Anda di halaman 1dari 21

UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK

NOVEL DIBAWAH LINDUNGAN KABAH


RINGKASAN
Hamid adalah seorang anak yatim dan miskin. Dia kemudian diangkat oleh keluarga Haji
Jafar yang kaya-raya. Awalnya Hamid menganggap Zainab adik kandungnya sendiri. Akan
tetapi lama kelamaan ketika kedunnya beranjak remaja masing masing tumbuh perasaan
yang lebih dari sekedar adik dan kakak. Perasaan cinta dan kasih sayang yang sangat besar.
Hamid tidak berani mengutarakan isi hatinya kepada Zainab sebab dia menyadari Zainab
merupakan anak orang terkaya dan terpandang, sedangkan dia hanyalah berasal dari
keluarga biasa dan miskin.
Hamid memutuskan untuk pergi meninggalkan kampungnya. Dia meninggalkan Zainab dan
dengan diam-diam pergi ke Medan . Sesampainya di Medan, dia menulis surat kepada
Zainab. Dalam suratnya, dia mencurahkan isi hatinya kepada Zainab. Saat membaca surat itu,
Zainab sangat terpukul dan sedih. Dari Medan, Hamid melanjutkan perjalanan menuju ke
Singapura. Kemudian, dia pergi ke tanah suci Mekah.
Ketika musim haji, banyak tamu menginap di tempat dia bekerja. Di antara para
tamu yang hendak menunaikan ibadah haji, dia melihat Saleh, teman sekampungnya.
Dia mendapat banyak berita tentang kampungnya termasuk keadaan Zainab. Dari
cerita Saleh, Hamid mengetahui bahwa Zainab juga mencintainya. Sejak kepergian
Hamid, Zainab sering sakit-sakitan. Dia tidak jadi menikah dengan pemuda pilihan
mamaknya. Namun pada akhirnya Zainab wafat akibat penyakitnya. Kesedihan dan
sakit menghampiri Hamid. Ia menutup mata selamanya setelah meanjatkan doa
sambil memegang kiswah.
TEMA
Penderitaan dua orang manusia yang kehilangan cintanya.
PENOKOHAN
1. Hamid
Tokoh yang mendominasi cerita ini. Berbudi pekerti luhur, sopan, pintar, rendah hati
dan sederhana
2. Ibu Hamid
Wanita yang gigih berjuang membesarkan anaknya walau hanya sendirian. Baik hati
dan penuh kasih saying. Sangat menyayangi Hamid hingga akhir hayatnya. .3.
Zainab
Anak perempuan Haji Jafar dan Mak Asiah. Berteman dnegan Hamid sejak kecil.
Selalu bersama-sama hingga tamat sekolah. Zainab baik hatinya, sopan, ramah dan
sangat perasa. .(metode dramatik, penggambarang perbuatan)
4. Haji Jafar
Saudagar kaya baik hati yang membantu kehidupan Hamid dan ibunya. Haji Jafar
sangat dermawan dan baik hati. ,
5. Mak Asiah
Mak Asiah adalah wanita penuh kasih sayang. Baik hatinya kepada siapa saja
6. Rosna
Istri Saleh dan juga teman baik Zainab, baik hati, sopan, penyabar.
7. Saleh
Teman semasih sekolah hamid. Suami Rosnah. Baik hati, penolong, sopan. .
8. Ibu Zainab
Galak tapi baik hati, keras.
LATAR WAKTU
a. Tahun 1927 c. Bulan Zulhijjah
1) Pada hari kedelapan bulan Zulhijjah,
1) Mekah Pada Tahun 1927 (judul bagian 1). datang perintah dari syekh kami... (59).
(5). 2) Pada malam 9 Zulhijjah panasnya naik
2) Konon kabarnya, belumlah pernah orang dari biasa. (59).
naik haji seramai tahun 1927 itu, baik
sebelum itu ataupun sesudahnya. (5).
d. Pagi
1) Pada suatu pagi saya datang ke muka
b. Bulan Ramadan, Bulan Syawal ibu... (17).
Baharu dua bulan saja, semenjak awal 2) Besok paginya, saya tidak menjunjung
Ramadan sampai syawal... (7). nyiru tempat kue lagi... (17).
3) Tiap-tiap pagi saya selalu di hadapan
rumah itu... (15).
e. Hari Minggu
Hari Minggu kami diizinkan pergi ke tepi
laut...(18).
f. Malam
1) Pada suatu malam, sedang ia duduk
seorang dirinya... (9).
2) Di waktu malam, ketika akan tidur,
kerap kali Ibu menceritakan kebaikan
Ayah... (12).
g. Sore
...Kadang-kadang di waktu sore kami
duduk di beranda muka... (18).
LATAR TEMPAT
a. Di Mekah c. Di Rumah
1) ...Dua hari kemudian saya pun sampai ...saya hanya duduk dalam rumah didekat
di mekkah, Tanah Suci kaum muslim ibu...(12).
sedunia. (5)
2)...Akhirnya sampailah saya ke tanah
suci ini. (42). d. Di Halaman Rumah
3) ...pada hari keduabelas kami berangkat
ke Mekkah...(60) 1) ...setelah saya akan meninggalkan
halaman rumah itu...(15)
2) ...saya dan Zainab bersama teman-
b. Di Kota Padang teman kami yang lain berlari-lari bermain
...Ayah pindah ke kota padang, tinggal galah dalam pekarangan rumahnya...(18).
dalam rumah kecil yang kami diami
itu...(12).
e. Di Puncak Gunung Padang g. Di Pesisir Arau
Waktu orang berlimau, sehari orang ...di waktu saya sedang berjalan-jalan
akan berpuasa, kami dibawa ke atas seorang diri di Pesisir Arau yang indah
puncak Gunung Padang...(18). itu... (32).
h. Pekuburan Ma'ala.
f. Di Padang Panjang
1) Saya tidak beberapa bulan setelah Sehari sebelum kami meninggalkan
tamat sekolah, berangkat ke Padang Mekkah, pergilah kami berziarah ke
Panjang...(21). kuburan Ma'ala, tempat Hamid di
2) Setelah puasa habis, saya kembali ke kuburkan. (65).
Padang Panjang. (24).
LATAR SUASANA
a. Suasana sedih 3) Tidak mak, cuma kematian yang
bertimpa-timpa itu agak mendukakan
1) ...air matanya titik amat derasnya hatiku, itulah sebabnya saya kurang
membasahi sorban yang membalut keluar dari rumah. (33).
dadanya...(7)
4) ...air matanya kelihatan
2) Yang berasa sedih amat, adalah anak- menggelenggang, mengalir, setitik dua
anak perempuan yang akan masuk titik kepipinya... (37).
pingitan; tamat sekolah bagi mereka
artinya suatu sangkar yang telah tersedia 5) Air mata Zainab kembali jatuh... (45).
buat seekor burung yang bebas
terbang...(20).
b. Suasana Bahagia 2) Bilamana pakansi puasa telah datang,
gembiralah hati saya, karena akan
1) Pada suatu pagi saya datang ke muka dapat saya menghadap ibu saya,
ibu saya dengan perasaan yang sangat memaparkan dihadapannya, bahwa dia
gembira, membawa kabar suka yang sudah patut gembira, karena anaknya
sangat membesarkan hatinya, yaitu ada harapan akan menjadi orang alim...
besok Zainab akan diantarkan ke (22).
sekolah dan saya dibawa serta. Saya
akan disekolahkan dengan belanja 3) ...Ibu saya titik air matanya karena
Engku Haji Ja'far sendiri bersama- kegirangan, Engku Haji Ja'far
sama anaknya. tersenyum mendengar saya
Mendengar perkataan itu, terlompatlah mengucapkan terima kasih. Mak Asiah
air mata ibuku karena suka cita, memuji saya sebagai anak yang
kejadian yang selama ini sangat berbudi. (22).
diharap-harapkannya. (17).
SUDUT PANDANG
Dalam novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku sampingan.
Karena dalam cerita tokoh utamanya yaitu saya menceritakan kisah Hamid dengan
sudut pandang orang pertama pelaku utama.
ALUR
Alur cerita yang digunakan oleh penulis dalam novel ini adalah alur campuran yaitu
maju dan mundur. Kerema dalam novel ini menceritakan kejadian-kejadian atau
peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi dan berlanjut kembali ke masa depan.

"Diawali pada tahun1927 di Mekkah saat tokoh saya sedang ingin me-laksanakan
ibadah haji bertemu dengan seorang pemuda yaitu Hamid, merekapun berteman".
ketika Hamid yang pulang kembali kekampung setelah menempuh pendidikan
diploma di Thawalib, Padang Panjang dan mengingat kejadian tahun 1919 dimana
Hamid berterima kasih kepada Haji Jafar atas kebaikannya selama ini yang telah
menyekolahkannya.
GAYA BAHASA
A. Gaya bahasa hiperbola
1) ...terlompatlah air mata ibuku karena suka cita... (17).
2) ...dan kadang-kadang memberi melarat kepada jiwamu. (28).
B. Gaya bahasa personifikasi
1) ...tiba-tiba datang ombak yang agak besar, dihapuskannya unggunan yang kami dirikan itu...
(18).
2) ...dicelah-celah ombak yang memecah ke atas pasir... (32).
3) ...memperhatikan pergulatan ombak dan gelombang... (48).
AMANAT
Dalam novel ini penulis ingin menyampaikan bahwa segala masalah dapat diatasi
dengan berserah diri atau kembali pada-Nya. Karena di bawah lindungannya,
masalah apapun dapat diatasi dengan mudah.
Penulis juga ingin menyampaikan bahwa cinta yang tulus itu adalah sesuatu yang
abadi dan suci. Perasaan cinta adalah anugerah dari ALLAH yang sangat adil, karena
tidak membeda-bedakan keadaan manusia.
A) NILAI PENDIDIKAN B) NILAI AGAMA

Sekolah-sekolah Agama yang di situ Ibu pun menunjukkan kepadaku


mudah sekali sayaMasuki, karena lebih beberapa doa dan bacaan, yang menjadi
dahulu saya mempelajari ilmu umum, wirid dari almarhum Ayah semasa
saya hanya tinggal memperdalam mendiang hidup, mengharapkan
pengertian dalam perkara agama saja, pengharapan yang besar-besar kepada
sehingga akhirnya salah seorang guru Tuhan serwa sekalian alam memohon
menyarankan saya mempelajari agama belas kasihannya .
di luar sekolah , sebab kepandaian saya
dalam ilmu umum.
C) NILAI MORAL D) NILAI SOSIAL

maka pada dirinya saya dapati ...kemiskinan telah menjadikan ibu


beberapa sifat yang tinggi dan terpuji, putus harapan memandang kehidupan
yang agaknya tidak terdapat pada dan pergaulan dunia ini,.
pemuda-pamuda yang lain baik dari
kalangan kaya dan bangsawan
sekalipun. Sampai pada saat yang paling
akhir daripada kehidupan ayahku, belum
pernah ia menunjukkan Perangai yang
tercela. Wahai Ros saya tertarik benar
kepadanya
E. NILAI ADAT ISTIADAT
Setelah tamat dari MULO, menurut
adat, Zainab masuk dalam pingitan, ia
tidak akan dapat keluar lagi kalau tidak
ada satu keperluan yang sangat penting,
ini pun harus ditemani oleh ibu atau orang
kepercayaannya, sampai datang masanya
bersuami kelak.
KOMENTAR
Menurut kami novel ini, berusaha menunjukkan transformasi Islam yang berhadapan
dengan adat dan tradisionalisme dalam balutan kisah cinta. Salah satu hal yang
menarik antara lain karena penulis menempatkan islam sebagai agama yang
membawa cahaya perubahan. Novel ini juga di buat oleh seorang pengarang
terkenal yaitu Buya HAMKA atau bisa kita sebut HAMKA. Beliau adalah sastrawan
Indonesia sekaligus ulama dan aktivis politik. Di bawah lindungan kabah merupakan
novel/buku karangan beliau yang ke 13. Novel ini layak dibaca oleh kalangan
remaja maupun dewasa, bahkan orang tua sekalipun, dikarenakan ceritanya
menarik, menceritakan tentang romantisme dan kesabaran tingkat tinggi yang dapat
membuat kita untuk menitikkan air mata.

Anda mungkin juga menyukai