Definisi CBA a series of mathematical calculations that provide an estimate of the potential value of undertaking a given course of action such as instituting a new program or revising an old one (Sorkin) serangkaian perhitungan matematika yang memberikan perkiraan nilai potensial suatu tindakan, apakah akan menggunakan program baru atau merevisi yg lama. CBA = Cost Benefit Analysis Membandingkan seluruh BIAYA/COST dengan MANFAAT/BENEFIT dari suatu program. Apabila hasil >1 artinya program bermanfaat. BIAYA/COST : Keseluruhan biaya yang dikeluarkan termasuk rencana pengeluaran yang ada di dalam anggaran. MANFAAT/BENEFIT : Apa yang bisa diperoleh setelah kerugian dimasa akan datang bisa diatasi dengan implementasi program yang telah direncanakan Dalam CBA, manfaat diukur dalam bentuk nilai BIAYA (UANG). Teori CBA Biaya Vs Saving Menghitung dengan mengkombinasikan antara cost dan output Pendekatan dengan Cost of ilness (Biaya langsung dan tidak langsung) Mencoba mengkonversikan kesehatan ke dalam nilai moneter Sampel 1 Topik : Cost Benefit Analysis (CBA) Dalam Pengadaan Alat CT - Scan Dengan Pembelian Tunai Dibandingkan Sistem KSO Di RS. Siti Khodijah Sepanjang Apa yg dibandingkan : Pembelian alat ct-scan dengan metode tunai atau dengan sistem KSO (kerjasama operasional Perhitungan Pembelian Tunai KSO PV Cost Rp Rp 852.842.951,08 3.415.342.951,08 PV Benefit Rp Rp. 2.897.358.139,66 1.448.679,069,83 Rasio B/C 0,85 1,70 Nett Present Value (-) Rp (+) Rp (NPV) 517.948.811,42 595.836.118,75. Kesimpulan Rasio B/C pengadaan alat CT-Scan dengan sistem KSO lebih besar daripada pengadaan alat CT-Scan dengan pembelian tunai. Dengan demikian rekomendasi yang diberikan kepada RS Siti Khodijah Sepanjang yaitu pengadaan alat CT-Scan melalui sistem KSO lebih baik dari pembelian tunai. Sample 2 Topik : Efektivitas penurunan jumlah angka kuman alat makan dan efisensi biaya yang digunakan pada metode pencucian alat di RS di Kota Surakarta Apa yg dibandingkan : Metode pencucian alat makan ((electronic dishwashing, tree compartement sink (TCS), dan metode sederhana)) dengan jumlah kuman yang terdapat pada alat makan. Alat makan yang diteliti berupa plato dan sendok yang terbuat dari stainless steel serta gelas yang terbuat dari kaca. Hal-hal yg mempengaruhi - Metode Pencucian - Tingkat pengetahuan pencuci - Tenaga pengambil sampel - Rentang waktu - Jarak tempuh - Sumber air Tabel 1. Penurunan Angka Kuman Jumlah Angka kuman Penurunan Aangka Kuman (koloni/cm3) (koloni/cm3) Alat makan Sebelum Sesudah Angka penurunan % pencucian pencucian electronic dishwashing
Biaya modal Rp 1.334.000,- Rp 46.000,- Rp 30.000,-
Biaya reccurent Rp 5.700.000,- Rp 4.365.000,- Rp 625.000,-
Total Biaya (A) Rp 7.034.000,- Rp 4.411.000,- Rp 657.000,-
Jmlh alat makan
72.000 54.000 9.000 dalam sebulan (B) Biaya pencucian tiap alat makan Rp 97,60 Rp 82,00 Rp 73,00 (A/B) Kesimpulan Diantara ketiga metode pencucian alat makan, metode TCS yang paling efektif dalam menurunkan jumlah angka kuman dan paling efesien terhadap biaya yang digunakan untuk menurunkan jumlah angka kuman tersebut Definisi CEA economic evaluation with the outcome measured in health units (Wonderling) Mengkonversikan Rp Health Benefit Cost Effectiveness Analysis Suatu alat yang dipergunakan dalam operational research / penelitian operasional untuk membantu pengmbil keputusan dalam menilai dan membandingkan biaya dan efektifitas dari berbagai alternatif untuk mencapai tujuan. teknik identifikasi suatu kegiatan yang paling efektif dengan sumber daya yang terbatas. cara memilih dan menilai program yang terbaik bila beberapa program yang berbeda dengan tujuan sama tersedia untuk dipilih. analisa ekonomi program kesehatan identifikasi biaya yang efektif dr beberapa strategi pencegahan mulai dari pengaturan hingga menghasilkan efek. Sampel 1 Judul : COST EFFECTIVENESS ANALYSIS OPERASI KATARAK ANTARA FAKOEMULSIFIKASI DENGAN EKSTRAKSI KATARAK EKSTRA KAPSULAR DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI OLEH: ENI DWIJAYANTI 2010 Yang dibandingkan : Membandingkan alternatif teknik operasi katarak antara fakoemulsifikasi dengan EKEK di Rumah Sakit yang lebih cost effective. Dengan memakai sampel :96 (derajat kepercayaan 95%) Perhitungan Dalam penelitian ini perhitungan bobot untuk mendapatkan satu indikator tunggal dilakukan dengan menggunaka EKEK Fako modifikasi metode bayes. Dilakukan perhitungan terhadap 96 pasien fako dan Biaya Rp. Rp. 3.369.549,24 4.419.756,17 96 pasien EKEK. Didapatkan total indeks Indek 2,27 3,20 komposit kelompok fako sebesar 307,61 komposit dan total indeks komposit kelompok EKEK Indikator sebesar 217,81. Sehubungan biaya yang keberhasilan ACERs Rp. Rp. didapat adalah biaya satuan, maka total 1.485.113,49 1.379.326,08 indeks komposit dibagi 96 pada masing- masing kelompok, sehingga didapatkan indeks ko,posit fako sebesar 3,20 dan indek komposit EKEK sebesar 2,27 Kesimpulan Dari perhitungan diatas diperoleh hasil yaitu dapat dikatakan bahwa ACER fako lebih kecil dibandingkan EKEK. Biaya operasi katarak pada kelompok fako sebesar Rp 4.419.756,17, lebih mahaldibandingkan kelompok EKEK yaitu sebesar Rp3.369.549,24 Sampel 2 Judul : COST EFFECTIVENESS ANALYSIS PENYELENGGARAAN MAKANAN SISTEM SWAKELOLA DAN OUTSOURCING DI KELAS PAVILIUN RSU JEND.A.YANI METRO LAMPUNG TAHUN 2008 OLEH: ERLA ANDRIANTI Yang di bandingkan : membandingkan nilai CER pada penyelenggaraan makanan sistem swakelola dan penyelenggaraan makanan sistem outsourcing berdasarkan jumlah porsi dan waktu rata-rata waktu per aktivitaspenyelenggaraan makanan Perhitungan Nilai CER No Komponen CEA Swakelola outsourcing
1 Berdasarkan jumlah 27.887 30.116 Swakelola <
porsi makanan outsourcing 2 Berdasarkan rata-rata 2.963.008 3.615.570 Swakelola < waktu merencanakan outsourcing 3 Berdasarkan rata-rata 2.154.915 2.812.110 Swakelola < waktu memesan outsourcing bahan 4 Berdasarkan rata-rata 2.154.915 2.300.817 Swakelola > waktu membeli bahan outsourcing 5 Berdasarkan rata-rata 2.370.406 2.530.899 Swakelola > waktu outsourcing Menerima bahan 6 Berdasarkan rata-rata 2.633.785 2.812.110 Swakelola < waktu membagi bahan outsourcing 7 Berdasarkan rata-rata 2.370.406 3.163.624 Swakelola < wktu distribusi outsourcing makanan Kesimpulan Perhitungan alokasi biaya pada kedua system pada penyelenggaraan makanan pasien kelas paviliun dilakukan dengan metode activity based costing (ABC), dengan hasil sebagai berikut: Pada system swakelola, total cost sebesar Rp 23.704.062,- dan unit cost sebesar Rp 27.877 Pada system outsourcing, total cost sebesar Rp 25.308.988, dan unit cost sebesar Rp 30.166 Terima Kasih