Identitas Pasien
Nama
: An. RE
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: jln titiran dalam no 26 sadang
serang
Tanggal lahir
: 08 oktober 2008
Umur
: 8 tahun
Anak ke
: 2 dari 2 bersaudara
Tanggal pemeriksaan
: 21 September 2016
Ibu
Nama :Ny. N
Umur
: 41 tahun
Pekerjaan : IRT
Alamat
: SDA
Pendidikan : SMA
Ayah
Nama
:Tn.M
Umur
: 41 tahun
Pekerjaan : Swasta
Alamat
Pendidikan : SMA
: SDA
Keluhan utama
Sulit
konsentrasi
Keluhan Utama
Pasien dibawa oleh ibunya ke poli tumbuh
kembang RSAI dengan keluhan sulit
berkonsentrasi sejak 1 tahun SMRS. Keluhan
terjadi terus menerus. Sulit konsentrasi
terjadi secara tiba tiba dan tanpa
dipengaruhi oleh kejadian sebelumnya. saat
ini pasien masih duduk di bangku kelas 2
SDLB (Sekolah Dasar Luar Biasa).
Menurut
ibu,
Pasien
terlihat
sulit
berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran,
susah bila disuruh untuk belajar dan sering
menangis ketika berada dikelas.
Keluhan Utama
Menurut ibu pasien, pendengaran dan
penglihatan os baik walaupun belum
pernah diperiksakan ke dokter spesialis THT
maupun dokter spesialis mata. Tidak ada
gejala cemas berlebihan pada pasien.
Tidak ada kesulitan dalam mencoba hal
baru, pasien tidak mengalami perlakuan
yang terlambat atau terlihat seperti anak
yang lebih muda dari seusianya. Tidak ada
riwayat kekearasan dari orangtuanya. Ibu
menyangkal tidak terdapat kontak mata
dengan ayah dan ibunya, sulit untuk
Riwayat kehamilan
Ibu pasien mengaku ini merupakan
kehamilan yang ke-2 dan melakukan
kontrol di bidan secara rutin. Pasien tidak
memiliki gangguan saat kehamilan dan
Selama hamil hanya mengkonsumsi
vitamin. Ibu pasien tidak memiliki
riwayat keguguran selama kehamilan
dan Tidak ada usaha untuk
menggugurkan kandungan. Tidak ada
riwayat memelihara binatang (kucing,
unggas, dll) atau kandang ternak di
sekitar rumah selama hamil.
Riwayat Persalinan
Riwayat perinatal
Riwayat Makanan
0-6 bulan : ASI
6-12 bulan : susu formula + bubur
12 bulan sekarang
: nasi beserta lauk pauk
(ikan, daging,sayuran, buah-buahan)
Pasien walaupun diberikan bermacam-macam jenis
makanan tetapi agak sulit dalam proses makannya.
Pasien suka lari dan tidak selesai saat makan.
Pasien harus sedikit dibentak baru menurut tetapi
terdapat reaksi seprti ingin mengangis.
Riwayat vaksinasi
Riwayat Perkembangan
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : tdk tampak sakit
Kesadaran
: Compos mentis. PGCS:15
Eye 4
Verbal 6 Movement 5
Tanda-tanda Vital
Nadi : 80 x/menit, regular, equal,
isi
cukup
Respirasi : 20 x/menit,
Suhu
: 36,4 C
Antropometri
Umur : 8 tahun
Berat badan: 20 kg
Panjang badan: 114 cm
LK: 50 cm
TB/U : dibawah percentile 5
BB/U: dipercentile 5
LK/U : diantara -2 sd +2
BMI/U : diantara percentile 10 dan 90
Kesimpulan dulu kurang gizi
Kulit : Tidak pucat, sianosis (-), jaundice (-), abses (-) ptekiae
(-).
2. Otot : Atrofi (-), hipertrofi (-)
3. Kepala
. Bentuk : simetris, normochepal
. Dysmorfik
: tidak ada
. Rambut
: Hitam, halus, tidak mudah rapuh
. Wajah : Simetris, flushing (-)
. Mata
: Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik
. Pupil: bulat isokor
. Hidung : Simetris, epistaksis -/-, sekret -/-, PCH (-)
. Telinga : Simetris, sekret -/. Mulut
: Bibir tidak kering, perioral sianosis (-),
1.
4.
Leher
KGB
: tidak terdapat pembesaran KGB
Kelenjar Tiroid
: Tidak ada pembesaran
JVP
: Tidak mengalami peningkatan
Retraksi suprasternal (-)
5. Thorax
Paru
Inspeksi
: Bentuk dan pergerakan simetris, retraksi
intercostal (-)
Palpasi
: Pergerakan simetris
Auskultasi
: VBS kanan = kiri, wheezing -/-, ronki -/-,
slem -/-
6. Jantung
7. Abdomen
Inspeksi
Perkusi: Timpani
Gerakan
: aktif
Tonus
: normal
Trofi
: (-/-)
Clonus
: (-/-)
Atrophi
: (-/-)
Deformitas
: (-/-)
Status neorologikus
Rangsang Meningeal
Refleks Fisiologis
Kaku Kuduk : -
Brudzinsky I/II/III : -
Kernig : -
Refleks Patologis
DIAGNOSIS BANDING
Learning disability e.c Retardasi mental
Autisme
Diagnosis
Learning disability e.c retardasi mental
PENATALAKSANAAN
Jelaskan kepada orang tua
(stimulasi anak)
Lakukan terapi rehabilitasi medik
Okupasi terapi (membaca, berhitung,
menulis)
FOLLOW UP
Prognosis
Qou ad vitam
: ad bonam
Qou ad functionam : dubia
PEMBAHAS
AN
JENIS-JENIS
LEARNING DISABILITY
FAKTOR PENYEBAB
Ciri - ciri
sulit membedakan huruf alpabet,terutama yang betuknya
mirip-mirip (b,d,q,p)
tidak bisa mengeja kata dengan benar
sering salah membaca teks dan kadang tidak paham arti
teks
bingung membedakan kata yang bunyi dan tulisannya mirip
seperti 'hati' dan 'pati'
EPIDEMIOLOGI
Lingkungan
Biologis
STUDI OTAK
Studi post-mortem, 2
perubahan struktural yang
signifikan pada otak individu
dengan disleksia.
1. Temporale planum (Area
otak ini terlibat dalam
pengolahan pendengaran
dan bahasa).
Perubahan
histologis di
area perisilvian
hemisfer kiri
dan talamus
(pada individu
dengan
disleksia):
Sel-sel besar
abnormal, ectopias
dan displasia
akibat kegagalan
migrasi saraf.
2.
Posterior
Parietotemporal,Wernicke (gyrus temporal
superior dan gyrus angular) pengolahan
fonologi dan pemetaan huruf untuk bunyi
(decoding);
Oksipitotemporal, Brodmann 37
(BA37)akses ke kamus mental kata
(mental dictionary of words); pengenalan
kata dan dikenal dengan istilah Visual Word
Form Area (VWFA).
MEKANISME DISLEKSIA
Gangguan (ADHD)
Komorbiditas disleksia dengan ADHD
dilaporkan sejumlah 40 %. Hal ini disebabkan
oleh pengaruh shared genetic, namun
pemberian obat pada ADHD tidak
memberikan efek pada kemampuan
membaca.
Anxietas
Paling sering terjadi pada anak perempan.
Anxietas menyebabkan anak menolak
untuk bersekolah, dan menganggap sekolah
sebagai tempat yang tidak menyenangkan.
RIWAYAT PERKEMBANGAN
Anak
Riwayat keterlambatan
Kesulitan dalam mempelajari nama objek, warna, huruf
abjad, dan bunyi huruf abjad tersebut
Kesulitan belajar rima
Sulit mengingat kata-kata yang baru dipelajari akibat
konsolidasi yang buruk dari short-term phonological
memory.
Kesulitan menyalin kata-kata dari papan tulis.
Sulit untuk mempelajari bahasa lain.
Dalam ilmu matematika, anak-anak menunjukan kesulitan
bila menghadapi masalah numerik dalam bentuk tertulis.
PENDEKATAN UNTUK
DISLEKSIA
Screening awal
Penilaian yang lebih komprehensif
Uji psikometri yang telah distandardisasi.
Diagnosis Banding
Kondisi organik
Gangguan pendengaran, seperti otitis media
berulang
Gangguan neurologis dan visual
TERAPI
PROGNOSIS
Diskalkulia (Dyscalculia)
belajar yang mempengaruhi kemampuan matematika.
Seseorang dengan diskalkulia sering mengalami
kesulitan memecahkan masalah matematika dan
menangkap konsep-konsep dasar aritmatika.
Ciri-cirinya
bingung membedakan simbol + - x
sering salah dalam menghitung matematika sehari-hari
Tidak bisa mengerti semua yang berhubungan dengan
perhitungan
Menurut DSM-V
Disgrafia (Dysgraphia)
Ketidakmampuan dalam menulis, terlepas
dari kemampuan untuk membaca. Hal ini
juga bisa disertai dengan gangguan
motorik halus.
Ciri-ciri penderita
sulit menuliskan sebuah kata dengan
benar. kadang hurufnya kebalik atau
ejaannya salah.
Kalimat yang ditulis penderita biasanya
salah tempat, misalnya nulis dia cantik"
jadi "cantik dia"
Menurut DSM V masalah writing expression dapat dilihat dari berbagai kriteria,
yaitu :
EFEK PERKEMBANGAN
Perkembangan Kognitif
Mengalami kesulitan belajar
Mengalami kesulitan dalam memahami
arah verbal
Mudah terganggu oleh suara dan
rangsangan visual
Mengalami kesulitan memahami konsep
pada dirinya, seperti mengambil, berbagi,
bagaimana untuk masuk ke dalam situasi
bermain.
RETARDASI
MENTAL
Epidemiologi
Secara global prevalensi mental
retardasi sekitar 16/1000 orang
low income, 14/1000 pada
middle income, dan 9/1000
pada high income
Etiologi
1. retardasi mental ringan (IQ > 50),
- Pengaruh lingkungan.
- Retardasi mental ringan ini 4 kali lebih banyak
terjadi pada anak yang ibu nya tidak tamat sekolah
dan adanya faktor sosioekonomi yang rendah.
- Penyebab biologis tersering adalah sindrom
genetik dengan kelainan kongenital, prematuritas,
penyalahgunaan obat-obatan yang menyebabkan
gangguan intrauterin, dan abnormalitas kromosom
seks. Adanya riwayat keluarga yang sama.
KLASIFIKASI
TABLE 38-2 DIAGNOSTIC CRETERIA FOR MENTAL
RETARDATION
A.
B.
A.
MANIFESTASI KLINIK
TABEL 38-4 Common presentation of mental retardation by age
AGE
NEWBORN
AREA OF CONCERN
Dysmorphic syndrome,
microcephaly
Major organ system dysfunction
(e-g feeding breathing)
Failure to interact with the
environment
Concern about vision and
hearing impairements
Gross motor delay
Language delay or difficulties
Behavior difficulties, including
play
Delays in fine motor skill :
cutting coloring, drawing
Academic underachievement
Behavior difficulties (Attention,
DIAGNOSIS
Anamnesis pasien
1.
Riwayat
..
..
sosioekonomi
..
Riwayat kehamilan
..
..
Berat lahir, Apgar score, pengukuran lingkar kepala, tonus, kekuatan otot,
refleks
..
..
..
Untuk anak usia sekolah : riwayat sekolah, prestasi beljar, tinggal kelas ?
Naik kelas ?
2.Pemeriksaan Fisik
.
.
.
.
3. Penunjang
Pemeriksaan kromosom (karyotype) : untuk melihat
jumlah kromosom, duplikasi, delesi atau translokasi
kromosom.
EEG
CT-Scan
MRI : identifikasi sejumlah marker cerebral dysgenesis
BERRA
Titer virus untuk infeksi kongenital
Lab : pemeriksaan ferriklorida dan asam amino sebagai
screening PKU
Komplikasi
Pencegahan
Terapi
Psychiatric Disorders
. Neuroleptics (risperidone) efektif untuk penyakit perilaku
seperti agresif dan impulsif pada pasien RM atau autisme
ataupun keduanya.
Efek samping : intolerasi berat badan
. Quetiapine dan aripiprazole mempunyai efek samping yang
kurang terhadap BB dan efektif juga terhadap perilaku
agresif dan perilaku menyimpang lainnya
. Clonidine efektif untuk hiperaktif, hipersensitif dan cukup
membantu masalah kesulitan tidur
. Methylphenidate juga efektif untuk beberapa pasien RM
. Anxiety, compulsive, mood symptoms dapat diberikan
selektif serotonin reuptake inhibitors (SSRIs).
Cognitive Impairment
- Tidak ada bukti kuat yang mendukung peran farmakologi untuk meningkatkan
kognisi dalam populasi RM
- Salah satu studi terbuka dengan keterbatasan metode menyarankan bahwa donepezil
(cholinesterase inhibitor) dapat meningkatkan kemampuan bahasa pada pasien
Down syndrome
Setiap anak dengan RM membutuhkan adanya home care dan juga peran dokter
anak untuk membantu mengatasi permasalahan yang ada disetiap pasien RM.
Interdisciplinary Management
Periodic Re-evaluation
Educational Service
Pemberian edukasi harus sesuai yang dibutuhkan anak dengan retardasi mental
Terdapat 4 macam tipe pendidikan untuk retardasi mental : kelas khusus sebagai
tambahan dari sekolah biasa, sekolah luar biasa (SLB-C), panti khusus, pusat
pelatihan kerja
Prognosis