Anda di halaman 1dari 62

Tinjauan Pustaka

KEGAWATDARURATAN TORAKS
DEWASA PADA PEMERIKSAAN X FOTO
TORAKS
Oleh
NOVITA ELYANA

Pembimbing
Dr BAMBANG SATOTO,SpRad
PENDAHULUAN

Kegawatdaruratan keadaan yang memerlukan


tindakan segera , baik diagnostik maupun tindakan
live saving CEGAH KEMATIAN
Kegawatdaruratan toraks karena trauma maupun
non trauma
10-15 % kematian karena trauma
Kematian dicegah dengan kecepatan
diagnostik :
- klinik
- penunjang hampir semua RS
ada x foto toraks
TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi Toraks
Toraks posterior
Anatomi Toraks
Proyeksi Lateral
Kegawatdaruratan Toraks
Dewasa
A. Fraktur flail chest
Definisi :
- fraktur pada 3 atau lebih segmen kosta ( lebih dari
2 fraktur dalam kosta yang sama) atau lebih dari 5
fraktur kosta yang berdekatan .
- fraktur 2 atau lebih segmen pada 2 atau lebih kosta
Klinis : pernafasan paradoksal

RADIOLOGIS X FOTO TORAKS


Multipel fraktur kosta
Kadang disertai kontusio
pulmonum
multiple rib
fractures occur
along the
midlateral (red
arrows) or
anterior chest
wall (blue
arrows), a flail
chest (dotted
black
lines) may
result.
B. Efusi Pleura Massif

Definisi : Terbentuknya / terkumpulnya cairan


didalam kavum pleura.
Cairan tersebut bisa berupa transudat, eksudat,
darah maupun cairan limfe.
Etiologi : Kelainan paru ( infeksi, tumor ,
metastase ), kelainan pleura ( infeksi , tumor ),
kelainan sistemik ( sumbatan limfe , hipoalbumin ).
Patofisiologi

Produksi cairan pleura >>


Resorbsi <<
keduanya
Pemeriksaan radiologi x foto toraks

Efusi pleura
perselubungan homogen
pada hemitoraks, sinus
kostofrenikus tumpul
( normal lancip ).
Meniskus sign.
Massive
disertai deviasi trakhea
maupun mediastinum ke
sisi kontralateral. Keadaan
ini merupakan suatu
keadaan kegawatdaruratan.
C. Pneumomediastinum
Definisi : masuknya udara ekstra alveolar ke dalam
mediastinum dan intertitial paru di luar oesofagus
dan trakhea.
Etiologi :
- Spontan
- Trauma toraks
- Trauma ekstra toraks ( operasi
kepala,leher, fraktur sinus )
Patofisiologi

Macklin effect : alveoli ruptur udara keluar melalui


intertitial pulmonum menekan mediastinum.
Ruptur oesophagus udara kedalam
mediastinum.
Udara dari leher, retroperitoneum bisa masuk ke
mediastinum
Klinis: nyeri retrosternal,emfisema subkutis.nyeri leher, dyspneu
Pemeriksaan x foto toraks :-Continous diaphragma sign
(lusensi) pada batas jantung dan mediastinum dengan emfisema
subkutis pada leher dan dinding dada.

Double wall bronkhial


- Pneumoperikardium

bronkhial
udara dalam soft
tissue prevertebral
pada foto cervikal
D. Pneumotoraks

Definisi : Terkumpulnya udara di dalam kavum pleura


Pneumotoraks komplikasi paling sering dari trauma toraks
( 15% 40 % )
Etiologi : - spontan : abses pecah, ruptur
bula
- trauma termasuk iatrogenik
karena pemasangan alat
Klinis : nyeri dada >>, sesak nafas berat
Patofisiologi
Trauma/spontan

Alveoli robek-pleura robek

Udara masuk ke kavum pleura

>> >>,tidak bisa


keluar

pneumotoraks Tension Pneumotoraks


GAWATDARURAT
Pemeriksaan radiologi x foto toraks
ditemukan
Visceral pleural line terlihat sejajar dengan dinding
dada disertai daerah avaskuler ( lusen )
Pada posisi supine kadang akan dijumpai Deep
sulcus sign
Pneumotoraks yang minimal pemeriksaan foto
toraks ekspirasi ataupun foto lateral decubitus
PNEUMOTORAKS TENSION PNEUMOTORAKS

Pergeseran mediastinum ke
kontralateral , hemidiafragma
ipsilateral tampak mendatar dan

kollaps paru ipsilateral.


Deep sulcus sign
Kasus dengan post op torakotomi

sebelumnya baru
E. Ruptur diafragma

Definisi : laserasi diafragma post traumatik yang


mengakibatkan herniasi organ abdomen ke dalam
toraks
Kiri : gaster > kolon > lien
Kanan : liver
Kiri lebih sering ( 70-90 %) karena sisi kanan ada
liver yang melindungi.
Lokasi yang paling sering pada sisi posterolateral .
Patofisiologi

Trauma tumpul pada abdomen meningkatkan tekanan


intraabdominal rupturnya otot-otot diafragma organ
abdomen herniasi ke rongga toraks
+ fraktur kosta ( 90 % ), laserasi liver dan lien ( 60 %),
fraktur pelvik ( 50 % ).
Curiga ruptur diafragma jika ada trauma tumpul pada
torakoabdominal .
Pemeriksaan x foto toraks
Elevasi diafragma > 7 cm
Udara usus (organ abdomen) di
dalam hemitoraks
pergeseran mediastinum ke
kontralateral.
NGT tip didalam hemitoraks
- NGT akan masuk kedalam
abdomen kemudian berpindah
ke hemitoraks.
Penebalan pleura bahkan bisa
terjadi atelektasis , bisa juga
terjadi kollaps paru pada sisi
yang ruptur.
Ruptur diafragma kiri Ruptur diafragma
kanan
LATERAL
PROJECTION
F. Kontusio Paru

Definisi : contusio ( memar ) pada paru.


Etiologi : dari trauma tumpul seperti kompresi
dinding dada, ledakan gas.
Klinis >> : sesak nafas dan nyeri dada , hemoptysis
(50 %).
Kontusio paru akan terlihat dalam 6 jam setelah
trauma, akan menghilang dalam 5-7 hari
Patofisiologi

trauma mengenai paru robeknya kapiler


perdarahan yang mengisi intertitial maupun alveolar
space pada parenkim paru.
Tidak terjadi kerusakan parenkim paru
Lokasi yang paling sering pada bagian posterior ( 60
%) yang berbatasan dengan kosta dan kospus
vertebra.
Pemeriksaan x foto toraks o

Konsolidasi
homogen
(opasitas) yang
non segmental
pada perifer
paru.
Kadang disertai
emfisema sub
kutis
KONTUSIO PULMONUM KIRI
G. Ruptur aorta

Definisi: robekan pada dinding aorta,


biasanya diakibatkan oleh trauma
yang hebat.
Aorta yang terkena >> arkus aorta
(a)Pelebaran mediastinum
superior > 8 cm ( foto supine
AP ) 70%
b) Batas luar aorta
blurring
c) Hemotoraks pada sisi
kiri
d) Main bronkus kiri
depresi / main bronkus
kanan elevasi ( 65%)
e) Deviasi trakhea ke
kanan (65 %)
f) Jika pasien dipasang
NGT , akan bergeser ke
kanan (50%)
g) Pelebaran paraspinal
kiri
H. Perforasi / Ruptur oesophagus

Definisi : robekan transmural oesophagus


Etiologi: lebih sering disebabkan oleh trauma
iatrogenik, trauma tumpul, trauma kimia, perforasi
benda asing dan ruptur spontan.
Klinis :nyeri retrosternal + vomitus, disfagia,
hemoptysis atau hematemesis (50%).
Patofisiologi

kelemahan bagian dinding oesophagus sebelah posterolateral


kiri di atas gastroesofageal junction. Oesophagus tidak
mempunyai lapisan serosum sehingga jika terjadi perforasi ,
langsung berhubungan dengan mediastinum.
Perforasi pada oesophagus superior dengan retroparingeal
space.
Perforasi pada oesophagus inferior dan media langsung masuk
ke mediastinum.
Oesophageal rupture. Air is seen outlining the right side of the mediastinum
Ruptur esofagus
I. Efusi perikardium

Definisi : perikardium terisi darah/cairan > 50 ml.


Etiologi : Darah bisa berasal laserasi atau ruptur
dari jantung, maupun dari pembuluh darah perikard.
Cairan bisa berasal dari CHF, hipoalbumin, infeksi
dll.
a) Adanya kardiomegali tanpa peningkatan vaskular marking ( pulmo
normal) merupakan clue dari kasus ini. Bentuk jantung membulat
Water bottle configuration.
b) Jika cairan > 250 ml, retrosternal space menyempit. kadang dijumpai
efusi pleura kiri
J. Edema pulmonum

Definisi : Peningkatan cairan ekstravaskuler pada


paru karena disfungsi hemodinamik.
dibedakan menjadi edema pulmonum
cardiogenik dan non cardiogenik.
Etiologi : cardiogenik tekanan hidrostatik,
non cardiogenik disebabkan permeabilitas
kapiler, tekanan onkotik.
Patofisiologi

Cephalisasi

f. Intertitial(cairan intravask intertitial)

f. Alveolar (intertitial alveolar)

Klinis : sesak nafas hebat


Pemeriksaan x foto toraks
Peribronchial cuffing.
The wall of the anterior
segmental bronchus
appears thickened and ill-
defined (arrows) in early
interstitial oedema due to

(iatrogenic) fluid overload.


Figure 21.12
Pulmonary oedema
on chest
radiography
demonstrating the
characteristic bat's
wing distribution,
with airspace
opacification
principally within the

central lung .
FOTO TORAKS

Hemotoraks
pada
hemitoraks kiri
Pergeseran
mediastinum
ke kanan
TENSION
PNEUMOTORAK
KIRI
Ruptur
oesophag
us
- tampak
pneumotoraks,
kontusio
pulmonum,
pneumomedias
tinum
Kesimpulan
Kasus gawat darurat sekarang semakin sering
dijumpai
Salah satu pemeriksaan penunjang untuk
mendiagnosa x foto toraks
Fungsi lain bisa digunakan untuk mengevaluasi
setelah tindakan live saving
Radiolog bisa membantu menegakkan diagnosis
dengan secara cepat kasus gawat darurat
Paru kiri segmen apikal
posterior,anterior,superior lingula,inferior
lingula,superior,lateral bsal,anteromedial
basal,postrior basal

Anda mungkin juga menyukai