Anda di halaman 1dari 46

Case Report Session

APPENDISITIS

Galih Puji Astuti


1110070100084
ANATOMI
Organ berbentuk tabung
panjang 10 cm berpangkal di
sekum
Lumen sempit diproksimal dan
lebar di distal
Pd bayi bentuk kerucut
65 % terletak intra peritoneal
Sisanya retroperitoneal
dibelakang secum ,dibelakang
kolon ascenden /tepi
lateralnya.
Persarafan parasimpatis dari cabang n. vagus
Persarafan simpatis dari n. torakalis X
Perdarahan apendiks dari a. apendikularis
Menurut Helmut (1988) Posisi apendiks
Posisi Appendiks sangat bervariasi, sehingga kemungkinan
sulit untuk menentukan posisi normal
apendiks.

Macam macam posisi apendiks :


1. Posisi retrocecal kira-kira 64%.
2. Posisi pelvic apendiks tergantung
menyilang linea terminal masuk kepelvis
minor, tipe desenden 32 %.
3. Posisi paracolica apendiks terletak
horizontal di belakang sekum 2%.
4. Posisi preileal apendiks didepan ujung
akhir ileum 1%.
5. Posisi post ileal appendiks dibelakang
ujung akhir ileum 0.5%.
FISIOLOGI

Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml dan


dialirkan ke sekum.
Lendir
bersifat basa mengandung amilase
dan musin
Immunoglobulin yang dihasilkan oleh GALT (
Gut Associated Lymphoid Tissue ) adalah IgA
Appendisitis

Peradangan yang terjadi pada apendiks


vermiformis
Definisi Merupakan penyebab abdomen akut
yang paling sering

peradangan dari appendiks vermiformis


dan merupakan kegawatdaruratan
Epidemiologi bedah abdomen yang paling sering
Lebih sering pada usia 10-19 tahun
Apendisitis dapat ditemukan pada
semua umur, namun < 1 tahun jarang
dilaporkan ( 1% )
- Insiden tertinggi pada kelompok pada
Epidemiologi umur 20 30 tahun
- Insiden laki laki dan perempuan
sebanding, kecuali pada umur 20 30
tahun, insiden laki laki lebih tinggi
ETIOLOGI

Obstruksi Lumen Usus


- Fekalit, tumor apendiks, hiperplasia jaringan limfe
Diet Rendah Serat
Parasit
Erosi Mukosa Apendiks
- E. Hystolityca
Infeksi Bakteri :
- Bacteroides fragilis, E. coli, Proteus, Klebsiella,
Streptococcus, Pseudomonas
PATOFISIOLOGI
Sekresi
Tekanan
obstruksi
Peradangan
Apendisitis
mukus
terus
vena,
berlanjut
supuratif
mengenai
meningkat
edemaakut
peritoneum
bertambah,setempat
dan bakteri akan menembus dinding
Dinding pecah
apendisitis
infark
aliran
Apendisitis perforasi
Manifestasi klinis
Nyeri samar samar dan tumpul di daerah
epigastrium di sekitar umbilicus
Mual dan Muntah
Nafsu makan berkurang
Dalam beberapa jam, nyeri pindah ke titik Mc.
Burney
Konstipasi
Demam
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi: Ditemukan distensi abdomen
Palpasi : Nyeri tekan dan lepas di titik Mc
Burney
: Rovsing Sign ( + )
: Blumberg Sign ( + )
: Psoas Sign atau Obturator Sign ( + )
: Rectal Toucher ( + ) di jam 9 12
Auskultasi : + / -
Lokasi nyeri
Dengan palpasi Mc Burney
sign :
Nyeri tekan
Nyeri lepas
Defans muskular lokal,
defans muscular
menunjukkan adanya
rangsangan peritoneum
parietal
Rovsingsign : perut kiri
bawah ditekan , akan
terasa nyeri pd perut
kanan bawah
Obturator sign:
fleksi dan
endorotasi sendi
panggul
Psoas sign:
Rangsangan m.psoas
penderita dlm
keadaan terlentang ,
tungkai kanan ditahan
pemeriksa pasien
diminta hiperekstensi
atau fleksi aktif
Alvarado Score

Yang Dinilai Skor


Gejala Nyeri Beralih 1
Anoreksia 1
Mual / Muntah 1
Tanda Nyeri perut kanan 2
bawah 1
Nyeri lepas 1
Kenaikan
Temperatur
Laboratorium Leukositosis 2
Neutrofil Bergeser 1
ke Kiri
Skor Total 10
Keterangan:
0-4 : kemungkinan Appendicitis kecil
5-6 : bukan diagnosis Appendicitis
7-8 : kemungkinan besar Appendicitis
9-10 : hampir pasti menderita Appendicitis
Bila skor 5-6 dianjurkan untuk diobservasi di rumah
sakit, bila skor >6 maka tindakan bedah sebaiknya
dilakukan.
Pemeriksaan penunjang

Laboratorium
Leukositosis
Penunjang lain:
Appendicogram(foto barium usus buntu)
USG
CT scan
Diagnosis banding
Gastroenteritis

Demam dengue

Limfadenitis mesenterika

Kelainan ovulasi

Infeksi panggul/salpingitis

Kehamilan diluar kandungan


Tatalaksana
Antibiotik
Pada apendisitis gangrenosa atau perforata
Preoperative, antibiotik broad spectrum intravena
diindikasikan untuk mengurangi infeksi pasca pembedahan
Post operatif, antibiotic diteruskan selama 24 jam pada
pasien tanpa komplikasi apendisitis
Diteruskan sampai 5 7 hari post operatif untuk kasus
apendisitis ruptur atau dengan abses
Diteruskan sampai hari 7 10 pada kasus apendisitis ruptur
dengan peritonitis difus
Diagnosa klinis jelas = Apendektomi
Penundaan + Antibiotik = Abses / Perforasi

Appendektomi ( Laparoskopi dan Open )


Cito -> Akut, Abses dan Perforasi
Elektif -> Kronik

Bedrest Posisi Fowler supaya pus tidak ke atas


Diet tinggi Serat
Open Appendektomi :
Insisi pada perut bawah kanan ( titik Mc Burney )
dengan panjang luka kurang lebih 5 cm

Laparoskopi Appendektomi
Insisi kecil di abdomen, dimasukkan laparoskopi
mempunyai lensa kecil, ditampilkan dimonitor dan
instrumen lainnya untuk mengambil appendiks
Komplikasi
Perforasi
Peritonitis
Massa Periapendikuler
Prognosis

Apendiktomi sebelum perforasi : Baik


Setelahoperasi dapat terinfeksi pada 30% kasus
apendicitis perforasi / gangrenosa
Serangan berulang dapat terjadi bila apendiks
tidak diangkat
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn. F
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 22 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Jorong Palupuh
Pekerjaan : Mahasiswi
No Rekam Medis : 391421
Tgl masuk Rmh Sakit : 3Juni 2016
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Nyeri pada perut kanan bawah sejak 3 minggu yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang :


- Nyeri pada perut kanan bawah sejak 3 minggu yang lalu. nyeri
hilang timbul dan terasa menusuk. 1 tahun sebelumnya pasien
pernah mengeluhkan nyeri disekitar umbilikus, terasa tumpul,
setelah itu nyeri sering terasa di perut kanan bawah pasien berobat
ke puskesmas dan diberi obat (pasien tidak tau nama
obatnya,karena nyeri masih sering berulang pasien dirujuk ke
RSAM Bukittinggi)
Nafsu makan menurun sejak 1 bulan ini
Mualada muntah ada sebanyak dua kali, berisi
apa yang dimakan dan diminum
Demam tidak ada
BAB jumlah dan konsistensi biasa
BAK jumlah dan warna biasa
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak pernah menderita penyakit ini sebelumnya.
Riwayat haid teratur setiap bulannya.5-6 hari/siklus
Riwayat keputihan tidak ada
Haid terakhir 10 hari yang lalu

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat asma, hipertensi, DM dan sakit jantung dalam
keluarga disangkal
Riwayat Sosial, Ekonomi dan Kebiasaan :
Pasien seorang mahasiswa di sebuah perguruan
tinggi. Pasien jarang sekali mengkonsumsi buah
dan sayur
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum :
Kesadaran : Compos Mentis
Kesan sakit : Tampak sakit sedang
Tanda tanda vital :
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 85x/menit
Suhu : 36,7 C
RR : 21 x/menit
Status Generalis
Kulit : warna sawo matang, turgor kulit baik
Rambut : warna hitam, persebaran merata, tidak
mudah dicabut
Kepala : normocephal
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik
-/-
Telinga : sekret (-), deformitas (-)
Hidung : sekret (-), deformitas (-)
Tenggorokan : tidak hiperemis, tonsil T1-T1
Gigi dan Mulut : oral hygiene baik
Leher : JVP 5-2 cmH2O, pembesaran KGB (-)
Thorak :
Pulmo
Inspeksi : Normochest, simetris kiri dan kanan
Palpasi : Fremitus kiri=kanan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler, wheezing -/- ,ronkhi -/-

Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : dalam batas normal
Auskultasi : reguler, bising (-)
Abdomen : Status Lokalis

Colok dubur : anus tidak ada kelainan, tonus


sfingter ani baik, mukosa licin, ampula normal,
massa tidak ada, feses tidak ada.
Ektremitas : Akral hangat, edema -/-, CRT <2
detik
Status Lokalis
Abdomen regio iliaka dextra
Inspeksi : Distensi (-), darm contour (-), darm steifung
(-)
Palpasi : supel, nyeri tekan (+) di titik Mc Burney, nyeri
lepas (+) defans muskular(-), rovsing sign(+), psoas sign
(-), obturator sign (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Diagnosa Kerja
Apendisitis kronis

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Darah:
Hb : 13,0 g/dl
Ht : 38,8%
Leukosit : 6.690/mm3
Trombosit : 324.000/mm3
TATALAKSANA
Informed consent
Awasi keadaan umum dan vital sign pasien
Terapi medikamentosa
IVFD RL 20 gtt/i
Cefepim inj 2x1 gr
Ranitidine inj 2x1 amp
Ketorolac inj 3x1 amp
Rencana appendiktomi laparoskopik
PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Qou ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : bonam
PEMBAHASAN
Pasien seorang perempuan berumur 22 tahun datang dengan
keluhan nyeri pada perut kanan bawah sejak 3 minggu yang
lalu. nyeri hilang timbul dan terasa menusuk. 1 tahun
sebelumnya pasien pernah mengeluhkan nyeri disekitar
umbilikus, terasa tumpul, setelah itu nyeri sering terasa di
perut kanan bawah pasien berobat ke puskesmas dan diberi
obat (pasien tidak tau nama obatnya,karena nyeri masih
sering berulang pasien dirujuk ke RSAM Bukittinggi)
nafsu makan menurun sejak 1 bulan ini, mual ada muntah
ada sebanyak dua kali, berisi apa yang dimakan dan
diminum, demam tidak ada, BAB jumlah dan konsistensi
biasa, BAK jumlah dan warna biasa, riwayat haid teratur
setiap bulannya.5-6 hari/siklus, riwayat keputihan tidak
ada, haid terakhir 10 hari yang lalu.
Dari pemeriksaan fisik : Di regio abdomen didapatkan dari
inspeksi perut tidak tampak membuncit, tidak terlihat
adanya darm countur maupun darm steifung. Pada palpasi
ditemukan adanya nyeri tekan dan nyeri lepas di titik Mc
Burney, tidak teraba massa, rovsing sign (+), Obturator
sign (-), Psoas sign (-), dan tidak ditemukan adanya Muscle
rigidity. Dari perkusi didapatkan tympani dan pada
auskultasi terdengar bising usus (+) normal.
Dari pemeriksaan laboratorium darah didapatkan hb :
13,0g/dl, ht : 38,8%, leukosit : 6.690/mm3, dan
trombosit : 324.000/mm3. Maka berdasarkan anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang maka dapat
didiagnosa bahwa pasien menderita appendisitis kronik.
Rencana terapi yang akan dilakukan adalah appendiktomi
laparoskopik.

Anda mungkin juga menyukai