Mata Merah
Mata Merah
Blefariis pedikulosis
PENATALAKSANAAN
Pengobatan utama adalah membersihkan
pinggiran kelopak mata untuk mengangkat
minyak yang merupakan makanan bagi bakteri.
Untuk membantu membasmi bakteri kadang
diberikan salep antibiotik (misalnya erythromycin
atau sulfacetamide) atau antibiotik per-oral
(misalnya tetracycline). Jika terdapat dermatitis
seboroik, harus diobati. Jika terdapat kutu, bisa
dihilangkan dengan mengoleskan jeli petroleum
pada dasar bulu mata.
Alergi kelopak
Dermatitis kontak
e/ suatu bahan yg
berkontak dgn kelopak
t/cuci kelopak dgn
larutan garam fisiologik
+salep steroid
Alergi kelopak
Blefaritis urtikaria
Masuknya obat atau
makanan pd pasien yg
rentan
t/steroid topikal /
sistemik. Dan obat
histamin bisa
mengurangi alerginya.
Trichiasis
Keadaan pertumbuhan bulu
mata mengarah pada bola
mata yang akan menggosok
kornea atau konjungtiva
(berpotensi melukai bola
mata)
Penyulit :
Erosi kornea dan tukak kornea
Etiologi :
1. Kelainan arah tumbuh bulu mata
2. Kelemahan musculus levator palpebra sehingga kelopak mata sedikit
masuk ke dalam
Gejala
Konjungitva kemotik
Hiperaemi
Pada kornea terdapat erosi, keratopati, dan
ulkus
Fotofobia
Lakrimasi
Seperti kelilipan
DD
Trichiasis Districhiasis
Penatalaksanaan
Epilasi : mencabut bulu mata, namun bulu
mata akan tumbuh kembali dalam beberapa
minggu
Elektrolisis : mencabut bulu mata sekaligus
merusak akar bulu mata dengan listrik
sehingga bulu mata tidak tumbuh kembali
Operasi : Untuk mengangkat kelopak mata
yang cenderung masuk ke dalam
Komplikasi
corneal abrasion
corneal scarring
microbial keratitis
Lagophtlamus
Suatu keadaan dimana kelopak mata
tidak dapat menutup bola mata dengan
sempurna
PREVALENSI
Usia : 15 73 tahun, puncak pada dekade IV & V
JK : wanita 32%, pria 17,4%
LOKASI
Salah satu atau kedua kelopak mata bagian atas, terutama di
dekat hidung
Salah satu atau kedua kelopak mata bawah
Penatalaksanaan
Pembedahan untuk memperbaiki kosmetik
dapat dilakukan dengan memperhatikan
kemungkinan akan terjadinya ektoprion
Pengobatan dapat dengan pengontrolan pada
hiperlipidemia yang akan regresi lambat
daripada xanthelasma
Entoprion
Definisi
Suatu keadaan melipatnya margo palpebra
(berwarna kemerahan, sisik-sisik terlihat
melekat pada bulu mata, sisik tersebut
berminyak) ke arah dalam sehingga silia akan
tumbuh mengarah ke dalam dan
menyebabkan komplikasi ke konjungtiva dan
kornea.
Etiologi
Akibat terbentuknya jar parut pd trakoma
Akibat mekanik dan spasme otot orbikular
Faktor Resiko
Penuaan
Terbakar bahan kimia
Infeksi trachoma
GEJALA
Penurunan visus jika kornea rusak
Air mata keluar terus
Ketidaknyamanan mata atau rasa sakit
Iritasi mata
Kemerahan
Tatalaksana
Operasi plastik
Komplikasi
Kornea luka
Ulkus kornea
Infeksi mata
Prognosis
prospek biasanya baik jika kondisi ini diobati sebelum
terjadi kerusakan kornea
Trauma Kelopak
Trauma edema dan ekimosis
kemerahan-coklat-kuning-hijau
Darah diserap spontan dalam wktu 1 3
minggu tanpa penyulit
Kadang terbentuk jaringan parut
kelumpuhan otot penggerak mata ptosis
Penanganan : pada 48 jam pertama kompres
dengan air dingin
Mata Merah
Pd.konjungtiva
Bertambahnya asupan
/episklera yg melebar
Hiperemia konjungtiva pembuluh darah atau
atau perdarahan antara
tjd akibat : Berkurangnya
konjungtiva & sklera
pengeluaran darah
warna mata merah
Injeksi konjungtival Injeksi siliar / Injeksi episkleral
perikorneal
Asal A. Konjungtiva A. siliar A. Siliar longus
posterior
Memperdarahi Konjungtiva bulbi Kornea segmen Intraokular
anterior
Lokalisasi Konjungtiva Dasar konjungtiva Episklera
Konjungtivitis Menahun
Konjungtivitis Folikularis Kronis
Trakoma
Konjungtiva dry eyes
Defisiensi Vitamin A
Toksik konjuntivitis folikular
Penyakit konjungtiva etiologi tak jelas
Keratokonjungtivitis limbus superior
Konjungtivitis membranosa
Mata merah dengan
penglihatan turun mendadak
Keratitis
Keratitis pungtata
Keratitis pungtata superfisial
Keratitis pungtata subepitel
Keratitis marginal
Keratitis interstisial
Keratitis bakterial
Keratitis jamur
Keratitis virus
Keratitis herpetik
Infeksi herpes zoster
Keratitis dendritik
Keratitis disformis
Keratokunjungtivitis epidemi
Keratitis dimmer / keratitis numularis
Keratitis filamentosa
Keratitis alergi
Keratokonjungtivitis flikten
Tukak / ulkus fliktenular
Keratitis fasikularis
Keratokonjungtivits vernal
Keratitis lagoftalmus
Keratitis neuroparalitik
Keratokonjungtivitis sika
Keratitis sklerotikan
Tukak (ulkus) kornea
Tukak (ulkus) marginal
Ulkus Mooren
Ulkus sentral
Ulkus neuroparalitik
Ulkus serpens akut
Ulkus korne pseudomonas aerugenosa
Keratomikosis
Ulkus ateromatosis
Glaukoma akut
Uveitis
Uveitis anteriorogt Koyanagi harada
Endoftalmitis
Endoftalmitis fakoanafilaktik, uveitis fakoantigenik
Oftalmika simpatika
Panoftalmitis
MATA MERAH DENGAN
PENGLIHATAN NORMAL
Pterigium
Pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yg
bersifat degeneratif & invasif.
Tumbuh dari celah kelopak bag.nasal / temporal
konjungtiva meluas ke kornea.
Berbentuk segitiga dgn puncak di kornea, mudah
meradang, bila iritasi merah.
Diduga terjadi karena terpapar UV light, debu,
angin, dan kering.
DD : pseudopterigium, pannus, kista dermoid.
Terapi : tetes mata steroid/dekongestan, air mata
buatan ( bila meradang)
pembedahan.
Jenis jenis pterigium
Vaskuler : pterigium tebal, merah, progresif,
ditemukan pada anak muda (tumbuh cepat krn
>> pembuluh darah).
Membrannaceus : pterygium tipis spt plastik, tidak
terlalu merah, ada pada orang tua.
Stadium pterigyium
1 : belum melewati limbus
2 : sudah melewati limbus, belum mencapai pupil
3 : sudah menutupi pupil
4 : sudah melewati pupil
Pinguekula
Sangat umum pada orang dewasa
Tampak seperti nodul kuning pada kedua tepi
kornea terutama di bagian nasal
Nodulnya mengandung jaringan hialin dan
elastin berwarna kuning
Umumnya terdapat peradangan
Bila meradang terlihat pd. melebar
Dapat diobati dengan steroid topikal ringan (
prednisolone 0.12% )ataupun AINS
Hematoma subkonjungtiva
Terjadi karena adanya pembuluh darah pada
lapisan konjungtiva yang pecah
Terjadi pada pd. Rapuh (umur, hipertensi,
arteriosklerosis, konjungtivits hemoragik,
anemia, pemakaian anikoagulan, batuk rejan),
trauma langsung.
Dapat diserap spontan dalam waktu 1-3
minggu.
EPISKLERITIS
Episkleritis
Peradangan pada lapisan terluar sklera yang
mengandung vaskularisasi
Umumnya terjadi pada rentang usia 30 40 thn
Wanita : pria = 3 : 1
Penyebab pasti tidak diketahui, namun nampaknya
berhubungan dengan penyakit sistemik seperti gout,
atopi, dan infeksi
Tanda dan gejalanya berupa hiperemi dan iritasi ringan
atau rasa tidak nyaman
Dapat ditemukan injeksi pada lapisan episklera dengan
pola noduler, sektoral, atau diffus
Dibedakan dengan konjungtivitis dengan tidak adanya
sekret konjuntiva
Skleritis
Kelainan yang bersifat jarang
Penampakan tipikalnya berupa infiltrasi seluler,
destruksi kolagen, dan remodelling vaskular
Diduga karena proses imun dan mungkin infeksi
Wanita >> ; biasanya umur 50 60 thn
Gejala yang paling umum adalah nyeri pada bola mata
yang terus menerus, kadang-kadang terdapat
penurunan pengelihatan, dan peningkatan TIO
Tampaknya berkaitan dengan pasien dengan uveitis
dan keratitis berulang
Tanda khusus berupa diskolorasi bola mata karena
kerusakan plexus vaskuler yang dibagi noduler,
sektoral, dan difus
Konjungtivitis
Radang konjungtiva atau Etiologi
selaput lendir yang menutupi Bakteri (konjungtivitis gonokok)
belakang kelopak & bola mata Virus
Dalam bentuk : Klamidia
Alergi toksik
Kronis Molluscum contagiosum
Akut Infeksi
Toxin
Trauma
Autoimmune
Degeneratif
Alergi
Metabolik
Gambaran klinis
Hiperemi konjungtiva Folikel
bulbi (injeksi konjungtiva) Membran
Lakrimasi Pseudomembran
Eksudat dengan sekret Granulasi
yang lebih nyata pada
pagi hari Flikten
Pseudoptosis (akibat Mata terasa seperti ada
kelopak membengkak) benda asin
Kemosis Adenopati preaurikular
Hipertrofi papil Bilik mata & pupil dalam
bentuk normal
Diagnosis banding konjungtivitis gambaran klinis
Hiperemi + + + + +
Folikel + + + + -
Papil + - - + -
Fotofobi + + + - +
Gatal + + + - +
Tidak nyaman + - + + +
Eksudasi + + + + +
Chemosis + + - - +
Edema palpebra + + + + -
Lymphadenopathy + + + - -
Pseudomembran /
- + (+) + -
membran
Konjungtivitis bakteri
Etiologi Gejala
Gonokok Sekret mukopurulen &
Meningokok purulen
Staphilococcus aureus Kemosis konjungtiva
Streptococcus pneumoniae Edema kelopak mata
Hemophilus influenza Kadang-kadang disertai
Escherichia coli keratitis & blefaritis
Terdapat papil pada
konjungtiva & mata merah
Gambaran klinis
Konjungtivitis mukopurulen & purulen
Perjalan penyakit akut dapat menjadi penyakit
kronis dengan tanda:
Hiperemi konjungtiva
Edema kelopak
Papil
Kornea yang jernih
Pengobatan
Sebelum pemeriksaan Jika tidak diketahui kumam
mikrobiologik penyebabnya
Antibiotik tunggal: Berikan antibiotik dengan
Neosporin spektrum yang luas dlm
Basitrasin
bentuk:
Gentamisin
Kloramfenicol tetes mata tiap jam
Tobramisin Salep mata 4-5x sehari
Eritromisin
Sulfa
Bila pengobatan tidak memberikan
hasil dengan antibiotik setelah 3-5
hari maka pengobatan ditunggu
hasil pemeriksaan mikrobiologik
Etiologi
Gonokok merupakan kuman yang sangat
patogen, virulen & bersifat invasif sehingga
reaksi radang terhadap kuman ini sangat berat
Pada neonatus infeksi konjungtiva terjadi pada
jalan kelahiran, sedang pada bayi penyakit ini
ditularkan melalui ibunya yang sedang
menderita penyakit tersebut
Pada dewasa penyakit ini didapatkan dari
penularan penyakit kelamin sendiri
Di klinik kita akan melihat penyakit ini dalam bentuk
oftalmia neonatorum (bayi berusia 1-3 hari)
Konjungtivitis gonore infantum (usia lebih dari 10 hari)
Konjungtivitis gonore adultorum
Memberikan sekret purulen padat dengan masa inkubaswi
antara 12 jam- 5 hari , disertai perdarahan subkonjungtiva
dan konjungtivitis kemotik
Pada orang dewasa mempunyai 3 stadium
Penyakit infiltratif
Supuratif
Penyembuhan
Infiltratif Supuratif penyembuhan
ditemukan kelopak & terdapat sekret yang Pada dewasa penyakit ini
konjungtiva yang kaku kental (bayi : sekret kuning berlangsung 6 minggu dan
(sakit pada perabaan) kental kadang sekret tidak jarang ditemukan
Kelopak mata bengkak & terdapat sereus. Dewasa : pembesaran disertai rasa
kaku sehingga sukar di sekret tidak kental sekali) sakit kelenjar preaurikul
buka pseudomembran yang
terdapat merupakan kondensasi
pseudomembran pada fibrin pada permukaan
konjungtiva tarsal superior konjungtiva
& konjungtiva bulbi merah
Kemotik
Menebal
Diagnosis
Pemeriksaan sekret (pewarnaan metilen biru,
dimana akan terlihat diplokok di dalam sel
leukosit. Pewarnaan gram negatif akan
terdapat sel intarselular atau ekstra selular
dengan sifat gram negatif
Pemeriksaan sensitivitas dilakukan pada agar
darah & coklat
Pengobatan
Pasien dirawat dan di beri pengobatan dengan penisilin
salep & suntikan pada bayi diberikan 50.000 U/kgBB
selama 7 hari
Penisilin tetes mata dapat diberikan dalam bentuk
larutan penisilin G 10.000-20.000 unit/ml setiap 1
menit-30 menit. Kemudian salep diberikan setiap 5
menit-30 menit. Disusul pemberian salep penisilin
setiap 1 jam selama 3 hari
Pencegahan
Cara yang lebih aman ialah membersihkan mata bayi
setelah lahir dengan larutan borisi & memberikan salep
kloramfenikol
Konjungtivitis Virus Akut
Disebabkan infeksi virus
Memberikan gejala demam, faringitis, sekret berair dan
sedikit, yang mengenai satu atau kedua mata
Biasanya disebabkan adeno virus tipe 3 dan 7, terutama
mengenai remaja, yang disebarkan melalui droplet atau kolam
renang
Masa inkubasi 5-12 hari, yang menularkan selama 12 hari, dan
bersifat epidemik. Mengenai satu mata yang akan mengenai
mata lainnya dalam minggu berikutnya
Pengobatannya suportif karena bisa sembuh sendiri.
Diberikan kompres, astringen, lubrikaasi, pada kasus yang
berat dapat diberikan antibiotik dengan steroid topikal.
Pengobatan biasanya simtomatik dan antibiotik untuk
mencegah infeksi sekunder
Konjungtivitis Herpetik
Manifestasi primer herpes dan terdapat pada anak-
anak yang mendapat infeksi dari pembawa virus
Akan terdapat limfadenopati preurikel an vesikel
pada kornea yang dapat meluas membentuk
gambaran dendrit
Perjalanan penyakitnya biasanya akut dengan folikel
yang besar disertai terbentuknya jaringan parut
besar pada kornea
Konjungtivitis Herpetik :
Herpes simpleks disertai infeksi kulit dengan
pembesaran kelenjar preurikel beri antivirus
Konjungtivitis Herpetik
Konjungtivitis varisela zoster memberikan infeksi pada ganglion Gaseri
saraf trigeminus; pada usia 50 tahun; gejala : mata hiperemia, vesikel dan
pseudomembran pada konjungtiva, papil, dengan pembesaran kelenjar
preurikel; diagnosissel raksasa pada pewarnaan Giemsa, kultur virus,
dan sel inklusi intranuklear; pengobatan :
kompres dingin,
acyclovir 400 mg/hari untuk selama 5 hari pengobatan umum,
2 minggu pertama dapat diberi analgetik
Tetrasiklin kelainan permukaan
Steroid tetes deksametason 0,1% episkleritis, skleritis, dan iritis
Penyulit yang dapat terjadi berupa parut pada kelopak, neuralgia, katarak,
glaukoma, kelumpuhan saraf III,IV, atrofi saraf optik dan kebutaan
Konjungtivitis Menahun
(konjungtivitis alergi)
Bentuk radang konjungtiva akibat reaksi alergi terhadap noninfeksi, dapat
berupa reaksi cepat seperti alergi biasa dan reaksi terlambat sesudah
beberapa hari kontak seperti pada reaksi terhadap obat, bakteri dan
toksik. Merupakan reaksi antibodi humoral terhadap alergen. Biasanya
dengan riwayat atopi
Gejala utama penyakit alergi radangmerah,sakit, bengkak dan panas),
gatal, silau dan menahun
Tanda karakteristik papil besar pada konjungtiva, datang bermusim,
yang dapat mengganggu penglihatan
Pemeriksaan laboratorium sel eosinofil, sel plasma, limfosit dan basofil
Pengobatan menghindarkan pencetus penyakit, memberkan astrinen,
sodium kromolin, steroid topikal dosis rendah yang kemudian disusul
dengan kompres dingin dan yang berat dapat diberikan antihistamin dan
steroid sistemik
Konjungtivitis Alergi
Konjungtivitis vermal
Konjungtivitis filkten
Konjungtivitis iatrogenik
Sindrom Steven Johnson
Konjungtivitis atopik
Trakoma
Suqtu bentuk konjungtivitis folikular kronik yang
disebabkan oleh clamydia trachomatis
Lebih sering pada orang muda dan anak-anak
Daerah yang sering terkena semenanjung Balkan.
Ras yang banyak terkena ditemukan pada ras Yahudi,
penduduk asli Australia dan Indian Amerika atau
dareha dengan higiene kurang
Cara penularan : kontak langsung
Masa inkubasi : 5-14 hari
Trakoma
Keluhan pasien adalah fotofobia, mata gatal,
da mata berair
Menurut klasifikasi Mac Callan ada 4 stadium :
Stadium insipien
Stadium established
Stadium parut
Stadium Sembuh
Konjungtivitis Dry Eyes
Konjungtivitis sika adalah suatu keadaan keringnya permukaan kornea n
konjungtiva akibat dari kurangnya fungsi mata
Kelainan ini terjadi akibat penyakit2:
Defisiensi lemak kelopak mata
Blefaritismenahun
Distikiasis
Akibat pembedahan kelopak mata
Defisiensi kelenjar kelopak mata
Sindrom syogen
Sindrom riley day
Alakrimia kongenital
Aplasi kongenital saraf trigeminus
Sarkoidosis
Limfoma kelenjar air mata
Obat diuretik
Atropin
Usia tua
Defisiensi komponen musim
Benign ocular pempigoid
Penguapan yg berlebih
Kerattis logaftalmus
Parut pada kornea/ hilangnya mikrovili kornea
Gejala :
Mata gatal
Mata seperti berpasir
Silau
Penglihatan kabur
Sekresi berlebih
Mata tampak kering
Erosi kornea
Konjungtiva bulbi edem
Hiperemik menebal n kusam
Kadang terdapat benang mukus kekuningan pada forniks konjungtiva
bag bawah
Pemeriksaan :
Uji scheimer
Pengobatan :
Tergantung penyebab n pemberian air mata buatan
Komplikasi :
Ulkus kornea
Infeksi sekunder bakteri
Neovaskularisasi kornea
Defisiensi Vit A
Biasa pada anak umur 6 bln 4 thn
Ada 2 macam
Primer = kurang vit A krn diet
Sekunder = kurang vit A karena masalah absorpsi
Gejala:
Mata kering, kelilipan, sakit, buta senja, penglihatan turun
perlahan
2 kelainan:
Niktalopia
Atrofi serta keratinisasi jar epitel n mukosa
Keratinisasi didapatkan xerosis konjungtiva,bercakbitot,
xerosis kornea, tukak kornea, berakhir dg kerato malasia
(ketidakmampuan air mata membasahi)
Klasifikasi:
Ten doeschate
X0= HEMERALOPIA
X1= hemeralopia dg xerosis konjungtiva n bitot
X2= xerosis kornea
X3= keratomalasia
X4= stafiloma,ftisis bulbi
X0-X2= reversibel
X3-X4= ireversibel
WHO
X1-A= xerosis konjungtiva
X1-B= bercak bitot dg xerosis konjungtiva
X2= xerosis kornea
X3= xerosis dg tukak kornea
X3-B= keratomalasia
XN= buta senja
XF= fundus xeroftalmia
XS= parut xeroftalmia
Xerosis yg terjadi adalah xerosis epitel disertai
dengan penebalan n pergeseran, ketika mata
digerakkan maka terlihat lipatan pada konjungtiva
bulbi
Bercak bitot yg terbentuk mengkilap seperti
mutiara n berbentuk segitiga n seperti terdapat
busa diatasnya (busa-> corynebacterium xerosis)
Keratomalasia n tukak korneabiasa disertai
dengan difiensi protein
Keratomalasialanjut akan disertai dengan
vaskularisasi ke dalam
Pada folikel mata ada hiperkeratosis
Def vit A akan menimbulkan gejala sistemik :
retardasi mental, terhambat perkembangan
tubuh, apatia,kulit kering, keratinisasi mukosa
Pemeriksaan:
Tes adaptasi gelap
Kadar vit A dalam darah
Pengobatan
Vit A 200.000 IU (hr ke 1,2 n biladiperlukan hari ke
3)
Pengobatan pada malnutrisi (bila ada)
Keratokonjungtivitis Limbus superior
Merupakan peradangan konjuntiva bulbi n konjungtiva tarsus superior
yg tidak diketahui sebabnya disertai kelainan pada limbus bag atas
Penyakit ini biasa bilateral,simetristerletakdi bag limbus jam 12, bisa
juga unilateral
Biasa mengenai wanita; umur 4-61 tahun
Kelainan ini bersifat menahun disertai remisi dan eksaserbasi diduga
ada hub dg hipertiroid
Prognosis baik
keadaan ringan
Rasa tidak enak pada mata
Peradangan papiler
hipertrofi papil pada bag tengah konjungtiva tarsus superior
Injeksi konjungtiva dan episklera ditemukan pada konjungtiva bulbi
Pada konjungtiva bulbi terjadi penebalan n hipertrofi
Pada perwarnaan kornea didapatkan filamen2 pada 1/3 bag atas kornea
Keadaan berat
Blefarospasme n terasa ada benda asing
seolah2 terbentuk lengkung limbus baru
Pengobatan
Belum ada pengobatan yang tepat karena penyebab belum
jelas
Dapat diberikan pengobatan simtomatik :
Tetes mata dekongestan
Zinc sulfat
Meril selulosa
Polivinil alkohol
kortikosteroid
Alkohol
AgNO3
Dapat terjadiremisi cepat n keadaan patologis dapat
hilang dalam waktu sehari
Konjungtivitis Membranosa
Konjungtivitis dengan pembentukan membran yg menempel
erat dengan jaringan di bawah konjungtiva
Pengangkatan membran akan menyebabkan perdarahan
Penyebab:
Differia , pneumokok, stafilokok, adenovirus
Epidemiologi : ditemukan pada anak tanpa imunisasi
Gejala n tanda:
Sekret mukoporulen
Kelopak bengkak
Nekrosis
Tukak kornea
Dapat terjadi pelekatan antara konjungtiva
Pengobatan :
Penisilin n serumantidifteri
MATA MERAH DENGAN
PENGLIHATAN TURUN MENDADAK
Keratitis
Radang kornea biasanya diklasifikasi dalam lapis
kornea yang terkena: keratitis superfisial, interstisial,
atau profunda
Etiologi:
- bakteri, virus, jamur, plg sering : HSV 1
- kurangnya air mata
- keracunan obat
- reaksi alergi
- reaksi terhadap konjungtivitis menahun
Gejala keratitis antara lain:
Keluar air mata yang berlebihan
Nyeri
Penurunan tajam penglihatan
Radang pada kelopak mata (bengkak, merah)
Mata merah
Sensitif terhadap cahaya
Faktor resiko yang dapat meningkatkan kejadian terjadinya
keratitis antara lain :
Perawatan lensa kontak yang buruk; penggunaan lensa kontak
yang berlebihan
Herpes genital atau infeksi virus lain
Kekebalan tubuh yang menurun karena penyakit lain
Higienis yang tidak baik
Nutrisi yang kurang baik (terutama kekurangan vitamin A)
Pengobatan :
- Antibiotika
- air mata buatan
- sikloplegik
Pencegahan
Pemakai lensa kontak harus menggunakan cairan desinfektan
pembersih yang steril untk membersihkan lensa kontak.
Jangan terlalu sering memakai lensa kontak. Lepas lensa
kontak bila mata menjadi merah atau iritasi.
Makan makanan bergizi dan memakai kacamata pelindung
ketika bekerja atau bermain di tempat yang potensial
berbahaya bagi mata dapat mengurangi resiko terjadinya
keratitis.
Kacamata dengan lapisan anti ultraviolet dapat membantu
menahan kerusakan mata dari sinar ultraviolet.
KERATITIS
Keratitis Bakterial
Penyebab: Staphylococus, Pseudomonas, dan
Enterobacteriacea
Pengobatan antibiotika dapat diberikan pada keratitis
bakterial dini
Gram negatif: tobramisin, gentamisin, polimiksin
Gram positif: cefazolin, vancomyxin, basitrasin
Pengobatan diberikan setiap 1 jam
Sikloplegik diberikan untuk istirahat mata
Keratitis Jamur
Biasa dimulai dengan suatu rudapaksa pada kornea
oleh ranting pohon, daun, dan bagian tumbuh-
tumbuhan
Penyebab: Fusarium, Cephalocepharium, Curvularia.
Juga dianggap sebagai akibat sampingan pemakaian
antibiotik dan kortikosteroid yang tidak cepat
Keluhan baru timbul setelah 5 hari rudapaksa atau 3
minggu kemudian.
Keluhan: sakit mata yang hebat, berair dan silau
Pada mata akan terlihat: infiltrat yang berhifa dan
satelit bila terletak di dalam stroma.
Biasanya disertai dengan cincin endotel dengan
plaque tampak becabang-cabang, dengan
endotelium plaque, gambaran satelit pada kornea
dan lipatan Descemet
Diagnosis pasti: dengan pemeriksaan mikroskopik
dengan KOH 10% terhadap kerokan kornea yang
menunjukan adanya hifa
Pengobatan: dirawat dan diberi natamisin 5% setiap
1-2jam saat bangun saat anti jamur lain seperti
miconazol, amfoterisin, nistatin dll.
Diberikan sikloplegik disertai obat oral antiglaukoma
bila timbul peningkatan TIO.
Bila tidak berhasil keratoplasti
Penyulit: endoftalmitis
Keratitis Virus
Keratitis herpetik
Keratitis dendritik
Keratitis disiformis
Keratitis Herpetik
Disebabkan oleh herpes simpleks dan herper zoster
Yang disebabkan herpes simpleks ada 2 bentuk:
epiteliel dan stromal
Hal yang murni epitelial adalah dendritik
Stromal adalah disiformis
Biasanya infeksi herpes simpleks ini berupa
campuran epitelial dan stroma
Pada epitelial kerusakan terjadi akibat: pembelahan
virus di dalam sel epitel kerusakan sel dan
membentuk tukak kornea superfisial
Stromal diakibatkan reaksi momoligic tubuh pasien
sendiri terhadap virus yang menyerang
Pengobatan yang epitelial dilakukan terhadap virus
dan pembelahan dirinya, sedangkan pada keratitis
stromal dilakukan pengobatan menyerang virus dan
reaksi radangnya
Pengobatan:
- IDU menghambat sintesis virus DNA dan
manusia dan tidak boleh digunakan lebih dari 2
minggu, terdapat dalam larutan 1% dan diberikan
setiap jam. Salep 0.5% diberikan setiap 4 jam.
- Vibrabin hanya dalam bentuk salep
- TFT diberikan setiap 1% setiap 4 jam
- Asiklofir dalam bentuk salep 3% dan diberikan
setiap 4 jam
Infeksi Herpes Zoster
Virus herpes zoster dapat memberikan infeksi pada
ganglion Gaseri saraf trigeminus
Bila yang terkena ganglion cabang oftalmik terlihat
gejala-gejala pada mata
Biasanya mengenai orang dengan usia lanjut
Dapat mengakibatkan keratitis fesikular
Gejala yang terlihat pada mata: rasa sakit pada
daerah yang terkena dan badan berasa hangat,
penglihatan berkurang dan merah
Pada kelopak akan terlihat vesikel dan infiltrat pada
kornea
Vesikel tersebar, dapat progesif dengan terbentuknya
jaringan parut
Pengobatannya biaasanya tidak spesifik dan hanya
simtomatik
Diberikan asiklovir dan pada usia lanjut dapat diberi
steroid
Penyulit yang dapat terjadi pada herpes zoster
oftamik: uveitis, parese otot penggerak mata,
glaukoma dan neuritis optik
Pada mata dapat disertai dengan konjungtivitis,
keratitis pungtata, neurotrofik keratitis, uveitis,
glaukoma, skleritis dan neuritis
Keratitis Alergi
Keratokonjungtivitis flikten
Tukak atau ulkus fliktenular
Keratitis fasikularis
KERATOCONJUCTIVITIS
Keratokonjungtivitis Vernal
Merupan penyakit rekuren dengan peradangan
tarsus dan konjungtiva bilateral
Penyebabnya tidak diketahui dengan pasti terutama
pada musim panas dan mengenai anak sebelum
berusia 14 tahun, laki-laki lebih sering terkena
Konjungtiva dikenai pada daerah limbus berupa
hipertropipapil yang kadang-kadang berbentuk
cobble stone
Tukak (Ulkus) Kornea
Merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian
jaringan kornea
Biasanya terjadi sesudah terdapat trauma ringan yang merusak epitel
Etiologi :
Bakteri, jamur, akantamuba, herpes simpleks.
Ciri khas :
Bila disebakan jamur & bakteri :
Ada defek epitel yang dikelilingi leukosit PMN
Bila disebabkan virus :
Terlihat reaksi hipersensitivitas di sekitarnya
Perjalanan penyakitnya dapat :
Progresif : terlihat infiltrasi sel leukosit & limfosit yang memakan bakteri
atau jaringan nekrotik yang terbentuk
Membentuk jaringan parut : terdapat epitel, jaringan kolagen baru, dan
fibroblas
Regresi : terlihat berkurangnya rasa sakit, fotofobia, berkurangnya infiltrat
pada tukak, dan defek epitel kornea mengecil
Gejala & Tanda :
Penipisan kornea, lipatan Descemet, reaksi jaringan
uvea, hipopion, hifema, & sinekia posterior
Diagnosis Lab :
Keratomalasia
Infiltrat sisa benda asing
Pemeriksaan :
Agar darah
Saboraud
Triglikolat
Agar coklat
Tatalaksana :
Tidak boleh dibebat
Sekret dibersihkan 4x/hari
Diperhatikan kemungkinan jadinya glaukoma
sekunder
Debridement sangat membantu penyembuhan
Antibiotik sesuai kausa (biasa diberikan lokal)
Pembedahan dilakukan bila :
Pengobatan tidak sembuh
Terbentuk jaringan parut yang mengganggu penglihatan
Tukak (Ulkus) Marginal
Merupakan peradangan kornea bagian perifer,
bentuk khas : daerah jernih antara limbus kornea
dengan tempat kelainannya.
Dasar kelainan :
Reaksi hipersensitivitas terhadap eksotoksin ya.
Dapat juga terjadi bersama-sama dengan radang
konjungtiva yang disebabkan oleh Moraxella, basil
Koch Weeks atau Proteus vulgaris
Bisa juga berhubungan dengan alergi makanan
Perjalanan penyakit dapat berubah-ubah
Infiltrat dan tukak yang terlihat diduga merupakan
timbunan kompleks antigen-antibodi
Secara histopatologik terlihat sebagai ulkus atau abses
yang epitelial atau subepitelial
Gejala :
Penglihatan menurun disertai rasa sakit, fotofobia, dan
lakrimasi
Pengobatan :
Antibiotik dan steroid lokal diberikan sesudah
kemungkinan infeksi virus herpes simpleks disingkirkan
Pemberian steroid sebaiknya dalam waktu yang singkat
disertai pemberian vitamin B dosis tinggi
Ulkus Mooren
Adalah suatu ulkus menahun superfisial yang
dimulai dari tepi kornea dengan bagian tepinya
bergaung dan berjalan progresif tanpa
kecenderungan perforasi
Etiologi :
idiopatik
Diduga akibat hipersensitivitas terhadap protein
tuberkulosis, virus, autoimun, dan alergi terhadap
toksin ankilostoma
Di klinik dikenal 2 bentuk (unilateral & binokular)
Patofisiologi :
Kematian sel yang disusul dengan pengeluaran kolagenase
Tukak ini menghancurkan membran Bowman dan stroma
kornea
Neovaskularisasi tidak terlihat pada bagian yang sedang
aktif, bila kronik akan terlihat jaringan parut dengan
jaringan vaskualrisasi
Jarang terjadi perforasi ataupun hipopion
Pengobatan :
steroid, entibiotik, antivirus, antijamur, kolagenase
inhibitor, heparin, dan pembedahan keratektomi, lameler
keratoplasti, dan eksisi konjungtiva.
Ulkus Sentral
Etiologi :
Bakteri
Pseudomonas, Pneumokok, Moraxela liquefaciens,
Streptokok hemolitik, klebsiella pneumoni, E.coli, Proteus
Jamur
Candida albicans, Fusarium solani, Nocardia sp.,
Sefalosporium, & Aspergillus
Dalam keadaan epitel yang sehat,
mikroorganisme ini tidak mudah masuk ke dalam
kornea
Faktor prediposisi :
Erosi kornea
Keratitis neurotrofik
Pemakai kortikosteroid atau imunosupresif
Pemakai obat lokal anestetika
Pemakai IDU
Pasien DM
Usia tua
DD TUKAK KORNEA
Kondisi Infeksi bakteri/jamur Infeksi virus
Sakit Tak ada sampai hebat Rasa benda asing
Fotofobia Bervariasi Sedang
Visus Biasanya menurun mencolok Menurun ringan
Infeksi okular Difus Ringan - sedang
Keratomikosis
Adalah infeksi kornea oleh jamur
Tukak terlihat menonjol di tengah kornea & bercabang-
cabang dengan endothelium plaque
Pada kornea terdapat lesi gambaran satelit & lipatan
Descement disertai hipopion
Pemeriksaan :
mikroskopik dengan KOH 10% terhadap kerokan kornea --> hifa
(+)
Tatalaksana :
antimikosis (amfoterisin, nistatin, dll)
Keratoplasti
Penyulit : endoftalmitis
KERATOMIKOSIS
Glaukoma
Kelainan mata dgn meningkatnya TIO, atrofi
papil saraf optik, menciutnya lapang pandang.
Disebabkan oleh :
Bertambahnya produksi cairan mata o/badan
siliar
Berkurangnya pengeluaran cairan mata di sudur
bilik mata atau celah pupil.
Glaukoma akut
Mata merah, penglihatan turun mendadak
glaukoma sudut tertutup akut.
Cairan di belakang iris tdk dpt mengalir mll
pupil mendorong iris ke depan
mencegah keluarnya cairan mata mll sudut
bilik mata.
1 : 1000 dari populasi usia > 40th.
Pemeriksaan TIO
dengan tonometri
Stadium :
1. Subakut ( disebabkan o/penutupan sudut mata scr
intermiten. Gejala : penglihatan kabur sementara,
melihat halo di sekitar sumber cahaya, sakit kepala).
2. Akut (didahului serangan subakut. Gejala : kehilangan
seluruh penglihatan, nyeri hebat, muntah. Px.mata :
keras, injeksi siliar, edema kornea, pupil lonjong,
setengah melebar & terfiksir, bilik mata depan
dangkal.
3. Menahun (akibat penutupan sudut yg berlangsung
progresif lambat)
4. Absolut (hasil akhir serangan akut yg tdk ditangani,
mata buta)
Penatalaksanaan :
Serangan akut TIO diturunkan dgn pilokarpin 2%
tiap 5mnt,lalu tiap 1 jam selama 1 hari. u/
merendahkan TIO.
Setelah TIO normal, mata tenang pembedahan.
Nasihat u/pasien :
1. Emosi dpt menimbulkan serangan akut
2. Membca dekat miosis/pupil kecil serangan
akut
3. Simpatomimetik yg melebarkan pupil,
berbahaya
4. Antihistamin & antispasme berbahya i/ sudut
sempit dgn hipermetropia & bilik mata dangkal.
Uveitis (radang uvea)
Iritis : peradangan yang mengenai selaput
pelangi / iris.
Siklitis : peradangan yang mengenai bagian
tengah/ badan siliar.
Koroiditis : peradangan yg mengenai selaput
hitam bagian belakang mata
Iritis + siklitis = uveitis anterior (iridosiklitis)
Uveitis anterior
Atau iridosiklitis dibedakan dlm bentuk :
Granulomatosa akut-kronis.
Non-granulomatosa akut-kronis.
Merupakan manifestasi klinik rx.imunologik
terlambat, dini, sel mediated thd jar.uvea ant.
Etiologi :
Non-granulomatosa akut trauma, diare kronis,
penyakit reiter, herpes simpleks, sindrom bechet,
sindrom posner schlosman, pascabedah, infeksi
adenovirus, parotitis, influenza, klamidia.
Non-granulomatosa kronik artritis reumatoid,
fuchs heterokromik iridosiklitis.
Granulomatosa akut : sarkoiditis, sifilis,
tuberkulosis, virus, jamur(histoplasmosis),
parasit (toksoplasmosis).
Uveitis anterior dpt tjd mendadak (mata merah,
sakit), atau perlahan (mata merah, sakit
ringan, penglihatan turun perlahan-lahan.
Tanda & gejala : mata sakit, merah, fotofobia,
penglihatan turun & mata berair, sukar
melihat dekat.
Endoftalmitis
Peradangan berat bola mata.
Terjadi akibat infeksi setelah trauma / bedah
(endoftalmitis eksogen)
atau endogen akibat sepsis (endoftalmitis
endogen).
Bakteri : Stafilococcus, Streptococcus,
Pneumococcus, Pseudomonas aeruginosa,
Bacillus subtilis.
Jamur :Actinomyces, Aspergillus,
Phycomyecetes, Sporotrichium, Coccididides
Gambaran klinik
Endoftalmitis akibat bakteri :
Sangat sakit, kelopak mata merah & bengkak, kelopak
mata sulit dibuka, konjungtiva kemotik & merah,
kornea keruh, bilik mata depan keruh & kadang disertai
hipopion.
Endoftalmitis akibat jamur :
Dalam badan kaca tdpt masa putih abu2, hipopion ringan,
abses satelit, proyeksi sinar baik.
Penatalaksanaan
Antibiotika sebagai
Suntikan operiokular / subkonjungtiva
Sistemik, ampisilin 2gr/hr & kloramfenikol 3gr/hr
Sikloplegik 3x1 tetes mata
Sesuai kausa :
Stafilococcus basitrasin topikal, metisilim subkonjungtiva & IV.
Pneumococcus, srteptococcus, stafilococcus penisilin G topikal,
subkonjungtiva, IV.
Neiseria penisilin topikal, subkonjungtiva, IV
Pseudomonas gentamisin, tobaramisin & karbasilin topikal, subkonjungtiva
& IV.
Batang gram (-) lain : gentamisin
Jamur amfoterisin IV, subkonjungtiva.
Pembedahan :
Eviserasi (mengeluarkan seluruh isi bola mata & abses dlm bola mata, bila
pengobatan gagal).
Enukleasi (mengeluarkan bola mata dgn memotong otot penggerak mata &
saraf optik, bila mata sudah tenang & tjd ftisis bulbi.
Komplikasi : panoftalmitis
Prognosis :
Sangat buruk bila e/jamur atau parasit
Baik bila e/bakteri dgn pengobatan maksimal.
Panoftalmitis
Peradangan seluruh bola mata, termasuk kapsul tenon
& sklera bola mata merupakan rongga abses.
Infeksi dapat tjd mll : peredaran darah (endogen),
perforasi bola mata (eksogen), tukak kornea perforasi.
Gejala : kemunduran tajam penglihatan, rasa sakit,
mata menonjol, edema kelopak, konjungtiva kemotik,
kornea keruh, bilik mat dgn hipopion , refleks putih di
fundus & okuli.
Penatalaksanaan :
Antibiotik dosis tinggi
Eviserasi isi bola mata
Penyulit : jaringan granulasi disertai vaskukarisasi koroid
Terbentuknya fibrosis ftisis bulbi.
KESIMPULAN
Penderita kemungkinan mengalami :
Konjungtivitis
Pterygium dengan infeksi
Hordeolum
Yang disebabkan akibat paparan sinar matahari dan
debu.
SARAN
Jaga higiene mata (misalnya mencuci tangan
sebelum & setelah menyentuh mata,
mengenakan pelindung mata.)
Lakukan tatalaksana sesuai diagnosa