KEGAWATDARURATAN MATARNAL
NEONATAL
KELOMPOK 3:
Elis Lismayanti
Malida Septian D
Rini Sunarti
Titin Maryati
Komponen Tanda Bahaya
Pelayanan
No Kasus Puskesmas NON-
Bidan di Desa/BPS Puskesmas PONED
PONED
1 HPP Shock/ Kolaborasi bidan Diagnostik Diagnostik
Syok Diagnostik pasang Pasang infus 2 jalur Pasang 2 jalur IV
infus 2 jalur (Ringer (Ringer Laktat atau Uterotonika oksitosin
Laktat atau garam garam fisiologis) 1 20 IU dalam 500 cc
fisiologis) 1 liter liter dalam 15-20 RL
dalam 15-20 menit menit Tatalaksana sesuai
Bebaskan jalan Uterotonika oksitosin kasus (atonia uteri,
nafas dengan 10 IU IM robekan jalan lahir,
pembersihan Bebaskan jalan nafas retensio plasenta, sisa
material penyumbat dengan pembersihan plasenta)
Persiapan donor material penyumbatan Persiapan rujukan
Persiapan rujukan Beri oksigen
Persiapan rujukan
2 Eklampsi Identifikasi Diagnosis klinik Diagnosis klinik
/ PEB tanda bahaya, Dosis awal MgSO4 (40%) 4 gr Dosis awal MgSO4 (40%) 4 gr IV 5
TD> kolaborasi IV 5 menit menit
140/90 bidan Lanjutkan dengan 6 gr dalam Lanjutkan dengan 6 gr dalam 15 cc
MgSO4 15 cc RL Acetat 15 menit RL Acetat 15 menit kejang beri 2 gr
(40%) 4 gr kejang beri 2 gr selama 5 menit selama 5 menit
IV 5 menit Nifedipin jika TD 140/90 Nifedipin jika TD 140/90 mmHg 5-
mmHg 5-10 mg bisa diulang 10 mg bisa diulang 8x/24 jam
8x/24 jam Pasang infus RL dengan jarum
Pasang infus RL dengan jarum ukuran 16 atau lebih maintenance
ukuran 16 atau lebih MgSO4 1 gr selama 24 jam
maintenance MgSO4 1 gr Rujuk bila memburuk. Pasang
selama 24 jam peralatan penanganan kejang goodel,
Pasang peralatan penanganan penghisap lendir, masker O2 4-6
kejang goodel, penghisap liter/menit
lendir, masker O2 4-6
liter/menit
3 Maternal Identifikasi Diagnisis kerja Diagnisis kerja
sepsis tanda bahaya Hidrasi IV Hidrasi IV
Kolabirasi Antibiotika lini pertama : Antibiotika lini pertama : Ampisilin 2
bidan Ampisilin 2 gr + Gentamicyn gr IV setiap 6 jam + Gentamicyn 5
Rujuk 80 mg dan metronidazole 500 mg/kg BB IV tiap 24 jam +
mg IV metronidazole 500 mg IV tiap 8 jam
Rujuk Tindakan sesuai cause
Stabilisasi Komplikasi Neonatal
Pelayanan
No Kasus
Bidan di Desa/BPS Puskesmas NON-PONED Puskesmas PONED
1 Asfiksia Setelah penatalaksanaan bayi baru Setelah manajemen bayi baru Setelah resusitasi neonatus (tahapan
lahir dengan asfiksia. VTP 3-5X30 lahir dengan asfiksia. VTP 30 resusitasi acuan PONED)
detik. Bayi masih merintih/belum detik. Bayi masih
nafas spontan rujuk sambil VTP. merintih/belum nafas spontan
Bila sudah 3 menit, tidak bernafas rujuk sambil VTP.
spontan/denyut jantung (gagal Bila sudah 3 menit, tidak
resusitasi) bernafas spontan/denyut
Rujuk antepartum terbaik jantung (gagal resusitasi)
Rujuk antepartum terbaik
2 Sepsis Identifikasi oleh keluarga/bidan Penegakan diagnosis sepsis dan Penegakan diagnosis dan pemberian
berdasarkan hasil pemeriksaan berikan antibiotik IM sesuai berat antibiotika lini pertama sesuai buku
neonatus (buku KIA hal 49 dan badan (buku saku pelayan acuan PONED.
MTBM) kesehatan neonatus hal 40) Jika ada komplikasi rujuk ke rumah
sakit setelah keadaan stabil
3 BBLR/ Identifikasi oleh keluarga/bidan Pemeriksaan status neonatus dan Pemeriksaan status neonatus, jaga
Prematur berdasarkan tanda-tanda fisik dan perawatan esensial neonatus dan kehangatan, jaga jalan nafas tetap
hasil timbangan SEGERA dirujuk rujuk dengan tetap bersih dan terbuka, kelola gangguan
setelah dilakukan perawatan esensial mempertahankan kehangatan nafas (jika ada), hentikan kejang
neonatus dan rujuk dengan tetap tubuh BBLR/prematur dengan dengan anti konvulsan jika ada,
mempertahankan kehangatan tubuh metode kangguru pasang jalur IV berikan cairan serta
BBLR/prematur dengan metode kelola sesuai dengan kondisi spesifik
kangguru atau komplikasinya (Acuan PONED)
Komponen Konseling
Dalam melakukan konseling, petugas kesehatan harus memperhatikan hal berikut:
Bertindak sebagai pendengar yang baik akan diperoleh Informasi yang sebanyak-
banyaknya, menghindarkan petugas kesehatan dari kesalahan, klien merasa
diperhatikan.
Teknik sederhana berkomunikasi efektif dengan mengulangi dan mempertegas
informasi yang disampaikan klien, mengajukan pertanyaan kepada klien.
Agar dapat memberikan kepuasan pada klien dalam melakukan
konseling/komunikasi interpersonal petugas harus memberikan salam dengan
ramah, tunjukan senyum yang tulus, sapa klien, tunjukkan kesediaan untuk
membantu, bertindak sesuai dengan apa yang dikatakan, berikan bantuan dengan
bersikap hati-hati, jika dalam tindakan rujukan maka berikan rasa aman dan
nyaman
Tandatangani inform consent.
Komponen Tenaga Pengantar
Tenaga pengantar harus memiliki kompetensi sebagai berikut:
Komponen Transportasi
1. Pemanfaatan ambulans 24 jam Puskesmas atau Rumah Sakit
Jadwal supir dan kendaraan perlu dibuat setiap bulan baik di
tingkat Rumah Sakit maupun Puskesmas
Ketersediaan bahan bakar telah disediakan oleh Puskesmas/RS.
Biaya sesuai PERDA yang ada
2. P4K dengan ambulans desa
Program ini perlu dilaksanakan mengingat letak geografi yang
mungkin sulit dan memakan waktu yang cukup lama untuk mencapai
fasilitas pelayanan yang dituju sehingga tidak dapat mengandalkan
ambulan yang ada di puskesmas maupun di rumah sakit
Komponen Peralatan dan Obat
Peralatan dan obat ini harus selalu disediakan dan siap 24 jam di
tempat layanan khususnya di UGD baik Puskesmas PONED
maupun Puskesmas Perawatan serta Poskesdes/BPS untuk akan
mendukung kecepatan penanganan rujukan kasus
kegawatdaruratan maternal dan neonatal
Peralatan dan obat yang perlu dibawa pada saat tenaga kesehatan
mengantar kasus kegawatdaruratan maternal atau neonatal
Peralatan dan obat