Anda di halaman 1dari 15

Konsep Masyarakat Islam

Luthfi Utami S. 260110150013


Hanifa Olgha 260110150037
Cindy M. Sofyani 260110150054
Zara Fushilla 260110150072
Reyhan Prayogo 260110150082
Yasri Husaironi Mufti 260110150084
Pengertian Masyarakat Islam
Secara etimologis, kata masyarakat berasal dari
bahasa Arab syarikat behubungan dengan pembentukan
suatu kelompok atau golongan atau kumpulan.
Masyarakat Islam merupakan masyarakat yang harus
mempunyai keimanan kepada Allah, mengikuti pimpinan dan
ajaran nabi Muhammad, menghormati HAM, berbuat untuk
kebahagiaan dunia dan akhirat sesuai risalah yang dibawa
nabi Muhammad.
Masyarakat islam ideal dalam persfektif al-Quran adalah
sebuah masyarakat yang ditopang oleh keimanan yang kokoh
kepada Allah. Hal tersebut antara lain disebutkan dalam Quran
surat Ali Imran ayat 110 yang berarti:
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari
yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka
ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang
yang fasik.
Kriteria Masyarakat Islam
1. Umat yang satu (QS. 2:213)
2. Terdiri dari berbagai macam suku bangsa (QS.49:13)
3. Kemuliaan berdasarkan ketaqwaannya pada Allah (QS. 49:13)
4. Tegaknya masyarakat dalam segala urusan (QS. 3:159, QS. 42:38)
5. Tegaknya keadilan (QS. 5:8, QS. 4:58)
6. Timbulnya persatuan dan kejamaahan (QS. 3:103, QS. 8:63, QS.
48:29)
7. Adanya kepemimpinan yang berwibawa dan hanya taat pada hukum
Allah (QS. 4:59)
8. Tidak saling menghina (QS. 49:11)
Piagam Madinah

Piagam Madinah merupakan bentuk


piagam pertama yang tertulis secara resmi
dalam sejarah dunia. Sebagai gambaran
awal, Piagam Madinah adalah undang-
undang untuk mengatur sistem
politik&sosial masyarakat pada waktu itu.
Rasulullah yang memperkenalkan konsep
itu.
Latar Belakang
Masyarakat Madinah terdiri dari bermacam suku, golongan dan
agama. Golongan-golongan itu antara lain para sahabat Rasulullah (kaum
Muhajirin dan Anshar yang merupakan kaum mayoritas) , kaum
musyrikin Madinah (Aus dan Khazraj) , dan kaum Yahudi. Kaum
musyrikin Madinah adalah kabilah-kabilah asli Madinah. Diantara merka
ada yang masih ragu-ragu meninggalkan agama nenek moyang merekea,
namun mereka tidak memusuhi Islam. Sebagaian kaum musyrikin yang
lain diam-diam memusuhi Islam. Diantara mereka yang diam-diam
memusuhi Islam adalah Abdullah bin Ubay. Ia menampakkan ke-Islaman
pada Rasulullah, namun dalam hatinya mereka memusuhi dan
merongrong umat Islam. Sebelumnya Abdullah bin Ubay akan diangkat
raja di Madinah untuk menyatuhkan suku Aus dan Khazraj. Namun
dengan kedatangan Islam, Abdullah bin Ubay batal diangkat menjadi raja.
Hal ini yang menyebabkan ia membenci kedatangan Rasulullah dan diam-
diam merongrong Islam.
Selain Abdullah bin Ubay satu orang lagi yang
menampakan permusuhan pada islam adalah Abu Amir dari
suku Aws. Dia sampai bergabung dengan Quraisy Makkah untuk
menyerang umat islam. Yahudi pun juga pada dasarnya tidak
senang akan kedatangan islam yang berdampak pada hilangnya
potensi mereka untuk merebutkan dominasi di Madinah, pada
awalnya suku aws dan khazraj bersatu untuk menyingkirkan
Yahudi dari Madinah namun dengan tipu daya Yahudi dapat
memecah bela kedua suku ini untuk perang sehingga Yahudi
dapat legalitas untuk tinggal di Madinah dan mendapatkan
keutungan dari perseteruan diantara mereka. Untuk itu kaum
Yahudi menerima kedatangan Islam hanya karna alasan politis
yang dengan kedatangan Islam bisa dimanfaatkan untuk
kepentingan Yahudi.
Atas dasar itulah demi mewujudkan negara yang kokoh
Nabi Muhammad mempersatukan seluruh lapisan golongan
masyarakat Madinah dengan diikat oleh Perjanjian yang disebut
Piagam Madinah dan diharapkan dapat memperkuat posisi
negara Madinah sebagai pusat pemerintahan islam.
Isi Piagam Madinah
Piagam Madinah yang dideklarasikan Nabi SAW ini ada 4 bagian.
Bagian pertama ada 28 pasal. Isinya lebih banyak berkaitan dengan orang
Muhajirin & Anshar.
Bagian pertama ini, ada penjelasan bahwa semua masalah yang tidak
terselesaikn musyawarah,diserahkan kepada Nabi SAW Beliau sebagai
kepala negara.
Bagian kedua, mengatur hubungan antara umat Islam & golongan Yahudi
dengan detail. Tujuannya untuk menjaga stabilitas masyarakat Madinah
yang bersatu.
Bagian ketiga, sebagian besar isi Piagam Madinah bagian ini adalah
pengulangan penjelasan dari pasal yang ada di bag. 1 & 2, dengan rumusan
yang sedikit beda. Isinya, Madinah adalah Kota Suci, haram perang &
tumpah darah. Ada pula tentang kewajiban menjaga keamanan kota dari
serangan musuh.
Bagian keempat, ada 7 pasal. Disebutkan kabilah yang baru masuk Islam
diberlakukan hukum yang berlaku terhadap kabilah lain yang lebih
dulu. Bagian ini ditulis setelah Perang Khandaq ketika banyak kabilah kecil
Madinah masuk Islam, terutama yang berasal dari org Arab, dr suku Aus.
Prinsip masyarakat tersebut terjabarkan dalam:

1. Pada pasal 1 (satu) menyatakan dengan jelas bahwa masyarakat (umat) yang
terikat dalam Piagam kerjasama ini adalah masyarakat yang berdiri sendiri
dan bebas dari pengaruh masyarakat lainnya.
2. Pada pasal 2 (dua) sampai dengan pasal 10 (sepuluh) mengatur dengan
seksama tentang hak-hak asasi manusia.
3. Pada pasal 11 (sebelas) sampai dengan pasal 15 (lima belas) men gatur
dengan seksama tentang peraturan sesama Muslim sebagai golongan
mayoritas di dalam masyarakat.
4. Pada pasal 16 (enam belas) sampai dengan pasal 35 (tiga puluh lima)
mengatur dengan seksama golongan minoritas.
5. Pada pasal 36 (tiga puluh enam) sampai dengan pasal 38 (tiga puluh
delapan) mengatur dengan seksama tentang kewajiban-kewajiban setiap warga
masyarakat.
6. Pada pasal 39 (tiga puluh sembilan) sampai dengan pasal 41 (empat puluh
satu) mengatur dengan seksama tentang kewajiban kelompok masyarakat
untuk melindungi masyarakat islam yang terikat dalam piagam ini.
7. Pada pasal 42 (empat puluh dua) sampai dengan pasal 44 (empat puluh
empat) mengatur dengan seksama pimpinan masyarakat Islam.
8. Pada pasal 47 (empat puluh tujuh) yang merupakan pasal penutup,
menekankan tentang keharusan bahwa setiap peserta piagam ini harus setia
terhadap perjanjian dan piagam ini jangan disalahgunakan.
Dalam naskah perjanjian Piagam Madinah tersebut mengandung
beberapa prinsip yaitu: prinsip orang-orang Muslim dan Mukmin
adalah umat yang satu dan antara mereka dan non muslim adalah juga
umat yang satu (semua manusia adalah umat yang satu); prinsip
persatuan dan persaudaraan; prinsip persamaan; prinsip kebebasan;
prinsip tolong-menolong dan membela yang teraniaya; prinsip hidup
bertetangga; prinsip keadilan; prinsip musyawarah; prinsip pelaksanaan
hukum dan sanksi hukum; prinsip kebebasan beragama dan hubungan
antar pemeluk agama (hubungan antar bangsa/internasional); prinsip
pertahanan dan perdamaian; prinsip amar maruf dan nahi munkar;
prinsip kepemimpinan; prinsip tanggung jawab pribadi dan kelompok;
dan prinsip ketakwaan dan ketaatan (disiplin).
Hasan Ibrahim merumuskan ada 4 prinsip yang terkandung dalam
Piagam Madinah :

1. Seluruh kaum Muslim dari berbagai golongan adalah satu umat


yang bersatu.
2. Saling tolong-menolong dan saling melindungi di antara rakyat
yang baru itu atas dasar keagamaan.
3. Masyarakat dan negara mewajibkan atas setiap rakyat untuk
mempertahankan keamanan dan melindunginya dari serangan
musuh.
4. Persamaan dan kebebasan bagi kaum Yahudi dan pemeluk-
pemeluk agama lainnya di dalam urusan dunia bersama kaum
Muslimin.
Peraturan-peraturan tentang masyarakat non Muslim di dalam Piagam
madinah diatur sedemikian rupa dalam beberapa pasalnya seperti:

1. Mereka akan dilindungi oleh negara Islam dari tindakan-tindakan atau


serangan-serangan jahat baik dari luar ataupun dari dalam.
2. Mereka dibebaskan dari wajib militer kecuali jika mereka ingin
terdaftar. Dalam kasus ini negara Islam harus mendaftar mereka dalam
unit manapun yang tidak mempengaruhi keamanan negara dalam
periode yang sama yang diperlakukan bagi para warga negara.
3. Mereka tidak diizinkan memiliki kedudukan permanen dalam unit-unit
angkatan perang tempat mereka terdaftar kecuali jika negara Islam
memberlakukan undang-undang khusus yang menjelaskan bahwa
mereka memang diperlukan dalam kedudukan tersebut.
4. Dalam kasus pemasukan nama mereka ke dalam daftar (militer) atau
kedudukan permanen dalam suatu unit (militer), akan dibebaskan dari
membayar pajak pendapatan selama masa bertugas.
5. Mereka tidak diperbolehkan menduduki jabatan publik apapun kecuali
negara Islam memberlakukan undang-undang khusus yang
menentukan perekrutan mereka pada jabatan tersebut, menjelaskan
bahwa dengan menduduki jabatan seperti itu mereka tidak
mempengaruhi keamanan negara Islam.
6. Negara Islam akan memberlakukan undang-undang yang diperlukan
untuk menentukan jenis profesi yang bisa mereka masuki.
7. Kaum laki-laki non Muslim , sebagai penduduk permanen, yang
berusia antara 21 dan 60 dan mampu untuk bekerja, harus membayar
pendapatan pajak tahunan (jizyah) yang akan ditentukan oleh
undang-undang yang diberlakukan oleh Negara Islam, yang tidak
akan lebih dari 1 hingga 5% dari jumlah total pendapatan tahunan
mereka.
8. Negara Islam sepenuhnya bertanggung jawab menyediakan
penghidupan bagi para penduduk permanen non Muslim yang tidak
mampu bekerja atau tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak.
9. Mereka harus menggunakan pengadilan Islam dalam semua kasus
legal mereka. Akan tetapi, pengadilan Islam akan memberikan mereka
seorang ahli yang permanen dan terhormat untuk kasus-kasus yang
melibatkan kredo dan hukum perseorangan mereka, di bawah
pantauan penuh dari pengadilan Islam.
10. Mereka mempunyai hak penuh untuk meninggalkan (negara Islam),
sementara atau permanen, kapan saja kecuali jika kepergian mereka
mempengaruhi keamanan negara Islam
11. Semua peraturan dan persayaratan perjalanan yang dibuat untuk
para warga negara dari negara Islam, seperti dokumentasi dan
perizinan yang penting, akan diberlakukan kepada mereka.
12.Anak-anak mereka harus masuk ke lembaga-lembaga pendidikan
negara Islam sejak sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.
Pendidikan tinggi mereka akan diorientasikan oleh negara Islam
hanya ke arah profesi-profesi mereka yang dibolehkan.
13.Mereka tidak diperbolehkan membuka lembaga-lembaga pendidikan
sendiri; tetapi, kredo mereka akan diajarkan di tempat-tempat
peribadatan mereka di bawah pantauan penuh pengadilan Islam.
14.Sistem kharaj yang dibuat untuk tanah pertanian yang dimiliki oleh
orang-orang non Islam akan berbeda dari sistem pajak (zakat) bagi
tanah-tanah pertanian yang dimiliki orang-orang Islam.
15. Semua peraturan dan undang-undang yang lain tidak berkaitan
dengan kewajiban-kewajiban agama, berlaku bagi semua warga
negara Islam, akan dengan sendirinya diberlakukan kepada semua
penduduk permanen
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai