Anda di halaman 1dari 8

Assalamualaikum Wr.

Wb.
Kelompok 7
Anggota :
Deva Fabiola (10)
Nurjihan Aqilah Murfid (20)
Shafa Adzkia Aulia (29)
Talitha Anindya Pattingalloang (34)
KERAJAAN GOWA-
TALLO
Awal Masuknya Islam di Kerjaan Gowa-Tallo

Agama Islam mulai masuk di daerah Sulawesi Selatan sekitar abad


ke-15. Pada tahun 1605, Raja Gowa bersama Mangkubuminya (Raja
Tallo) menyatakan diri sebagai pemeluk agama Islam. Raja Tallo
sebagai Mangkubumi Kerajaan Gowa, yang pertama kali menyatakan
diri sebagai pemeluk agama Islam dengan gelar Abdullah Awalul Islam,
sedangkan Raja Gowa yang menyusul bergelar Sultan Alauddin. Sejak
saat itulah raja-raja Gowa-Tallo mulai menggunakan gelar sultan. Pada
tahun 1607, seluruh penduduk Kerajaan Gowa-Tallo telah memeluk
agama Islam.
Dari Gowa, agama Islam dikembangkan ke seluruh daerah
Sulawesi Selatan melalui Musu 'asellengeng (perang Islam). Usaha
penaklukkan dan pengislaman dimulai pada tahun 1608. Secara
berturut-turut, tahun 1609 Sidenreng dan Sopeng menerima dan
menyatakan agama Islam sebagai agama negara, tahun 1610
Kerajaan Bone, dan tahun 1611 Kerajaan Wajo.
A. Perdagangan dalam Kerajaan Gowa-Tallo

Kerajaan Makassar, pusat perdagangan di Indonesia bagian


timur sehingga menjadi tempat persinggahan para pedagang dari
luar negeri. Hal ini disebabkan dari letaknya yang strategis,
pelabuhan yang baik, dan jatuhnya Malaka ke tangan Portugis tahun
1511.
Pelayaran dan perdagangan di Makassar diatur berdasarkan
hukum niaga yang ADE ALOPING LOPING BICARANNA
PABBALUE yang membuat perdagangan di Makassar teratur dan
berrkembang pesat. Selain itu, Makassar mengembangkan usaha
pertanian dengan menguasai daerh yang subur dibagian Timur
Sulawesi Selatan.
D. Hubungan Sosial dalam Kerajaan Gowa-Tallo

Sebagai negara maritim, maka sebagian besar masyarakat Gowa


adalah nelayan dan pedagang. Mereka giat berusaha untuk
meningkatkan taraf kehidupannya, bahkan tidak jarang dari mereka
yang merantau untuk menambah kemakmuran hidupnya. Walaupun
masyarakat Gowa memiliki kebebasan untuk berusaha dalam
mencapai kesejahteraan hidupnya, tetapi dalam kehidupannya
mereka sangat terikat dengan norma adat yang mereka anggap
sakral. Norma kehidupan masyarakat diatur berdasarkan adat dan
agama Islam yang disebut Pangadakkang. Dan masyarakat Gowa
sangat percaya dan taat terhadap norma-norma tersebut.
Di samping norma tersebut, masyarakat Gowa juga mengenal pelapisan sosial
yang terdiri dari lapisan atas yang merupakan golongan bangsawan dan keluarganya
disebut dengan Anakarung atau Karaeng, sedangkan rakyat kebanyakan disebut to
Maradeka dan masyarakat lapisan bawah disebut dengan golongan Ata[2].
Dari segi kebudayaan, maka masyarakat Gowa banyak menghasilkan benda-benda
budaya yang berkaitan dengan dunia pelayaran. Mereka terkenal sebagai pembuat
kapal. Jenis kapal yang dibuat oleh orang Gowa dikenal dengan nama Pinisi dan Lombo.
Kapal Pinisi dan Lombo merupakan kebanggaan rakyat Sulawesi Selatan dan terkenal
hingga mancanegara.
E. Kesenian dalam Kerajaan Gowa-Tallo

.Benteng Fort Rotterdam


2.susunan batu-batu tembok benteng Tallo,
3.sumur Baraniaya (bungung Baraniaya),
4.batu pelantikan raja-raja Tallo, sedang bekas istana Raja Tallo,
kini sudah tinggal onggokan-onggokan batu .
5.kuburan dari Datuk Ribandang,

Anda mungkin juga menyukai