Anda di halaman 1dari 32

ANALISIS HORMON

HORMONPENGANTAR
HORMON adalah zat yang dihasilkan oleh suatu

kelenjar endokrin disekresikan kedalam darah, dan


sampai ke sel sasaran dijaringan ( definisi klasik)
Untuk mempengaruhi jaringan target secara
spesifik (Farmakologi & terapi)
Senyawa yang memiliki kerja autokrin atau parakrin
Sebagaian besar hormon adalah peptida atau
senyawa yang berasal dari asam amino
Sebagian hormon peptida adalah glikoprotein
kompleks misal TSH ( Thyroid stimulating hormone)
dan golongan gonadotropin ( LH= luteinizing
hormone) dan FSH= folicle stimulating hormone

Hormon lainnya adalah turunan kolesterol

atau salah satu prekusornya.


Hormon steroid mencakup :
Hormon korteks adrenal ( ex: kortisol,
aldosteron, streoid seks adrenal dan
hormon gonad
(sumber : biokimia kedokteran dasar, Marks D.B
et al)

Fungsi hormon:
Kordinasi bagian tubuh
Menstimulir proses tubuh agar keaktifan

menjadi lebih tinggi


Berperan dalam pengembangan organ seks
laki-laki dan perempuan.
dll

Penggolongan hormon
A.Umum:
1. H. Hipofisa dihasilkan oleh Kelenjar

Pituitary ( terdapt di dasar otak


2. H. Kelamin ( Pria & wanita)
3. H. Anabolik derivat testosteron &
androgen sintesis yg telah dikembangkan
( ex: H. Tiroid & paratiroid, korteks anak
ginjal, H. Pangkreas)

B. Komposisi penyusun:

1. H.yg mengandung as. Amino ( Epi, Nor Epi


dll)
2. H. Yg mengandung lipid ( ex; testosteron,
progesteron, androgen
3. H yg mengandung protein (ex: insulin,
Prolaktin, oksitosin dll )

Reaksi identifikasi dari


hormon:
1. Reaksi Liberman & Bouchardat :
Sampel ( dlm as. Acetat glasial + H2SO4 bbrp

tetes) terbentuk beberapa warna (+) steroid


2. Reaksi Rosenhein
Sampel (dlm CHCL3) + bbrp tetes trichlor asetat

endapan merah brilian


3. rx. Tartelli japfree
Sampel dlm as. Asetat + 2% bromine dlm

CHCl3 warna hijau pd campuran

4. Rx Zimmerman
Sampel dlm alkohol + dinitro benzen dan

potasoim hidroksida warna Violet

Beberapa obat golongan hormon


yang akan diidentifikasi
1. Deksametason
2. Prednison
3. Levanogestrel
4. Metil testosteron
5. Etil estradiol
6. Spironolakton

Deksametason
Synonyms: 9-Fluoro-16-

methylprednisolone; Deksametasoni;
Deksametazonas; Desamethasone;
Dexametason; Dexametasona;
Dexametasone; Dexametazon;
Dexamethason; Dexamethasonum;
Hexadecadrol
BAN: Dexamethasone
Chemical name: 9-Fluoro11,17,21-trihydroxy-16methylpregna-1,4-diene-3,20-dione
Molecular formula: C 22H29FO5 =392.5
Chemical Structure of
Dexamethasone
(martindale ed. 35)

Deksametason
1. Organoleptis:
Bentuk habluratau serbuk hablur, putih atau hampir

putih,pahit, tidak berbau, rasa agak pahit, PTL/air


2. Rx warna
Bouchardat hitam kekuningan
Dragendrof hitam lar jingga coklat
Amm encer + H2SO4 pkt merah muda
FeCl3 + NaHCO3 coklat jingga
CHCl3 + H2SO4 pkt warna kuning
3. Fehling A + fehling B Biru pekat reaksi

golongan

4. Rx spesifik
Zat + CuSO4 endapan kuning
Zat + Marquis endapan kuning
FI ed III, ed. IV
Identifikasi : Serapan IR , serapan Uv
Memenuhi reaksi golongan steroid

Prednison
Synonyms: 1,2-Dehydrocortisone; 1-

Cortisone; Deltacortisone;
Deltadehydrocortisone; Metacortandracin;
NSC-10023; Prednison; Prednisona; Prednisoni;
Prednisonum; Prednizon; Prednizonas
Chemical name: 17,21-Dihydroxypregna-1,4diene-3,11,20-trione
Molecular formula: C21H26O5 =358.4
NOTE:
Use in Sport. Prednisone may be restricted in
certain sports, see , as it is considered to be a
member of a prohibited group (Glucocorticoids
(excluding dermatological preparations));
competitors should check with the appropriate
sports authorities.
Chemical Structure of Prednison

Organoleptis
Bentuk hablur, warna hijau,pahit, tidak

berbau, SL/ air


Reaksi golongan :
Parri hijau lumut
CuSO4 endapan hijau
Marquis endapan hijau
FA +FB biru biru laut reaksi
Golongan
Indofenol hijau lumut

Reaksi Penegasan :
Parri hijau lumut
Marquis endapan hijau
CuSO4 endapan hijau

Levanosgestrel next b
Organoleptis
Bentuk hablur, warna putih,pahit, tidak

berbau, Tidak larut dalam air


Reaksi warna:
Parri endpan putih
CHCl3 + H2SO4 pkt endapan biru lemah
CuO4 endapan biru lemah
Marquis endapan putih
Indofenol abu-abu keunguan
FA +FB biru pekat reaksi Golongan

Reaksi penegasan
Parri endapan putih
CuO4 endapan biru lemah
Marquis endapan putih

Metil +testosteron
Synonyms: Testosteron;

Testosterona; Testosteronas;
Testosteroni; Testosteronum;
Tesztoszteron
Chemical name: 17Hydroxyandrost-4-en-3-one
Molecular formula: C19H28O2
=288.4
Chemical Structure of
Testosterone

Metil testosteron
Organoleptis
Bentuk hablur, warna putih,pahit, tidak

berbau, Tidak larut dalam air


Reaksi warna:
HNO3 pkt kuning
H2SO4 pkt kuning-kuning orange
FeCl3 kuning lemah
Marquis coklat tua
NaNO3 + H2SO4 kuning merah ungu
FA +FB biru pekat

Reaksi penegasan
Parri endapan putih
CuO4 endapan biru lemah
Marquis endapan putih

Etil, estradiol
Drug Nomenclature
Synonyms: sztradiol; Beta-

oestradiol; Dihydrofolliculin;
Dihydrotheelin; Dihydroxyoestrin;
Estradiol; Estradioli; Estradiolis;
Estradiolum; NSC-20293 (alphaestradiol); NSC-9895; Oestradiol
Chemical name: Estra-1,3,5(10)triene-3,17-diol
Molecular formula: C18H24O2
=272.4
Chemical Structure of Estradiol

Etil estradiol
Organoleptis
Bentuk hablur, warna putih,pahit, tidak

berbau, Tidak larut dalam air


Reaksi warna:
H2SO4 pkt coklat violet
Diazo A + Diazo B kuning jingga
merah(lambat)
Marquis ungu lemah
Frohde kuning merah ungu
FA +FB biru pekat

Spironolakton
Organoleptis
Bentuk hablur, warna putih,pahit, tidak berbau, Tidak

larut dalam air


Reaksi warna:
H2SO4 pkt merah jingga- bintik hijau- merah darah
NaNO3 + H2SO4 pkt kuning- merah-kuning pekat
Amm encer + H2SO4 pkt kuning-merah-kuning
hijau tua
Diazo A + Diazo B kuning jingga merah(lambat)
Marquis coklat- hijau kuning coklat merah terang
Frohde hijau lumut
As. Asetat + H2SO4 pkt merah-hijau lumut

Olimpiade 2012
Gagal Tes Doping, Atlet Angkat Besi Albania Dipulangkan
Mohammad Resha Pratama detikSport

London - Nasib sial menimpa atlet angkat besi putra asal Albania,

Hysen Pulaku, yang terpaksa angkat koper lebih cepat akibat divonis
memakai doping.
Seperti dilansir dari Sky Sports, Pulaku, diketahui positif menggunakan
Stanozolol pada tes doping yang dilakukan oleh IOC (Komite
Olimpiade Internasional) 23 Juli lau. Stanozolol adalah sejenis steroid
dan itu dilarang digunakan dalam dunia olahraga.
Setelah diketahui positif menggunakan doping, Komite Olimpiade
Albania memutuskan mengeluarkan atlet berusia 20 tahun itu dari
tim.

REPUBLIKA.CO.ID,

BANDUNG---Institut Teknologi Bandung (ITB) meluncurkan laboratorium uji doping


yang pertama di Indonesia dan akan segera mengajukan sertifikasi internasional, untuk masuk ke
dalam jajaran laboratorium berstandar internasional untuk pengujian penggunaan doping di dunia
yang saat ini berjumlah 34.
Dalam peresmian laboratorium tersebut baru-baru ini, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Roy
Suryo mengatakan laboratorium tersebut diharapkan bisa menguji lebih dari 3.000 sampel.
Doping itu memang harus diiringi dengan kemajuan teknologi, karena yang namanya sports science,
yang namanya pengetahuan dalam bidang olahraga itu berkembang. Ada zat yang bisa dikategorikan
doping, tapi dulu tidak, ujarnya seperti dilansir voaindonesia.
Sementara itu, Rektor ITB Akhmaloka mengatakan ITB akan mengajukan permohonan rekomendasi ke
World Anti-Doping Agency (WADA) di Jepang pertengahan tahun ini, untuk mendapatkan akreditasi
internasional
Tanpa akreditasi dari WADA, laboratorium tersebut tidak bisa menjadi labotarorium doping, melainkan
hanya menjadi laboratorium kimia atau farmasi biasa, ujarnya. Akhmaloka menambahkan, sumber
daya manusia yang nantinya akan mengelola laboratorium uji doping di ITB cukup banyak. Mereka
terdiri dari para guru besar dan para doktor dari jurusan farmasi, kimia, teknik kimia, fisika, teknik
lingkungan, dan para ahli lainnya yang terkait dalam bidang uji doping, ujarnya.
SDM-nya tidak masalah, kalau SDM-nya itu karena banyak guru besar, doktor-doktor yang memang
ahli untuk bidang-bidang seperti itu (pengujian doping), ujar Akhmaloka.
Laboratorium uji doping di ITB dibangun dengan target dapat digunakan pada Pekan Olahraga
Nasional (PON) 2016 di Jawa Barat.
Peralatan yang dimiliki laboratorium ini diakui belum lengkap, karena peralatan khusus untuk menguji
sampel doping tersebut tergolong mahal. Total rencana anggaran biaya termasuk biaya operasional
laboratorium dan pelatihan mencapai Rp 136 miliar. Seluruh kebutuhan biaya itu akan dicairkan
bertahap hingga 2016 mendatang.
Sebelumnya, Indonesia mengandalkan laboratorium di Malaysia atau Jepang untuk tes doping.
Pengujian di kedua negara tersebut biayanya rata-rata sekitar Rp 2,9 juta per sampel, dengan waktu
pengujian selama satu minggu.

Peningkat Stamina Atlet


Penulis : Lusia Kus Anna | Jumat, 25 Januari

2013 | 11:37 WIB Foto ini diambil 3 Juli 2012,


ketika Lance Armstrong menjalani pemeriksaan
dokter sebelum mengikuti Tour de France ke90. Lance Armstrong dituduh melakukan
doping sistematis yang membawanya
menjuarai Tour de France tujuh kali.

Kompas.com - Pebalap sepeda AS, Lance Armstrong, harus merelakan semua gelarnya

di Tour de France dicopot setelah ia terbukti melakukan doping. Pebalap tersebut


diketahui melakukan doping canggih, profesional, dan sulit terlacak, doping darah.
Doping merupakan tindakan kriminal dalam dunia olahraga. Doping darah adalah suatu

metode terlarang untuk meningkatkan performa atlet dengan cara meningkatkan


kemampuan tubuh untuk membawa oksigen lebih banyak ke otot.
Pada banyak kasus doping darah meningkatkan jumlah hemoglobin dalam sirkulasi
darah. Hemoglobin adalah protein pembawa oksigen dalam darah. Dengan
meningkatnya hemoglobin maka jumlah oksigen sebagai bahan bakar otot atlet juga
meningkat. Hal ini akan menyebabkan performa dan stamina, terutama dalam
perlombaan jarak jauh, seperti bersepeda atau berlari.
Doping darah sendiri dilarang oleh International Olympic Committe dan organisasi
olahraga lainnya. Secara umum ada 3 doping darah yang dikenal luas, yakni transfusi
darah, injeksi erythropoietin (EPO), dan injeksi sintetis pembawa oksigen.
1. Transfusi darah
Transfusi darah sebenarnya adalah praktik medis untuk menggantikan darah yang

hilang karena kecelakaan atau operasi, atau pun memberikan sel darah yang rendah
karena anemia atau gagal ginjal. Transfusi darah yang dipakai untuk meningkatkan
performa atlet ada dua jenis, yakni Autologous transfusion yang menggunakan darah
atlet sendiri yang diambil lalu disimpan untuk penggunaan selanjutnya.
Jenis transfusi darah yang kedua adalah homologus transfusion, penggunaan darah
orang lain yang memiliki golongan darah sama. Namun doping ini bisa dideteksi.
Metode deteksinya mulai dipakai sejak tahun 2004 dalam olimpiade musim panas di
Athena, Yunani.

2. Injeksi EPO.
EPO adalah hormon yang diproduksi di ginjal dan

berfungsi mengatur produksi sel darah merah. Dalam


praktek medis, injeksi EPO diberikan untuk menstimulasi
produksi sel darah merah. Pada atlet EPO dipakai untuk
merangsang tubuh memproduksi sel darah merah lebih
tinggi dari kadar normal sehingga stamina meningkat.
Tes darah dan urin bisa mendeteksi EPO sinteteis. Tetapi
EPO berada dalam tubuh dalam waktu singkat meski
dampaknya jangka panjang. Ini berarti agak sulit
mendeteksinya.

3. Pembawa oksigen sintetis.


Menggunakan zat kimia yang punya kemampuan membawa oksigen. Dalam dunia medis praktik ini
boleh dilakukan jika tidak tersedia darah manusia, ada risiko infeksi darah, serta tidak cukup waktu
untuk mencari donor darah yang sesuai.
Para atlet menggunakan pembawa oksigen sintetis untuk mencapai performa maksimal dengan
meningkatkan oksigen dalam darah. Tes untuk mengetahui praktek doping ini juga sudah tersedia sejak
tahun 2004.
Dalam prosedur tes doping, sebenarnya tes tidak hanya dilakukan saat kompetisi tetapi juga saat tidak
berkompetisi. Ada petugas yang akan mendatangi rumah atlet untuk mengambil contoh darah. Tetapi
para atlet sering kabur atau bersembunyi dari para petugas. Atau mereka juga biasa menggunakan zat
tertentu yang bisa menetralkan kekentalan darah sehingga doping tak terdeteksi.
Efek doping darah
Kendati bisa meningkatkan stamina saat bertanding, tetapi doping darah memiliki risiko yang sangat
berbahaya. Dengan meningkatnya jumlah sel darah merah, maka risiko pengentalan darah juga
meningkat. Ini berarti jantung harus bekerja lebih keras memopa darah ke seluruh tubuh. Akibatnya
risiko penyumbatan pembuluh darah, serangan jantung, dan stroke juga meningkat.
Dalam kurun waktu 25 tahun ada sekitar 20 pebalap sepeda meninggal karena doping darah.
Doping darah lewat transfusi juga meningkatkan risiko tambahan seperti infeksi HIV, hepatitis B dan C.
Selain itu juga bisa menyebabkan reaksi alergi, demam, atau ruam.
Sementara itu injeksi EPO bisa menyebabkan hyperkalemia (meningkatnya level plasma potasium
dalam level berbahaya). Meningkatnya tekanan darah, serta gejala mirip flu.

Sekian
sampai jumpa...?!

Anda mungkin juga menyukai