Anda di halaman 1dari 25

+

DAKRIOSISTITIS

Azhar Fauzan
105420 177 10
+
Identitas Pasien

Identitas Pasien

Nama : Tn. M

Jenis Kelamin : Laki laki

Umur : 46 tahun

Alamat : Jalan Taraweang Kabba pangkep

Pekerjaan : Juru masak

No. RM : 60 28 32

Tgl. Pemeriksaan : 22 Februari 2017

Pemeriksa : Azhar fauzan, S.Ked

Supervisior : dr. Andi Sengngeng Relle, Sp.M, M.kes


+
Anamnesis

Keluhan Utama : Benjolan pada kelopak mata kanan bawah

Riwayat penyakit sekarang

Seorang pasien laki laki datang ke Poliklinik Mata RS TK II


Pelamonia dengan keluhan benjolan pada mata kanan bawah sejak 1
tahun yang lalu. Keluhan ini dirasakan hilang timbul sejak awal
dideritanya. Pasien juga mengeluhkan keluarnya air mata secara
berlebihan, riwayat trauma disangkal, riwayat keluarga yang menderita
penyakit yang sama tidak ada.
+
Riwayat penyakit dahulu

Riwayat Diabetes Melitus : (-)

Riwayat hipertensi : (-)

Riwayat penggunaan kacamata : (-)

Riwayat trauma pada mata : (-)

Riwayat penggunaan steroid jangka lama : (-)

Riwayat alergi makanan dan obat : (-)


+
Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat penyakit serupa : (-)

Riwayat Hipertensi : (-)

Riwayat Cancer : (-)

Riwayat Diabetes Melitus : (-)

Riwayat alergi : (-)


+
Status Oftalmologi
+
Palpasi
+

Tonometri

Tidak dilakukan pemeriksaan karena kontraindikasi pada infeksi


segmen anterior

Visus

VOD : 6/6 VOS : 6/6


+
Slit Lamp

SLOD : Tepi palpebral edema bagian inferior , Konjungtiva hiperimis


(-) selaput (-), lensa jernih, BMD Normal, Iris Coklat, Kripte (+),
Pupil Bulat letak sentral

SLOS : Tepi palpebra normal, Konjungtiva hiperimis (-) selaput (-),


lensa jernih, BMD Normal, Iris Coklat, Kripte (+), Pupil Bulat letak
sentral
+
+
Resume dan Pemfis

Seorang laki laki berusia 46 tahun datang dengan dengan dengan


keluhan benjolan pada mata kanan bawah sejak 1 tahun yang lalu.
Keluhan ini dirasakan hilang timbul sejak pertama dideritanya, pasien
juga mengeluh mengeluh mengeluarkan air mata secara berlebihan.

Pada pemeriksaan inspeksi didapatkan benjolan bagian OD palpebra


Inferior. Pemeriksaan refraksi didapatkan visus OD: 6/6 dan OS: 6/6.
Pada Pemeriksaan Slit Lamp OD Tepi palpebra edema bagian inferior
palpebra. Anel test (-) terjadi refluks
+

Diagnosis Kerja : OD Dakriosistitis

Penatalaksanaan :
Metronidazole 500mg 3x1
Methyl prednisolone 4mg 3x1
Polydes ED 4x1 tetes OD

Prognosis :
Ad vitam : bonam
Ad Sanationam : bonam
Ad Visam : bonam
Ad Kosmetik : bonam
+
Anatomi
+
Fisiologi
+
Definisi

Dakriosistitis adalah infeksi saccus lacrimalis


+
Etiologi

Sering disebabkan oleh obstruksi nasolacrimalis atau infeksi.

Penyebab yang paling umum disebabkan oleh Staphylococcus aureus


dan Streptococcus pneumonia, Pseudomonas aeruginosa, Stafilokok,
pneumokok, streptokok, Neisseria catarrkalis, Actinomyces. basil
Gram-negatif lainnya. H. influenzae: sering terjadi pada anak.

Cairan stagnan di nasolakrimalis dapat menjadi infeksi sekunder karena


drainase yang buruk
+
Epidemiologi

Penyakit ini sering ditemukan pada anak-anak atau orang dewasa di


atas 40 tahun, terutama perempuan
+
Faktor Resiko

Terdapat benda yang menutupi lumen duktus, seperti pengendapan


kalsium, atau koloni jamur yang mengelilingi suatu korpus alienum.

Terjadi striktur atau kongesti pada dinding duktus.

Penekanan dari luar oleh karena terjadi fraktur atau adanya tumor
pada sinus maksilaris.

Obstruksi akibat adanya deviasi septum atau polip.

Wajah yang sempit, hidung yang rata dan Brachycephalic head


+

Ada 3 tahapan terbentuknya sekret pada dakriosistitis. Hal ini dapat diketahui
dengan melakukan pemijatan pada sakus lakrimalis. Tahapan-tahapan tersebut
antara lain :

Tahap obstruksi
Pada tahap ini, baru saja terjadi obstruksi pada sakus lakrimalis, sehingga yang keluar
hanyalah air mata yang berlebihan.

Tahap Infeksi
Pada tahap ini, yang keluar adalah cairan yang bersifat mukus, mukopurulen, atau
purulent tergantung pada organisme penyebabnya.

Tahap Sikatrik
Pada tahap ini sudah tidak ada regurgitasi air mata maupun pus lagi. Hal ini dikarenakan
sekret yang terbentuk tertahan di dalam sakus sehingga membentuk suatu kista.
+
Diagnosis

Uji flourescein uji cukai

John dye
+

Probing: punctum ini melebar oleh dilator punctal, jika >8 mm tidak
ada hambatan, jika <8 mm ada hambatan
+

irigasi lacrimal dengan garam (anel test)

irigasi lacrimal dengan garam dan adrenalin:

Radiografi:Plain X - ray menunjukkan lesi tulang malunion fraktur


rahang atas. Dacryocystography: Sebuah dye disuntikkan ke dalam
bagian lakrimal dan X- ray film diambil.

Pemeriksaan THT: Penting untuk: Untuk menemukan penyebab


obstruksi ductus nasolacrimalis.
+
Terapi

Dakriosistitis akut biasanya berespon terhadap antibiotik sistemik


yang memadai, kompres air hangat, dan bentuk kroniknya sering
dapat dipertahankan laten dengan tetesan antibiotik. Meskipun begitu,
menghilangkan obstruksi adalah penyembuhan satu satunya
+
Prognosis

Dakriosistitis sangat sensitif terhadap antibiotika namun masih


berpotensi terjadi kekambuhan jika obstruksi duktus nasolakrimalis
tidak ditangani secara tepat, sehingga prognosisnya adalah dubia ad
malam. Akan tetapi, jika dilakukan pembedahan baik itu dengan
dakriosistorinostomi eksternal atau dakriosistorinostomi internal,
kekambuhan sangat jarang terjadi sehingga prognosisnya dubia ad
bonam
+
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai