DERMATITIS SEBOROIK
Muthia Faurin
Dea Oktaviani
M. Zikri Muzaki
Firstson Yudithia Chevy
Preseptor :
dr. H. Yosse Rizal, Sp.KK
Epidemiologi
Prevalensi dermatitis seboroik secara umum berkisar 3-5% pada populasi
umum.
Lesi ditemui pada kelompok remaja dengan ketombe sebagai bentuk yang
lebih sering dijumpai.
Pada kelompok HIV, angka kejadian dermatitis seboroik lebih tinggi
dibandingkan dengan populasi umum.
Umumnya diawali sejak usia pubertas, dan memuncak pada umur 40 tahun.
Dalam usia lanjut dapat dijumpai bentuk ringan, sedangkan pada bayi dapat
terlihat lesi berupa kerak kulit kepala (cradle cap).
Jenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan.
Etiologi
Aktivitas kelenjar sebum
yang berlebihan
Infeksi Ptyrosporum ovale
Infeksi oleh Candida atau
Staphylococcus
Hipersensitif terhadap
bakteri ataupun antigen
epidermal
Kelainan neurotransmitter
Patogenesis
Infeksi Jamur
Ptyrosporum ovale
Lingkungan
dan
Kebiasaan
Obat-obatan tertentu
Penyakit Penyerta
Depresi
Sistem Imun
Hormonal
Peningkatan
aktivitas
kelenjar sebasea
(Limfosit T)
Hipersekresi Kelenjar
Sebasea
DERMATITIS SEBOROIK
Klasifikasi
Seboroik Kepala
Seboroik Muka
Seboroik daerah badan
Gambaran Klinis
Lokasi yang terkena seringkali di daerah kulit kepala berambut, wajah, alis, lipat
nasolabia, side burn, telinga dan liang telinga, bagian atas-tengah dada dan
punggung, lipat gluteus, inguinal, genital, ketiak.
Sangat jarang menjadi luas.
Dapat ditemukan skuama kuning berminyak, eksematosa ringan, kadang kala
disertai rasa gatal dan menyengat.
Ketombe merupakan tanda awal manifestasi dermatitis seboroik.
Dapat dijumpai kemerahan perifolikular yang pada tahap lanjut menjadi plak
eritematosa berkonfluensi, bahkan dapat membentuk rangkaian plak di sepanjang
batas rambut frontal dan disebut sebagai korona seboroika.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan histopatologi
Pemeriksaan fenomena tetesan lilin dan Auspitz
Pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH 10% .
Pemeriksaan kultur
Penatalaksanaan
Dermatitis seboroik pada anak biasanya sembuh sendiri secara
spontan dalam 6 hingga 12 bulan dan cenderung tidak rekuren
hingga mencapai usia pubertas. Secara umum terapi bekerja
dengan prinsi mengontrol bukan menyembuhkan, yakni dengan
membersihkan dan menghilangkan skuama dan krusta,
menghambat kolonisasi jamur, mengontrol infeksi sekunder dan
mengurangi eritema dan gatal.
Penatalaksanaan Umum
Pasien diberitahu bahwa penyakit ini berlangsung kronik
dan seringa kambuh
Menghindari faktor pencetus seperti stress emosional,
makanan berlemak, dan pencetus lainnya.
Menjaga kebersihan rambut dan badan
Penatalaksanaan Khusus
Shampo yang mengandung obat anti malassezia, misalnya : selenium sulfida,
zinc pirithione, ketokonazol, berbagai shampo yang mengandung ter dan
solusio terbinafine 1%.
Untuk menghilangka skuama tebal dan mengurangi jumlah sebum pada kulit
dapat dilakukan dengan mecuci wajah berulang dengan sabun lunak.
Pertumbuhan jamur dapat dikurangi dengan krim imidazol dan turunanya,
bahan antimikotik di daerah lipatan bila ada gejala.
Skuama dapat diperlunak dengan krim yang mengandung asam salisilat atau
sulfur.
Prognosis
Dapat sembuh dengan sendirinya disertai prognosis yang
baik pada bayi dibandingkan dengan kondisi kronis dan
relaps pada orang dewasa. Tidak ada bukti yang
menyatakan bayi dengan dermatitis seboroik juga akan
mengalami penyakit ini pada dewasa. Pasien dermatitis
dewasa dengan bentuk berat kemungkinan persisten.
Laporan Kasus
Identitas Pasien
Nama : Nn. Y
Umur : 24 Tahun
Jenis Kelamin: Perempuan
Pekerjaan
Alamat
: Karyawati
: Bukittinggi
Suku : Minang
Agama
: Islam
Anamnesis
Keluhan Utama :
Kepala berketombe sejak 2 minggu yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Kepala berketombe sejak 2 minggu yang lalu.
Awalnya berupa bercak kemerahan dikulit kepala dan
terasa gatal. Kemudian timbul sisik putih yang makin
hari makin banyak hingga menyebar ke kedua telinga
pasien.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata:
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran
: Komposmentis cooperatif
Status gizi
: Baik
Pemeriksaan thorax
: Diharapkan dalam batas normal
Pemeriksaan abdomen : Diharapkan dalam batas normal
Status Dermatologikus:
Lokasi
Distribusi
Bentuk
Susunan
: Tidak khas
Ukuran
Batas
: Miliar-lentikuler
: Regional
: Tidak khas
: Tidak tegas
Efloresensi
Status Venerologikus
Kelainan Rambut
Diagnosa
Dermatitis Seboroik
Diagnosa Banding : Pemeriksaan Anjuran
Tidak dilakukan pemeriksaan anjuran
Penatalaksanaan
Umum :
Istirahat cukup, jangan begadang
Hindari makan makanan yang berlemak seperti
goring dan makanan pedas
Perawatan rambut : dicuci dan dibersihkan dengan
shampo. Menjaga kebersihan tubuh
Khusus :
Topikal : Dexosimetason krim 0,25% dua kali
sehari
Sistemik : Cetirizine Hcl Tab 10mg sekali
sehari
Prognosis
Quo ad vitam
Quo ad sanationam
: Bonam
: Bonam
Quo ad kosmetikum
: Bonam
Quo ad functionam
: Bonam
Resep
RSUD Acmad Mochtar
Ruangan/Poliklinik : kulit dan kelamin
Dokter : dr. MD
SIP No : 3103/SIP/2016
Bukittinggi, 10 April 2016
R/ Dexosimetason tube 0,25% No. I
S2dd tab 1
R/ Cetirizine Hcl tab 10 mg No.X
S1dd tab 1
Pro
: Nn.Y
Umur
: 24 tahun
Alamat : Bukittinggi