TANTANGAN
2. Peningkatan intensitas
kegiatan pemanfaatan
ruang terutama yang
terkait dengan eksploitasi
Sumber Daya Alam
sangat mengancam
kelestarian lingkungan
(termasuk pemanasan global)
BHK-DJPR/Presentasi/DR
2
TantanganLanjutan
Frekuensi
gempa di
Indonesia
(rata-rata 450
gempa/thn)
BHK-DJPR/Presentasi/DR
3
TantanganLanjutan
4. Keberadaan pulau-
pulau kecil terluar
pada kawasan
perbatasan negara
memerlukan
perhatian khusus
demi menjaga
kedaulatan NKRI
BHK-DJPR/Presentasi/DR
4
PERMASALAHAN
Semakin menurunnya
kualitas permukiman
Kesenjangan antar
dan di dalam wilayah
BHK-DJPR/Presentasi/DR
5
KONSIDERAN MENIMBANG
BHK-DJPR/Presentasi/DR
6
KONSIDERAN. Lanjutan
BHK-DJPR/Presentasi/DR
7
BAB I. KETENTUAN UMUM
Ps. 1
1. ruang
2. tata ruang
3. struktur ruang 12. pengawasan penataan
ruang
4. pola ruang
13. perencanaan tata ruang
5. penataan ruang
14. pemanfaatan ruang
6. penyelenggaraan
penataan ruang 15. pengendalian
pemanfaatan ruang 25. kawasan perkotaan
7. Pemerintah Pusat
16. rencana tata ruang 26. kawasan metropolitan
8. pemerintah daerah
17. wilayah 27. kawasan megapolitan
9. pengaturan penataan
18. sistem wilayah 28. kawasan strategis
ruang
nasional
10. pembinaan penataan 19. sistem internal
perkotaan 29. kawasan strategis
ruang
provinsi
11. pelaksanaan 20.
penataan kawasan
30. kawasan strategis
ruang 21. kawasan lindung
kabupaten/kota
22. kawasan budidaya
31. ruang terbuka hijau
23. kawasan perdesaan
32. izin pemanfaatan ruang
Ket:
24. kawasan agropolitan
istilah baru 33. orang
34. menteri
BHK-DJPR/Presentasi/DR
8
BAB I. Lanjutan
PENGERTIAN DASAR
RUANG Ps. 1 angka 1
adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat
manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara
kelangsungan hidupnya.
ASAS
Ps. 2
a. keterpaduan;
b. keserasian, keselarasan, dan keseimbangan;
c. keberlanjutan;
d. keberdayagunaan dan keberhasilgunaan;
e. keterbukaan;
f. kebersamaan dan kemitraan;
g. pelindungan kepentingan umum;
h. kepastian hukum dan keadilan; dan
i. akuntabilitas.
TUJUAN
Ps. 3
FUNGSI UTAMA
KAWASAN Kws. Lindung Kws. Budidaya
Ps. 5 ayat (2)
KEGIATAN
KAWASAN PR Kws. Perkotaan PR Kws. Perdesaan
Ps. 5 ayat (4)
PR Kws. Perkotaan
Ps. 5 ayat (4)
PR Kws. Perdesaan
upaya pencapaian
upaya pembentukan upaya untuk tujuan penataan upaya agar
landasan hukum bagi meningkatkan kinerja ruang melalui penyelenggaraan
Pemerintah, penataan ruang pelaksanaan penataan ruang
pemerintah yang diselenggarakan perencanaan dapat diwujudkan
daerah, dan oleh Pemerintah, tata ruang, sesuai dengan
masyarakat dalam pemerintah daerah, pemanfaatan ruang, ketentuan peraturan
penataan ruang dan masyarakat dan pengendalian perundang-undangan
pemanfaatan ruang
BHK-DJPR/Presentasi/DR
14
BAB V. PENGATURAN DAN PEMBINAAN
PENATAAN RUANG
PENGATURAN
BHK-DJPR/Presentasi/DR
15
BAB VI. PELAKSANAAN PENATAAN RUANG
PELAKSANAAN
Ps.12
BHK-DJPR/Presentasi/DR
16
BAB VI. Lanjutan
6.1 PERENCANAAN TATA RUANG
Menghasilkan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang Ps. 14 ayat (1)
RTRW NASIONAL RTR KWS STRA. NASIONAL a. rencana umum tata ruang
belum dapat dijadikan dasar
WILAYAH
BHK-DJPR/Presentasi/DR
17
BAB VI. Lanjutan
3
Rancangan Perda Kabupaten/Kota
Persetujuan Menteri
4 2
Substansi Pekerjaan Umum
Koordinasi
1
Bupati/
Walikota
Gubernur 1
Rekomendasi
2
Rancangan
Perda
BKTRN
5 3
Provinsi
Prosesdievaluasi
lebih lanjut
Menteri
Koordinasi
Dalam Negeri
BHK-DJPR/Presentasi/DR
19
BAB VI. Lanjutan
RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL (RTRWN) Ps. 19
Peraturan Daerah Kabupaten RTRWN & RTRWP; perkembangan permasalahan provinsi & hasil
Ps. 26 ayat (7) pedoman & petunjuk pengkajian implikasi penataan ruang kabupaten
pelaksanaan bidang upaya pemerataan pembangunan & pertumbuhan
cu
Ditetapkan penataan ruang; dan ekonomi kabupaten;
a
ng
dengan RPJPD keselarasan aspirasi pembangunan kabupaten
me
Ps. 25 ayat (1) daya dukung dan daya tampung lingkungan
Ps. 25 ayat (2) hidup
Dasar penerbitan RPJPD
perizinan lokasi RTRW disusun dengan RTRWK yang berbatasan
pembangunan &
administrasi
Kab. memperhatikan RTR kawasan strategis kabupaten
pertanahan pe
akt u
d om mem Ps. 26 ayat (1) tujuan, kebijakan, & strategi penataan ruang
Ps. 26 ayat (3) ua t
a nu wilayah kabupaten
ka w
Ps. 26 ayat (4) penyusunan RPJPD wilayahnya yang terkait dengan kawasan
20 tahun penyusunan RPJMD perdesaan & sistem jaringan prasarana
Ps. 26 ayat (5) pemanfaatan ruang & wilayah kabupaten
pengendalian pemanfaatan rencana pola ruang wilayah kabupaten yang
ditinjau kembali 1 kali
dalam 5 tahun ruang di wilayah kabupaten meliputi kawasan lindung kabupaten &
mewujudkan keterpaduan, kawasan budi daya kabupaten
keterkaitan, & keseimbangan penetapan kawasan strategis kabupaten
ditinjau kembali lebih dari 1 kali antarsektor arahan pemanfaatan ruang wilayah
dalam 5 tahun, dalam hal: penetapan lokasi & fungsi kabupaten yang berisi indikasi program
perubahan kondisi lingkungan ruang untuk investasi utama jangka menengah lima tahunan
strategis tertentu yang penataan ruang kawasan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang
berkaitan dengan bencana strategis kabupaten wilayah kabupaten yang berisi ketentuan
alam skala besar; dan/atau umum peraturan zonasi, ketentuan
perubahan batas teritorial perizinan, ketentuan insentif & disinsentif,
negara, prov., dan/atau kab. Ps. 26 ayat (6) serta arahan sanksi.
BHK-DJPR/Presentasi/DR
22
BAB VI. Lanjutan
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA (RTRW Kota) Ps.28
Peraturan Daerah Kota RTRWN & RTRWP; perkembangan permasalahan provinsi & hasil
pedoman & petunjuk pengkajian implikasi penataan ruang kota
pelaksanaan bidang upaya pemerataan pembangunan & pertumbuhan
penataan ruang; dan ekonomi kota;
cu
Ditetapkan RPJPD keselarasan aspirasi pembangunan kota
a
ng
dengan daya dukung & daya tampung lingkungan hidup
me
RPJPD
Dasar penerbitan RTRWK yang berbatasan
an
perizinan lokasi n deng RTR kawasan strategis kota
pembangunan & RTRW u
disus erhatikan
p
administrasi Kota mem tujuan, kebijakan, & strategi penataan ruang wil. kota
pertanahan rencana struktur ruang wil. kota yg meliputi sistem
tu
om t
ka
tu
k penetapan kawasan strategis kota
20 tahun penyusunan RPJPD arahan pemanfaatan ruang wil. kota yg berisi indikasi
penyusunan RPJMD program utama jangka menengah 5 tahunan
ditinjau kembali 1 kali pemanfaatan ruang & ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wil. kota
dalam 5 tahun pengendalian yg berisi ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan
pemanfaatan ruang di perizinan, ketentuan insentif & disinsentif, serta
wilayah kabupaten arahan sanksi
ditinjau kembali lebih dari 1 mewujudkan rencana penyediaan & pemanfaatan RTH
kali dalam 5 tahun, dlm hal: keterpaduan, keterkaitan, rencana penyediaan & pemanfaatan ruang terbuka
perubahan kondisi & keseimbangan nonhijau
lingkungan strategis antarsektor rencana penyediaan & pemanfaatan prasarana &
tertentu yang berkaitan penetapan lokasi & sarana jaringan pejalan kaki, angkutan umum,
dengan bencana alam skala fungsi ruang untuk kegiatan sektor informal, & ruang evakuasi bencana,
besar; dan/atau investasi yg dibutuhkan utk menjalankan fungsi wil. kota
perubahan batas teritorial penataan ruang kawasan sebagai pusat pelayanan sosial ekonomi dan pusat
negara, prov., dan/atau kab.
BHK-DJPR/Presentasi/DR
strategis kabupaten pertumbuhan wilayah 21
23
BAB VI. Lanjutan
KOMPLEMENTARITAS
RENCANA TATA RUANG
Dilengkapi
peraturan zonasi
(Zoning Regulation)
BHK-DJPR/Presentasi/DR
24
BAB VI. Lanjutan
PENGUATAN ASPEK PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
DALAM RENCANA TATA RUANG
Pasal 17 ayat (5) UUPR memuat: dalam rangka pelestarian lingkungan
dalam rencana tata ruang wilayah ditetapkan kawasan hutan paling sedikit
30 (tiga puluh) persen dari luas daerah aliran sungai.
CONTOH DAERAH
ALIRAN SUNGAI YANG
LUAS KAWASAN
HUTANNYA KURANG
DARI 30 %
KAWASAN HUTAN DI
DAS CILIWUNG
KURANG LEBIH 15 %
BHK-DJPR/Presentasi/DR
25
BAB VI. Lanjutan PENGATURAN PROPORSI RUANG TERBUKA HIJAU PADA
WILAYAH KOTA
RUANG TERBUKA
TIPOLOGI RTH
Fisik Fungsi Struktur Kepemilikan
Ekologis
Pola
R RTH Sosial/ RTH Publik
Ekologis
T Alami Budaya
H
RTH Non- Arsitektural Pola
RTH Privat
alami Ekonomi Planologis
BHK-DJPR/Presentasi/DR
26
BAB VI. Lanjutan
6.2. PEMANFAATAN RUANG
Dilakukan melalui pelaksanaan program pemanfaatan Pembangunan prasarana & sarana bagi
ruang beserta pembiayaannya dgn memperhatikan SPM kepentingan umum memberikan hak
dlm penyediaan sarana & prasarana prioritas pertama bagi pemerintah utk
Ps. 32 ayat (1) menerima pengalihan hak atas tanah dari
pemegang hak atas tanah
Dilaksanakan baik pemanfaatan ruang secara vertikal Ps. 33 ayat (3)
daya dukung & daya pelaksanaan pembangunan sesuai dgn program pengembangan kawasan
tampung lingkungan pemanfaatan ruang wilayah dan kawasan strategis secara terpadu Ps. 34 ayat (3)
hidup
BHK-DJPR/Presentasi/DR dilaksanakan sesuai melalui 27
BAB VI. Lanjutan
6.3. PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
Ps. 35
PENGENDALIAN
PEMANFAATAN RUANG
BHK-DJPR/Presentasi/DR
28
BAB VI. Lanjutan
6.3.1. Peraturan Zonasi
Penetapan disusun
berdasarkan
Peraturan Rencana Rinci
Tata Ruang
Ps. 36 ayat (2)
Zonasi
ditetapkan
dengan
PP untuk arahan
peraturan zonasi
sistem nasional
sebagai pedoman untuk
Perda provinsi untuk pengendalian
arahan peraturan pemanfaatan ruang
zonasi sistem provinsi Ps. 36 ayat (1)
Perda kabupaten/kota
untuk peraturan zonasi
Ps. 36 ayat (3)
BHK-DJPR/Presentasi/DR
29
BAB VI. Lanjutan
Contoh
Contoh Peraturan
Peraturan Zonasi
Zonasi
PPembagian
embagian BLOK
BLOK
Kawasan
Kawasan Pusat
Pusat Pemerintahan
PemerintahanKota
Kota
Sofifi
Sofifi (BWK
(BWK 2)
2)
Luas
No. Pembagian Blok
(Ha)
1 BLOK A 107,13
2 BLOK B 68,18
3 BLOK C 112,76
4 BLOK D 58,24
5 BLOK E 123,78
6 BLOK F 110,01
BHK-DJPR/Presentasi/DR
31
BAB VI. Lanjutan
Contoh Zoning Map untuk Peraturan Zonasi
4A 4A
4A 5A 5A 5A 5A
4A
5A
4A
4A 5A
4A
5A
4A 4A 5A 5A
5A
5A
5A
4B 4
B 5A 6A
4B
5A 5B
4B
4A 4B 5A
5A 5A
4B
4B
4A
5B
5B
4B
4B 3B
4A 3
4A 3B B 5B
3B
4A
Perizinan
diatur oleh Pemerintah & pemda (menurut
kewenangan masing-masing)
dikeluarkan dan/atau
Izin batal demi
diperoleh dgn tidak melalui hukum
Pemanfaatan prosedur yg benar Ps. 37 ayat (3)
Ruang
diperoleh melalui prosedur
apabila yang benar tetapi dapat
tidak kemudian terbukti tidak dibatalkan
sesuai sesuai dengan RTRW Ps. 37 ayat (4)
RTRW
Ps. 37 ayat (6) penggantian /
akibat adanya perubahan ganti kerugian
RTRWN yg layak
Ps. 37 ayat (5)
BHK-DJPR/Presentasi/DR
33
BAB VI. Lanjutan
6.3.3. Pemberian Insentif dan Disinsentif
agar pemanfaatan ruang sesuai dengan RTRW Ps. 38 ayat (1)
keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi pengenaan pajak yang tinggi yg disesuaikan
silang, imbalan, sewa ruang, & urun saham dengan besarnya biaya yg dibutuhkan untuk
pembangunan serta pengadaan infrastruktur mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat
pemanfaatan ruang
kemudahan prosedur perizinan
pembatasan penyediaan infrastruktur,
pemberian penghargaan kepada masyarakat, pengenaan kompensasi, dan penalti
swasta dan/atau pemerintah daerah
dan/atau
denda administratif
BHK-DJPR/Presentasi/DR
35
BAB VI. Lanjutan
6.4. PENATAAN RUANG KAWASAN PERKOTAAN
KAWASAN PERKOTAAN:
Ps. 1 angka 25 KAWASAN METROPOLITAN: Ps. 1 angka 26
N
OLITA
K
Kota
DU
Inti
Kota
UNIVERSITAS
IN
Inti
ETROP
AR
R PAS
KO
Kota
M
Satelit
TA
TAMAN
/
SI
Daerah
KO
Suburban
RO
TA
Ruang
RG
SA
T A Terbuka
KO
TE
hijau
SA
Daerah
LI
AN
PA
Pinggiran
T
3
T AM 1, D2 ,D
MA,D Kota
S Inti
TK
W
R
TAMAN
KECAMATAN
TAMAN KECAMATAN
KIOS RUMAH Kota
PASAR L
OKAL Satelit
Daerah
SD SMP Suburban
TAMAN
KELURAHAN
Pertokoan Daerah
Pinggiran
KELURAHAN
BHK-DJPR/Presentasi/DR
37
BAB VI. Lanjutan
6.5. PENATAAN RUANG KAWASAN PERDESAAN
KAWASAN PERDESAAN:
Ps. 1 angka 23 KAWASAN AGROPOLITAN: Ps. 1 angka 24
adalah wilayah yang mempunyai kegiatan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau
utama pertanian, termasuk pengelolaan lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan
sumber daya alam dengan susunan fungsi sebagai sistem produksi pertanian dan
kawasan sebagai tempat permukiman pengelolaan sumber daya alam tertentu yang
perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, ditunjukkan oleh adanya keterkaitan
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi fungsional dan hierarki keruangan satuan
sistem permukiman dan sistem agrobisnis
Penataan ruang kawasan perdesaan diarahkan untuk: Pelindungan thd kawasan
pemberdayaan masyarakat perdesaan; lahan abadi pertanian pangan
pertahanan kualitas lingkungan setempat & wilayah yg diatur dgn UU Ps. 48 ayat (2)
didukungnya
konservasi sumber daya alam
pelestarian warisan budaya lokal
RTR kawasan perdesaan yang
Ps. 49 merupakan bagian wilayah kabupaten
pertahanan kawasan lahan abadi pertanian pangan
untuk ketahanan pangan
adalah bagian rencana tata ruang
penjagaan keseimbangan pembangunan perdesaan- wilayah kabupaten
perkotaan
Ps. 48 ayat (1)
RTR kawasan perdesaan yang mencakup
2 atau lebih wilayah kabupaten
Penataan ruang kawasan perdesaan diselenggarakan Ps. 50 ayat (2) merupakan alat koordinasi dalam
pada: pelaksanaan pembangunan yang bersifat
lintas wilayah
kawasan perdesaan yang merupakan bagian
wilayah kabupaten
kawasan yang secara fungsional berciri RTR kawasan agropolitan merupakan
perdesaan yang mencakup 2 atau lebih wilayah Ps. 51 ayat (1) rencana rinci tata ruang 1 atau beberapa
kabupaten pada satu atau lebih wilayah provinsi wilayah kabupaten
Ps. 48 ayat (3)
BHK-DJPR/Presentasi/DR
39
BAB VII. PENGAWASAN PENATAAN RUANG
PENGAWASAN PENATAAN RUANG
Ps. 55 ayat (1) dilakukan terhadap Ps. 58 ayat (1)
BHK-DJPR/Presentasi/DR
tidak melaksanakan melaksanakan langkah
penyelesaian
40
BAB VIII. HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN
MASYARAKAT
BHK-DJPR/Presentasi/DR
41
BAB IX. PENYELESAIAN SENGKETA
Penyelesaian
Sengketa
Penyelesaian Ps. 67 ayat (2)
di Luar
Sengketa
Tidak dicapai Pengadilan
Melalui mufakat
/kesepakatan
Pengadilan Mediasi
Konsiliasi
Negosiasi
BHK-DJPR/Presentasi/DR
42
BAB X. PENYIDIKAN
Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dapat dibentuk
untuk membantu pejabat penyidik kepolisian negara RI, dengan
wewenang:
Ps. 68 ayat (1)
Tidak mentaati rencana tata ruang; penjara paling lama 8 tahun dan
mengakibatkan perubahan fungsi ruang; denda paling banyak Rp. 1, 5
69 ayat (2) dan miliar
mengakibatkan kerugian terhadap harta
benda/rusaknya barang.
Tidak mentaati rencana tata ruang; penjara paling lama 15 tahun dan
mengakibatkan perubahan fungsi ruang; denda paling banyak Rp. 5 miliar
dan
69 ayat (3)
Mengakibatkan Kematian orang
BHK-DJPR/Presentasi/DR 44
BAB VI. Lanjutan
BHK-DJPR/Presentasi/DR 45
BAB XII. KETENTUAN PERALIHAN
BHK-DJPR/Presentasi/DR
46
BAB XIII. KETENTUAN PENUTUP
BHK-DJPR/Presentasi/DR
48
5. Undang-Undang Penataan Ruang telah mengakomodasi
perkembangan lingkungan strategis seperti pengaturan
RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) di Perkotaan dan DAERAH
ALIRAN SUNGAI (DAS), STANDAR PELAYANAN MINIMAL
(SPM), integrasi penataan ruang DARAT, LAUT, dan UDARA,
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG, Penataan Ruang
Kawasan PERKOTAAN dan PERDESAAN, dan Aspek Pelestarian
LINGKUNGAN HIDUP.
6. Untuk menjamin pelaksanaan Undang-Undang Penataan
Ruang yang tertib dan konsisten telah diatur KETENTUAN
PERALIHAN, PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS), dan
KELEMBAGAAN PENATAAN RUANG.
7. Dengan dimuatnya sanksi pidana, penyelenggara penataan
ruang (aparat pemerintah) harus BERHATI-HATI DALAM
MEMBUAT KEBIJAKAN terkait dengan bidang penataan ruang.
8. Dengan telah diakomodasikannya berbagai issue strategis
penataan ruang di dalam Undang-Undang Penataan Ruang,
diharapkan nantinya penyelenggaraan penataan ruang dapat
lebih BERDAYAGUNA dan BERHASILGUNA.
BHK-DJPR/Presentasi/DR
49
TERIMA
KASIH