Anda di halaman 1dari 23

Status Epileptikus

Disusun Oleh:
Siti Norhasanah S.Ked
FAB 117 016
Pembimbing:
dr. Hygea Talita, Sp. S

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN/SMF NEUROLOGI


RSUD dr. DORIS SYLVANUS/FK-UPR
PALANGKA RAYA
AGUSTUS 2017

1
Definisi
Keadaan dimana terjadinya dua atau lebih
rangkaian kejang tanpa adanya pemulihan
kesadaran diantara kejang, atau
Serangan yang berlangsung terus menerus
selama 30 menit atau lebih.
Serangan yang berlangsung terus menerus
lebih dari 5 menit atau yang kesadarannya
belum pulih setelah 5 menit
Epidemiologi
Angka kejadian 60.000 160.000 kasus dari status
epileptikus tonik-klonik umum yang terjadi di Amerika
Serikat setiap tahunnya.
Pada sepertiga kasus, status epileptikus merupakan gejala
yang timbul pada pasien yang mengalami epilepsi berulang.
Sepertiga kasus terjadi pada pasien yang didiagnosa
epilepsi, biasanya karena ketidakteraturan dalam memakan
obat antikonvulsan.
Mortalitas yang berhubungan dengan aktivitas kejang
sekitar 1-2 persen, tetapi mortalitas yang berhubungan
dengan penyakit yang menyebabkan status epileptikus kira-
kira 10 persen.
Etiologi
Dari data epidemiologi menunjukkan bahwa
etiologi dari Status Epileptikus dapat
dikategorikan pada proses akut dan kronik.
Pada usia tua Status Epileptikus kebanyakan
sekunder karena adanya penyakit
serebrovaskuler, disfungsi jantung, dementia.
Pada Negara miskin, epilepsy merupakan
kejadian yang tak tertangani dan merupakan
angka kejadian yang paling tinggi.
Etiologi
Penghentian pemakaian obat anti epilepsi
secara mendadak
Pemakaian obat dengan dosis berlebihan
Infeksi susunan saraf pusat
Stroke iskemi atau hemoragis
Anoksia
Trauma kepala
Kelainan metabolisme
Tumor otak
Infeksi sistemik, sepsis
Kelainan bawaan otak
Klasifikasi
Klasifikasi terbagi atas status epileptikus general
(tonik-klonik, mioklonik, absens, atonik, akinetik)
dan status epileptikus parsial (simpleks atau
kompleks).
Berdasarkan kondisi status epileptikus yang
konvulsif dan status epileptikus nonkonvulsif
(parsial simpleks, parsial kompleks, absens).
Berdasarkan usia (periode neonatal, bayi dan
kanak-kanak, kanak kanak dan dewasa, hanya
dewasa).
Patofisiologi
Status epileptikus diakibatkan oleh aktivitas sel
yang berlebihan dan kegagalan mekanisme
sentral untuk menekan aktivitas kejang.
Pada permulaan status epileptikus, mekanisme
penyebab yang utama adalah kegagalan GABA
yaitu neurotransmiter penghambat pada
susunan saraf pusat untuk menekan aktivitas
fokus kejang.

Borris DJ et al. Epilepsy Res. 2000;42:117-


122
Selanjutnya derivat asam amino ( N-asetil D
aspartat) akan menyebabkan excitasi neuron
dalam mempertahankan keadaan kejang.
Struktur anatomis yang terlibat pada status
epileptikus adalah hipokampus dan sistim limbik.

Wasterlain. CG. Epilepsia.1993:34(suppl


1):537-553
Langkah Sintesis Gamma Aminobutyric
Diagnosis
Anamnesis
Kejang(pola, lama, dan bentuk kejang)
Riwayat Penyakit Dahulu : epilepsi/konsumsi
OAE (pernah?/terputus?), DM, stroke, HT
Kondisi imunodefisiensi : HIV+infeksi
oportunistik
Diagnosis
Pemeriksaan fisik
Kejang atau gangguan perilaku
Penurunan kesadaran
Sianosis
Takikardi dan peningkatan tekanan darah
Hiperpireksia.
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium: pemeriksaan Gula Darah dan
elektrolit
CT-Scan Kepala (Bila Perlu)
EEG
Diagnosis
Diagnosis status epileptikus dapat ditegakkan bila
terjadi dua atau lebih rangkaian kejang tanpa adanya
pemulihan kesadaran diantara kejang, atau
Serangan yang berlangsung terus menerus selama 30
menit atau lebih.
Serangan yang berlangsung terus menerus lebih dari 5
menit atau yang kesadarannya belum pulih setelah 5
menit
Diagnosis status epileptikus ditegakkan bila pemberian
benzodiazepin awal tidak efektif dalam menghentikan
bangkitan.
Fase dalam status epileptikus
Fase pertama ditandai bangkitan tonik-klonik
umum yang berhubungan dengan
peningkatan aktivitias otonom sehingga bisa
ditemukan hipertensi, hiperglikemia,
berkeringat, salivasi, dan hiperpireksia.
Selama fase ini, terjadi peningkatan aliran
darah otak oleh karena adanya peningkatan
kebutuhan metabolik otak.
.......Fase dalam status epileptikus
Sekitar 30 menit sesudahnya, penderita
memasuki fase kedua, yang ditandai dengan
kegagalan autoregulasi otak, penurunan aliran
darah otak, peningkatan tekanan intrakranial, dan
hipotensi sistemik.
Selama fase ini terjadi disosiasi elektromekanik,
di mana walaupun aktivitas bangkitan elektrik di
otak tetap berlangsung, manifestasi klinis yang
ditemukan bisa hanya berupa minor twitching.
Penatalaksanaan
Protokol penanganan SE konvulsif
Tindakan anestesi untuk status
epileptikus refrakter
Komplikasi
Komplikasi status epileptikus sering muncul
bila pasien terlambat dibawa ke dokter atau
mendapatkan tatalaksana yang tidak adekuat.
Beberapa bentuk komplikasi yang dapat
muncul di antaranya adalah: asidosis
metabolik, aspirasi dan trauma kepala
Prognosis
Prognosis SE tergantung pada berbagai faktor,
termasuk klinis, durasi bangkitan, usia pasien,
dan yang terpenting adalah gangguan yang
mendasari terjadinya bangkitan.
Kematian refraktori SE terbanyak pada lanjut
usia.
Daftar pustaka
1. Shorvon S. The Management of status epilepticus. J Neurol Neurosurg Psychiatry 2001 June; 70 (Suppl 2):1122-7.

2. Marik PE, Varon J. The management of status epilepticus. Chest 2004; 126:582-91.

3. Sirven J, Waterhorse E. Status Epilepticus. American Family Physician 2003 Aug 1;68(3).

4. Walker M. Status epilepticus: an evidence based guide. BMJ 2005; 331:673-7.

5. Pokdi Epilepsi. Terapi. Dalam: Pedoman Tatalaksana Epilepsi. Edisi 2. Jakarta: PERDOSSI; 2006. h. 10-21.
6. Lowenstein DH, Bleck T, Macdonald RL. It's time to revise the definition of status epilepticus. Epilepsia 1999 Jan;
40(1):120-2.
7. Pokdi Epilepsi. Terapi Epilepsi Refrakter. Dalam: Pedoman Tatalaksana Epilepsi. Edisi 2. Jakarta: PERDOSSI; 2006. h.
10-21.
8. Leppik IE. Intractable Epilepsy in adult in intractable seizure. Diagnosis, treatment and prevention. Advances in
experimental medicine and biology. 2002; 497:1-7.
9. Jimaad C. Status Epilepticus. Journal of the Indian Medical Association 2002; 100 (5): 299-303.

10. Andrew CF, Tong AW, Leung TWH. Simple partial status epilepticus in Chinese adults. J Clin Neuro Sci [serial online]
2005 [cited 2008 Sep 12]; 12(8):902-4. Available from: URL: http://www.sciencedirect.com/science

11. Doloren RJ, Hauser WA, Towne AP. A prospective, population based epidemiologic study of status epilepticus in
Richmond, Virginia. Neurology 1996 Aprl; 46 (4):1029-35.

12. Marek A, Mirski, Panayiotis N, Varelas. Seizures and status epilepticus in the critically ill. Crit Care Clin 2008;
24:11547.
13. Wasterlain, CG, Fujikawa, DG, Penix, L, et al Pathophysiological mechanisms of brain damage from status
epilepticus. Epilepsia 1993; 34(suppl):S37-53
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai