatkan perubahan rasa (flavor), bau
(odor), rupa (appearance) dan tekstur (texture). Aktivitas kimiawi
adalah terjadinya oksidasi lemak daging oleh oksigen. Oksigen yang
terkandung dalam udara mengoksida lemak daging ikan dan
menimbulkan bau tengik (rancid).
kerusakan fisik,
Kerusakan kimiawi
Kerusakan biologis
Isomass Recristallisation
2.
Accretive Recristallisation
3.
Migratory Recristallisation
Desain yang benar dan penggunaan yang benar dari cold storage dapat
meminimalisasikan kerusakan selama penyimpanan dan memperpanjang masa
simpan produk. Faktor design yang paling penting adalah:
Suhu rendah
dibutuhkan oleh titik yang 1) Laju pembekuan lambat, jika waktu pembekuan
paling lambat membeku
2) Laju pembekuan
sedang, jika waktu pembekuan
adalah 20-30 menit per sentimeter bahan
yang dibekukan, dan
3) Laju pembekuan
cepat, jika waktu pembekuan adalah kurang dari 20 menit per
sentimeter bahan yang dibekukan. Bahan dibekukan sehingga
air bahan akan berada pada fase padat sebelum proses
pengeringan beku. Kemudian, dilanjutkan dengan proses
pengeringan dimana kristal es disublimasi pada kondisi tekanan
ruang sangat rendah. Proses sublimasi ini akan terjadi bila suhu
bahan dan tekanan yang digunakan berada dibawah titik 'triple'
i
s
a
k
a
m
i
r
Te
s
a
t
a
h
n
n
a
i
t
a
h
r
e
p
ya
A
L
A
S
S
WA
M
U
K
I
A
MUAL
L
U
T
A
M
H
A
R
R
A
W
A
K
A
R
A
B
A
W
I
H
LA
T UH