Anda di halaman 1dari 15

EXCIPIENT SEDIAAN

SEMI SOLID
KELOMPOK 3 :

Tamara Niken Sari (21154389A)


Iska Vidyawati (21154405A)
Rahmat Ramadhan (21154437A)
Pramitha Widyasiwi (21154492A)
Iqnatiya Utami Daroni (21154514A)
Dwi Endang Febriyanti (21154521A)
Fitri Jati Rukmana (21154572A)
Silvia Nur Anggraini (21154581A)
Nur Afhriyanti (21154618A)
Dewi Yuliana (21154639A)
Hendri Evantrio (21154664A)
Febrina Andini Parinosa (21154677A)
MACAM-MACAM SEDIAAN SEMI
SOLID

Salep
Krim
Jelly/gel
Pasta
SALEP
Salep adalah sediaan setengah padat
yang mudah dioleskan dan digunakan
sebagai obat luar. (FI III).
Salep adalah sediaan setengah padat
ditujukan untuk pemakaian topikal
pada kulit atau selaput. (FI IV).
ZAT TAMBAHAN PADA SALEP

1. Preservative
Preservatif/ pengawet ditambahkan pada sediaan semipadat untuk
mencegah kontaminasi, perusakan dan pembusukan oleh bakteri atau fungi
karena banyak basissalepyang merupakan substrat mikroorganisme.
Contoh pengawet yang digunakan:
senyawa-senyawa amonium kuarterner (cetiltrimetil amonium bromida)
senyawa-senyawa merkuri organik (thimerosal)
Formaldehid asam sorbit/kalium sorbat
asam benzoat/ natrium benzoat, paraben (metil/propil)
2. Stiffener/ thickening agent (bahan pengental)
Bahan pengental digunakan agar diperoleh struktur yang lebih kental
( meningkatkan viskositas ) sehingga diharapkan akan lebih baik daya
lekatnya.
Contoh bahan pengental yang digunakan:
polimer hidrofilik,baik yang berasal dari alam (natural polimer)
seperti agar, selulosa, tragakan, pektin, natrium alginat
Polimer sintetik seperti karbopol ( karbomer, karboksipolimetilen, metil
selulosa, hidroksi etil selulosa, dan CMC Na)
ZAT TAMBAHAN PADA SALEP

4. Levigating agent
Levigating agent digunakan untuk membasahi serbuk dan
menggabungkan serbuk yang telah terbasahi dengan
basissalep.
Contoh: minyak mineral
5. Antioksidan
Antioksidan ditambahkan ke dalamsalepbila diperkirakan
terjadi kerusakan basis karena terjadinya oksidasi.
Contoh antioksidan yang sering ditambahkan :
Butylated Hydroxyanisole ( BHA )
Butylated Hydroxytoluene (BHT)
Propyl gallate
Nordihydroguaiaretic acid( NCGA)
BASIS SALEP

Basissalepyang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok :


1. Basis hidrokarbon (dasar salep ini di kenal sebagai dasar salep
berlemak)
Contoh: Vaselin putih, Vaselin kuning, Campuran vaselin dengan Malam
putih, Malam kuning, Parafin cair/encer, Parafin padat.
2. Basis absorpsi/basis serap (dasar salep serat dapat menyerap air)
Contoh: Adeps Lanae, Lanoline, Unguentum Simplex (Campuran 30
Malam kuning dan 70 bagian minyak wijen), Hydrophilic Petrolatum.
3. Basis yang dapat dicuci dengan air (dasar salep ini mudah di cuci
dari kulit atau di lap basah, sehingga lebih dapat di terima untuk dasar
kosmetik)
Contoh: Dasar salep emulsi tipe M/A (Vanishing cream), Emulsifying
ointment B.P, Hydrophilic ointment.
4. Basis larut dalam air (disebut kelompok Dasar salep tak
berlemak)
Contoh: Parafin, lanolin anhidrat, PEG atau campuran PEG.
KRIM

Krim adalah bentuk sediaan


setengah padat, berupa emulsi
mengandung air tidak kurang dari
60% dan dimaksudkan untuk
pemakaian luar. (FI III).
ZAT TAMBAHAN PADA
KRIM

1. Zat pengawet (untuk meningkatkan stabilitas sediaan dengan mencegah


terjadinya kontaminasi mikroorganisme)
Contoh: Methyl Paraben, Propyl Parabenum, Fenoksietanol, Kloroform,
Natrium Benzoat, Asam Sorbat (Kalium Sorbat), Nipagin 0,12 0,18%, dan
Nipasol 0,02 0,5%.
2. Antioksidan (untuk mencegah tejadinya ketengikan akibat oksidasi oleh
cahaya pada minyak tidak jenuh yang sifatnya autooksidasi)
Antioksidan terbagi atas :
a. Anti oksidan sejati (anti oksigen)
Kerjanya: mencegah oksidasi dengan cara bereaksi dengan radikal bebas dan
mencegah reaksi cincin. Contoh: tokoferol, alkil gallat, BHA, BHT.
b. Anti oksidan sebagai agen produksi
Zat-zat ini mempunyai potensial reduksi lebih tinggi sehingga lebih mudah
teroksidasi dibandingkan zat yang lain kadangkadang bekerja dengan cara
bereaksi dengan radikal bebas. Contoh; garam Na dan K dari asam sulfit.
c. Anti oksidan sinergis
Yaitu senyawa yang bersifat membentuk kompleks dengan logam, karena
adanya sedikit logam dapat merupakan katalisator reaksi oksidasi. Contoh:
sitrat, tartrat, EDTA.
ZAT TAMBAHAN PADA KRIM

3. Zat Pembasah / HUMEKTAN (untuk meminimalkan


hilangnya air dari sediaan, mencegah kekeringan,
meningkatkan penerimaan pada produk dengan
meningkatkan kualitas usapan dan konsistensi)
Contoh: Sorbitol, Propylene Glikol, Gliserol, Makrogol.
4. Emulgator (untuk menstabilkan emulsi krim)
Contoh: Trietanolamin, Na lauril sulfat.
GEL
Gel adalah sediaan semipadat terdiri
dari suspensi yang dibuat dari
partikel anorganik yang kecil atau
molekul organik yang besar,
terpenetrasi oleh suatu
cairan.Gelkadang kadang disebut
jeli.
(FI IV).
ZAT TAMBAHAN PADA GEL

1. Gelling Agent (adalah substansi hidrokoloid yang


memberi konsistensi tiksotropi pada gel. Dikenal juga
sebagai solidifiers atau stabilizer dan thickening agent)
Contoh: metilselulose, polaxamer, bentonit, gelatin,
Na CMC.
2. Pengawet (untuk meningkatkan stabilitas sediaan
dengan mencegah terjadinya kontaminasi mikroorganisme)
Contoh: Tragakan , Na alginate, Pektin, Starch glyserin,
MC, Na CMC, Polivinil alkohol.
3. Chelating agent (bertujuan untuk mencegah basis dan
zat yang sensitive terhadap logam berat)
Contoh: EDTA
PASTA

Pasta adalah sediaan semipadat yang


mengandung satu atau lebih bahan obat
yang ditujukan untuk pemakaian topikal.
(FI IV).
Pasta adalah sediaan berupa massa
lembek yang dimaksudkan untuk
pemakaian luar, digunakan sebagai
antiseptikum atau pelindung kulit.
(Fornas).
ZAT TAMBAHAN PADA PASTA

1. Vaselin album
Vaselin terdiri dari vaselin putih dan kuning. Vaselin putih
adalah bentuk yang telah dimurnikan warnanya, karena
pemucatan menggunakan asam sulfat anhydrous tidak larut
dalam air, tidak tercucikan dengan air. Kerugiannya
berlemak dan tidak dapat dikombinasikan dengan cairan
yang mengandung air, hanya dapat menyerap air 5% jarang
dipengaruhi oleh udara, kelembaban, kebanyakan bahan
obat dan bahan kimia. Vaselin juga digunakan sebagai
pelumas, pelindung, penutup kulit, karena merupakan film
penutup pada kulit yang mencegah penguapan.
2. Gliserol
Gliserol dipakai sebagai zat tambahan, anti mikroba, dan
kelembaban.
BASIS PASTA

Pada dasarnya basis yang digunakan dalam formulasi dalam sediaan


pasta tidak jauh berbeda dengan basis yang digunakan dalam formulasi
sediaan salep, yaitu:
Basis hidrokarbon (dasar salep ini di kenal sebagai dasar salep
berlemak)
Contoh: Vaselin putih, Vaselin kuning, Campuran vaselin dengan Malam
putih, Malam kuning, Parafin caor/encer, Parafin padat.
Basis absorpsi/basis serap (dasar salep serat dapat menyerap air)
Contoh: Adeps Lanae, Lanoline, Unguentum Simplex (Campuran 30
Malam kuning dan 70 bagian minyak wijen), Hydrophilic Petrolatum
Basis larut dalam air (disebut kelompok Dasar salep tak belemak)
Contoh: PEG ( polyethelene glycol) yang mampu melarutkan zat aktif
yang tak larut dalam air dan meningkatkan penyebaran obat. Bersifat
stabil, menyebar merata, dan mengikat pigmen dan higroskopis (mudah
menguap), sehingga dapat memberikan kenyamanan dalam pemakaian
sediaan pasta.

Anda mungkin juga menyukai