Anda di halaman 1dari 28

Akuntansi Sektor

Publik
RERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI SEKTOR
PUBLIK
DAN
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
O
L
E
H
1. Cesilia Felixciatas Inggrita Padeng (2014031079)
2. Fransiska Watriana Suryati (2014031157)
Rerangka Konseptual Akuntansi
Sektor Publik
Kerangka Konseptual
Akuntansi Sektor
Publik

Tujuan
Definisi dan Lingkup Implement
Kerangka Peranan Kerangka asi Pengakuan
Asumsi &
Konseptu Kerangka Konseptu Karakteristi
Akuntan Pengukura
al Konseptu al k Kualitatif
si Sektor n
Akuntansi al Akuntans Akuntansi
Publik Transaksi
sektor Akuntansi i Sektor Sektor
Publik Sektor Publik Publik Publik
Publik

Indra Bastian, Hal 82


Definisi Kerangka Konseptual
Akuntansi Sektor Publik

Kerangka Konseptual Akuntansi


Sektor Publik merumuskan konsep
mendasari penyusunan dan
pelaksanaan siklus akuntansi
sektor publik.

Indra Bastian, Hal 83


Tujuan Dan Peranan Kerangka Konseptual
Akuntansi Sektor Publik
Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik Disusun
Dengan Berbagai Tujuan , yaitu :
a. Tim penyusun standar akuntansi keuangan sektor
publik untuk melaksanakan tugasnya termasuk tim
penyusun standar akuntansi pemerintahan
b. Penyusunan laporan keuangan untuk memahami
praktek akuntansi menurut prinsip akuntansi yang
diterima umum dan standar akuntansi keuangan
sektor publik
c. Auditor , seperti BPK dan KAP , untuk memberikan
pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum
d. Para pemakai laporan keuangan sektor publik untuk
menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan yang disusun sesuai dengan standar
akuntansi keuangan yang berlaku di sektor publik
Indra Bastian, Hal 84
Lingkup Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor
Publik
Siklus Organisasi Sektor Publik
ASP
Pemerintah pusat Pemerintah Partai Politik LSM Yayasan/
Daerah Tempat
Peribadatn
Perencan Musyawarah Musyawarah Musyawarah Rapat Rapat kerja
aan perencanaan perencanaan kerja tingkat kerja untuk
Publik pembangunan pembanguna pusat untuk menyususn
(Musrenbag) jangka n Musyawarah menyus perencanaa
panjang nasional (Musrenbag) kerja wilayah usn n yayasan /
Musrenbang jangka jangka (muskerwil) perenc organisasi
menengah nasional panjang Musyawarah anaan tempat
Musrenbang daerah kerja daerah LSM peribadatan
penyusunan rencana Musrenbang (muskerda)
kerja pemerintah jangka Musyawarah
menegah kerja cabang
daerah Musyawarah
Musrenbang kerja ranting
penyusunan
rencana
kerja
pemerintah
Musrenbang
provinsi,kab
upaten,keca
matan dan
desa
Indra Bastian , Hal 85
Lanjutan ..
Penganggaran Penyusuna Penyusuna Penyusunan Penyusuna Penyusuna
Publik n Anggran n Anggran Anggran n Anggran n Anggran
Pembahasa Pembahas Pembahasa Pembahasa Pembahasa
n anggran an n anggran n anggran n anggran
Penetapan anggran Penetapan Penetapan Penetapan
anggaran Penetapan anggaran anggaran anggaran
anggaran

Realisasi Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan


anggaran anggaran anggaran anggaran anggaran anggaran
publik
Pengadaan Proses Proses Proses Proses Proses
barang dan pengadaan pengadaan pengadaan pengadaan pengadaan
jasa publik barang dan barang dan barang dan barang dan barang dan
jasa jasa jasa jasa jasa

Pelaporan Proses Proses Proses Proses Proses


keuangan pelaporan pelaporan pelaporan pelaporan pelaporan
sektor publik keuangan keuangan keuangan keuangan keuangan

Audit sektor Mekanisme Mekanisme Mekanisme Mekanisme Mekanisme


publik audit audit audit audit audit

Pertanggungja Penyampaian Penyampaian Penyampaian Penyampaian Penyampaian


waban publik LPJ dan LPJ dan LPJ dan LPJ dan LPJ dan
pertanggungja pertanggungj pertanggungja pertanggungja pertanggungja
wabannya awabannya wabannya wabannya wabannya
Asumsi Akuntansi Sektor Publik

a. Kebutuhan Masyarakat
Manusia sebagai makhluk ekonomi memiliki kebutuhan
ekonomi,pendidikan,kesehatan dan sosial.Kebutuhan
masayarakat ini menjadi asumsi dasar bagi proses perencanaan
yang merupakan pintu utama dari serangkaian proses dalam
siklus akuntansi sektor publik.
Sehingga perencanaan disusun oleh organisasi publik.
Kebutuhan manusia dapat diidentifikasi melalui berbagai teknik
seperti wawancara langsung,survei,dan penelitian mendalam.

b. Alokasi Sumber Daya


Alokasi sumber daya dilakukan dengan mekanisme
penganggaran.perencanaan yang telah ditetapkan berdasarkan
skala prioritasnya akan dilanjutkan dengan proses penganggaran.
sumber daya yang dialokasikan akan menjadi bahan baku bagi
berjalannya perencanaan yang telah disusun,pengalokasian
sumber daya dapat berupa sumber dana,sumber daya manusia
dan sumber daya alam.
c. Ketepatan Hukum/Peradilan
Perencanaan dan penganggaran yang disusun demi memenuhi
kebutuhan masyarakat hanya akan tercapai jika ada sumbe daya
yang mendukung.sumber daya memerlukan sebuah mekanisme
pengolahan,sehingga perancanaan dan penganggaran dapat
berjalan.mekanisme pengelolahan adalah perangkat aturan yang
menjadi pedoman dan mengarahkan pengelolahan sumber daya pada
tujuan serta sasarannya.peraturan atau dasar hukum sektor publik
ditetapkan berdasarkan kebutuhan organisasi sedangkan mekanisme
penyusunan dan pengesahannya ditetentukan dengan mekanisme
yang telah disepakati oleh organisasi yang bersangkutan

d. Dasar Akural
Merupakan basis pelaporan keuangan sektor publik dimana pengaruh
transaksi dan peristiwa lainnya diakuai pada saat terjadinya serta
dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam laporan
keuangan periode bersangkutan.laporan keuangan sektor publik yang
disusun atas dasar akrual akan memberikan informasi bukan hanya
transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran
kas tetapi juga kewajiban pembayaran kas dimasa depan serta
sumber daya yang mempresentasikan kas yang akan diterima dimasa
depan.
e. Kelangsungan organisasi
Untuk kelangsungan hidup sebuah organisasi maka
organisasi menetapkan dasar-dasar hukum atau aturan
organisasi sebagai pedoman dalam menjalankan organisi
tersebut.
Aturan tersebut mengatur hal-hal yang mendukung agar
operasi organisasi berjalan dengan baik,sehingga kinerja dan
tujuan organisai dapat terwujud.pencapaian hasil inilah yang
menjamin jalannya orgnanisasi dari waktu kewaktu.

f. Akuntabilitas kinerja
Akuntabilitas kinerja merupakan salah satu kata kunci bagi
terwujudnya good governance dalam pengelolaan organisasi
publik.jadi tidak salah jika siklus akuntansi sektor publik
diakhiri dengan proses pertanggungjawaban
publik.Akuntabilitas kinerja tercantum dalam dasar hukum
atau atursn dalam organisasi publik.

Indra Bastian, Hal 86 -


88
Implementasi Karakteristik Kualitatif Akuntansi
Sektor Publik

Karekteristik kualitatif yang terkait dengan informasi


akutansi merupakan ciri khas informasi akutansi sektor
publik yang dihasilkan dalam proses akutansi dan
berguna bagi pemakai.
Jika diimplementasikan pada akutansi sektor
publik,karakteristik kualitatif akutansi sektor publik
adalah ciri khas informasi akutansi dalam organisasi
sektor publik yang berkontribusi pada penentuan
kualitas produk setiap unsur.
Relevan dan reliabilitas merupakan 2 kualitas utama
beserta unsur-unsurnya yaitu :
Unsur kualitas yang relevan: tepat waktu,nilai prediktif
dan nilai umpan balik
Unsur kualitas reliabilitas : teruji netralitas dan
menggambarkan kejujuran
Indra Bastian,Hal 88
Pengakuan dan Pengukuran Transaksi Publik

Defenisi
Pengakuan ( recognition) dilakukan dengan menyatakan pos
tersebut,baik dalam kata-kata maupun jumlah uang dan
mencantumkannya kedalam laporan posisi keuangan atau
laporan kinerja keuangan .
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk
mengakui dan memasukan setiap unsur laporan keuangan sektor
publik kedalam laporan posisi keuangan dan laporan kinerja
keuangan.

Faktor yang berpengaruh dalam pengakuan dan pengukuran


transaksi publik
1. Probabilitas manfaat ekonomi masa depan
2. Kendala pengukuran
3. Aktiva
4. Kewajiban
5. Ekuitas
6. Biaya Indra Bastian, hal
Elemen laporan Keuangan Sektor Publik

Elemen-elemen yang berkaitan secara langsung dengan


pengukuran posisi keuangan adalah aktiva,kewajiaban dan
ekuitas.
Sedangkan elemen yang terkait dengan kinerja secara umum
adalah pendapatan (penghasilan) dan pengeluaran(beban).
Posisi keuangan
1.Aktiva
Adalah sumber daya yang dimiliki oleh organisasi sektor publik
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan mempunyai manfaat
dimasa depan bagi penyelenggara organisasi sektor publik
2.Kewajiban
Adalah utang organisasi sektor publik masa kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu,dan penyelesaiannya akan menimbulkan
arus kas keluar darisumber daya organisasi sektor publik yang
bermanfaat.
3.Ekuitas
Adalah hak residu atas aktiva organisasi sektor publik setelah
dikurangi
Indra semua
Bastian, hal kewajiban
Akuntansi Berbasis Kas VS Berbasis Akrual
dan Modifikasinya

Berbasis kas
Sistem akuntansi berbasis kas hanya mengakui arus kas masuk
dan arus kas keluar.
Laporan keuangan tidak bisa dihasilkan apabila tidak ada data
tentang aktiva dan kewajiban.Data yang ada hanyalah
perimbangan kas. Penjualan hanya dicatat saat kas diterima
sehingga tidak ada pos piutang. Pembelian dicatat saat kas
dibayarkan sehingga tidak ada utang. Penyesuaian saham
tidak dilakukan,karena akun tidak memperhatikan
pencatatan,dimana yang diperhatikan hanya kenyataan bahwa
kas dibayar untuk pembelian (sehingga tidak ada gambaran
tentang penutupan saham atau closing stock figure).
Basis kas , selain melakukan pengakuan hanya berdasarkan
kas masuk dan kas keluar , juga memiliki fokus pengukuran
hanya pada kas. Akibatnya , yang dilaporkan dalam neraca
(jika dibuat) hanya akun KAS, sehingga ekuitas dana yang ada
disisiBastian,
Indra pasiva hanya
Hal 310menggambarkan
; Deddi Nordiawan keadaan KAS.
Berbasis Akrual (Accrual Base)
Konsep akuntansi akrual sebagaimana tercantum pada SSAP 2
adalah Penerimaan dan biaya bertambah (diakui karena
diperoleh atau dimasukkan bukan sebagai uang yang diterima
atau dibayarkan) dalam jumlah yang sesuai satu sama lain , dapat
dipertahankan atau dianggap benar, dan berkaitan dengan
rekening laba dan rugi selama periode bersangkutan.
Basis akrual mengakui transaksi pada saat terjadi dan mempunyai
fokus pengukuran pada semua sumber dana yang dimiliki. Dengan
demikian, neraca yang dibuat dengan basis akrual akan
melaporkan semua kekayaan , utang, dan ekuitas dana yang
dimilki , baik yang bersifat lancar maupun tidak lancar
Penerapan dasar akrual lebih mengutamakan laporan yang
dihasilkan untuk kepentingan kreditor dan debitor. Berbagai
laporan dalam konsep akrual tidak dibuat secara seragam. Setiap
organisasi sektor publik mempunyai daftar laporan yang
jumlahnya mungkin berbeda satu dengan yang lain, dikarenakan
adanya perbedaan proses kerja antarorganisasi. Namun , ada pula
persamaan yaitu dalam proses pelaporan posisi keuangan dan
pelaporan operasional di berbagai organisasi, dikarenakan alur
penerimaan dan pembayaran terjadi secara
Indra antarorganisasi.
Bastian, Hal 313 ;Deddy N hal
Perbedaan kedua basis tersebut dapat dilihat dalam
ilustrasi berikut ini :

Diilustrasikan sebuah pemerintahan memiliki saldo kas


awal sebesar 10.000 tanpa memiliki kekayaan lainnya.
Neraca awal, baik berbasis kas maupun berbasis akrual,
akan terlihat seperti berikut :
Neraca
Kas
10.000
Ekitas dana
10.000

Misalnya terjadi transaksi pembelian kendaraan senilai


3.000 , neraca setelah transaksi tersebut akan
ditampilkan secara berbeda di masing masing basis
Pada basis kas . Pembelian kendaraan tersebut
dianggap sebagai belanja (biaya). Jurnal untuk
mencatat transaksi tersebut adalah
Belanja kendaraan 3.000
Kas
3.000

Pada akhir periode, semua akun belanja (biaya ) akan


ditutup dan mengurangi nilai ekuitas dana. Sehingga
yang akan muncul dalam neraca pada basis kas tetap
akun KAS saja disisiNeraca
aset. Berbasis Kas
Kas
7.000
Ekitas dana
7.000

Sedangkan pada basis akrual, transaksi pembelian


kendaraan tersebut akan dicatat dengan jurna sbb :
Kendaraan
3.000
Kas
3.000
Dengan demikian , neraca pada basis akrual akan
menampilkan akun kendaraan (Aset Tetap ) selain KAS
disisi aset, sedangkan Ekuitas Dana disisi pasiva tetap
10.000

Neraca Berbasis Akrual


Kas
7.000
Mobil Ekuitas dana
3.000 10.000

Deddy Nordiawan , Hal 142


Akuntansi Berbasis Cash
Toward Accrual

Akuntansi berbasih cash toward accrual adalah sebuah


pendekatan yang mencoba menampilkan informasi yang
dihasilkan basis kas, sekaligus menyajikan informasi yang
hanya bisa dimunculkan oleh basis akrual. Dengan akuntansi
berbasis cash toward accrual, transaksi transaksi dicatat
berdasarkan kas yang diterima atau dibayarkan, sehingga
neraca yang dihasilkan akan seperti neraca berbasis kas.
Perbedaanya, akuntansi berbasis cash toaward accrual
menggunakan fokus pengukuran atas semua sumber dana.

Dengan ilustrasi yang sama, transaksi pembelian kendaraan


dalam basis cash toward accrual akan dicatat sebagai
transaksi belanja dan mengurangi ekuitas dana menjadi
7.000
Belanja kendaraan
3.000
Kas
3.000
Namun,fokus pengukuran menghendaki informasi tentang
kendaraan dimunculkan dalam neraca sehubungan dengan
fokus pengukurannya yang menghendaki semua kekayaan
yang dimiliki ditampilkan dalam neraca.Akibatnya,pelaporan
ekuitas dana juga tidak lagi 7.000 tetapi menjadi
10.000,padahal berdasrakan transaksi seharusnya nilai
ekuitas dana hanya 7.000.Maka,dalam basis Cash Toward
Accrual dilakukan jurnal tambahan untuk mengakui mobil dan
melakukan
Kendaraan penyesuaian pada ekuitas dana sebagai berikut:
3.000
Ekuitas dana yang diinvestasikan dalam aset tetap
3.000
Sehingga,basis cash Toward Accrual akan menghasilkan
neraca seperti contoh
Neraca berikut
Berbasis : Toward Accrual
Cash
Kas
7.000
Mobil Ekuitas dana
3.000 7.000
Ekuitas dana yang
Diinvestasikan dalam
Aset tetap
3.000
Deddy Nordiawan , Hal 143-
Standar Akuntansi Keuangan Sektor
Publik

Standar akuntansi sektor publik


memberikan kerangka demi berjalannya
fungsi fungsi tahapan siklus akuntansi
sektor publik, yaitu perencanaan,
pengganggaran, realisasi anggaran,
pengadaan barang dan jasa, pelaporan,
audit,dan pertanggungjawaban publik.
Standar merupakan acuan yang telah
disepakati dan ditetapkan oleh organisasi
yang berkompetensi serta berwenang dalam
bidang terkait.
Indra Bastian, Hal 123
Dasar Kebutuhan Standar Akuntansi Publik

Pada tahun 2002, Ikatan Akuntansi Indonesia


kompartemen akuntansi sektor publik (IAI-KASP) telah
mengembangkan serangkaian standar standar akuntansi
yang direkomendasikan untuk digunakan pada entitas sektor
publik, yang dinamakan Standar Akuntansi Keuangan Sektor
Publik (SAKSP). Standar ini, IAI- KASP telah berusaha
melakukan harmonisasi terhadap akuntansi, laporan
keuangan,dan pemeriksaan antaryurisdiksi serta mana yang
paling tepat antara sektor publik dan swasta,dan laporan
keuangan antara basis akuntansi dan basis ekonomi.
SAKSP dikembangkan sesuai dengan standar yang berlaku
ditingkat internasional, dengan harapan dapat tercapainya
informasi keuangan yang konsisten dan dapat dibandingkan
(comparable) bagi semua yuridiksi.
Manfaat Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik
(SAKSP)
a. Meningkatkan kualitas dan reliabilitas laporan
akuntansi dan keuangan organisasi sektor publik,
khususnya dalam organisasi pemerintahan.
b. Meningkatkan kinerja keuangan dan perekonomian
c. Mengusahakan harmonisasi antara persyaratan atas
laporan ekonomis dan keuangan
d. Mengusahakan harmonisasi antaryuridiksi dengan
menggunakan dasar akuntansi yang sama

. Selama ini, aktivitas sektor publik dikelola dengan


kualitas informasi keuangan yang belum baik. Sehingga
penerapan SAKSP akan menghasilkan sistem akuntansi
dan manajemen keuangan pemerintah yang lebih baik,
sehingga laporan keuangan yang dihasilkan mempunyai
informasi yang lebih baik.
Indra Bastian, Hal 125
Perkembangan SAK-SP dan SAP

Perkembangan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)


Komite SAP adalah sebuah cerita panjang seiring perjalanan
reformasi keuangan di Indonesia kebutuhan standar dan
pembentukan komite penyusunannya mulai muncul ketika desakan
untuk penerapan IPSAS di Indonesia semakin kuat.
Hal itu diawali dengan pembentukan Kompartemen Akuntan Sektor
Public di IAI pada 8 Mei tahun 2000 yang salah satu programnya
adalah penyusunan standar akuntansi keuangan untuk berbagai
keuangan unit kerja pemerintahan.Publikasi tersebut menjadi
tantangan bagi pemerintah unntuk segera bergerak cepat
mengeluarkan standar akuntansi pemerintah.sampai
kemudian,sebelum kemudian tentang keuangan negara
ditetapkan,Menteri Keuangan RI telah menetapkan keputusan Mentri
Keuangan Nomor 308/KMK.012/2002 Tanggal 13 Juni 2002 tentang
Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah
(KSAP),sebagaimana telah beberapakali diubsh dengan Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 379/KMK.012/2004 Tanggal 6 Agustus
2004.Komite ini bekerja dengan melibatkan banyak unsur yang
secara formal dinyatakan terdiri atas unsur Departemen
Keuangan,Departemen Dalam Negeri,dan unsur IAI.
Selanjutnya,dengan dikeluarkannya UU Nomor 1 Tahun
2004,penetapan komite SAP dilakukan dengan keputusan
presiden telah diterbitkan Keputusan Presiden RI Nomor 84
Tahun 2004 tentang Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
pada Tanggal 5 Oktober 2004 yang telah diubah dengan
Keputusan Presiden RI Nomor 2 Tahun 2005 Tanggal 5 Januari
2005.
Pengembangan SAP mengacu pada praktik-praktik terbaik di
Tingkat Intenasional dengan tetap mempertimbangkan kondisi
di Indonesia,baik peraturan perundangan dan praktik-praktik
akuntansi yang berlaku,maupun kondisi sumber daya
manusia.selain itu strategi peningkatan kualitas pelaporan
Keuangan Pemerintahan dilakukan dengan proses transisi
menuju basis akrual.Saat ini,pendapatan,belanja,dan
pembiayaan dicatat berbasis kas.Sementara aset,hutang,dan
ekuitas dana dicatat berbasis akrual.
SAP diterapkan dilingkup pemerintahan,baik di pemerintahan
pusat dan dapertemen-dapertemennya maupun dipemerintah
daerah dan dinas-dinasnya .Penerapan SAP diyakini akan
berdampak pada peningkatan kualitas pelaporan keuangan di
pemerintah pusat dan daerah.
Deddy Nordiawan,Hal 31
Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan Sektor
Publik(SAK SP)

PSAK No. 45 tentang Standar Akuntansi untuk Entitas


Nirlaba
Dasar tuntutan atas akuntabilitas pertanggungjawaban
keuangan terhadap segala aktivitas pada semua
organisasi sektor publik adalah PSAK No. 45 mengenai
laporan keuangan organisasi nirlaba. Karakteristik
organisasi nirlaba atau dalam hal ini, organisasi sektor
publik, berbeda dengan organisasi bisnis. Organisasi
sektor publik memperoleh sumber daya dari lembaga
donor dan para penyumbang lainnya.
Pada beberapa bentuk organisasi sektor publik, meskipun
tidak ada kepemilikan, organisasi tersebut memenuhi
kebetuhan modalnya dari utang dan kebutuhan
operasinya dari pendapatan atas jasa yang diberikan
kepada publik. Akibatnya , pengukuran jumlah saat dan
kepastian aliran pemasukan kas menjadi ukuran kinnerja
Para pengguna laporan keuangan organisasi sektor publik
memiliki kepentingan bersama yang tidak berbeda
dengan organisasi bisnis, yaitu untuk menilai :

1. Jasa yang diberikan oleh organisasi sektor publik dan


kemampuannya untuk terus memberikan jasa
tersebut
2. Cara pengelola melaksanakan tugas dan
pertanggungjawaban
3. Aspek kinerja pengelola

Kemampuan organisasi sektor publik untuk terus


menerus memberikan jasa dikomunikasikan melalui
laporan keuangan yang menyediakan informasi mengenai
hubungan, diantara unsur unsur tersebut. Laporan ini
harus menyajikan secara terpisah aktiva bersih baik
yang terkait maupun yang tidak terkait penggunaanya.
Indra Bastian , Hal 130
International Public Sector Accounting Standars
(IPSAS)
Saat ini banyak entitas yang entitas yang termasuk dalam
kategori organisasi sektor publik yang telah
mengimplementasikan akuntansi dalam sistem
keuangannya.Praktik akuntansi yang dilakukan oleh entitas
tersebut memilik banyak perbedaan,khususnya dalam proses
laporan keuangan hal tersebut sangat dimungkinkan oleh belum
banyaknya pemerintahan yang menerbitkan standar baku
akuntansi untik mengatur praktik akuntansi bagi sektor publik.
Federasi Akuntansi Intenasional (IFAC) membentuk sebuah
komite khusus yang bertugas menyusun standar akuntansi
sektor publik.komite tersebut diberi nama The Public Sector
Committee dan bertugas menyusun sebuah standar akuntansi
bagi organisasi sektor publik yang berlaku secara internasional
yang kemudian disebut International Public Sector Accounting
Standars (IPSAS).
Untuk mendukung tugasnya dalam menyusun standar,komite
mengacu pada Standar Akutansi Internasional (IAS) yang
sekarang dikenaldengan International Financial Reporting
Standars (IFRS).
Dalam hal ini IPSAS dapat digunakan oleh para pembuat standar di
negara bersangkutan untuk pengembangan standar baru untuk
merevisi standar yang ada guna meningkatkan komparabilitas
laporan keuangan organisasi sektor publik secara internasional.
Dengan mengadopsi IPSAS diharapkan terdapat peningkatan yang
signifikan dalam kualitas dari laporan keuangan organsisai sektor
publik.
IPSAS bertujuan :
1. Meningkatkan kualitas dari tujuan utama dalam melaporkan
keuangan sektor publik
2. Menginformasikan secara lebih jelas pembagian alokasi sumber
daya yang dilakukan oleh entitas sektor publik
3. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas entitas sektor
publik
Basis akuntansi yang digunakan oleh IPSAS adalah basis akrual
walaupun pendapat Cach Basis IPSAS dalam IPSAS yang merupakan
acuan standar pelaporan keuangan untuk entitas sektor publik yang
memilih menggunakan Basis Cash.hal ini dilakukan karena komite
pembuat IPSAS menyadari bahwa setiap pemerintah dan pihak yang
berwenang menentukan standar disetiap negara berhak memilih
basis akuntansi yang digunakan sehingga standar untuk Basis Cash
tetap disediakan walaupun tidak seterperinci yang basis akural.
Deddy Nordiawan, Hal 28

Anda mungkin juga menyukai