Anda di halaman 1dari 17

1.

Fisiologi Laktasi
Persiapan Payudara Untuk
Laktasi
Selama kehamilan, kadar
esterogen yang tinggi akan
mendorong perkembangan
ekstensif duktus. Kadar
progesteron yang tinggi
merangsang pembentukan
alveolus-lobulus. Peningkatan
prolaktin dan hCS berperan
dalam perkembangan kelenjar
mamaria dengan menginduksi
sintesis enzim-enzim yang
dibutuhkan untuk produksi
susu, serta memicu
perkembangan janin dengan
merangsang produksi faktor
pertumbuhan serupa insulin
(IGF1 dan IGF2).
Pencegahan Laktasi Selama Kehamilan
Tingkat esterogen dan progesteron dapat
mempengaruhi jumlah produksi susu ibu dengan
menghambat efek stimulatorik prolaktin pada sekresi
susu. Tingkat steroid fetoplasenta juga dapat
mempengaruhi produksi susu yang dimana fungsi
steroid ini yaitu merangsang perkembangan perangkat
penghasil susu pada payudara.
Stimulasi Laktasi oleh Pengisapan
Hormon yang berperan untuk mempertahankan laktasi:
a. prolaktin meningkatkan sekresi susu
b. oksitosin ejeksi susu
Pelepasan kedua hormon dirangsang oleh
neuroendokrin yang dipicu oleh pengisapan.
Pelepasan oksitosin dan ejeksi susu
Susu harus diperas secara aktif keluar
dari alveolus. Pengisapan oleh bayi
akan merangsang ujung saraf sensorik
di putingpotensial aksi merambat
naik ke hipotalamus pengeluaran
oksitosin dari hipofisis posterior
merangsang kontraksi mioepitel
untuk ejeksi susu.
Pelepasan prolaktn dan sekresi susu
Pengisapan menyebabkan rangsangan
produksi prolaktin oleh hipofisis
anterior yang dikontrol oleh:
a. Prolactine Inhibiting Hormon (PIH)
b. Prolactine Releasing Hormone (PRH)
2. Biosintesis laktosa pada laktasi

Sumber : Murray, Robert.2014.Biokimia Harper.


Jakarta :EGC
a. Definisi
Mastitis merupakan suatu proses peradangan pada satu atau
lebih segmen payudara yang mungkin disertai infeksi atau tanpa
infeksi.

b. Etiologi dan faktor resiko


Pengosongan payudara tidak optimal, adanya saluran ASI
yang tersumbat, puting lecet, dan perlekatan mulut bayi yang
kurang baik pada saat menyusui.
2 penyebab mastitis :
Infeksi
Non infeksi ( Stasis ASI)

SPENCER ,JEANNE P. 2008. Management of Mastitis in Breastfeeding Women. Volume


78, Number 6 September 15, 2008. American Family Physician.
Boutet, G, et al. 2012. Breast inflammation: Clinical examination, aetiological
pointers. Published by Elsevier Masson SAS.
D. patofisiologi
e. Manifestasi kllinis

Bendungan Mastitis Infeksiosa


- Payudara membengkak - Salah satu payudara memerah
- sangat nyeri
- Sangat nyeri
- Payudara tampak mengilat
- Edema - Payudara membengkak
- Demam - Demam dan malaise
- Puting pecah-pecah
Sumbatan saluran Payudara
- benjolan pada salah satu
payudara
- Sangat nyeri
- Bercak kemeraha pada
payudara
g. tatalaksana
4 prinsip utama:
Konseling suportif
Pengeluaran ASI
dengan Efektif
Terapi antibiotik
Terapi symptomatik

Sumber: WHO. 2002. Mastitis:


Penyebab dan Penatalaksanaan.
Jakarta: Widya Medika.
Edukasi dan Pencegahan
Pencegahan
Perawatan puting susu pada waktu laktasi
merupakan usaha penting untuk mencegah
mastitis. Perawatan terdiri atas membersihkan
puting susu dengan sabun sebelum dan sesudah
menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu
yang sudah mengering. Selain itu yang memberi
pertolongan kepada ibu yang menyusui bayinya
harus bebas dari infeksi dengan stafilokokus. Bila
ada retak atau luka pada puting sebaiknya bayi
jangan menyusu pada mamma yang
bersangkutan sampai luka itu sembuh. Air susu
ibu dikeluarkan dengan pijatan.

Sumber: Winkjosastro, Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan


Bina Pustaka.
Edukasi
-Beristirahat, di tempat tidur bila mungkin
-Sering menyusui pada payudara yang terkena
-Mengompres panas pada payudara yang
terkena
-Memijat dengan lembut setiap daerah
benjolan saat bayi menyusu untuk membantu
ASI mengalir pada daerah tersebut.
Sumber: WHO. 2002. Mastitis: Penyebab dan Penatalaksanaan. Jakarta:
Widya Medika.
i. Komplikasi mastitis
Komplikasi mastitis meliputi
abses payudara
penghentian menyusui
Mastitis berulang/kronis
Infeksi jamur

SPENCER ,JEANNE P. 2008. Management of Mastitis in Breastfeeding Women. Volume


78, Number 6 September 15, 2008. American Family Physician.
Alasiry ,Ema. 2013. MASTITIS: PENCEGAHAN DAN PENANGANAN. Diakses dari
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/mastitis-pencegahan-dan-
penanganan. (3 Oktober 2017).
4. Manajemen
laktasi
a. Cara menyusui
a. Cara menyusui

Posisi tubuh yang baik saat menyusui:


Posisi muka bayi menghadap ke payudara
Perut/dada bayi menempel pada perut/dada
ibu
Seluruh badan bayi menghadap ke badan ibu
Seluruh punggung bayi tersanggah dengan baik
Ada kontak mata antara bayi dan ibu
Pegang belakang bahu jangan kepala bayi
Kepala terletak di lengan bukan daerah siku
Tanda perlekatan bayi dan ibu yang baik:
Dagu menyentuh payudara
Mulut terbuka lebar
Lebih banyak aeorola bagian atas yang terlihat
dibanding bawah
Tidak menimbulkan rasa sakit pada puting susu

Rata-rata bayi menyusu selama 5-15 menit, kurang


lebih 8 kali dalam sehari

Sumber: Roesli, utami.2013. Buku bedah ASI IDAI. Dalam


www.idai.or.id
4. Manajemen laktasi

b. Gizi ibu selama menyusui


Sumber makanan bergizi:
1. Karbohidrat
Kebutuhan ibu meningkat sebesar 65 gr/hari atau setara
dengan 1 porsi nasi
Nasi, ubi, kentang, singkong, bihun, mie, roti, makaroni dan
jagung
2. Protein Hewani
Membutuhkan tambahan protein sebesar 17 gr atau setara
dengan 1 porsi daging.
Contoh: Ikan, daging, telur, unggas, susu dan hasil olahannya
3. Protein Nabati
Tahu, tempe, kacang-kacangan dan hasil olahannya (susu
kedelai)
4. Lemak
Lemak berfunsi sebagai sumber tenaga dan berperan dalam produksi asi
Omega 3 : ikan salmon, tuna, kakap, tongkol, lemuru, tenggiri,
sarden dan cakalang
Omega 6 : minyak kedelai, minyak jagung dan minyak bunga
matahari.
5. Vitamin dan Mineral

6. Cairan
Ibu menyusui sangat
membutuhkan cairan
agar dapat menghasilkan
air susu dengan cepat,
dianjurkan minum 2-3
liter/hari atau lebih dari 8
gelas air/hari.

Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi


Seimbang. Kementrian Kesehatan RI:
Direktorat Bina Gizi.

Anda mungkin juga menyukai