Anda di halaman 1dari 84

ULKUS

GENITALIA

Diana Tri Ratnasari


DIAGNOSIS BANDING
Ulkus Molle
Ulkus durum
Herpes genitalis
Kondiloma akuminata
LGV
ULKUS MOLLE
DEFINISI
4

Ulkus mole :
penyakit infeksi genital akut, setempat ,
auto-inoculable ,
disebabkan Haemophilus ducreyi,
gejala klinis khas ulkus pada tempat
masuk, seringkali disertai supurasi KGB
regional
ETIOLOGI
5

H. ducreyi
merupakan bakteri gram negatif,
anaerobik fakultatif,
bentuk batang pendek , ujung bulat, tidak
bergerak, tidak membentuk spora
memerlukan hemin untuk
pertumbuhannya
PATOGENESIS
6

Trauma / abrasi
Kuman menginfeksi

Penetrasi pd epidermis

Limfa Limfadenitis

Inflamasi

Supurasi
GAMBARAN KLINIS

Masa inkubasi 1- 5 hari.


Awal : makula atau papul pustula
pecah ulkus yang khas.
Sifat ulkus : multipel, lunak, nyeri tekan,
dasarnya kotor dan mudah berdarah,
tepi ulkus menggaung, kulit sekitar ulkus
berwarna merah
PREDILEKSI
8

pria : di daerah preputium, glans penis,


batang penis, frenulum dan anus
wanita : vulva, klitoris, serviks dan anus.
Pembesaran kelenjar limfe inguinal tidak
multipel, terjadi pada 30% kasus yang
disertai radang akut. Kelenjar melunak
pecah sinus (sangat nyeri disertai
febris).
Variasi bentuk klinis

Giant Chancroid : ulkus hanya satu ,


cepat meluas, bersifat destruktif.

Transient chancroid : ulkus kecil, sembuh


sendiri setelah 4-6 hari, disusul
perlunakan kelenjar limfe inguinal 10-20
hari kemudian.

Ulkus mole serpiginosum : terjadi


inokulasi dan penyebaran dari lesi yang
konfluen pada preputium, skrotum dan
paha. Ulkus bertahan bertahun-tahun.
LABORATORIUM
10

Pemeriksaan langsung bahan ulkus


pewarnaan gram.
Positif jika ditemukan kelompok basil
yang tersusun seperti barisan ikan.

Kultur pada media agar coklat, agar


Muller Hinton atau media yang
mengandung serum dengan
vancomysin. Positif bila kuman tumbuh
dalam waktu 2-4 hari (dapat sampai 7
hari).
11

Tes serologi Ito-Reenstierna ( 0,1 ml antigen


disuntikan intradermal pd kulit lengan
bawah ) Positif bila setelah 24 jam atau lebih
timbul indurasi yang berdiameter 5 mm.

Tes ELISA dengan menggunakan whole lysed


H. ducreyi.

Tes lain yang dapat digunkan adalah tes


fiksasi komplemen, presipitin dan aglutinin.
DIAGNOSA
12

Anamnesis
Gejala klinik yang khas
Pemeriksaan langsung bahan
ulkus yang diberi pewarnaan
gram.
PENYULIT
13

Adenitis inguinal
Fistel uretra
Fistel rektovagina
PENATALAKSANAAN
14

Pengobatan sistemik
Azithromycin 1 gr, oral, single dose
Seftriakson 250 mg dosis tunggal, injeksi
intra muscular
Siprofloksasin 2 x 500 mg selama 3 hari
Eritromisin 4 x 500 mg selama 7 hari
Amoksisilin + asam klavunat 3 x 125 mg
selama 7 hari
Streptomisin 1gr sehari selama 10 hari
Kotrimoksazol 2 x 2 tablet selama 7 hari
PENATALAKSANAAN
15

Pengobatan lokal

Kompres dengan larutan normal salin ,


2 kali sehari selama 15 menit

Aspirasi abses transkutaneus untuk bubo


berukuran 5 cm dengan fluktuasi
ditengahnya
16 ULKUS DURUM
Sifilis
17

Penyakit menular
Disebabkan oleh Treponema Pallidum
Sangat sukar ditumbuhkan in vitro
Kontak seksual, cairan tubuh >>
Kronis
Menular pada bayi dalam kandungan
Respons baik terhadap penisilin
Sejarah
Abad ke 15 pandemi di Eropah kemudian Asia.
Sangat virulen, belum diketahui obatnya, menimbulkan
banyak kematian dan cacad.
Disebut great pox
Abad ke 18 baru diketahui cara penularan dan abad 19
etiologi dan tes serologi (Wassermann)
Etiologi

Treponema pallidum (Spirocheta pallida)

Bentuk spiral,6-12 u,5-20 lekukan

Bergerak lincah, gerakan berputar fleksi,


maju-mundur dan meliuk-liuk

Tidak dapat dibiakkan (media artifisial)

Identifikasi :
Mikroskop lapangan gelap
Percobaan hewan
Klasifikasi
I. Sifilis didapat ( acquired syphilis)
1. Sifilis dini
- Sifilis primer
- Sifilis sekunder
- Sifilis laten dini
2. Sifilis kasip
- Sifilis laten kasip
- Sifilis tersier
3. Sifilis kardiovaskuler
4. Sifilis saraf
Sifilis Primer

Waktu inkubasi = 3-5 minggu


Klinis :

- Ulkus durum afek primer


- Ulkus durum
+ pemb. kel. limfa reg. primer
komplek

Lokalisasi :
Genetalia eksterna
Ekstra genital
MANIFESTASI KLINIS
23

Sifilis Primer
Makula merah kehitaman papula
chancre dengan ulserasi di tengahnya
Chancre berbentuk bulat/oval, diameter
kurang lebih 1 cm, tepi tajam, teratur,
meninggi dan berindurasi, konsistensi
keras dan tidak nyeri jika tidak terkena
trauma.
Tanpa pengobatan: 1-6 minggu
Dengan pengobatan: 1-2 minggu
Chancre dini: tepi rata, papula yang mengalami erosi dg
peninggian,tepi indurasi, dasar licin dan bersih
24
Multipel chancre: pangkal penis dan pubis
28
29
HERPES GENITALIS
Definisi
30

Infeksi pada genital dan sekitarnya


Herpes simplex virus (HSV)
Vesikel / erosi / ulkus dangkal
berkelompok diatas dasar eritematosa
Sering kambuh
31

Penyakit menular seksual , perlu


perhatian:
Sukar sembuh
Sering rekuren
Transmisi virus dapat terjadi dari penderita
asimtomatik
Pengaruh terhadap kehamilan dan
bayi/janin dalam kandungan
Pengaruh pada penderita
imunokompromais
Dampak kejiwaan
Etiologi
32

Herpes simplex virus (HSV)


Unna (1883) , penyakit menular melalui
hubungan seksual
Sharlitt (1940), membedakan HSV1 dan
HSV 2
Sebagian besar penyebab adalah HSV 2,
bisa juga HSV 1 (16,1%) karena
hubungan seksual orogenital, penularan
melalui tangan
Herpes simplex virus
33

HSV 1:
Kontak non seksual
50-100% populasi dewasa
80% infeksi orolabial, 20% genital
Awal kehidupan
HSV 2:
Kontak seksual
5-95% populasi dewasa
80% genital, 20% orolabial
Periode seksual aktif
Patogenesis
34

Terpajan HSV dapat terjadi infeksi:


Episode I infeksi primer (inisial)
Episode I non infeksi primer
Infeksi rekuren
Asimtomatik
Tidak terjadi infeksi
Episode I infeksi primer
35

Virus tubuh hospes


Terjadi penggabungan dengan DNA
hospes
Mengadakan multiplikasi/replikasi
kelainan di kulit
Antibodi spesifik belum ada
Lesi luas, gejala konstitusi berat
Virus menjalar melalui serabut saraf
sensorik ke ganglion sakralis, berdiam
serta bersifat laten
Episode I non infeksi primer
36

Infeksi sudah lama berlangsung, gejala


klinis
Antibodi spesifik +
Kelainan tidak seberat episode I dengan
infeksi primer
Infeksi rekuren
37

Faktor pencetus +
Virus mengalami reaktivasi dan
multiplikasi kembali infeksi rekuren
Antibodi spesifik +
Kelainan tidak berat
Faktor pencetus
38

Trauma
Koitus berlebihan
Demam
Gangguan pencernaan
Stres emosi
Kelelahan
Alkohol
Obat-obatan ( imunosupresif,
kortikosteroid)
Gejala klinis
39

Masa inkubasi berkisar 3-7 hari , lebih


lama.
Manifestasi klinis dipengaruhi :
Faktor hospes
Pajanan terdahulu dengan HSV
Episode terdahulu
Tipe virus
Gejala dapat berat dapat asimtomatik
Gejala klinis
40

Rasa terbakar, gatal daerah lesi (sebelum


lesi +)
Setelah lesi timbul, gejala konstitusi
(malaise, demam, nyeri otot)
Vesikel berkelompok, mudah pecah
erosi multipel, dasar eritem
Infeksi sekunder sembuh 5-7 hari,
jaringan parut -
Gejala klinis
41

Infeksi inisial
Lebih berat, lebih lama
Kelenjar limfe regional membesar,nyeri
Penyembuhan lama 2-4 minggu,
serangan berikut lebih cepat
Dapat terjadi disuria ( lesi di daerah uretra,
periuretra), dapat retensi urin
Infeksi di servix perubahan difus, ulkus
multipel, ulkus besar dan nekrotik. Dapat
tanpa gejala.
Gejala klinis
42

Infeksi rekuren
Dapat terjadi cepat atau lambat
Gejala lebih ringan
Nyeri, gatal +, gejala prodromal +
Lesi bersifat lokal
Penyembuhan lebih cepat 2minggu
Antibodi spesifik +
Gejala klinis
43

Tempat predileksi:
Pria :
Preputium,glans penis,batang penis, uretra,
daerah anal.
Daerah skrotum jarang

Wanita:
Labia mayor/minor, klitoris, introitus vagina,
servix
Perianal, bokong, mons pubis jarang
Gejala klinis
44

Herpes genitalis atipikal


Wanita:
Manifestasi yang tidak khas, bentuk fisura,
furunkel, ekskoriasi, eritema vulva nonspesifik
Rasa gatal, nyeri +
Pria:
Fisura
liniar pada preputium, bercak merah di
glans penis
Lesi ektragenital : paha, bokong, sela paha
sering pada wanita daripada pria.
Herpes genitalis pada
45
kehamilan
Hamil , timbul herpes genitalis perlu
perhatian
Virus plasenta sampai sirkulasi fetal
kerusakan, kematian janin
Infeksi neonatal , angka mortalitas 60%.
Separo yang hidup cacat neurologis, atau
kelainan mata
Ensefalitis, mikrosefali, hidrosefali,
koroidoretinitis, keratokonjunctivitis,
hepatitis, lesi kulit
Transmisi trimester I abortus, trimester
2 prematur, transmisi intrapartum
Herpes genitalis pada
46
imunodefisiensi
Kelainan cukup progresif ulkus dalam
didaerah anogenital
Lesi lebih luas
Imunodefisiensi tidak berat rekurensi
lebih sering, kesembuhan lama
Komplikasi
47

Paling ditakuti : pada bayi baru lahir


Awal kehamilan abortus / malformasi
kongenital (mikrosefali)
Bayi lahir, ibu herpes genitalis hepatitis,
infeksi berat, ensefalitis,
keratokonjuntivitis, erupsi kulit, lahir mati
Meningitis herpetika HSV 2
Ensefalitis HSV1
Perluasan lokal, penyebaran virus
ektragenital
Diagnosis
48

Paling sederhana, tes tzank, cat giemsa


sel raksasa inti banyak
Mikroskop elektron kelompok virus
herpes tak dapat dibedakan
Kultur jaringan cara paling baik. Titer
virus tinggi, hasil positif dalam 24-48 jam.
Lama dan mahal
Tes mendeteksi antigen HSV lebih cepat
Secara imunologik: imunofluoresen,
imunoperoksidase, ELISA
Penatalaksanaan
49

Tujuan:
Mencegah infeksi ( terapi profilaksis)
Memperpendek masa sakit dan kekerapan

komplikasi infeksi primer


Mencegah terjadi latensi dan rekurensi

klinis setelah episode pertama


Mencegah rekurensi pada yang asimtomatik

Mengurangi transmisi penyakit

Eradikasi infeksi laten


Pengobatan profilaksis
50

Penerangan sifat penyakit, dapat


menular bila sedang serangan
Proteksi individual, digunakan alat
perintang dengan busa spermisidal dan
kondom .
Menghindari faktor pencetus
Konsultasi psikiatrik , stres serangan
Pengobatan non spesifik
51

Nyeri dan gejala lain dengan analgetika,


antipiretik dan antipruritus
Zat pengering antiseptik, yodium
povidon mengeringkan lesi, mencegah
infeksi, mempercepat penyembuhan
Antibiotika untuk mencegah infeksi
sekunder
Pengobatan spesifik
52

Infeksi inisial / episode pertama:


Asiklovir 200 mg per oral, 5 kali sehari,
selama 7 hari
Atau Valasiklovir, 500 mg per oral, 2 kali
sehari selama 7 hari
Mengurangi pembentukan lesi baru,
mengurangi lama nyeri, mengurangi waktu
penututupan luka, perkembang biakan
virus.
Tidak mempengaruhi perjalanan penyakit
Pengobatan
53

Infeksi rekuren
Asiklovir, 200 mg per oral, 5 kali sehari,
selama 5 hari
Atau Valasiklovir, 500 mg per oral, 2 kali
sehari, selama 5 hari
Atau keadaan ringan, krim asiklovir.
Pengobatan dilakukan sejak masa
prodromal atau dalam 1 hari setelah timbul
lesi.
Pengobatan memperpendek waktu lesi
genital
Pengobatan
54

Supresif:
Asiklovir, 400 mg per oral, 2 kali sehari,
secara terus menerus.
Atau valasiklovir, 500 mg per oral, sekali
dalam sehari
Pengobatan akan menurunkan frekuensi
kambuhan.
Pengobatan ini mengurangi tetapi tidak
menghentikan perkembang biakan virus
yang asimtomatik
Pengobatan
55

Penyakit dengan gejala berat:


Asiklovir, 5-10 mg per kg BB, intravenus
berikan setiap 8 jam, selama 5-7 hari atau
sampai tercapai perbaikan klinis
Pengobatan
56

Masa kehamilan:
Episode pertama infeksi primer, asiklovir oral
Persalinan pervaginam, ibu herpes genital
resiko tertular herpes neonatal (saat akan
dilahirkan)
Ibu dengan infeksi rekuren bayi resiko tertular
rendah
Anamnesa, pemeriksaan fisik baik indikasi cs
Bayi dari ibu dengan ulkus genital aktif/ kultur
virus + isolasi, observasi cermat. Spesimen dari
lesi ibu, lakukan kultur virus 24-48 jam stl lahir
Asiklovir, tidak kontraindikasi mutlak untuk wanita
hamil
Pengobatan
57

Neonatus:
Asiklovir, 10 mg per kg BB, intravenus 3
kali sehari, selama 10-21 hari
Pengobatan
58

Ko- infeksi HIV:


Dapat terjadi ulserasi kulit dan mukosa
persisten dan atau berat -> area luas
Lesi sangat nyeri, atipis
Respon dengan asiklovir +, dosis dinaikkan
periode lebih lama
Asiklovir 400 mg per oral 3-5 kali perhari
sampai resolusi +
59
60
61
62
63
64
65
66
67 Kondiloma Akuminata
Difinisi
68

Kelaina kulit berupa vegetasi bertangkai


dengan permukaan berjonjot yang
disebabkan oleh virus HPV (Human
Papiloma Virus)
Bersifat jinak ,superfisial terutama
didaerah genital.
Etiologi
69

HPV gol Papova Virus virus DNA


Telah dikenal 80 tipe. Tipe yang
menyebabkan kondiloma:
6,11,16,18,30,31,33,35,39,41,42,44,51,52
dan 56
Tipe 16 dan 18 erat hubungannya dengan
Ca servik
Penularan: secara langsunghub. Seks
tidak langsung: kolam renang
Epidemiologi
70

Penyebaran bersifat kosmopolit higiene


memegang peranan
Lingkungan lembab dan basah
mempermudah timbulnya penyakit ini.
Biasanya diikuti infeksi penyakit lain:
trikomoniasis, kandidiasis, dan infeksi
genetal non spesifik.
Laki-laki= Wanita (insiden tinggi pada
seksual aktif, usia 17-33 th)
Patogenesis
71

Mikroabrasi kulit/mukosa

HPV

Lap. Basalis
diferensiasi mengikuti keratinisasi keatas
Vegetasi

Fase laten: tanpa gejala sebulan setahun


Inkubasi: 3 minggu- 8 bulan
Predileksi
72

Laki-laki: perineum dan sekitar anus,


sulcul coronarius, glan penis, muara
urethra eksterna,korpus dan pangkal
penis.
Wanita : vulva dan sekitarnya, introitus
vagina, kadang porsio uteri.
Gambaran Klinis
73

Awal : papul jarum pentul


papilomatosa seperti bunga kol
Jika mendapat tekanal bilateral pipih
seperti jengger ayam.
Disertai Fluor albus
Hamil estrogen tinggi kelembaban
tinggi dan vaskularisasi meningkat
pertumbuhan cepat
Kadang disertai: panas, gatal, nyeri dan
mudah berdarah
Pemeriksaan Penunjang
74

Tes Asam Asetat


(acetowhite)sensitifitasnya tinggi
terutama untuk C.acuminata dan infeksi
HPV subklinis
Cara: As. Asetat 3-5% dioleskan pada
lesi dengan lidi kapas tunggu 5-10
menit perubahan warna putih.
Pemeriksaan Histopatologi
Penatalaksanaan

75

Penatalaksaan Umum:
Jaga kebersihan , berhubungan seks
dengan memakai kondom
Penatalaksanaan khusus
Kemoterapi: podofilin 25%, TCA 50%,
Fluorourasil 1-5%
Imunoterapi: Interferon, Imiquimod krim
5%.
Pembedahan: bedah scalpel, bedah
beku, Bedah laser, e
Prognosis
76

Sering residif tapi prognosisnya baik


Pada wanita dengan sistem imun yang
kurang persisten kondiloma, dapat
juga menjadi displasia vulva, vagina,
atau serviks.
LGV
Sinonim
78

LGV dikenal juga sebagai:


1. Limfogranuloma inguinale
2. Limfogranuloma tropikum
3. Limfopatia venereum
4. Tropical bubo
5. Climatic bubo
6. Strumous bubo
7. Paradenitis inguinalis
8. Durand Nicolas Favre disease
EPIDEMIOLOGI
79

Bersifat sporadis tropik dan sub-tropik


Sering dijumpai didaerah rural sosial
ekonomi rendah
Dijumpai di usia 20-40 th
Laki-laki : Wanita = 5:1
Lesi primer laki-laki penis kel. Limfe
inguinal
Wanita : intravaginal/servikal
intrapelvik, anus atau rektal.
GEJALA KLINIS
80

Ada 2 stadium yaitu :


1. Stadium dini
lesiprimer di genital
sindrom inguinal

2. Stadium lanjut
Sindroma anorektal
Esthiomen (elefantiasis genital)
Lesi Primer
81

Setelah masa inkubasi 3-12 hari, tidak khas


(erosi, papul, ulkus dangkal tdk sakit
sembuh sendiri, tanpa jaringan parut)
Lokasi (pria): sulcus coronarius, frenulum,
preputium, batang penis, uretra, scrotum
dapat disertai limfangitis dan abses-abses kecil
bag dorsal penis bubonuli
Lokasi (wanita): dinding post
vaginaporsio post servik vulva
Lesi ekstragenital terjadi pada mulut, jari,
anus dan rektum.
Sindrom Inguinale
82

Timbul beberapa hari sampai beberapa minggu setelah


lesi primer menghilang.
Kelenjar limfe inguinal membesar, padat dan nyeri
berlekatan dengan sekitarnya(bentukan paket
memanjang).
Pembesaran kelenjar diatas dan dibawah lig inguinal
pauparti celahsign of groove.
Pembesaran kelenjar femoral, inguinal superfisial dan
profundus menyebabkan bentuk seperti tangga
ettage bubo.
Laki-laki > sering, pada wanita lesi primer umumnya
terletak lebih dalam drainase kearah kelenjar limfe di
daerah pelvis.
Menyebabkan terjadinya fistel di inguinal sembuh
parut
Pemeriksaan penunjang
83

Pengecatan Giemsa badan inklusi


Chlamydia
Tes Serologi :
CFT (Complement Fixation Test)
RIP (Radio Isotop Presipitation)
Kultur jaringan yolk sac embrio ayam
84

Anda mungkin juga menyukai