Anda di halaman 1dari 20

Pemanfaatan Limbah Hasil Perikanan

NUGGET IKAN NILA


Nama kelompok :
1. Fitri Umrotul S 26030114120015
2. Fadli Rahman 26030115130058
3. Arief Andika D 26030115130076
4. Endah Saivira M 26030115140050
5. Retno Kusumasuci 26030115140067
NUGGET IKAN NILA
Menurut Tanoto (1994), nugget adalah suatu bentuk produk daging giling
yang dibumbui, kemudian diselimuti oleh perekat tepung (batter),
pelumuran tepung roti (breading), dan digoreng setengah matang lalu
dibekukan untuk mempertahankan mutunya selama penyimpanan.
Nugget termasuk ke dalam salah satu bentuk produk makanan beku siap
saji, suatu produk yang telah mengalami pemanasan sampai setengah
matang kemudian dibekukan. Produk beku siap saji ini memerlukan waktu
pemanasan akhir yang cukup singkat untuk siap disajikan karena produk
tinggal dipanaskan hingga matang.

Nugget dibuat dari daging (65%) dengan penambahan pati (10 %), bahan
pengisi seperti roti tawar, susu (15%) dan bumbu-bumbu seperti garam,
bawang bombay, bawang putih, merica (10%).
Proses Pembuatan Nugget Ikan Nila

2. Daging ikan digiling


1. Ikan segar dibersihkan 3. Adonan dicetak ke
kemudian dicampur dengan
dari kepala, tulang, sisik, isi dalam cetakan dan ditutup
bahan tambahan (tepung
perut, ekor dan dicuci dengan aluminium foil
tapioka, air dan bumbu)
bersih kemudian dikukus
dan diaduk hingga rata

4. Nugget didinginkan dan


diiris kemudian dilumuri 5. Nugget siap digoreng
putih telur dan digulirkan atau dibekukan
pada tepung roti.
Limbah
tulang,
kepala,
sirip

Limbah Pemanfaatan Limbah


Limbah
Sisik dan Nugget Ikan Jeroan
Kulit Ikan Nila Ikan

Limbah Air
Cucian
Limbah tulang,
kepala dan sirip ikan
Tepung Ikan
Tulang ikan nila

Rebus selama 2 jam

Keringkan selama
10 jam

Digiling

Diayak
Kolagen
Tulang ikan nila

Rebus selama 30 menit

Keringkan dan size reduction 3-5 cm

Renda dalam larutan HCL 4% selama 96 jam

Cuci dengan air destilasi

Keringkan dan hancurkan


Gelatin
Rebus selama 30
Tulang ikan nila Pengeringan
menit

Ekstraksi dengan Dicuci dengan air Rendam dalam HCl


aquades selama 6 mengalir 5% selama 4 hari
jam

Pengeringan dengan
Penyaringan Penggilingan
oven
Snack Tulang Ikan
Tepung tulang ikan

Campur dengan tepung terigu, bumbu penyedap, air es lalu


aduk hingga kalis

Gulung adonan dan cetak hingga berbentuk stik

Goreng hingga kecoklatan


Pakan
Tepung tulang ikan
nila

Campur dengan
dedak halus dan air

Dicetak dengan
mesin pencetak

Dikeringkan

Diayak
Limbah sisik dan kulit ikan nila

SISIK IKAN KULIT IKAN

Kolagen Gelatin
Lem
Metode
Lem
Ikan
Limbah jeroan ikan

SILASE

FISH OIL

BEKASANG

KECAP IKAN

ISINGLASS

PUPUK ORGANIK
Limbah Air Cucian Ikan
Terdapat : Protein Larut Air & Mineral

1. Dapat mempengaruhi laju pertumbuhan


tanaman

Penyiraman dengan menggunakan air cucian ikan


harus pada takaran tertentu. Jika air cucian ikan yang
digunakan terlalu banyak justru akan membuat tanaman
membusuk dan mati karena kemampuan peguapan
tanaman tidak mencukupi.
Air ikan yang baik digunakan harus diendapkan atau
didiamkan terlebih dahulu selama 2-3 jam hingga
kotoran yang ada mengendap
No Objek Jumlah daun pada minggu ke-
I II III IV
1 Mawar 1 18 15 27 45
2 Mawar 2 13 6 18 37
3 Mawar 3 14 12 19 29
4 Mawar 4 15 12 18 27

Dari percobaan yang dilakukan selama 3 minggu, diperoleh data sebagai


berikut:
Tabel Pertumbuhan daun pada tanaman
Keterangan :
Mawar 1 dan 2 disiram dengan air bekas cucian ikan
Mawar 3 dan 4 disiram dengan air biasa

Air bekas cucian ikan dapat mempengaruhi laju


pertumbuhan tanaman karena pada air cucian ikan
terdapat sisa dari kotoran atau isi perut ikan sehingga akan
menjadi makanan bagi bakteri pengurai dan juga memiliki
mineral lain seperti kalsium, fosfor, kalium, nitrogen, hidrogen,
dan oksigen yang lebih banyak dibandingkan dengan air biasa.
Dengan banyaknya bakteri pengurai maka tanah akan subur
2. Dapat dibuat menjadi produk petis ikan
3. Food Additive (BTP/ Bahan Tambahan Pangan)

Pengertian dari Food Additive atau Bahan Tambahan Pangan


(BTP) adalah bahan/campuran bahan yang secara sengaja ditambahkan
ke dalam makanan, yang biasanya digunakan untuk mempengaruhi sifat
atau bentuk pangan, juga mengubah sifat-sifat makanan seperti bentuk,
tekstur, warna, rasa, kekentalan, aroma, untuk mengawetkan atau
mempermudah proses pengolahan. Bahan Tambahan Pangan ini tidak
dikonsumsi langsung sebagai makanan dan tidak merupakan bahan baku
pangan. Jenis Bahan Tambahan Pangan antara lain bahan pewarna,
pemanis buatan, pengawet, penyedap rasa, pemutih, pengental dll.

Anda mungkin juga menyukai