Anda di halaman 1dari 19

ENSEFALOPATI HIPERTENSI

Dr. MUTTAQIEN PRAMUDIGDO, Sp.S


SMF/LAB. IP SARAF
RSUD PROF Dr.MARGONO SOEKARJO
FKIK KEDOKTERAN UNSOED
PURWOKERTO

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi mengenai lebih dari 50 juta penduduk
Amerika.
Pada tahun 1928, Oppenheimer dan Fishberg
memperkenalkan istilah ensefalo hipertensi untuk
menggambarkan penemuan ensefalopati yang
berkaitan dengan akeselerasi malignan dari fase
hipertensi.

PENDAHULUAN
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Adalah untuk memberikan ilmu pengetahuan
bagi para mahasiswa (calon dokter muda) dan
diharapkan para calon dokter mampu
mengenali,
menganalisa
dan
membuat
diagnostik yang tepat pada kasus-kasus
ensefalopati hipertensi.

DEFINISI
Ensefalopati hipertensi : ensefalopati metabolik yang
diakibatkan edema serebral difus sebagai kelanjutan dari
peningkatan tekanan darah secara drastis.
Ensefalopati hipertensi : disfungsi otak atau
kerusakan otak akibat hipertensi malignan. Pada
saat tekanan darah melampaui ambang batas
autoregulasi serebral, maka akan terjadi gangguan
aliran darah serebral
(iskemia otak).

B. FAKTOR RISIKO :
Ras
Jenis Kelamin
Umur
C. Etiologi dan Patofisiologi
Etiologi
Penyebab paling sering ensefalopati hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah secara drastis pada pasien dengan
hipertensi kronis.

C. Patofisiologi
Manifestasi klinis dari ensefalopati hipertensi
dihubungkan dengan peningkatan perfusi
Serebral pada individu dengan
tekanan darah normal, peningkatan tekanan
darah sistematik di atas interval tertentu akan dapat
memacu timbul vasokonstriksi arteriolar selebral, hal ini
untuk mencegah dan mempertahankan aliran darah
serebral secara konstan serta terjaganya sawar darah
otak.

Pada individu dengan hipertensi kronis interval autoregulasi


serebral secara bertahap akan mengalami pergeseran menuju
adaptasi tekanan darah tinggi sebagai peningkatan tekanan
darah sistemik kronis.
Dengan peningkatan darah sistemik secara persisten, terjadi
kerusakan arteriol dan berlanjut dengan nekrosis. Progresifitas
dari patologi vaskuler tersebut akan menyebabkan vasodilatasi
secara umum, terjadi udema serebral, dan papil edem yang
secara klinis tampak sebagai defisit neurologis dan
peningkatan kerusakan otak pada ensefalopati hipertensi.

D. Manifestasi Klinis
- Pasien

biasanya memiliki gejala neurologis sakit kepala,


pusing, gangguan penglihatan, kejang, mual, dan
muntah. Mulai muncul gejala lebih dari 24-48 jam
dengan progresi neurologis lebih dari 24-48 jam.
- Pasien juga memiliki gejala yang diakibatkan oleh
kerusakan target organ lainnya.

E. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Beberapa pemeriksaan laboratorium
yang direkomendasikan dilakukan
sebagai pemeriksaan penunjang :
penghitungan CBC, Urinalisis, BUN, dan
kreatinin, Enzim jantung, Skrining toksikologi
urin

F. Pemeriksaan penunjang
1.
2.
3.

Dianjurkan dilakukan CT-scan


Kepala Radiografi thoraks
Elektrokardiogram

1.
2.
3.
4.
5.

G. Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan funduskopik
Pemeriksaan neurologis
Pemeriksaan vaskuler
Kerusakan target organ : Kardiovaskuler,
Ginjal, Pulmo

H. PENATALAKSANAAN
Perawatan Medis : Pada saat mulai terapi,
tekanan darah awal harus diperhatikan untuk
mencegah penurunan tekanan darah secara
drastis serta mencegah iskemia serebral.
Penurunan tekanan arteri rata-rata hingga
mencapai 25% dan tekanan darah diastolik
hingga mencapai 100-110 mmHg

Medikasi
-

:
Labetalol, memberikan penurunan tekanan
darah secara konsisten dan bertahap
terhadap tekanan darah tanpa menurunkan
aliran darah serebral.
Thrimethaphan Camsylate, dipergunakan
untuk menurunkan efek kerusakan pembuluh
darah pada kondisi diseksi aorta.

PEMERIKSAAN LANJUTAN DAN EVALUASI


Monitoring tekanan darah arteri pada pasien yang dirawat
di ruangan intensive care unit diperlukan untuk titrasi
yang adekuat dari obat-obat farmakologis yang diberikan.
Secara rutin harus dilakukan penilaian ulang gambaran
neurologis untuk memonitor tanda munculnya gangguan
berhubungan dengan penatalaksanaan yang tidak adekuat,
progresifitas gangguan neurologis, penurunan tekanan
darah yang berlebihan atau mengetahui etiologi lain yang
berkaitan dengan gejala klinis yang dimunculkan.

Perawatan pasien rawat jalan


Harus dilakukan penilaian ulang terhadap
hipertensi secara reguler, karena hal ini
merupakan permasalahan yang kronis.

I. PENCEGAHAN DAN EDUKASI


Pencegahan
penurunan berat badan untuk menurunkan indeks massa tubuh hingga
kurang dari 27
- Pasien harus dilakukan monitoring terapi antihipertensinya dan
dilakukan jadwal penilaian ulang pada interval waktu yang rutin
untuk mencegah kegagalan terapi
Edukasi pasien
Berikan informasi kepada pasien mengenai efek hipertensi yang tidak
terkontrol. Berikan informasi kepada pasien mengenai tanda-tanda
kerusakan target organ meliputi gangguan penglihatan, nyeri kepala
terus menerus dan perubahan neurologis.

J. KOMPLIKASI
-

Koma
Kematian
Stroke
Nefropati
Iskemia miokard / infark miokard
Retinopati
Neuropati

K. PROGNOSIS
Morbiditas dan mortalitas ensefalopati hipertensi
berkaitan dengan tingkat kerusakan target organ.
Tanpa penatalaksanaan, tingkat kematian dalam
enam bulan dari hipertensi emergensi kurang
lebih 50 % dan tingkat mortalitas dalam satu
tahun dapat mencapai 90%.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai