Referat
Organ
Pembentu
k Suara
Pa
ru
Sa
ra
f Rong
ga
mulu
t,
farin
g,
larin
Pita g
sua
ra
Anatomi
Laring
Otot-otot Ekstrinsik
M.
Milohioid
Otot
elevator :
M.
Geniohioid
M.
Digrastiku
s
M.
Stilohioid
M.
Omohioid
Otot
depressor
:
M.
Sternohioi
d
M.
Tirohioid
Otot-otot Intrinsik
Otot yang
mengatur tegangan
ligamentum vokalis
:
M.Krikoaritenoi
d, M. Aritenoid
obliquedan
transversum
M.Tiroaritenoid,
M.Vokalis, M.
Krikotiroid
Otot yang
mengatur pintu
masuk laring:
M.Ariepiglotik,
M. Tiroepiglotik
Anatomi
Pita
suara
(plika ventrikularis)
(plika vokalis)
Rima glotis
Pembagian Laring:
Supraglotis
o
o
o
o
o
Epiglotis
Plika ariepiglotis
Kartilago aritenoid
Plika vestibular
Ventrikel laring
10
Glotis
o Pita
11
Inervasi Laring
Cabang n. Vagus
n. Laringeus
superior
n. Laringeus
inferior
Fungsi:
Motorik
dan
sensorik
12
Vaskularisasi Laring
A.
Laringeus superior
A. Laringeus inferior
13
Fisiologi Laring
14
Fisiologi Laring
Respirasi
Batuk
Fonas
i
Proteksi
Menelan
15
Pulmonal (paru)
Aliran energi
dengan inflasi dan
ekspulsi udara
Laringeal (laring)
Pita suara
bervibrasi pada
frekuensi tertentu
untuk membentuk
suara
Supraglotis/oral
16
17
Penyebab Perbedaan Frekuensi Suara:
18
Proses Fonasi
19
20
Suara Serak
(Hoarseness)
Kelainan dari fase oral dan fase paru tidak dianggap hoarseness
True hoarseness :
1.
Abnormalitas laring
2.
21
Faktor Risiko
22
Etiologi
23
Patofisiologi
Disfungsi
24
25
Penyakit Sistemik dengan Gejala Suara
Serak:
26
Klasifikasi
27
Tanda dan
Gejala
28
Laringitis
29
30
Polip
31
Kista
32
Keratosis laring
33
Karsinoma laring
34
Kelainan neurologi
35
Presbilaringis
36
Pendarahan
37
Diagnosis
38
Pemeriksaan Fisik:
Indirect laryngoscopy
39
DIAGNOSIS
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium klinik
Radiologi
Mikrobiologi dan patologi anatomi
CT scan
40
PENATALAKSANAAN
SUARA SERAK
41
Prinsip tatalaksana
Eradikasi
42
LARINGITIS
PERAWATAN UMUM
Istirahat bicara
dan bersuara
(2-3 hari)
Dianjurkan
menghirup
udara lembab
Hindari iritasi
pada laring
(rokok,
makanan
pedas, es)
Bila ada
sumbatan jalan
nafas, indikasi
rawat
(terutama
anak)
43
PERAWATAN KHUSUS
TERAPI
BEDAH
TERAPI MEDIKAMENTOSA
Antibiotik
(penisilin,
eritromisin)
Kortikosteroid
Ekspektoran
Laringitis TB
(2RHZE/4RH)
Trakheostomi
44
NODUL VOKAL
Istirahat suara
Tidak merokok
Setelah pengangkatan
nodul, istirahat suara
min.14 hari, terapi
wicara
45
Karsinoma laring
Total
Laringektomi
Pembedahan
parsial
Diseksi leher radikal
(tidak pada tumor
glotis stadium T1 T2
Radioterapi
Kemoterapi
cisplatinum 80120
mg/m2 dan 5 FU 800
1000 mg/m2
Rehabilitasi
46
Paralisis
47
Pembedahan (Phonosurgery)
Medialisasi tiroplasty
Prostesis
(berbahan
silikon)
dimasukkan
Mendorong
korda yang
paralisis ke
tengah
Mengurangi
jarak antara
kedua korda
vokalis
Aduksi
arytenoid
s
Injeksi
korda
vokalis
Reposisi
korda vokalis
dan kartilago
Bahan
injeksi :
teflon,
kolagen,
silikon, lemak
tubuh
48
Trakeostomi
Membuat lubang dinding depan trakea
Indikasi :
49
Tipe :
- Elektif dan emergency
- Permanen dan semipermanen
- Letak tinggi, normal dan rendah
50
Teknik Operasi
a.
b.
c.
d.
e.
51
Kanul trakea
Trakeostomi
52
53
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pasca trakeotomi
48 jam pertama mutlak didampingi petugas kesehatan
Perawatan kanul
KIE :
- Keluarga ikut aktif dalam perawatan
- Penderita dapat makan dan minum cukup
Komplikasi
A. CEPAT :
1. Perdarahan
2. Apneu
3. Pneumotoraks
4. Trauma saraf laring rekuren & esofagus
5. Aspirasi darah
54
55
B. Segera :
1.
2.
3.
4.
Emfisema subkutis
C.
Lambat :
1.
Perdarahan
2.
3.
4.
Masalah dekanulasi
5.
6.
56
57