PEMBIMBING:
PROF. H. NIZAR ZAINAL ABIDIN, DR. SP.KJ (K)
BAGIAN PSIKIATRI
RS DUSTIRA / FAKULTAS KEDOKTERAN UNJANI
CIMAHI
2015
Identitas Pasien
Nama : Ny.S
No rekam medik
: 26 52 31
Tempat, tanggal lahir : Cimahi / 01 Juli 1977
Alamat
: Kampung Nyenyerean no.154 Leuwigajah
Status perkawinan : Menikah
Pendidikan terakhir : SMP
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Masuk tanggal : 6 Mei 2015
HETEROANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
Pasien mengamuk, menendang pintu (Agresivitas
motorik)
berteriak dan memaki maki orang di jalan dekat
rumahnya (Agresivitas verbal)
Sejak 1 bulan SMRS pasien terlihat sulit tidur, kurang nafsu makan, menjadi lebih pendiam dan
mengurung diri di kamar mandi. Hal ini terjadi setelah pasien bercerita kepada adiknya yang
wanita bahwa pasien sedang jatuh cinta lagi dengan pekerja minimarket di dekat rumahnya. Serta
pasien merasa lelah mengurus anaknya yang manja dan menangis jika keinginannya tidak dituruti.
Sejak 1 minggu SMRS, tingkah laku pasien berubah menjadi sering menyanyi, lebih sensitive, agak
menyebalkan sehingga dapat memicu kemarahan keluarga, dan pasien terlihat takut tidak dapat
mengendalikan dirinya sendiri jika kambuh lagi penyakitnya. (irritable)
Satu hari SMRS, pasien mengamuk, menendang pintu, mengacak-acak kamar, berteriak dan
memaki orang di jalan dekat rumahnya dan berkata menjelek jelekan anggota dewan atas jalan di
daerah rumahnya yang belum diperbaiki serta memanggil adiknya yang laki-laki. Pasien pun
meminta keluarganya membawa pasien ke rumah sakit dustira. (Agresivitas motoric dan verbal)
Wawasan pasien terhadap penyakitnya : pasien mengetahui penyakitnya dan tahu tanda-tanda saat
akan kambuh
Pasien pertama kali di bawa ke rumah sakit pada tahun 1998 dikarenakan terjadi luapan emosi
pada diri pasien di tempat kerja sehingga membuat tempat kerja pasien berantakan. Sampai
saat ini setiap tahunnya pasien sering keluar masuk RS.
Menurut keterangan pasien kepada adiknya mulai dari saat pasien sekolah gejala-gejala pada
pasien telah dirasakan namun tetap dipendam oleh pasien sendiri dan tidak mau diceritakan
kepada keluarga. Pasien merasa gejala memburuk (faktor pencetus/ presipitasi) ketika saat
pasien sedang jatuh cinta namun cintanya bertepuk sebelah tangan dan tidak tersampaikan
karena pasien tidak berani mengutarakannya kepada pria yang disukainya. Dari keterangan ini
dapat disimpulkan timbulnya penyakit pada pasien perlahan-lahan.
Diantara sakitnya pasien paling lama dilakukan perawatan inap di rumah sakit maksimal
selama 2 bulan, sedangkan sisa 10 bulan pada 1 tahun itu pasien terlihat sehat. Menurut
keluarga pasien sering bangkit gejalanya ketika mendekati bulan puasa.
Gejala pasien berkembang ketika pasien kecapean karena mengurus anaknya yang baru 2 tahun
dan pasien merasakan jatuh cinta pada pegawai minimarket dekat rumahnya.
Saat pasien sehat biasanya pasien tetap bisa bersosialisasi dengan warga di sekitar rumahnya
dan membantu adiknya berjualan makanan di rumahnya.
Pengobatan yang diberikan hingga saat ini baru menanganan medis di rumah sakit walaupun
selain di dustira pasien juga pernah dirawat di rumah sakit di Pasteur
Pasien sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit yang menyebabkan pasien di rawat di
rumah sakit dan dilakukan operasi
RIWAYAT KELUARGA
Struktur keluarga yang tinggal serumah
pada waktu pasien kecil sampai usia 10 tahun
NO
Nama
Hub
JK
Usia Kepribadian
Kesehat Status
an
Nenek
Alm
Keras,
Pemarah
Sehat
Menikah
Enuh
Bapak
62
Keras,
Pemarah
Sehat
Menikah
Juariah
Ibu
Alm
Pendengar
Sehat
Menikah
Suryana
Kaka
39
Biasa
Sehat
Belum
Pasien P
38
Pendiam
Sehat
Belum
Siti
Sumiati
Adik
35
Biasa
Sehat
Belum
Suhendar
Adik
29
Biasa
Sehat
Belum
Sekarang
No Nama
Hubung
JK
Usia
an
Kesehat
Kepribad
an
ian
Status
Enuh
Bapak
62
Sehat
Keras,
pemarah
Menikah
Pasien
39
Sehat
Pendiam
Menikah
Siti Sumiati
Adik
35
Sehat
Biasa
Menikah
Suami
Adik
Sehat
Biasa
Menikah
Anak
Adik
Sehat
Biasa
Belum
Anak
pasien
Sehat
Manja,
cengeng
Belum
Aslam nuh
Wahyudin
Ibu pasien
- sebab : penyakit jantung
- umur pasien : 35
Suami pasien
-sebab: penyakit paru akibat pekerjannya sebagai tukang potong rambut
-umur pasien : 37
Keadaan hubungan perkawinan ayah dan ibu pasien kadang ada pertengkaran dan dulu ayah kerja di luar kota
pulang 1 bulan sekali dan kurang romantis.
Penyakit keturunan dalam keluarga tidak ada
Status sosio ekonomi keluarga menengah kebawah. Sehingga pasien menekan perasaan jika menginginkan
sesuatu dan mengandalkan pemberian orang untuk kebutuhan sehari-harinya.
Status sosio-kultural dalam keluarga : cara bicara ayah dan nenek dari ibu pasien agak keras dan dapat
menyinggung pasien
Suasana kehidupan keluarga (hoime atsmosphere) baik namun kurang terbuka dan ada terjadi pertengkaranpertengkaran
Cara dominan mengasuh / mendidik anak : tegas dan diberi tanggung jawab pekerjaan dalam keluarga. Nenek
dan ibu pasien dominan mengasuh pasien.
Kejadian-kejadian masa kecil pasien : pasien jarang bermain dikarenakan khawatir dicari oleh keluarga dan
diberi tanggung jawab oleh neneknya untuk membereskan pekerjaan rumah.
Masa bayi
Pertumbuhan dan perkembangan normal. Sikap dan watak anak pendiam dan memendam.
Hubungan anak dan orang tua kurang dekat. Hubungan kaka beradik baik. Pendidikan
orang tua dan cara melatih kebersihan baik.
Masa pubertas
Kesehatan : baik. Sifat dan watak : pendiam dan tidak percaya diri. Pendidikan di sekolah,
kemajuan dan prestasi di sekolah : sesuai. Kemampuan khusus, perhatian dan kegemaran (hobby) :
pandai bernyanyi. Kegiatan di luar rumah dan pergaulan waktu senggang : jarang. Pekerjaan : di
pabrik. Pengetahuan, sikap dan kegiatan seksual : sudah menyukai lawan jenis. Sikap dan kegiatan
dalam bidang moral spiritual dan kesenian : biasa dan suka menyanyi.
Masa dewasa
Kesehatan : emosi tidak dapat dikendalikan
Pendidikan : smp
Pekerjaan : pabrik
Perkawinan dan kehidupan psikoseksual & Umur mulai hidup mandiri (psikoseksual) : menikah
pada usia 35
Masa tua :-
Riwayat pekerjaan
Umur mulai kerja sekitar 15-20 tahun , pindah kerja pernah karena pernah mengamuk di tempat
kerja pertama. Puas dalam bekerja. Namun dikarenakan di tempat kerja ada lelaki yang disuka
dan tidak dapat diungkapkan maka menjadi pemicu amarah dari pasien. Ambisi saat ini dalam
pekerjaan ingin bekerja di RSJ Dustira sebagai tukang bantu-bantu. Keadaan ekonomi sekarang
pas-pasan.
Riwayat perkawinan
Lama perkenalan sebelum pertunangan/menikah : kurang lebih 3 bulan
Umur suami : sekitar 30-40an , pekerjaan : tukang potong rambut, kepribadian : ada gangguan jiwa juga, keharmonisan : tidak
harmonis
Kegiatan dan kepuasan atau ketidakpuasan seksual : ada , sebab ketidakpuasan : karena suami tidak mendengar sehingga
dan pelit sehingga tidak memberi apa keinginan barang yang istri inginkan.
kelainan dalam sikap dan kegiatan seksual : tidak diketahui
penggunaan cara kontrasepsi : tidak ada
perceraian atau perpisahan : meninggal
jumlah anak hidup : 1, mati :- , keguguran :-
Lain-lain
Pengalaman militer : tidak ada
Urusan dengan polisi, pengadilan, penjara : Keadaan perumahan : di pinggir jalan raya, rumah dihuni untuk lebih dari 1 keluarga inti
AUTOANAMNESIS
Keluhan Utama:
Gelisah, mondar-mandir
Riwayat Keluarga:
Di dalam keluarga pasien tidak terdapat anggota keluarga yang
bergejala seperti pasien atau memiliki riwayat gangguan jiwa.
Riwayat Hidup
Pasien merupakan anak ke-2 dari 4 bersaudara. Dari kecil hingga
sekarang pasien tinggal bersama orang tua. Pasien lahir di Cimahi.
Pasien bersekolah hingga tingkat SMP. Pasien sudah menikah. Pasien
bekerja berjualan seblak membantu adik iparnya. Hubungan pasien
dengan keluarga dan cukup baik.
STATUS FISIKUS
Keadaan Umum
Tanda Vital:
Nadi : 84 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,5 C
Keadaan Gizi
: Obesitas
STATUS PSIKIKUS
Penampilan
Dekorum : baik
Kontak: Positif (ada kerjasama dan partisipasi)
Rapport: Adekuat
Tingkah laku
: Normoaktivitas
: fantasi
: asosiasi longgar
Jalan : koheren
Persepsi : Halusinasi auditorik dan visual (+)
Fungsi kognisi
Kesadaran: compos mentis
Orientasi : baik (tempat, waktu, diri sendiri, orang lain)
Konsentrasi: tidak terganggu
Memori : tidak terganggu
Kalkulasi
: tidak terganggu
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Laboratorium
Haemoglobin : 12,3 g/dl
Eritrosit : 4,5 10^6/ul
Leukosit : 9,4 10^3/ul
Hitung jenis leukosit: segmen: 64%, limfosit:
28,8% monosit:4,2%.
Hematokrit : 37%
Trombosit
: 396 10^3/ul
Fungsi hati: SGOT:25u/l, SGPT: 25u/l.
Pemeriksaan Psikologis
Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan EEG
Tidak dilakukan pemeriksaan
PSIKODINAMIKA
Premorbid
Pasien berasal dari keluarga yang harmonis.
Kepribadian pasien sejak kecil adalah seorang yang
pendiam. Hubungan pasien dengan orangtuanya
kurang dekat. Kepribadian pasien yang cenderung
pendiam menyebabkan pasien tidak memiliki banyak
teman di sekolahnya. Pasien merasa sirik kepada
adik dan kakanya karena pasien merasa kurang
diperhatikan oleh orangtuanya. Pasien memiliki hobi
menyanyi.Pasien sempat bekerja di pabrik.
Kecenderungan pasien untuk menyendiri merupakan
mental mekanisme represi, isolasi dan fantasi.
Durante morbid
Presipitasi masalah di tempat kerja, hubungan ayah
dengan pasien, masalah dengan teman sebaya, dan
masalah percintaannya merupakan stressor sehingga
mental mekanisme yang digunakan tidak efektif lagi
dan timbul gejala yang berkembang dari mental
mekanismenya.
Status present
Kesadaran pasien baik ketika diperiksa, pasien
tampak ceria dan banyak berbicara. Terdapat
gangguan persepsi seperti halusinasi. Ingatan pasien
masih baik, kecerdasan pasien dalam batas normal.
Pasien mulai tenang dan mengalami perbaikan.
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I
Gangguan klinik : Skizofrenia Hebefrenik
Diagnosis banding : Skizoafektif
Aksis II
Gangguan kepribadian : tidak ada
Retardasi mental : tidak ada
Aksis III
Kondisi medik umum : tidak ada
Aksis IV
Masalah psikososial dan lingkungan : masalah dengan
keluarga dan malasah ekonomi.
Aksis V
GAF Scale :
Diagnosis Kerja
Skizofrenia Hebefrenik
Diagnosis Banding
Skizoafektif
Penatalaksanaan
Tipikal
Chlorpromazine
Atipikal
Risperidone
Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
PEMBAHASAN
DEFINISI
Skizofrenia merupakan suatu deskripsi sindrom
dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui)
dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis
atau deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat
yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetic,
fisik, dan social budaya. Pada umumnya ditandai oleh
penyimpangan yang fundamental dan karakteristik
dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak
wajar (inappropriate) atau tumpul (blunted).
Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan
kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara,
walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat
berkembang kemudian.
Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi untuk keluhan saat ini yaitu pasien
kesal dengan anaknya, terlalau kecapean mengurus
anaknya.
Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi pada pasien dikarenakan faktor
keluarga dan ketidaktaatan dalam meminum obat.
a.
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas
( dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu
kurang tajam atau kurang jelas) :
- tought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang
atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi
pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun
kualitasnya berbeda; atau
- tought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing
dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi
pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya
(withdrawal); dan
-tought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar
sehingga orang lain atau umum mengetahuinya;
KRITERIA SKIZOFRENIA
MENURUT PPDGJ III
b.
KRITERIA SKIZOFRENIA
MENURUT PPDGJ III
c.
Halusinasi auditorik:
- Suara halusinasi yang berkomentar secara
terusmenerus terhadap perilaku pasien, atau
- Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka
sendiri ( diantara berbagai suara yang
berbicara), atau
-Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari
salah satu bagian tubuh
KRITERIA SKIZOFRENIA
MENURUT PPDGJ III
d.
KRITERIA SKIZOFRENIA
MENURUT PPDGJ III
e.
KRITERIA SKIZOFRENIA
MENURUT PPDGJ III
f.
g.
h.
KRITERIA SKIZOFRENIA
MENURUT PPDGJ III
Gejala-gejalanya adalah:
a.
b.
c.
d.
PENATALAKSANAAN
Rekomendasi terapi pada Skizofrenia Hebefrenik, yaitu:
Psikofarmaka
Antipsikotika Generasi I (haloperidol, khlorpromazin,
trifluoperazin, thioridazine, perphenazine, dll)
Antipsikotika Generasi II (risperidone, clozapine, olanzapine,
dll)
Psikososial (psikoterapi individu, kelompok, terapi keluarga,
latihan keterampilan social, remediasi kognitif, dll)
Terapi kejang listrik
Hospitalisasi bila membahayakan orang lain atau diri sendiri
Rehabilitasi vokasional
Tipikal
Chlorpromazine tablet 100 mg 2X1, atau
Haloperidol tablet 5 mg 2-3X1
Atipikal
Risperidone tablet 2mg 2X1
Pencegahan dan Edukasi
Pencegahan primer tidak ada
Pencegahan sekunder :
Mencegah kekambuhan dengan menganjurkan makan obat
teratur dalam jangka panjang
Memberi edukasi kepada pasien dan keluarga tentang
penyakit skizofrenia
DAFTAR PUSTAKA
Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa
Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Jakarta:
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika
Atmajaya. 2003.
Buku Saku Kriteria Diagnostik DSM-IV TR.
RSCM. Panduan pelayanan medis departemen
psikiatri. Cetakan pertama. Jakarta: RSCM;
2005. Hal.1-3.
TERIMA KASIH