Anda di halaman 1dari 34

MK.

BIOPROSES DAN BIOINDUSTRI


Modul 4 (Perancangan Bioreaktor)
(2x Pertemuan)
Gusni Sushanti, ST., MT
Jurusan Agroindustri
Politeknik pertanian negeri pangkep

Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep


Buku referensi :
Buku Ajar Dasar dasar Teknologi Bioproses,
Dr. Eng. Reni Desmiarti, ST., MT
Buku Ajar Teknologi Bioproses, Dra. Suryani,
M.Si

Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep


Bioreaktor / fermentor
Alat yang digunakan untuk melakukan reaksi biologis yang
melibatkan mikroorganisme untuk merubah bahan baku menjadi
produk

Keberhasilan proses pembentukan produk yang melibatkan


mikroorganisme maka diperlukan pengetahuan tentang :
Aerasi dan agitasi
Koefisien perpindahan massa
Dasar perancangan bioreaktor

Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep


AERASI DAN AGITASI

bertujuan memberikan O2 yang cukup untuk pertumbuhan


mikroorganisme dan menjaga sistem dalam keadaan tersuspensi

Didalam fermentor, kandungan oksigen bisa diukur dengan DO


meter.
Temperatur juga berpengaruh terhadap proses fermentasi,
semakin tinggi temperatur maka DO semakin menurun.
Kandungan oksigen yang cukup akan mendorong pertumbuhan
mikroorganisme semakin baik

Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep


Koefisien Perpindahan Massa Untuk Tangki
Berpengaduk

Agitasi pada cairan fermentasi akan


menyeragamkan distribusi oksigen.

Ukuran gelembung akan berkurang dengan meningkatnya


putaran pengaduk dan memperluas permukaan antarmuka.

Sehingga koefisien perpindahan massa merupakan fungsi


power input per unit volume cairan fermentasi

Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep


Konsep Dasar Bioreaktor
Hal yang mendasar yang dipergunakan pada
bioreaktor adalah
1. Operasi batch
2. Operasi extended culture
3. Operasi continuous
4. Pembentukan panas selama pertumbuhan sel
5. Kekuatan stirring
6. Transfer oksigen

Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep


1. Operasi batch
Proses dimulai pada saat t = 0 dan akan
berhenti pada t = t. Pada awalnya sel berada
pada kondisi tidak dibatasi, setelah itu
densitas sel akan menjadi tinggi, apalagi
setelah adanya substrat (nutrisi atau oksigen).

Proses setelah itu akan berhenti

Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep


2. Operasi extended culture
Pada keadaan ini reaktir dengan konsentrasu
substrat yang terbatas
Dapat dilihat pertumbuhan substrat terbatas
melalui persamaan Monod
m S
g
Ks S
Persamaan monod tentang subtrat terbatas ini hanya bila
pertumbuhan lambat dan density rendah. Jika konsumsi karbon
cepat akan menyebabkan produk teracuni atau terhambat

Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep


3. Bioreaktor kontinyu
Pada keadaan ini larutan nutrisi selalu disuplai
setiap saat dan pemanenan juga dapat
dilakukan setiap saat. Secara teori sel density
konstan dan konsentrasi juga konstan

Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep


4. Penghasilan panas selama
pertumbuhan sel
Panas yang dihasilkan selama pertumbuhan sel
terjadi

Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep


5. Kekuatan stirring
Perhitungan kekuatan/daya stirrer tanpa
aerasi adalah
P K T n 3 Di5 Untuk nilai Nre (Bilangan Reynold) > 10000

P K L n 2 Di3 Untuk nilai Nre (Bilangan Reynold) < 20

D n 2 Keterangan :
Nre i P = tenaga, N.m/s
KT = konstanta pengaduk untuk aliran turbulen
n = kecepatan putaran, rps
Di = Diameter pengaduk, m
= massa jenis, kg/m3
KL = konstanta pengaduk untuk aliran laminer
= viskositas cairan, cP (N.s/m2
Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep
Nilai KT dan KL untuk bioreaktor yang mempunyai baffle pada
dinding tangki, dengan lebar baffle 10 % dari diameter tangki
ditampilkan pada Tabel

Jenis impeller KL KT
Propeller, pithc of 1, 3 blades 41,0 0,32
Propeller, pitch of 2, 3 blades 43,5 1,00
Turbine, 4 flat blades, vaned disc 60,0 5,31
Turbine, 6 flat blades, vaned disc 65,0 5,75
Turbine, 6 curved blades 70,0 4,80
Fan turbine, 6 blades at 45oC 70,0 1,65
Shroude turbine, 6 curved blades 97,5 1,08
Shroude turbine, with stator, no baffles 172,5 1,12
Flat paddles, 2 blades (single paddle), Di/Wi=4 43,0 2,25
Flat paddles, 2 blades, Di/Wi=6 36,5 1,70
Flat paddles, 2 blades, Di/Wi=8 33,0 1,15
Flat paddles, 4 blades, Di/Wi=6 49,0 2,75
Flat paddles, 6 blades, Di/Wi=8 71,0 3,82

Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep


6. Transfer oksigen

Laju Perpindahan Oksigen Dalam Fermentor


Fluks molar oksigen untuk konsentrasi gas terlarut
yang rendah dapat digambarkan sebagai berikut:

N A k L a C * AL C AL
Dimana
NA = Fluk oxigen (kmol/m2s)
kL = Koefisien perpindahan massa cairan (m/s)
CAL* = Konsentrasi oksigen dalam kesetimbangan dengan fasa cairan di
Permukaan (kmol/m3).
CAL = Konsentrasi oksigen dalam curah cairan (bulk liquid), (kmol/m3).
a = Luas permukaan gelembung per volume cairan (m2/m3).

Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep


Bioreaktor yang umum digunakan untuk fermentasi cair adalah
bioreaktor berpengaduk atau lebih dikenal Continuous Stirred Tank
Reactor (CSTR).

CSTR biasanya beroperasi secara aerobic.

bioreaktor dilengkapi dengan instrumentasi untuk informasi massa


total, volume bioreaktor,
kecepatan agitasi, daya dan torsi, potensial redoks, konsentrasi
karbon dioksida terlarut, konsentrasi oksigen terlarut dan laju aliran
cairan ke dalam bioreaktor
Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep
Instrumen pengontrolan dalam bioreaktor
CSTR
Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep
PERANCANGAN BIOREAKTOR
Kinerja bioreaktor ditentukan oleh:

Konsentrasi biomassa
Kondisi steril
Agitasi yang efektif
Penghilangan panas
Penambahan nutrient
Penghilangan produk
Inhibisi produk
Aerasi
Aktivitas metabolism/microbial.
Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
perancangan bioreaktor adalah:

Bejana harus bisa dioperasikan dalam


keadaan steril untuk jangka panjang.
Aerasi dan agitasi cukup untuk
pertumbuhan mikroorganisme
Kebutuhan daya serendah mungkin
Temperatur dan pH bisa dikontrol
Harus ada titik pengambilan sample.
Penguapan yang hilang dari fermentor tidak
boleh berlebih
Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep
Bejana harus dirancang untuk mudah
dioperasikan baik dari segi perawatan
maupun kebersihan.
Bejana bisa dioperasikan untuk berbagai
macam fermentasi cair.
Dalam pabrik harus tersedia supply udara
dari compressor dan air dingin untuk
pengontrolan proses.

Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep


FERMENTASI CAIR
Ada beberapa perbedaan antara penanaman kultur
sel dengan scale up kultur fermentasi cair
Penanaman kultur sel Implikasi untuk perancangan reaktor

Kecepatan respirasi rendah Kecepatan transfer O2 yang


dibutuhkan rendah
Sangat sensitif Pengoperasian dibawah kondisi sensitif

Pertumbuhan sel dalam bentuk Transfer massa terbatas


agregate
Dearajat agregasi menuju metabolisme Ukuran agregat dioptimasi untuk
sekunder sintesa produk
Senyawa volatil penting untuk Senyawa volatil diperlukan untuk
metabolisme sel contoh CO2 atau campuran gas
etilen
Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep
Beberapa tipe reaktor yang digunakan
di industri
a. Stirred tank reactor,
b. Airlift pressure cycle bioreactor,
c. Loop bioreactor,
d. Immobilized system,
e. Fluidized bed,
f. Trickle bed, dan
g. Fed-batch mixed reactor.

Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep


Gas and liquid flow pattern dengan
internal loop cycle

Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep


Airlift bioreactor with external
recirculation pump

Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep


Stirred tank bioreactor

Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep


Bubble column bioreactor

Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep


Fermentasi padat
Fermentasi padat adalah dimana substratnya padat, atau
campuran substrat dan media padat. Kalau pada
fermentasi cair, kandungan air 95%, sedangkan pada
fermentasi padat kandungan airnya antara 40% dan 80%.
Biasanya fermentasi padat ini digunakan untuk
memfermentasi hasil hasil pertanian atau makanan,
seperti beras, jagung dan kedele. Keunikan dari
fermentasi padat ini adalah pengoperasiannya tergantung
pada tingkat pencampurannya.
Contoh aplikasi fermentasi padat : produksi makanan
seperti tempe, miso, tauco

Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep


Hal penting yang harus diperhatikan
untuk fermentasi padat :
1. Volume fermentasu yang kecil, atau volume reaktor
kecil sehingga mempengaruhi biaya produksi
2. Rendahnya ikatan kontaminasi
3. Mudahnya memproduksi
4. Efisiensi energi
5. Pembentukan struktur yang berbeda

Untuk ferementasi padat diperlukan kontrol pH, DO dan


Temperatur. Biasanya digunakan bejana fermentor
dengan rotasi kecepatan yang dioptimasi supaya
didapatkan performa yang bagus

Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep


Fermentasi padat, jadang kadang medianya bisa caira,
substratnya berupa partikel padat. Contohnya fermentasi
beras

Proses Koji : fermentasi padat dengan menggunakan


jamur (aspergillus). Penggunaannya untuk makanan
(beras, jagung dan kedele)

Fermentasi padat ada 2 tahap proses :


1. Proses aerob yang disebut proses koji
2. Proses anaerob dengan bakteri kultur campuran
disebut dengan moromi

Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep


Beberapa hasil fermentasi padat
secara aerob atau proses koji
Produk Primary Commo Thermal processing Incubation Further
genus n processi
substrat Temp. Time Initial Moisture Time Temp. ng
(C) (min) (%) (h) (C)

Soy Aspergill Soybean 110 30 45 72 30 Yes


sauce us wheat
Miso Aspergill Rice. 100 40 35 44 30 Yes
us Soybean
Tempe Rhizopus Soybean 100 30 40 22 32 No

Hamanat Aspergill Soybean 100 30 40 36 32 Yes


to us wheat
Sufu Actinom Tofu 100 10 74 36 15 Yes
ucor
With permission, from R.E. Midget, in A.L. Demain and N.A. Solomon, eds., Manual of
industrial micro biology and technology, ACS Publications, Washington, D.C., 1986

Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep


Fermentasi padat yang kedua (moromi) biasanya
menggunakan tumbuhan alam, dengan
menambahkan bakteri atau ragi. Contoh :
sacharomyces, torolopsis dan pediococcus yang
digunakan untuk menghasilkan taucho.moromi
biasanya difermentasi selama 8 sampai 12 bulan
kemudian. Waktu prosesnya dapat dikurangi
menjadi 6 bulan. Akhirnya dilakukan pemisahan
cairan dengan tauchonya, lalu difermentasi, disaring
dan dibotolkan.

Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep


Contoh perhitungan
Fermentasi bakteri dilakukan di reaktor yang berisi
cairan dengan rata-rata densitas = 1200 kg/m3 dan
viscositas 0.02 N.s/m2. Cairan diagitasi pada 90 rpm dan
udara dimasukkan melalui sparger dengan laju alir 0.4
vvm. Fermentor dilengkapi dengan 1 set flat blade
turbine impeller dan 4 baffles. Ukuran bejana, impeller
dan baffle adalah sebagai berikut:
Diameter tanki, Dt = 4m;
Diameter impeller, Di = 2 m;
Lebar baffle, Wb = 0,4 m;
Kedalaman cairan, H = 6.5 m
Hitunglah: (a) tenaga tanpa gas, P tanpa
memperhitungkan faktor koreksi impeller

Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep


Penyelesaian

Rasio diameter tangki dengan diameter impeller:


Dt 4
2
Di 2
Ratio tinggi cairan dengan diameter impeller adalah
H L 6.5 90 rpm
3.25 N 1.5 rps
Di 2 60
Bilangan Reynold didefinisikan sebagai :
NDi2 (1.5)(2)2 (1200)
N Re 3.6 x105
0.02

Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep


Karena bilangan Reynold besar dari 104, sehingga aliran
turbulen. Berdasarkan nilai ini, maka power number
berdasarkan Gambar grafik Power number vs bilangan
Reynold adalah 6.
Pgc Px9.81
NP 6
N Di
3 5
(1200)(1.5)3 (2)5
Tenaga dihitung sebagai:
(6)(1.5)3 (2)5 (1200) kg m
P 79266 106 hp
9.81 s
Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep
Power number versus Reynolds number
untuk beberapa impeller
Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep
Tugas : (dibuat pada kertas A4, kirim ke email
gusni.polipangkep@gmail.com, save file : Nama_rancangan, Subjek
email: Rancangan, dikumpul paling lambat 1 minggu setelah modul
ini selesai
Tugas 1. Buat makalah mengenai aplikasi fermentasi padat pada hasil hasil
pertanian, perikanan, ataupun peternakan

Tugas 2. Fermentasi bakteri dilakukan di reaktor yang berisi cairan dengan


rata-rata densitas = (1200+a) kg/m3 dan viscositas 0.02 N.s/m2. Cairan
diagitasi pada (10+a) rpm dan udara dimasukkan melalui sparger dengan laju
alir 0.4 vvm. Fermentor dilengkapi dengan 1 set flat blade turbine impeller
dan 4 baffles. Ukuran bejana, impeller dan baffle adalah sebagai berikut:
Diameter tanki, Dt = 6m;
Diameter impeller, Di = 2 m;
Lebar baffle, Wb = 0,4 m;
Kedalaman cairan, H = 6.5 m
Hitunglah: tenaga tanpa gas, P tanpa memperhitungkan faktor koreksi
impeller
(Nilai a = 2 digit terakhir NIM saudara)
Gusni Sushanti, ST, MT Prodi Agroindustri Politani Pangkep

Anda mungkin juga menyukai