Anda di halaman 1dari 95

Dosen

Dr.Ir. Sakhidin, MP
Bb Rudianto W
PERTANIAN
TERPADU
(Integrated Farming System)

http://www.slideshare.net/purwandaruwidyasunu/bahan-kuliah-pertanian-terpadu-bab-3-
prinsip-dasar-pertanian-terpadu
MATERI KULIAH
Latar belakang
Permasalahan pertanian
Urgensi pertanian terpadu
Definisi Pertanian Terpadu
Konsep pertanian terpadu
Aliran energi
Aliran finansial
Keaneka ragaman Hayati
Pertanian Terpadu
Perencanaan dan perancangan
Model Optimasi Pertanian
Jenis pertanian terpadu
PERMASALAHAN PERTANIAN

CONTOH LUAS PEMILIKAN LAHAN (HA/KK)


Kabupaten Kabupaten
Responden
Bogor Lampung Selatan
1 0,50 0,50
2 0,30 3,00
3 0,07 0,50
4 3,00 0,50
5 0,30 0,25
6 0,50 0,25
7 1,00 1,00
8 1,00 0,50
9 1,00 0,12
10 0,10 1,00
11 0,30 1,00
4
PERMAALAHAN PERTANIAN

ALOKASI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK


SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2010
(ton)
Jenis Pupuk
Sub Sektor
Urea SP-36 ZA NPK Organik
Tanaman Pangan 3,640,000 576,708 404,253 1,273,100 591,500
Hortikultura 516,146 48,967 164,860 179,456 83,874
Perkebunan 1,235,574 301,156 378,633 547,445 200,781
Peternakan 16,538 1,349 2,255 - 2,687
Perikanan Budidaya 191,742 71,820 - - 31,158
Cadangan 400,000 - - 200,000 -
Nasional
JUMLAH 6,000,000 1,000,000 950,000 2,200,000 910,000
Sumber: Peraturan Menteri Pertanian No. 50/Permentan/SR.130/11/2009 tentang Kebutuhan
dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2010

5
Pengertian Pertanian Terpadu
Sistem Pertanian Terpadu (integrated farming system) adalah satu
sistem yang menggunakan ulang dan mendaurulang,
menggunakan tanaman dan hewan sebagai mitra, menciptakan
suatu ekosistem yang meniru cara alam bekerja
Satu
. praktek budidaya aneka tanaman (aneka kultur) yang beragam
dimana "micro output" dari satu budidaya menjadi input kultur
lainnya, sehingga meningkatkan kesuburan tanah dengan tindakan
alami menyeimbangkan semua unsur hara organik yang pada
akhirnya membuka jalan untuk pertanian organik ramah
lingkungan dan berkelanjutan
Pertanian terpadu pada hakekatnya merupakan pertanian yang
mampu menjaga keseimbangan ekosistem didalamnya sehingga
aliran nutrisi (unsur hara) dan energi terjadi secara seimbang.
Keseimbangan inilah yang akan menghasilkan produktivitas yang
tinggi dan keberlanjutan produksi yang terjaga secara efektif dan
efisien.
PERKEMBANGAN SISTEM PERTANIAN

Pertanian Tradisional
Sistem pert blm ada ppk anorganik,
varietas unggul dan mekanisasi

Pertanian Berkelanjjutan Pertanian Konvensional


Sistem pert ada keberlanjutan Sistem pert ada ppk anorg, pest,
penggunaan lahan cont: LEISA varietas unggul dan mekanisasi

Pertanian Terpadu
Pertanian Organik Pengemb pert konv dgn
Sistem pert didasarkan pd prinsip menjaga pengurangan ppk & pest
agroekologi tanpa adanya ppk & anorg dan didukung
pestisida anorganik adanya integrasi
produksi
Pertanian Terpadu
Cakupan pertanian sangat luas, namun sesungguhnya
saling interaksi dalam suatu ekosistem.
Ekosistem ini membentuk pertanian secara
keseluruhan. Contoh kawasan yang ditanami jagung.
Apa yang terjadi bila di kawasaan tersebut tidak
tersedia ternak ayam atau ruminansia,
Hubungan timbal balik akan terjadi bila ada ternak di
sana
Apabila pertanian dikembangkan secara sendiri-sendiri maka
sisa tanaman, atau kotoran dari ternak merupakan limbah yang
dapat menimbulkan masalah dan penanganannya memerlukan
biaya tinggi sehingga akan meningkatkan biaya produksi usaha
pertanian Oleh karena itu pertanian terpadu merupakan pilar
utama kebangkitan bangsa Indonesia karena akan mampu
menyediakan pangan yang aktual bagi bangsa ini secara
berkelanjutan
Pertanian Terpadu dan Sustainabilitas

Orang menyadari bahwa limbah sekali waktu adalah


makanan, dan ilmu dan teknologi bergandengan
dengan akal budi manusia merubah limbah menjadi
sumberdaya baru.
sustaibalitas
Penggunaan yang berkelanjutan dari sumberdaya alam
terbarukan akan difasilitasi ketika pakan ditanam, hewan
diberi pakan dan kotoran didaur ulang pada lahan dalam cara
yang dapat mengurangi penggunaan input impor termasuk
energi
PERMASALAHAN PERTANIAN

ARAH PERKEMBANGAN PERTANIAN TROPIKA


DEWASA INI

Tidak
Pertanian
Industrial Ramah
Indigenus
lingkungan
Modern
PERMASALAHAN PERTANIAN

SISTEM PERTANIAN KONVENSIONAL


Tidak ramah lingkungan,
Terjadi karena Di Negara berkembang
penggunaan teknologi yang beriklim tropika,
yang sarat masukan luar ketidakramahan sistem
berupa agrokimia pertanian lebih besar lagi
terutama pupuk inorganic Akibat bergesernya
dan pestisida buatan. lahan-lahan pertanian
Tidak efisien ke daerah perbukitan.
Lahan luas Tekanan penduduk dan
Mengelola satu sub konversi lahan
sektor pertanian menjadi
Tidak mandiri lahan pemukiman dan
Tergantung input dari luar industri/pabrik.

11
PERMASALAHAN PERTANIAN

SISTEM PERTANIAN INDUSTRIAL


Sistem pertanian dilakukan sebagai industri dan dilakukan
secara skala industri yang besar
Jumlah produk dan profik menjadi tujuan utama
Digunakan teknologi maju dengan cara padat modal
Orientasi pada produk bukan pada manusia yang mengelola
Semua asupan (termasuk manusia) dinilai sebagai barang,
sehingga aspek sosial sering terlupakan
Pengembangan teknologi dipilih yang paling menguntungkan
tidak perduli darimana asalnya

12
PERMASALAHAN PERTANIAN

SISTEM PERTANIAN MODERN


Pertanian berbasis teknologi maju
Orientasi pada efisiensi sumberdaya
Sering mengabaikan kaidah etika dan budaya yang berlaku di
masyarakat
Jenis komoditi dipilih secara tepat dengan asumsi aspek sosial
tidak terjadi penyimpangan
Analisis terhadap dampak akibat teknologi sudah
diperhitungkan secara baik melalui simulasi dan teori
Penelitian dan pengembangan teknologi menjadi faktor yang
sangat penting

13
URGENSI PERTANIAN TERPADU

Populasi penduduk dunia tumbuh sangat cepat Pada tahun 1950


hanya 2.5 milyar dan meningkat menajdi 5.3 milyar pada 1990 dan
pada 2030 akan menjadi 8.9 milyar
Terdapat satu disparitas yang tumbuh antara peningkatan Pop
dunia dgn kapasitas produksi pangan dunia,yg lajunya lebih
rendah dari laju pertumbuhan penduduk. Sebagai akibatnya,
suplai makanan perkapita terus menurun
Menurut laporan PBB tahun 2005 permintaan akan pangan
meningkat 70-85 persen dalam 50 tahun ke depan dan air bersih
meningkat antara 30-85 persen.

The World Food Summit-FAO di Roma pada 1997 memprediksi


bahwa produksi pangan dan pakan di negara berkembang harus
meningkat tiga kali lipat pada tahun 2050 untuk memenuhi
tuntutan populasi manusia yang diperkirakan meningkat dua
kali lipat dan aspirasi mereka untuk standar hidup yang lebih
tinggi.
Revolusi Hijau telah berhasil mencukupi kebutuhan pangan
pada era 60-80an, tapi kini terbukti menimbulkan beragam
masalah (apa saja?)
Di seluruh dunia, petani bek keras tapi tdk dpt uang karena tdk
ada yang tersisa setelah mereka membayar semua input (benih,
ternak, ppk, pest, energi, pakan, obat-obatan, tenaga kerja dsb)
Satu isu penting: peranan peternakan Standar hidup
meningkat konsumsi produk ternak meningkat. Namun sistem
pemberian pakan menggunakan sumberdaya pakan yang
sama dengan yang dimakan manusia yaitu serealia dan tepung
kedele.
Diperkirakan hampir 50% suplai biji-bijian dunia dikonsumsi
ternak (Sansoucy 1995). Jika semua biji2an dunia dicadangkan
untuk konsumsi manusia saja maka akan cukup untuk memberi
makan 9-10 milyar penduduk dunia pada titik mana populasi
dunia diharapkan akan stabil.
Pemecahan terhadap masalah memenuhi kebutuhan pangan di
tahun 2050 adalah mengembangkan sistem produksi ternak
yang tidak tergantung kepada biji-bijian serelia.
Alternatif sistem non biji2an akan membawa kpd pengurangan
kontaminasi lingkungan, meningkatkan kesempatan kerja
(untuk keluarga) dan meningkatkan keragaman hayati dan
produk ternak yang lebih baik mutunya.

Tiap intervensi yg melibatkan ternak harus didasarkan kpd


peran sinergis mereka dalam manfaat dari sistem pertanian
keseluruhan ketimbang sbg penghasil daging, susu atau telur yg
menggunakan pakan yg bersaing dengan kebutuhan manusia.
Consumer awareness untuk isu lingkungan, kesehatan dan
keamanan pangan, kesejahteraan pekerja dan kesejahteraan
hewan
Dibutuhkan pertanian yg lebih hemat energi ; mempertahankan
keanekaragaman hayati; mampu mencapai produksi optimum
melalui diversifikasi produk meski dalam lahan yg terbatas
Ciri ini dimiliki oleh sistem pertanian terpadu dan organik
Paul Harris dari University of Adelaide menggunakan istilah
Integrated Biosystem Istilah ini diperkenalkan untuk
menerangkan ide penggunaan satu set enterprise yang saling
berhubungan sehingga limbah dari satu komponen menjadi
satu input untuk bagian lain dari sistem, yg mengurangi biaya
dan memperbaiki produksi dan atau pendapatan
Definisi Pertanian Terpadu

Merupakan sistem pertanian yang mengintegrasikan kegiatan


sub sektor pertanian (tanaman, ternak, ikan) untuk
meningkatkan efisiensi dan produktivitas sumber daya (lahan,
manusia, dan faktor tumbuh lain), kemandirian, dan
kesejahteraan petani secara berkelanjutan.
Integrasi dapat dilakukan secara vertikal dan atau horisontal
Untuk menjamin keberlanjutan, diperlukan ketepatan
rancangan, keterukuran dan keterlacakan
CIRI PERTANIAN TERPADU
Pengelolaan pertanian secara luas secara komprehensif
Orientasi pada produktivitas, efisiensi, keberlanjutan dan
diterima secara sosial dan menguntungkan secara ekonomi
Suatu sistem yang mandiri dengan sistem LEISA (Low
External Input Sustainable Agriculture). Sistem mampu berjalan
dengan baik tanpa ketergantungan asupan dari luar sistem.
Sistem dapat diukur dan dievaluasi pada setiap tahapan.
Definisi Pertanian Terpadu

Bagaimana Produksi Dalam Pertanian Terpadu


Produksi dlm pertanian terpadu pd hakekatnya adalah
- Memanfaatkan seluruh potensi energi sehingga dapat dipanen
secara seimbang.
- Agar proses pemanfaatan tersebut dapat terjadi secara efektif dan
efisien, maka sebaiknya produksi pertanian terpadu berada dalam
suatu kawasan.
- Pada kawasan ini sebaiknya ada sektor produksi tan, peternakan
maupun perikanan.
Keberadaan sektor-sektor ini akan mengakibatkan kawasan tersebut
memiliki ekosistem yang lengkap dan seluruh komponen produksi
tidak akan menjadi limbah karena pasti akan dimanfaatkan oleh
komponen lainnya. Disamping itu akan terjadi peningkatan hasil
produksi dan penekanan biaya produksi sehingga efektivitas dan
efisiensi produksi akan tercapai.
Definisi Pertanian Terpadu SISTEM PERTANIAN TERPADU TEBU-TERNAK MENDUKUNG SWASEMBADA
GULA DAN DAGING
Definisi Pertanian Terpadu
Penerapan Sistem Pert Terpadu di Desa Wae Ri'i Kab Manggarai

Keuntungan sistem pert terpadu, meningkatkan pendapatan; biaya produksi lebih


rendah, tidak perlu membeli pupuk utk pengembangan tanaman (tersedia pupuk kandang
dan pupuk cair) dari hasil kotoran ternak, sampah sayuran digunakan untuk pakan babi,
kotoran ayam dan kotoran babi dimanfaatkan untuk kompor biogas sehingga tidak perlu
lagi membeli minyak tanah atau kayu bakar untuk memasak.
Definisi Pertanian Terpadu Pertanian Terpadu pada pekarangan berukuran 16 m x 50 m

Hampir setiap tahun menjual + 4 ekor babi dewasa dengan harga Rp.
3.500.000/ekor dan 15 ekor anak babi Rp. 1.500.000/ekor.

Setiap bulan menjual + 300 ekor ayam berumur 2 minggu dengan


harga Rp. 38.000/ekor.

Menanam sayuran org (Pocai, Kubis, Sawi Putih, Selada, Seledri, Cabe
Keriting, Cabe Rawit). Utk dijual dan dikonsumsi sendiri, dgn ppk organik
dari kotoran ternak dan pupuk cair hasil biogas.

Kotoran ternak babi dan ayam pedaging diolah menjadi biogas untuk
kompor dan pupuk cair.

Pupuk cair dari hasil kotoran ternak

Pakan ternak diolah dari sampah sayuran dan pelepah pisang yang
dicampur dedak dan bahan non kimia lainnya, pakan tersebut tidak
dimasak tetapi difermentasi sehingga nilai gizinya lebih tinggi.
Definisi Pertanian Terpadu
CAKUPAN SITANDU

Sistem
Produks

Sistem
Energi dan Ekonomi
Biomas
Lingkungan

Efisiensi
Produktivitas

Kemandirian
Pemberdayaan
SDM
Wilayah

Komunitas

23
KONSEP PERT TERPADU
PRINSIP SITANDU
Memaksimalkan keterkaitan input-output dan aliran
antar sistem produksi (produktifitas dan efisiensi
produksi biomass/energi/nilai tambah = Z)
Pi L
Z
wc
Memaksimalkan:
P : Output/produk utama
i : income/nilai tambah
L : lapangan kerja
Meminimalkan:
w : produksi limbah
c : pengeluaran untuk input eksternal
24
KONSEP PERT TERPADU

To reduce global warming


To save the environment
To increase productivity
To manage natural resource efficiently
Pola pert terpadu :
Suatu pola yg
mengintegrasikan
bbrp unit usaha dibdg
pert (dikelola secara
terpadu, berorientasi
ekologis) shg diperoleh
peningkatan nilai ek,
tingkat efisiensi dan
produktifitas tinggi.

Contoh Integrasi : 1) pert +


kehtanan agroforestri. 2)
pert + perikanan Mina-padi.
Dlm sistem pertanian terpadu
terjadi saling keterkaitan.

Konsep LEISA (Low Eksternal Input Sustainable Agriculture) mrpkn penyangga pola pert
terpadu. Keuntungan konsep ini, yaitu : Opt Pemanfaatan Sbr Daya Lokal; Maksimalisasi
Daur Ulang (Zero Waste); Minimalisasi Kerusakan Lingkungan (Ramah Lingkungan);
Diversifikasi Usaha; Pencapaian Tingkat Produksi Yang Stabil Dan Memadai Dalam Jangka
Panjang; dan Menciptakan Kemandirian
KONSEP ALIRAN ENERGI
MODEL BIOCYCLO FARMING (JAGUNG + TERNAK) DI TINGKAT PETANI 2 ha
Lahan Jagung 2 kali tanam, 2 ekor sapi dan 1000 ekor itik
KONSEP ALIRAN ENERGI
KONSEP ALIRAN ENERGI
Aquaponik Suatu metode yg
mensinergikan b.d. ikan
(aquakultur) & b.d. tan sec
hidroponik dlm satu sistem
terpadu. kotoran & sisa pakan
ikan menghasilkan zat yang
bisa berfungsi sebagai nutrisi
untuk tan, sdgn tanaman
berfungsi menyerap zat-zat
tersebut sehingga ketika
kembali lagi ke kolam air akan
kembali bersih dan sehat
untuk lingkungan ikan.

Kolam mungil ini dapat


menghidupi tomat,
kangkung, pakcoy, sawi
putih, bunga kol
(cauiflower). tomat dan sawi
putih.
KONSEP ALIRAN ENERGI

Diagram alir energi berbasis peternakan pada sistem pertanian terpadu


KONSEP ALIRAN ENERGI

Produksi dalam pertanian terpadu pada


hakekatnya adalah memanfaatkan seluruh
potensi energi sehingga dapat dipanen secara
seimbang.
Agar proses pemanfaatan tersebut dapat terjadi
produksi pertanian terpadu berada dalam suatu
kawasan.
Pada kawasan ini sebaiknya ada sektor
produksi tanaman, peternakan maupun
perikanan.
KONSEP ALIRAN ENERGI

Keberadaan sektor-sektor ini akan mengakibatkan


kawasan tersebut memiliki ekosistem yang lengkap
dan seluruh komponen produksi tidak akan menjadi
limbah karena pasti akan dimanfaatkan oleh
komponen lainnya.
Disamping itu akan terjadi peningkatan hasil
produksi dan penekanan biaya produksi sehingga
efektivitas dan efisiensi produksi akan tercapai.
Aliran finansial Usahatani Terpadu Padi Itik di Lahan Sawah
Aliran finansial
Pertanian Terpadu pada pekarangan berukuran 16 m x 50 m

SILASE

BIOGAS

PPK ORG

VERTIKULTUR
Aliran finansial
Usahatani Terpadu Padi Ayam - Sapi
Aliran finansial

Aliran Finansial :
-Sektor Ekomomi
-Sektor Sosial
-Sektor Lingk.
KEANEKARAGAMAN HAYATI

Keanekaragaman hayati (biodiversitas)


adalah istilah yang di gunakan secara umum untuk derajat keanekaragaman
sumberdaya alam hayati, meliputi jumlah maupun frekuensi dari ekosistem, spesies,
maupun gen di suatu daerah.

1. Keanekaragaman Gen
Keanekaragaman gen merupakan variasi atau perbedaan gen yang terjadi dalam
satu jenis atau spesies makhluk hidup. Keanekaragaman gen dapat menyebabkan
variasi antarindividu sejenis. Contohnya Seperti keanekaragaman tanaman padi dan
mangga, yang memiliki banyak sekali ragam dan jenisnya, walaupun mereka sama-
sama mangga ataupun sama-sama padi.
2. Keanekaragaman Spesies
Keanekaragaman Spesies merupakan keragaman yang dapat di temukan di suatu
kelompok maupun komunitas di suatu tempat tertentu, Perbedaan ini sangatlah
mudah di bedakan karena dapat di lihat dengan mata terbuka, hal ini karena
perbedaan itu begitu ketara, Sebagai contoh agar kita mudah dalam Memahaminya,
Seperti keanekaragaman yang terjadi antara kurma, sagu dan kelapa. Meskipun
tumbuh-tumbuhan itu merupakan satu kelompok tumbuhan palem-paleman,akan
tetapi masing-masing memiliki fisik yang berbeda dan hidup di tempat yang berbeda
KEANEKARAGAMAN HAYATI

3. Keanekaragaman Ekosistem
Keanekaragaman yang terjadi pada tingkat ekosistem merupakan
akibat dari interaksi yang sangat kompleks melalui komponen biotik
dengan komponen abiotik berupa interaksi biotik dan interaksi abiotik
Kenekaragaman hayati memberi banyak sekali manfaat bagi kehidupan
manusia. Misalnya
1. Sebagai sumber pangan, perumahan, dan kesehatan
2. Sebagai sumber pendapatan
3. Sebagai sumber plasma nutfah
4. Mempertahankan keberlanjutan ekosistem
5. Manfaat Keilmuan
6. Manfaat Keindahan
KEANEKARAGAMAN HAYATI

KONSEP KEANEKARAGAMAN HAYATI


Perencanaan dan perancangan

Prinsip Keterpaduan Dalam Pengelolaan

- Memanfaatkan seluruh potensi energi, sehingga dapat dipanen secara


berimbang. Komponen yang ada dalam suatu kawasan akan memiliki
ekosistem yang lengkap karena mendorong stabilitas habitat dan
keanekaragaman kehidupan alami di lingkungan pertanian. Potensi ternak
dalam ekosistem75-95 % nitrogen (N) yang berasal dari tanaman
yangdikonsumsi, dan 90-95 % dari total mineral dikembalikan ketanah
(sebagai sumber perbaikan kondisi dan sifat tanah)
- Nilai ekonomi dan stabilitas ekologi kawasan dicapai melalui aplikasi
pengaturan tata ruang dan identifikasi fungsi dan peran kawasan.
Perencanaan dan perancangan

Diagram perancangan

Penetapan tujuan dan sasaran


Tahapan
Survey dan evaluasi lahan perencanaan
baikhambatan atau
dukungan
Terbentuk
Penalaahan kondisi fisik tataRuang pert
terpadu

Analisis kebutuhan
dankarakteristik wilayah Tahapan
desain Pembuatan
Penjabaran konsepdan Gambar (sketsa,
penentuan tata ruang maket,dan dokumen
Perencanaan dan perancangan

PERENCANAAN, PERANCANGAN DAN PENGATURANTATA RUANG PERTANIAN TERPADU


Perencanaan dapat meliputi skala usaha pada lahan terbatasataupun usaha untuk
skala luas.
Perencanaan dimulai dengan: Melakukan pengkajian secarakhusus agar dapat
menilai secara sistematis areal lahan yangakan digunakan untuk membangun
pertanian terpadu, melaluikerjasama lintas disiplin ilmu, sehingga mampu
menghasilkankebijakan tata guna tanah yang ideal untuk pengembangan
danpembangunan komponen komponen pertanian terpadu.
Perencana menyesuaikan dengan keinginan dan target yangakan dicapai, mampu
mengkreasikan suatu lingkungan usahapembangunan pertanian terpadu yang baik
untuk meningkatkankesejahteraan.
Perencanaan dan perancangan

INTEGRASI VERTIKAL DAN HORISONTAL PERTANIAN TERPADU

43
Perencanaan dan perancangan

44
Perencanaan dan perancangan

Mulai

Penetapan Lokasi dan Penilaian Potensi Lahan

Penetapan Peruntukan Lahan dan ragam Jenis Komoditinya

Seleksi dan Pemilihan Komoditi

Penyusunan Pola Tanam dan Tata Letak Tanaman, Ternak, dan Ikan

Penetapan Penanganan Sarana Produksi dan Produk

Implementasi Kegiatan Agribisnis dengan Sitandu

Evaluasi Keberlanjutan Agribinis dengan Sitandu

Tidak

Ya

45
Perencanaan dan perancangan

SKALA KETERPADUAN, KENDALA DAN PENGEMBANGANNYA

Skala Kendala Potensi

Skala ekonomi kecil (efisiensi), Luas lahan yang diusahakan


Rumah kecenderungan monokultur, teknologi tidak terlalu sempit, Low
Tangga transaction cost.

Ketiadaan/kapasitas kelompok, Tingginya produk ikutan sisa


Kelompok teknologi tanaman, keberadaan
kelompok petani saat ini,

Lebih Kompleks (high transaction Spesialisasi kelompok


cost) produksi, tingginya kebutuhan
Hambatan alam (jarak), infrastruktur, input organik pertanian
Kawasan komunikasi, kapasitas hortikultur, potensi
kelembagaan/organisasi, pengembangan ternak dan
keterpaduan/komunikasi kelembagaan ketersediaan air untuk
dan sistem produksi sayur-ternak-ikan perikanan

46
Perencanaan dan perancangan

KENDALA DAN STRATEGI UMUM PENINGKATAN KETERKAITAN INPUT-OUTPUT


(LINKAGES) SISTEM PRODUKSI PERTANIAN TERPADU DI LOKASI KEGIATAN

Kendala Keterangan Strategi

Jarak fisik,
Alamiah Pengembangan sarana/prasarana
topografi, dll
transportasi dan komuniksiperdesaan: jalan
Jalan, prasarana desa, angkutan umum, perdesaan, dll.
Infrastruktur
komunikasi, dll
Pengetahuan
Teknologi Penyuluhan, pendidikan, pelatihan
Keterampilan
Capacity building Masyarakat:
Adat, Budaya
Pendampingan, Penguatan/pembantuk
masyarakat
kelompok (lembaga) masyarakat
Kebijakan,
Capacity building tenaga
Kelembagaan Peraturan
pendamping/penyuluh/Pemerintah:
Pemerintah
Pendidikan/pelatihan sistem pertanian/
Struktur tata- kawasan terpadu, dll
niaga
Kebijakan tata niaga, 47
Perencanaan dan perancangan

STRATEGI PENGEMBANGAN MENURUT SKALA SISTEM


Sistem
Skala Strategi
Produksi
Pekarangan Penyuluhan, Pendidikan, Pengembangan pekarangan
Rumah Pelatihan Pertanian tanaman obat keluarga,
Terpadu/ organik dan
Tangga Ladang Usaha kesehatan keluarga Pengembangan pertanian
terpadu skala rumah tangga
Hortikultur Penguatan/ Pembentukan kapasitas kelompok
Kelompok Diversifikasi komoditas Pengembangan ke kelompok
Perkebunan Teh integrated farming, corporate farming berbasis kelompok
komoditas Rakyat yang ada
Peternakan
Sentra Prod Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Hortikultur Pertanian Terpadu:
Organisasi
Sentra Prod a. Kelembagaan (kebijakan, organisasi: network,
Lintas Perkebunan Teh corporate, dll)
Kelompok/ b. Sarana dan prasarana produksi, transportasi dan
Sentra Prod
Hamparan/ Peternakan komunikasi/sistem informasi
Kawasan Sentra Prod
Perikanan 48
Model Pertanian Terpadu
Model Pertanian Terpadu

1. Sistem pertanian terpadu konvensional


Sistem pertanian terpadu konvensional sudah
banyak diterapkan oleh petani kita pada masa lalu,
namun sekarang sudah banyak ditinggalkan.
2. Sistem pertanian terpadu dengan teknologi EM
(effective micro-organisme).
3. Sistem pertanian terpadu sekaligus manajemen
limbah terpadu (IF-IWM)
4. Sistem Tanaman Ganda
5. Usaha Terpadu Peternakan dan Perkebunan
6. Pengelolaan Hama Terpadu
7. Agroforestry
Model Pertanian Terpadu

Model pertanian terpadu konvensional


tumpang sari antara petemakan ayam dan balong
ikan (longyam) di mana kotoran ayam yang terbuang
dimanfaatkan sebagal pakan lkan
tumpang sari antara tanaman palawija dan
petemakan, di mana sisa-sisa tanaman digunakan
sebagai pakan temak kambing atau sapi dan kotoran
temak digunakan sebagai pupuk kandang bagi
pertanaman berikutnya.
Praktek-praktek pertanian terpadu konvensional
ini belum tentu merupakan siklus yang
berkelanjutan.
Sistem Terpadu Konvensional

Cina tradisional, kandang hewan dibangun di atas kolam


sehingga limbah hewan jatuh langsung ke dalam air
memberi bahan bakar kepada ekosistem kolam. Atau di
Jawa Barat MCK dibangun di atas kolam ikan. Diperoleh
ikan dan air kolam dengan ekstra unsur hara untuk
mengairi tanaman. Sisa-sisa tanaman dibuang balik
kedalam kolam untuk menciptakan satu sistem tertutup
Sistem kuno yang menggunakan limbah manusia dan
hewan (night soil) untuk menyuburkan kolam ikan
direintroduksi dengan simpul baru: satu bioreaktor yang
memungkinkan bakteri anaerobik memroses limbah
lebih cepat dan lebih aman menjadi sumberdaya
pertanian yang bermanfaat
Sistem Terpadu dengan Teknologi EM

Model sistem pertanian terpadu dengan teknologi EM


telah dikembangkan dengan cukup baik oleh Institut
Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) di Bali.
Memadukan budl.daya tanaman, perkebunan,
petemakan, perikanan, dan pengolahan daur limbah
secara selaras, serasi, dan berkesinambung-an.
Budi daya tanaman yang dipilih adalah tanaman
semusim dan tahunan, misalnya padi, palawija,
buah-buahan, sayur-sayuran, cengkeh, kopi, kelapa, dan
sebagainya.
Kebutuhan input budi daya tanaman menggunakan
prinsip penggunaan masukan luar rendah (low external
input), misalnya penggunaan pupuk kimia dan pestisida
seminimal mungkin atau bahkan tanpa menggunakan
pupuk kimia dan pestisida sama sekali.
Sistem Terpadu dengan Teknologi EM

Limbah organik dari kotoran temak dan sisa-sisa


tanaman difermentasikan dengan teknologi EM menjadi
pupuk organik terfermentasi atau bokhasi dalam waktu
yang cepat.
Bokhasi dapat digunakan sebagal pupuk pertanian dan
pakan ternak atau ikan.
Kotoran ayam dan kotoran kambing juga dapat
difermentasi dengan teknologi EM menjadi pakan temak
(bokhas] pakan temak) ayam, babi, dan itik.
Ide dasar pemanfaatan kotoran temak sebagai bokhasi
pakan temak adalah karena kotoran ayam masih
mengandung protein sebesar 14%, sedangkan kotoran
kambing masih mengandung protein sebesar 12% dan
serat kasar sebesar 80%, j ika dibandingkan dengan
hijauan pakan ternak (Wididana, 1999).
Sistem Terpadu dengan Teknologi EM

Model pertanian terpadu dengan teknologi EM


dapat mengurangi masukan energi darl luar
sistern pertanian untuk menghasilkan produk
pertanian.
Proses fermentasi dapat menaikkan kandungan
nutrisi pakan temak yang berasal dari kotoran
temak. Sehingga masukan energi dari luar
sistern pertanian dapat diperkecil atau
ditiadakan sama sekali.
Demikian juga dalam bidang budi daya
tanaman, limbah tanaman yang terbuang dapat
dimanfaatkan kemball sebagai pupuk melalui
proses fermentasi.
Model Penerapan Sistem Pertanian Terpadu di IPSA Bali
Sistem Pertanian dan Penanganan
Limbah Terpadu Baru
Dalam IF&WMS limbah hayati diproses dengan suatu
digester menghasilkan gas metah dan CO2, membawa
ke stabilisasi caian dan padatan melalui aksi mikroba.
Campuran bubur ini kemudian dilalukan ke tangki
pengendapan dan kolam oksidasi, untuk perlakuan yang
tepat; sisa-sisa dilalukan ke kolam ikan, sisa-sisa ini
menyediakan unsur hara untuk pertumbuhan plankton,
kotoran ikan kemudian ditreatmen lebih lanjut untk
memperoleh air kolam bermineral yang digunakan untuk
irigasi.
IF&WMS bekerja berdasarkan that there are billions of
creatures more than willing to do important work for us,
breaking down wastes into usable energy and nutrient
flows, helping us to effectively enjoy our share of the
earth's benefits at a price that is affordable to all of
humanity.
SISTEM TANAMAN GANDA

Pertanaman ganda (multiple cropping) adalah intensifikasi


pertanaman dalam dimensi waktu dan ruang. Bentuknya adalah
penanaman dua jenis tanaman atau lebih pada lahan yang sama
dalam kurun waktu satu tahun..

Menurut bentuknya pertamanan ganda dapat diklasifikasikan


menjadi dua yaitu :

1. Pertanaman tumpangsari
2. Pertanaman berurutan
Sistem pertanaman berganda terdiri dari sistem :
a. Bergiliran secara berurutan
contoh : pada musim penghujan lahan ditanami padi
dan pada musim kemarau ditanami palawija atau
padi gadu atau bera tergantung pada keadaan
tanahnya, pengairan iklim dsb
b. Bergiliran secara berurutan dan glebagan
Pada lahan tersebut dibagi menjadi 2 (dua), bagian 1 dikelola
sbg lahan sawah & bagian yang lain dikelola sbg lahan kering
Banyak dilakukan pada daerah tadah hujan
Untuk mengurangi resiko tidak memperoleh hasil
Setelah beberapa tahun pada lahan sawah dijadikan tegalan
dan sebaliknya.
c. Bergiliran secara sejajar atau paralelTidak menganut sistem
glebagan
Lahan pada musim penghujan semua ditanami padi
Pada musim kemarau tanah dibagi 3 bagian yaitu dikosongkan, ditanami
padi gadu atau ditanami palawija
Terdapat penataan tanaman secara berjajar atau paralel

Pertanaman sistem tumpangsari :


berazaskan bahwa menanam beberapa jenis/varietas secara bercampur/
bersama sama pada satu bidang tanah.
Macam sistem tumpangsari/intercropping
a. Tumpangsari :penataan pertanaman dari dua jenis atau
lebih tanaman dengan umur yg sama atau beda umur yg ditanam
secara bersama - sama
b. Tanaman sela (interplanting ) penataan pertanaman dari dua jenis
tanaman semusim yang berbeda umur, yang ditanam tidak secara
bersama sama.
Contoh : tanaman kacang tanah ditanam disela sela tanaman
ketela pohon
Macam-macam penataan tanaman sela :
a) Tanaman sela budidaya (interculture) : mrpk penataan pertanaman dari
jenis tanaman semusim yg ditanam diantara tanaman yg berumur panjang (
padi gogo karet, kedelai kelapa)
b) Tanaman sisipan (rilay planting) : dua jenis tanaman ditanam bersama-
sama pada lahan yg sama ttp waktu tanam dan panennya berbeda (kedelai
ditanaman sebelum tan jagung dipanen )
c) Tanaman tumpang gilir (sequential planting ) : penanaman suatu jenis
tanaman segera setelah tanaman sebelumnya dipanen.
Tujuan utama multiple cropping
Untuk memnimalkan jumlah hari suatu bidang tanah menganggur dan
memaksimalkan laju pertumbuhan dan produktifitas tanaman yg ditanam dilahan
tsb
Keuntungan multiple cropping :
a. Terdapat pekerjaan bagi keluarga petani sepanjang tahun
b. Memperkecil resiko kegagalan
c. Mempertinggi frekuensi panen
d. memepertinggi pendapatan
e. Diversifikasi bahan pangan
f. Mengurangi tanah kosong/bera
g. Meningkatkan kesuburan tanah
h. Menekan pertumbuhan gulma & mencegah timbulnya hama/penyakit
tanaman
i. Membuka peluang usaha peternakan.
Beberapa aspek atau faktor yang perlu diperhatikan dalam sistem
pertanaman berganda a.l :
Jenis tanaman yang diusahakan tdpt tanaman yang toleran
terhadap naungan yaitu tanaman C3
Sistem perakaran tanaman tidak sama yang satu memiliki
perakaran yang dalam sedang yg lain dangkal
Canopi tanaman atau bentuk tajuk tanaman hal ini akan
menentukan jarak tanaman
Umur tanaman atau saat panen
Tinggi tanaman sebaiknya berbeda dll
Penilaian keberhasilan tanaman ganda :

LER = (HTGa /HTMa) + ( HTGb/ HTMb)


Bila
LER 1 sistem tanaman ganda berhasil
LER <1 sistem tanaman ganda tidak berhasil
USAHA TERPADU PETERNAKAN DAN
PERKEBUNAN
Sistem tumpangsari tumbuhan dan ternak pada umumnya banyak
dipraktekkan dengan tanaman perkebunan.

Tujuan sistem ini adalah untuk pemanfaatan lahan secara optimal.

Di dalam sistem tumpangsari ini tanaman perkebunan sebagai


komponen utama sedangkan tanaman rumput dan ternak yang
merumput diatasnya merupakan komponen kedua.
PENGELOLAAN HAMA TERPADU
PHT adalah suatu cara pendekatan atau cara berpikir tentang
pengendalian OPT yg didasarkan pertimbangan ekologi dan efisiensi
ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem yang berwawasan
lingkungan yg terlanjutkan.
Sasaran PHT adalah 1) produktivitas pertanian yg mantap dan tinggi, 2)
pengehasilan dan kesejahteraan petani meningkat, 3) populasi OPT dan
kerusakan tanaman krn serangannya tetap berada pd aras yg secara
ekonomi tdk merugikan, 4) pengurangan resiko pencemaran lingkungan
akibat penggunaan pestisida.
Strategi PHT adalah memadukan secara kompatibel semua teknik atau
metode pengendalian OPT didasarkan pd asas ekologi dan ekonomi.
PHT adl sistem pengendalian OPT yg merupakan bagian dari sistem
pertanian berkelanjutan.
PHT UNTUK PENYAKIT TANAMAN

Kegiatan pengendalian penyakit pd tanaman berdasarkan prinsip


Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) dimulai dari masa pra-tanam
sampai panen, bahkan rekomendasi pengendalian pd beberapa
jenis tanaman juga menyangkut pascapanen.
Dalam pelaksanaan penegndalian pd setiap fase tumbuh tanaman,
dimulai dari analisa ekosistem, pengamatan panyakit, dan
pengambilan keputusan apakah akan dilakukan tindakan
pengendalian atau tidak.
Sebelum dilakukan tindakan pengendalian, pelu diadakan
pengamatan terhadap penyakit. Pada setiap fase pertumbuhan
tanaman, seharusnya telah diketahui penyakit apakah yg biasanya
mengganggu tanaman. Hal demikian ini agar memudahkan dalam
melakukan monitoring penyakitnya.
Penggunaan fungisida hanya bila diperlukan.
AGROFORESTRI
Agroforestri sistem pengelolaan lahan berkelanjutan dan mampu
meningkatkan produksi lahan secara keseluruhan, merupakan kombinasi
produksi tanaman pertanian (termasuk tanaman tahunan) dengan
tanaman hutan dan atau hewan/ternak, baik secara bersama atau bergilir,
dilaksanakan pada suatu bidang lahan.

Komponen-komponen yang terdapat dalam agroforestri adalah :


- penggunaan lahan
- penerapan teknologi
- komponen tanaman semusim, tan tahunan dan atau ternak.
- waktu bisa bersamaan atau bergiliran dalam periode tertentu.
- ada interaksi ekologi, sosial dan ekonomi.
SASARAN DAN TUJUAN AGROFORESTRI
Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Diharapkan dapat membantu mengoptimalkan hasil suatu bentuk
penggunaan lahan secara berkelanjutan.
Diharapkan lebih banyak memanfaatkan tenaga atau sumberdaya sendiri
(internal).
Meningkatkan daya dukung pedesaan.
Menjamin dan memperbaiki kebutuhan bahan pangan.
Memperbaiki penyediaan energi lokal, khususnya produksi kayu bakar.
Meningkatkan, memperbaiki secara kualitatif dan diversifikasi produksi
bahan mentah kehutanan maupun pertanian.
Memperbaiki kualitas hidup daerah pedesaan.
Memelihara dan bila mungkin memperbaiki kemampuan produksi dan jasa
lingkungan setempat.
KEUNGGULAN AGROFORESTRI DIBANDINGKAN SISTEM
PENGGUNAAN LAHAN LAINNYA :

1. Produktivitas total sistem campuran dlm agroforestri lebih tinggi


dibandingkan pd monokultur karena beragam dan sepanjang
tahun.
2. Diversitas yg tinggi baik dari segi produk maupun jasa. Dari segi
ekonomi dapat mengurangi resiko kerugian akibat fluktuasi harga
pasar, dan dari segi ekologi dpt menghindari kegagalan panen
sebagaimana tjd pada budidaya tunggal.
3. Kemandirian : Diversifikasi yg tinggi diharapkan mampu memenuhi
kebutuhan pokok masyarakat, dan petani kecil dan sekaligus
melepaskannya dari ketergantungan terhadap produk-produk luar.
4. Stabilitas : Praktek agroforestri yg memiliki diversitas dan
produktivitas yg optimal mampu memberikan hasil yang seimbang
sepanjang pengusahaan lahan, shg dapat menjamin stabilitas
(kesinambungan) pendapatan petani.
MENGAPA AGROFORESTRI PERLU MENDAPAT
PERHATIAN

1. Agroforestri merupakan salah satu model pertanian berkelanjutan


tepat guna, sesuai dengan keadaan petani.
2. Agroforestri mempunyai fungsi ekonomi penting bagi masyarakat
setempat.
3. Keunikan agroforestri adalah bertumpu pd keragaman struktur dan
unsur-unsurnya, tdk terkonsentrasi pada satu spesies saja.
4. Agroforestri merupakan model peralihan dari perladangan
berpindah ke pertanian menetap yg berhasil, murah,
menguntungkan dan lestari.
5. Agroforestri memainkan peranan penting dalam pelestarian
sumberdaya hutan baik nabati maupun hewani.
FUNGSI DAN PERAN AGROFORESTRI
Fungsi agroforestri kemampuannya untuk menjaga
dan mempertahankan kelestarian sumberdaya alam dan
lingkungan, khususnya terhadap kesesuain lahan.

Beberapa dampak positif sistem agroforestri adalah :


1. memelihara sifat fisik dan kesuburan tanah
2. mempertahankan fungsi hidrologi kawasan
3. mempertahankan cadangan karbon
4. mengurangi emisi gas rumah kaca
5. mempertahankan KEHATI
6. aspek sosial budaya
Berbagai bentuk usahatani yang termasuk dalam
agroforestry:
1) Kebun pekarangan yaitu kebun campuran yang
terdiri atas campuran yang tidak teratur antara
tanaman tahunan yang menghasilkan buah-
buahan,kayu serta tanaman semusim yang
terletak disekitar rumah selain itu terdapat
tanaman lain seperti tanaman obat dan mungkin
rempah
2) Talun-kebun : banyak terdapat di jawa barat yaitu sistem
wanatani tradisional dimana pada sebidang tanah ditanami
macam tanaman yang diatur secara spatial dan urutan
temporal contoh pada lahan tsb yang dominan adalah
tanaman tahunan spt bambu, nangka, kopi, mangga dsb ttp
diantara tanaman tahunan tdpt tanaman rendah atau
tanaman semusim spt ubi jalar, uwi, tales,kacang tanah dsb.

Setelah 5 15 th talun dibuka dan dijadikan kebun


misalnya utk kebun tembakau, cabai, bawang merah dsb
3) Mamar adalah suatu bentuk wanatani yang
telah dikembangkan oleh masyarakat adat di pulau
timor.
Yaitu suatu bentang lahan disekitar sumber air
debit cukup besar yang pada awalnya mrpkan
hutan sirih dan pinang kemudian dikembangkan
menjadi 4 zona : zona aibun (pemali), zona kopa
(tan tahunan), zona tan semusim dan zona ternak
4). Tumpangsari tanaman hutan dengan tanaman lain
dimana tanaman hutan diambil kayunya sedang
tanaman lain dapat berupa tanaman musim atau yang
lain yang dpt menghasilkan setiap periode tertentu.

5). Sistem ladang (shifting cultivation) suatu bentuk


pertanian- hutan sederhana : hutan dibuka kemudian
ditanami tanaman semusim dan setelah 2 atau 3 tahun
lahan tsb dibiarkan untuk dijadikan hutan kembali
6. Rumput hutan (silvopasture) : suatu bentuk usaha tani
campuran antara kehutanan dan peternakan spt dibawah
pohon pinus/damar ditanami rumput utk pakan ternak, ttp tdk
ada tempat utk menggembala ternak

7). Pertanaman lorong (alleycropping) : yaitu menanam


tanaman semusim di lorong/gang yang ada diantara barisan
tanaman tahunan atau tanaman pagar
Keuntungan sistem budidaya lorong :
Sumber pupuk hijau atau mulsa bagi tanaman semusim,shg
menambah unsur hara dlm tanah
Menciptakan keadaan yang baik bagi perkembangan jasad
makro dan mikro dalam tanah
Pada lahan yang berlereng jika ditanam menurut kontur dapat
mencegah terjadinya erosi
Dapat sebagai sumber kayu bakar bagi petani
Dapat merupakan sumber makanan ternak
Jika ditanam jenis leguminosa sbg tanaman pagar hasil
pangkasan dpt menjadi sumber nitrogen bagi tanaman
semusim
Intensifikasi pekarangan (ILP) :

Kebun pekarangan biasanya merupakan kebun campuran


yang ditanami berbagai macam tanaman baik tanaman
tahunan atau tanaman semusim dengan letak yang tidak
beraturan sehingga penggunaan lahan tidak optimal krn
tidak ada perencanaan dalam budidayanya oleh karena itu
perlu usaha agar penggunaan lahan dpt optimal dan
mendatangkan pendapatan petani yang lebih baik.
Beberapa cara yang dpat di lakukan untuk meningkatkan
penggunaan lahan/intensifikasi
Perencanaan dalam penataan pekarangan
Penempatan jenis tanaman /pengaturan
tataletak tanaman
Penempatan hewan ternak / ikan
Model kandang atau kolam
Penanganan limbah baik limbah tanaman
atau limbah dari ternak.
Overview Sistem Pertanian
Terpadu dan Manajemen Limbah
Alternatif Cara integrasi Ternak-Tanaman
Contoh Daur Ulang dan Pemanfaatan Limbah Ternak
Model Pertanian Terpadu Polikultur
Contoh Model Pertanian Terpadu Ternak-Ikan
Contoh Model Pertanian Terpadu Ternak-Ikan dan
Sistem Manajemen Limbah
SUBSIDI DALAM SISTEM PERTANIAN

KEBIJAKAN HARGA DASAR BERAS DISATU PIHAK MEMPUNYAI


PENGARUH POSITIP PADA PEREKONOMIAN (KEBIJAKAN DALAM
SWASEMBADA BERAS) TETAPI DISISI LAIN BAHWA PETANI TIDAK DAPAT
MEMILIKI POSISI TAWAR THD PRODUKNYA. DIMANA INDEK HARGA
SELALU TETAP SEDANG DISISI LAIN BIAYA PRODUKSI SEMAKIN MAHAL
AKIBATNYA SECARA RASIONAL PETANI UNTUK MENERUSKAN UNTUK
PADA USAHA TANI TANAMAN POKOK (PADI) DAN BERALIH KE USAHA
TANI YANG LAIN YANG MEMILIKI NILAI TUKAR YANG LEBIH TINGGI. SHG
MENIMBULKAN PERMASALAHAN PADA PEMERINTAH DALAM
MENCUKUPI KEBUTUHAN POKOK MASY.
SHG DIPERLUKAN ADANYA CAMPUR TANGAN PEMERINTAH YAITU
PEMBERIAN BANTUAN KEPADA PETANI BERUPA SUBSIDI KEPADA
PETANI.
SUBSIDI YANG DIBERIKAN TERNYATA MEMBERIKAN BANYAK MANFAAT
DAN MASALAH TERHADAP PETANI A.L. :
Kesimpulan

Tidak ada keraguan mengenai manfaat dari Sistem Pertanian


Terpadu baik bagi petani, lingkungan maupun negara
Sistem Pertanian Terpadu merupakan strategi terbaik mengatasi
kelangkaan sumberdaya pertanian baik modal, pupuk, pestisida
untuk meningkatkan produksi agar dapat mencukupi kebutuhan
pangan yang terus meningkat.
Dengan Pertanian terpadu, hampir semua aktivitas pertanian secara
ekonomi dapat menguntungkan dan secara ekologi berkelanjutan
Dengan Sitem Pertanian Terpadu dapat menjawab tuntutan
kosnumen yang sadar mengenai pentingnya kelstarian lingkungan,
kesehatan dan keamanan pangan, dan kesejahteraan tenaga kerja
Pengabaian konsep sistem pertanian terpadu, baik karena
kedunguan atau karena prasangka bodoh akan menyebabkan
kebanyaka petani tetap miskin dan kehilangan semua manfaat yang
semestinya diperoleh dari sumberdaya alam yang sebenarnya lebih
dari cukup untuk memenuhi hak-hak sasai mereka.
Sumber Rujukan
Rodrguez LJ, Preston TR, and Lai NV. 1998. Integrated farming systems
for efficient use of local resources. Proceedings of the Internet Conference
on Integrated Bio-Systems. (Eng LF & Senta TD eds)
http://www.ias.unu.edu/proceedings/icibs. akses 10 October 2007
A Primer on Integrated Farming Systems. OneVillage Foundation USA
Sustainable Communities/ZERI-NM. 2004. Integrated Farming System.
Salikin, A. K. 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Kanisius. Jogyakarta
Tokrishna, R. INTEGRATED LIVESTOCK-FISH FARMING SYSTEMS IN
THAILAND. FAO
Saputra, RHU. 2002. PERTANIAN TERPADU SEBAGAI PILAR
KEBANGKITAN BANGSA INDONESIA.
K.P. Singh. Integrated Farming Systems for Smallholders in India Models
and Issues for Semi-arid Tropical Conditions
(http://conference.ifas.ufl.edu/ifsa/papers/A/d4.doc). Acces October 10,
2007
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai