Anda di halaman 1dari 39

yanspkn@gmail.

com

SK. Menganalisis budaya politik di


Indonesia
KD. 1. Mendeskripsikan pengertian budaya
politik
Mendeskripsikan pengertian budaya politik
Mengidentifikasikan ciri-ciri budaya politik
Mendeskripsikan macam-macam budaya
politik
Menjelaskan faktor penyebab
berkembangnya budaya politik di daerahnya
Menyimpulkan budaya politik yang
berkembang di masyarakat

KD 2. Menganalisis tipe-tipe budaya


politik yang berkembang dalam
masyarakat Indonsia
Mendeskripsikan tipe-tipe budaya
politik
Mengidentifikasi tipe budaya politik
yang berkembang dalam
masyarakat Indonesia
Menganalisis dampak
perkembangan tipe budaya politik
sesuai dengan perkembangan
sistem politik yang berlaku

KD 3. Mendeskripsikan pentingnya
sosialisasi pengembangan budaya
politik
Mendeskripsikan makna sosialisasi
kesadaran politik
Menguraikan mekanisme
sosialisasi pengembangan budaya
politik
Mengidentifikasi fungsi partai
politik

KD 4. Menampilkan peran serta


budaya politik partisipan
Mendeskripsikan bentuk-bentuk budaya
politik beserta contohnya
Menunjukkan budaya politik yang sesuai
dan bertentangan dengan semangat
pembangunan politik bangsa
Memberikan contoh budaya politik
partisipan dalam kehidupan
bermasayarakat, berbangsa dan bernegara
Mendemonstrasikan budaya politik
partisipan

Budaya politik menunjuk pada orientasi


dari tingkahlaku individu/masyarakat
terhadap sistem politik.
Orientasi politik tersebut terdiri dari 2
tingkat yaitu: di tingkat masyarakat dan
di tingkat individu.
Orientasi masyarakat secara keseluruhan
tidak dapat dipisahkan dari orientasi
individu. Menurut Almond dan Verba,
masyarakat mengidentifikasi dirinya
terhadap simbol-simbol dari lembagalembaga kenegaraan berdasarkan
orientasi yang dimilikinya.

Menurut Rusadi Kantaprawira, budaya


politik adalah pola tingkah laku individu
dan orientasinya terhadap kehidupan
politik yang dihayati oleh anggota dalam
suatu sistem politik

a.
b.
c.
d.

Obyek orientasi politik meliputi


keterlibatan seseorang terhadap:
Sistem politik secara keseluruhan
Proses input
Proses output
Diri Sendiri

Menurut Almond dan Powel, orientasi


individu terhadap sistem politik mencakup 3
aspek yaitu :
Orientasi kognitif, yaitu pengetahuan dan
keyakinan tentang sistem politik. Misalnya : tingkat
pengetahuan seseorang tentang jalannya sistem
politik, tokoh pemerintahan dan kebijakan yang
mereka ambil, simbol-simbol kenegaraan, dll.
Orientasi afektif, yaitu aspek perasaan dan
emosional seseorang individu terhadap sistem
politik.
Orientasi evaluatif, yaitu penilaian seseorang
terhadap sistem politik, menunjuk pada komitmen
terhadap nilai-nilai dan pertimbangan-pertimbangan
politik terhadap kinerja sistem politik.

Ruang lingkup budaya


politik:
a. Masalah legitimasi,
b. Pengaturan kekuasaan,
c. Proses pembuatan kebijakan
pemerintah,
d. Kegiatan partai-partai politik,
e. Perilaku aparat negara,
f. Gejolak masyarakat terhadap
kekuasaan yang memerintah.

BAGAIMANA PENGERTIAN
BUDAYA POLITIK
MENURUT ANDA ?

MACAM - MACAM BUDAYA POLITIK YANG


BERKEMBANG DI MASYARAKAT
Menurut Benedict Anderson, Budaya politik di
Indonesia di bagi menjadi budaya politik elit
(terdiri dari kaum pelajar sehingga memiliki
pengaruh dan lebih berperan dalam
pemerintahan) dan budaya politik massa
(kurang memahami politik sehingga mudah
terbawa arus).
Menurut Hebert Feith , sistem politik di
Indonesia di dominasi oleh budaya politik
aristokrat Jawa dan wiraswasta Islam.
Menurut C. Geertz di Indonesia terdapat
budaya politik priyayi, santri dan abangan.

Affan Gaffar, budaya politik


Indonesia yg dominan berasal
dari etnis Jawa, yaitu patronage
dan neo patrimonialistik
o Hildred, tiga pengelompokkan
budaya politik masyarakat, yaitu
petani pedalaman Jawa Bali,
masyarakat Islam pantai, dan
masyarakat pegunungan.

TIPE - TIPE BUDAYA POLITIK

Budaya politik
Budaya politik
Budaya politik
Budaya politik
Budaya politik
Budaya politik
Civic Culture

parokial
subjek/kaula
partisipan
subjek-parokial
subjek-partisipan
parokial-partisipan

BUDAYA POLITIK PAROKIAL


( PAROCHIAL POLITICAL CULTURE )
Tipe budaya politik yang orientasi politik individu dan
masyarakatnya masih sangat rendah. Hanya terbatas
pada satu wilayah atau lingkup yang kecil atau sempit.
Individu tidak mengharapkan apapun dari sistem
politik.
Tidak ada peranan politik yang bersifat khas dan
berdiri sendiri.
Biasanya terdapat pada masyarakat tradisional.
Yg paling menonjol adanya kesadaran anggota
masyarakat akan adanya pusat
kewenangan/kekuasaan politik dalam masyarakatnya.

BUDAYA POLITIK SUBJEK/KAULA


( SUBJECT POLITICAL CULTURE )
Masyarakat dan individu telah mempunyai
perhatian, minat, dan kesadaran terhadap sistem
politik secara keseluruhan terutama output
(kebijakan pemerintah), menerima dengan pasrah
apa adanya tanpa mau mengkritisi/menilai kebijakan
tsb.
Posisinya pasif, menganggap dirinya tidak berdaya
untuk mempengaruhi atau mengubah sistem yg ada.
Segala keputusan yg diambil oleh pemeran politik
dianggap sebagai sesuatu yang tak dapat diubah,
dikoreksi, atau ditentang, dan diterima apa adanya,
patuh, setia, dan menerima anjuran para pemimpin
politiknya.
Orientasi yg nyata thd objek politik adalah dari
pernyataannya, baik berupa kebanggaan, sikap
mendukung, atau bermusuhan thd sistem.

BUDAYA POLITIK PARTISIPAN


( PARTICIPANT POLITICAL CULTURE)
Merupakan tipe budaya yang ideal.
Individu dan masyarakatnya telah
mempunyai perhatian, kesadaran dan
minat yang tinggi terhadap politik
pemerintah.
Individu dan masyarakatnya mampu
memainkan peran politik baik dalam proses
input (berupa pemberian dukungan atau
tuntutan terhadap sistem politik) maupun
dalam proses output (melaksanakan,
menilai dan mengkritik terhadap kebijakan
dan keputusan politik pemerintah).

BUDAYA POLITIK SUBJEK PAROKIAL


( PAROCHIAL SUBJECT POLITICAL
CULTURE )
Budaya politik yang sebagian besar
telah menolak tuntutan masyarakat
feodal atau kesukuan.
Telah mengembangkan kesetiaan
terhadap sistem politik yang lebih
komplek dengan stuktur pemerintah
pusat yang bersifat khusus.
Cenderung menganut sistem
pemerintahan sentralisasi.

BUDAYA POLITIK SUBJEK PARTISIPAN


( PARTICIPANT SUBJECT POLITICAL CULTURE
)

Sebagian besar masyarakatnya telah


mempunyai orientasi input yang bersifat
khusus dan serangkaian pribadi sebagai
seorang aktivis.
Sementara sebagian kecil lainnya terus
berorientasi kearah struktur
pemerintahan yang otoriter dan secara
relatif mempunyai serangkaian orientasi
pribadi yang pasif.

BUDAYA POLITIK PAROKIAL PARTISIPAN


( PARTICIPANT PAROCHIAL POLITICAL
CULTURE )

Berlaku di negara-negara
berkembang yang masyarakatnya
menganut budaya dalam stuktur
politik parokial.
Tetapi untuk keselarasan
diperkenalkan norma-norma yang
bersifat partisipan.

Perhatikan gambar - gambar di


bawah ini !

Termasuk
tipe budaya
politik yang
manakah
gambar gambar
tersebut ?

PERKEMBANGAN BUDAYA POLITIK


MASYARAKAT INDONESIA
Sub budaya di Indonesia masih beraneka ragam
Indonesia menganut budaya politik yang bersifat
parokial-kaula di satu pihak dan budaya politik
partisipan di pihak lain.
Sikap ikatan primordialisme (sentimen kesukuan,
keagamaan, kedaerahan,dsb) masih sangat
mengakar dalam masyarakat Indonesia.
Masih kuatnya sikap paternalisme (hub. ayah dan
anak) dan sifat patrimonial (abs, bapakisme) dalam
budaya politik Indonesia.
Adanya dilema interaksi antara modernisasi dengan
pola budaya/tradisi masyarakat.

MAKNA SOSIALISASI KESADARAN


POLITIK
Menurut M. Taopan, Kesadaran politik
(political awwarnes) merupakan proses batin
yang menampakkan keinsyafan dari setiap
warga negara akan pentingnya urusan
kenegaraan dalam kehidupan bernegara.
Masyarakat harus mendukung pemerintah,
mengingat kompleks dan beratnya beban
yang harus dipikul para penyelenggara
negara.
Kesadaran politik dapat terwujud salah
satunya melalui sosialisasi politik.

PENGERTIAN SOSIALISASI POLITIK


( POLITICAL SOCIALIZATION )
Proses bagaimana memperkenalkan sistem
politik pada seseorang dan bagaimana
seseorang tersebut menentukan tanggapan
serta reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala
politik (Michael Rush dan Phillip Althof).
Suatu proses perkembangan seseorang
untuk mendapatkan orientasi-orientasi
politik dan pola-pola tingkah lakunya (David
Easton dan Jack Dennis).
Proses pembentukan sikap dan orientasi
politik anggota masyarakat (Ramlan
Surbakti).

Suatu proses belajar dimana setiap individu


memperoleh orientasi-orientasi berupa
keyakinan, perasaan dan komponenkomponen nilai pemerintahan dan kehidupan
politik. Dari sudut pandang masyarakat,
sosialisasi politik adalah cara memelihara atau
mengubah kebudayaan politik (Jack Plano).
Proses dimana sikap-sikap dan nilai-nilai
politik ditanamkan kepada anak-anak sampai
mereka dewasa dan orang-orang dewasa
tersebut direkrut ke dalam peranan-peranan
politik tertentu (Almond dan Powell).

Pada hakekatnya
sosialisasi politik Adalah
proses untuk
memasyarakatkan nilai -nilai
atau budaya politik ke dalam
suatu masyarakat.

MEKANISME SOSIALISASI BUDAYA


POLITIK
Menurut Robert Le Vine ada 3 (tiga)
mekanisma pengembangan budaya
politik:
Imitasi, proses sosialisasi melalui peniruan
terhadap perilaku yang ditampilkan
individu-individu lain. Sosialisasi pada masa
kanak-kanak merupakan hal amat penting.

Instruksi, mengacu pada proses sosialisasi


melalui proses pembelajaran formal,
informal maupun nonformal.
Motivasi, proses sosialisasi yang berkaitan
dengan pengalaman individu.

Metode Sosialisasi Politik


dapat berupa:
a. Pendidikan Politik, yaitu proses
dialog antara pemberi dan penerima
pesan sehingga masyarakat
mengenal dan memperoleh nilai,
norma dan simbol politik negaranya.
b. Indoktrinasi politik, yaitu proses
sepihak ketika penguasa
memobilisasi dan memanipulasi
warga masyarakat untuk menerima
nilai, norma, dan simbol yang
dianggap baik dan ideal oleh
penguasa

Fungsi Partai Politik menurut UU No.


2/2008, merupakan sarana:
1. Pendidikan politik bagi anggota dan
masyarakat luas agar menjadi wn yang sadar
akan hak dan kewajibannya,
2. Penciptaan iklim yg kondusif bagi persatuan
dan kesatuan bangsa,
3. Penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi
politik masyarakat dalam merumuskan dan
menetapkan kebijakan negara,
4. Partisipasi politik warga negara,
5. Rekruitmen politik dalam proses pengisian
jabatan politik melalui mekanisme demokrasi
dgn memperhatikan kesetaraan dan keadilan
jender,

AGEN - AGEN
SOSIALISASI POLITIK
Keluarga
Sekolah
Kelompok
pergaulan
Lingkungan kerja
Media masa
Partai politik

PENGERTIAN PARTISIPASI POLITIK


1. Miriam Budiardjo:
Kegiatan seseorang/kelompok untuk ikut
serta secara aktif dalam kehidupan politik,
yaitu dengan jalan memilih pimpinan negara
dan secara langsung/tidak langsung
mempengaruhi kebijakan pemerintah.
2. Kegiatan yang dilakukan oleh warga negara baik
secara individu maupun secara kolektif, atas dasar
keinginan sendiri maupun atas dorongan dari pihak
lain yang tujuannya untuk mempengaruhi keputusan
politik yang akan diambil oleh pemerintah, agar
keputusan tersebut menguntungkan.

BENTUK BENTUK PARTISIPASI


POLITIK

Samuel Huntington dan Joan M. Nelson


mengidentifikasi 4 (empat) bentuk
partisipasi politik:

Kegiatan pemilihan
Lobbying
Kegiatan organisasi
Mencari koneksi (contacting)
Tindakan kekerasan (violence)

Menurut Milbrath dan Goel.

Bentuk partisipasi politik


meliputi:
Apatis, menarik diri dari proses
politik,
Spektator, pernah ikut dalam
pemilu,
Gladiator, terlibat aktif dalam
proses politik (komunikator),
Pengkritik, berpartisipasi dalam
bentuk tidak konvensional.

Menurut Muller, partisipasi


politik dilihat dari jumlah
pelakunya:
Partisipasi individual, kegiatan
individu seperti menulis surat
tuntutan/keluhan kepada
pemerintah.
Partisipasi kolektif, kegiatan warga
negara secara serentak untuk
mempengaruhi penguasa (pemilu)

Ramlan Surbakti, partisipasi


politik dibedakan:
Partisipasi aktif, kegiatan warga
negara untuk mengajukan usul,
kritik, saran kepada pemerntah ttg
kebijakan tertentu.
Partisipasi pasif, kegiatan
mentaati, menerima dan
melaksanakan keputusan
pemerintah.

Almond, bentuk partisipasi


politik:
1. Konvensional, meliputi:
o pemberian suara
o diskusi politik
o kampanye
o membentuk/bergabung dalam
kelompok kepentingan
o komunikasi individual dengan
pejabat politik/administratif

Lanjutan ..
2. Non Konvensional, meliputi:
o pengajuan petisi,
o demonstrasi,
o konfrontasi,
o mogok,
o tindakan kekerasa fisik
terhadap harta benda:
perusakan, pembakaran, dsb.
o tindakan kekerasan politik thd
manusia: pembunuhan, penculikan,
perang gerilya, dsb.

Faktor Penyebab Timbulnya


Gerakan Ke Arah Partisipasi
Politik, menurut Myron Weiner:

a. Modernisasi, tingkat kesejahteraan


penduduk meningkat dan menuntut
berperan dalam politik,
b. Perubahan struktur kelas sosial,
c. Pengaruh kaum intelektual dan
komunikasi massa modern,
d. Konflik diantara kelompok pemimpin
politik,
e. Keterlibatan pemerintah yang meluas
dalam urusan sosial, ekonomi, dan
kebudayaan.

Karakter individu dan publik yg


merupakan budaya partisipan,
menurut Bronson meliputi:
a. Menjadi anggota masyarakat yg
independen,
b. Memenuhi tanggung jawab personal
kewargaan di bidang ekonomi dan
politik,
c. Menghormati harkat dan martabat
manusia setiap individu,
d. Berpartisipasi dalam urusan
kewarganegaraan secara efektif dan
bijaksana,
e. Mengembangkan fungsi demokrasi
konstitusional secara sehat.

CONTOH PERAN AKTIF DALAM


KEHIDUPAN POLITIK
Lingkungan keluarga , misal : musyawarah
keluarga; pemesang atribut kenegaraan pada
hari besar nasional; membaca dan mengikuti
berbagai berita di media masa dan elektronik.
Lingkungan sekolah, misal : pemilihan ketua
kelas, ketua osis, dan lain - lain; pembuatan AD ART dalam setiap organisasi yang diikuti;
forum-forum diskusi atau musyawarah; membuat
artikel tentang aspirasi siswa.
Lingkungan masyarakat, misal : partisipasi dalam
forum warga; pemilihan ketua RT, RW, dsb.
Lingkungan bangsa dan bernegara , misal :
menggunakan hak pilih dalam pemilu; menjadi
anggota aktif dalam partai politik; ikut aksi
unjuk rasa dengan damai, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai