Anda di halaman 1dari 22

MEMULAI SUATU KELOMPOK DAN

TAHAP TRANSISI DALAM KELOMPOK

KELOMPOK 3

Dhiyaan Gina
Ika Nurhasanah
Kiki Rizkiani
Tia Nursipa
A. Tahapan-tahapan dalam Fase Forming
Menurut Gladding 1999 (dalam Rusmana N, 2009: hlm 87) menyatakan
bahwa ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam melaksanakan
proses pembentukan kelompok yakni:

Mengembangkan Rasional Kelompok


Pengambilan Keputusan Atas Format Teoritis
Pertimbangan Praktis
Mempublikasikan Kelompok
Pra-pelatihan Dan Pemilihan Anggota Serta Pemimpin
B. Tugas-tugas dalam Memulai Suatu
Kelompok

ketakutan
tujuan dan kontrak
peraturan kelompok
menetapkan batasan-batasan
meningkatkan pertukaran positif antara
para anggota
C. Menangani Masalah Kelompok yang
Potensial dalam Fase Forming
Masalah perorangan
a. Mencari keanggotaan namun memiliki
kekhawatiran yang besar tentang
penolakan.
b. Kegelisahan tentang dirinya sehingga
takut ditolak.
c. Ketidaktertarikan bergabung dengan
kelompok
Masalah prosedural Kelompok
Masalah yang terjadi pada prosedural kelompok
yaitu ambigu, dan keadaan yang membingungkan.
Reaksi psikologis yang muncul yaitu emosi negatif,
keragu-raguan, membutuhkan informasi.
D. Prosedur yang Berguna dalam Tahap
Permulaan Kelompok

Bergabung
Berhubungan
Memutuskan
Menggambarkan
Menjelaskan tujuan
E. Storming
Menurut Smith (2005 dalam Soleha, A. 2010
hlm. 14), menyatakan bahwa Tahap ini
ditandai dengan adanya konflik dan
polarisasi di sekitar isu-isu hubungan
interpersonal, juga disertai dengan
tanggapan yang emosional terhadap bidang
tugas pekerjaan.
Menurut Gladding (1999 dalam
Rusmana N, 2009: hlm 91-92)
mengemukakan bahwa konselor perlu
mealakukan upaya-upaya untuk mengatasi
masalah dalam tahap forming ini yaitu
melalui:
1. Hubungan antar rekan
2. Resistensi
3. Pemrosesan tugas-tugas
1. Hubungan antar rekan
menurut Gladding (1999 dalam Rusmana
N, 2009: hlm 91) menyatakan bahwa
kepemimpinan yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan hubungan kelompok yaitu
informational,
influensial,
dan otoritatif.
2. Resistensi
Resistensi didefinisikan sebagai perilaku kelompok
untuk menghindari daerah yang tidak nyaman dan
situasi konflik. Resistensi biasanya meningkat pada
awal periode kekacauan (Higges, dalam Gladding,
1999, dalam Rusmana N, 2009: hlm. 91).

Bentuk dari resistensi ada dua jenis yaitu


resistensi tidak langsung dan
resistensi langsung.
Resistensi tidak langsung
Intelektualisasi
Pertanyaan dalam hubungan antar individu
Memberikan nasihat,
Mengahalangi orang lain (band aiding)
Ketergantungan (dependency),

Resistensi langsung
Monopoli
Melawan pemimpin
3. Pemrosesan tugas-tugas
Menurut Gladding (1995, dalam Rusmana N,
2009: hlm.92) menyatakan bahwa upaya yang
bisa mengatasi kekacauan yaitu:
(1) mengatasi perasaan mereka dengan proses
leveling,
(2) menyadarkan anggota bahwa kekacauan
dalam kelompok merupakan hal yang wajar.
(3) dengan meminta umpan balik dari anggota
mengenai kondisi mereka saat ini dan apa
yang mereka fikir perlu dilakukan.
F. Norma-norma dan Norming
Menurut Soleha, A. (2010 hlm. 14)
mengemukakan bahwa Tahap ini secara
relatif dapat dikatakan sebagai tahap penuh
kedamaian, karena pada tahap ini telah
terdapat identitas serta tujuan kelompok
secara jelas.
Menurut Gladding (1995 dalam Rusmana
N, 2009: hlm. 93) menyebutkan bahwa
tahap Norms and Norming dibagi kedalam
lima tahap yakni:
(a) Hubungan antar rekan (Peer Relationship);
(b) Task Processing;
(c) Examining Aspects of Norming;
(d) Promoting Norming;
(e) Results of Norming.
1. Hubungan antar rekan (Peer
Relationship);
Identifikasi
Variabel Eksistensial
Harapan
Kerjasama,
Kolaborasi,
Kohesi,
2. Pemrosesan tugas-tugas (Task
Processing)
Salah satu tujuan penugasan dalam tahap
forming aadalah:
Agar anggota bersedia menerima dan
melaksanakan norma.
Membangun Komitmen.
3. Memeriksa aspek-aspek fase norming (Examining
Aspects of Norming)
Metode ini menggunakan teori SYMLOG
(System for the multiple Level Observation of
Group)
Dominan Vs Kepatuhan (dominance Vs
Submissiveness)
Ramah vs ketidakramahan (Friendliness vs
Unfriendliness)
Ekspresif secara instrumental vs secara
emosional (instrumentally vs emotionally
expressive)
4. Mempromosikan norma-norma
(Promoting Norming)
Mendukung
Memberi empati
Memberikan kemudahan
keterbukaan diri
5. Hasil dari fase norming (Results of
Norming)
Norma memberikan pedoman untuk
menjalankan kelompok. Norma menjadi
tolak ukur tingkat keberhasilan mereka baik
secara individu maupun secara kelompok.
Intinya, norming dapat membantu individu
merasa nyaman dalam kelompok.
Terimakasih
Pertanyaan
Khoerunnisa: apakah tugas suatu
pemimpin untuk menghindari agar
anggotanya menghindari ketakutan itu?
Salah siapa kalau anggota itu sudah
memberanikan diri tapi ditolak?
Puzie: kebanyakan masalah kelompok itu
timbul di tahap yang mana?
Desi: polarisasi sekitar isu-isu hub
interpersonal itu seperti apa?
Reni: SYMLOG, memeriksa norming.
RBntuknya seperti apa? Adakah format
khusus?
Airin: apakah kelompok itu bagusnya
kelompok itu ada konflik atau tidak?
Irlla: dalam hal konflik, apakah tehnik
katarsis atau TOD efektif dalam
menangani konflik?

Anda mungkin juga menyukai