Anda di halaman 1dari 15

KEPATUHAN PAJAK DAN

KESEJAHTERAAN HIDUP
OLEH
Aisyah Amini ( 1402118734 )
Fitriyanti ( 1402118217 )
Fitri Indriani ( 1402123268 )
Mutia Mulyadi ( 1402114705 )
Nur Haminati ( 1402118031 )
Putri Ramayana ( 1402118499 )
Andrian Jupita ( 1402117864 )

A. Pengaruh Kepatuhan Pajak Terhadap Dana


Perimbangan Keuangan Daerah
Pajak berperan dalam kemandirian pembangunan
negara dari sisi pembiayaan ; proses multiplier pajak
Pencapaian sasaran dan target pembangunan tidak
optimal apabila tidak di dukung penerimaan pajak,
Connoly dan Munro (1999: 158)
Optimalisasi pajak untuk mendanai pembangunan
yang bersumber dari dalam negeri memiliki banyak
hambatan dan tantangan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan


pajak pemerintah, seperti prosedur penarikan
pajak, administrasi perpajakan, sanksi, dan tarif
pajak.
Laffer Curve : menjelaskan hubungan antara tarif
pajak ( tax rates ) dengan penerimaan negara
dari pajak ( tax revenue ) ;
- tarif tinggi maka penerimaan pajak besar,
dan sebaliknya. Tetapi demikian
disimpulkan bahwa dalam penerapannya
banyak tergantung pada basis pajak yang
dihapadi.
- tarif tinggi digunakan dalam basis pajak yang
rendah, dan sebaliknya.

Komponen dana perimbangan dari pemerintah


pusat kedaerah
1) Bagi hasil pajak pusat yang terdiri atas PBB
,BPHTB; dan PPh perseorangan.
2) Bagi hasil sumber daya alam : penerimaan
sektor kehutanan, perikanan, pertambangan
umum, dan migas ( Sidik, 2001: 12-13).

Apa itu kepatuhan pajak ?


Besar kecilnya kesadaran masyarakat untuk
membayar pajak ( tingkat kepatuhan pajak )
Kepatuhan pajak adalah tingkatan wajib pajak
dalam memenuhi peraturan perpajakan.
Derajat ketidakpatuhan diukur dengan tax gap
Tax gap : perbedaan antara actual revenue dan
apa yg harusnya diterima jika para wajib pajak
patuh 100%

Semakin besar tingkat kepatuhan masyarakat


membayar pajak, maka dana perimbangan akan
semakin meningkat, James dan Nobes (1997:137)
Apabila dana bagi hasil pajak kecil maka dana
perimbangan pun akan kecil dan berakibat
kecilnya sumber dana pembangunan di suatu
daerah, dan sebaliknya.

B. Pengaruh Dana Perimbangan Keuangan


Daerah Terhadap Pengeluaran Pemerintah Daerah
Komponen penerimaan daerah kabupaten/kota
dalam APBD secara garis besar ;
1) Penerimaan Asli Daerah (PAD)
2) Dana Perimbangan Keuangan
3) Penerimaan lain-lain yang sah

Alokasi dana perimbangan mengandung tujuan pemerataan dalam


kerangka NKRI.
Komponen utama dana perimbangan adalah dana bagi hasil pajak,
dana bagi hasil sumber daya alam, dana alokasi umum, dan dana
alokasi khusus.
Dana perimbangan menjadi alternatif bagi pemerintah daerah dalam
pembiayaan pembangunannya.
Pengeluaran pemerintah dimaksudkan untuk membiayai segala
sesuatu yang terkait dengan pembiayaan rutin dan pembiayaan
program pembangunan.
Dana perimbangan merupakan transfer keuangan dari pemerintah
pusat ke daerah yang besarannya ditentukan oleh undang-undang.

Adanya transfer dana dapat menyebabkan

pemerintah daerah melakukan capital expenditure,


sehingga dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi di
daerah.
Penerimaan daerah dalam bentuk dana

perimbangan memiliki pengaruh yang signifikan


dengan arah positif terhadap pengeluaran daerah,
di mana kabupaten/kota dengan dana perimbangan
daerah yang tinggi, belanja daerah semakin besar.

C. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah


Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat
Proses pengeluaran pemerintah daerah dalam mempengaruhi
kesejahteraan hidup masyarakat secara teoritis dapat
dijelaskan dengan proses multiplier ( perubahan instrumen
fiskal pemerintah, seperti pajak, transfer, dan pengeluaran
pemerintah ).
Perubahan salah satu instrumen fiskal akan mempengaruhi
keseimbangan pendapatan nasional.
Besar perubahan keseimbangan pendapatan nasional akibat
perubahan instrumen fiskal disebut sebagai multiplier.
Multiplier pajak, multiplier transfer, multiplier investasi, dan
multiplier anggaran berimbang. Semakin besar multiplier
makin besar perubahan dalam keseimbangan pendapatan
nasional.

Asumsi balanced budged ; peningkatan sejumlah


pembelian pemerintah yang pembiayaannya
sama dengan penambahan pajak dapat
menyebabkan peningkatan keseimbangan
pendapatan, Lindauer(1971:171)
Meskipun pajak mengurangi konsumsi seseorang
sebagai akibat berkurangnya disposable income,
tetapi untuk kepentingan masyarakat yang lebih
luas, pengenaan pajak tidak berarti mengurangi
kesejahteraan seseorang, Cullis dan Jones(1992:
172)
Pengenaan pajak memberikan pengaruh positif
terhadap pertumbuhan ekonomi baik di negara
maju maupun negara berkembang, Davoodi dan
Zou (1998)
Walaupun pajak mengurangi konsumsi individu,

D. Pengaruh Kepatuhan Pajak Terhadap


Kesejahteraan Masyarakat
Untuk meningkatkan penerimaan pajak seiring dengan
kemajuan kegiatan ekonomi diperlukan suatu sistem
perpajakan yang dapat menjadi pendukung utama
perekonomian, Jhinghan (1994: 64)
Sistem perpajakan yang baik menurut Smith haruslah
memenuhi setidaknya 4 prinsip pengenaan pajak (Smiths
Canons), prinsip kebijakan perpajakan harus memenuhi
asas-asas seperti asas kesamaan (equity), asas kepastian
hukum (certainty), asas tepat waktu (convenience), dan
asas ekonomi atau efisiensi (economy of efficiency)
Tingkat kepatuhan pajak mencerminkan kesadaran wajib
pajak dalam melaksanakan kewajiban pajaknya seperti
diamanatkan dalam undang-undang perpajakan.

Faktor utama kepatuhan pajak akan ditentukan


oleh faktor-faktor ekonomi seperti probabilitas
audit, penalty rate, besarnya tarif, pendapatan,
dan besarnya pengeluaran pemerintah, Allingham
dan Sandmo (1972) dam Cowel dan Gordon
(1988).
Teori moral pajak menyatakan bahwa faktor
utama kepatuhan pajak ditentukan atas dasar
norma sosial; faktor keterbukaan, kejujuran,
sistem dan prosedur pajak yang sederhana, serta
kemanfaatan pajak.
Kepatuhan pajak berarti tingkat kesediaan wajib
pajak didalam memenuhi seluruh ketentuan
perpajakan , baik dalam pelaporan pajak tepat
waktu, kebenaran penghitungan pajak yang
seharusnya terutang dan pembayaran pajak.

Masyarakat dengan tingkat kepatuhan pajak yang tinggi,


kesejahteraannya akan semakin baik.
Adanya pengaruh antara kepatuhan pajak dengan
kesejahteraan masyarakat menggambarkan bahwa
kepatuhan pajak, secara implisit merupakan perolehan
pajak yang kemudian digunakan untuk proses
pembangunan yang menghasilkan kesejahteraan.
Motivasi intrinsik wajib pajak bersedia membayar pajak
( tax morale ) muncul sebagai respons positif terhadap
adanya perlakuan baik ( respect ) dari pemerintah serta
hak-hak partisipasi masyarakat secara kolektif dihormati,
yang dirasakan oleh wajib pajak, sehingga wajib pajak
merasa puas.
Wajib pajak akan merespons positif atas bagaimana
otoritas pajak memperlakukan mereka, Frey dan Feld
(2002).

Kesimpulan
Kepatuhan pajak memiliki pengaruh terhadap struktur
keuangan daerah.
Melalui kenaikan dalam kepatuhan pajak, maka dapat
ditingkatkan penerimaan negara dan pada akhirnya dapat
digunakan untuk belanja transfer keuangan ke pemerintah
daerah.
Aspek moral pajak memiliki peranan yang sangat penting
dalam mendorong kewajiban kepatuhan pajak.
Meningkatknya kepatuhan pajak berpengaruh kepada
peningkatan penerimaan pajak sebagai investasi dana
pembangunan yang kemudian dapat mendorong
pengluaran pemerintah khususnya pada pengeluaranpengeluaran kebutuhan publik dalam rangka peningkatan
kesejahteraan.

Anda mungkin juga menyukai