Anda di halaman 1dari 15

TEORI AKUNTANSI NORMATIF

DAN POSITIF
ANGGOTA KELOMPOK

Talitha Ambar Apsari (15.1.01.09462)


Julia Dini Mauludinia Kori Warindi (15.1.01.09465)
Rossa Bella Annida Tamarra (15.1.01.09741)
Adhitya Retu Wardana (15.1.01.09677)
PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI

Teori akuntansi adalah penalaran logis dalam bentuk seperangkat


prinsip-prinsip yang luas yang memberikan rerangka referensi umum
untuk mengevaluasi praktik akuntansi dan memberikan pedoman
dalam mengembangkan praktik dan prosedur akuntansi baru.
TEORI NORMATIF (PRESKRIPTIF)

Teori normatif menjelaskan bagaimana seharusnya akuntansi


dipraktikkan. Dengan kata lain, teori normatif berusaha untuk
membenarkan tentang apa yang seharusnya dipraktikkan. Misalnya,
pernyataan menyebutkan bahwa laporan keuangan seharusnya
didasarkan pada metode pengukuran aktiva tertentu. Teori normatif
hanya menyebutkan hipotesis tentang bagaimana akuntansi
seharusnya dipraktikkan, tanpa menguji hipotesis tersebut.
KONSENTRASI TEORI NORMATIF

Teori normatif diketahui lebih berkonsentrasi pada :


1. Penciptaan laba sesungguhnya (true income)
Teori ini lebih berkonsentrasi pada pengukuran tunggal yang benar untuk aktiva dan laba.
2. Pengambilan keputusan (decision usefulness)
Teori ini menganggap bahwa tujuan dasar akuntansi adalah untuk membantu proses
pengambilan keputusan dengan menyediakan data akuntansi yang relevan dan bermanfaat.Di
beberapa kasus, teori ini didasarkan pada konsep ekonomi tentang laba dan kemakmuran atau
konsep ekonomi pengambilan keputusan rasional. Konsep tersebut didasarkan pada
penyesuaian rekening karena pengaruh inflasi atau dari nilai pasar dari aktiva.
ANGGAPAN TEORI NORMATIF

Akuntansi seharusnya merupakan sistem pengukuran.


Laba dan nilai dapat diukur secara tepat.
Akuntansi keuangan bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi.
Pasar tidak efisien (dalam pengertian ekonomi).
Ada beberapa pengukur laba yang unik.
CONTOH TEORI NORMATIF

Ketika kita ingin mengetahui kapan sewaguna harus dikapitalisasi. Tentu


pertanyaan tersebut menghasilkan berbagai alternative jawaban. Dengan
menggunakan teori Akuntansi Normatif kita akan memilih yang paling tepat
seharusnya, menggunakan penalaran logis.
TEORI NORMATIF DI INDONESIA

Di Indonesia Teori Akuntansi Normatif dikenal dengan nama Praktik Akuntansi


Berterima Umum (PABU) atau GAAP. Salah satu bagian kecil dari PABU adalah SAK atau
standar akuntansi Keuangan. SAK yang ada sekarang dikeluarkan oleh IAI melalui suatu
organ yang kita kenal dengan Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK). Dewan ini
bertugas untuk menyusun draft standar akuntansi keuangan yang akan diberlakukan.
Draft tersebut terlebih dahulu didiskusikan dengan Dewan Konsultatif Standar
Akuntansi Keuangan (DKSAK) untuk kemudian dikeluarkan draft-nya. Bila telah
diperoleh masukan, dilakukan sosialisasi (public hearing) untuk memperoleh masukan
lebih banyak lagi dari masyarakat luas (pemakai laporan keuangan). Selanjutnya, bila
tidak ada masalah lagi, maka IAI akan mengesahkan standar tersebut dan diberlakukan
secara efektif.
Pada praktiknya teori normatif adalah pendapat subyektif (pribadi) maka sulit
untuk diterima begitu saja karena harus dapat diuji secara empiris supaya dapat
dikatakan sistem akuntansi yang dihasilkan sebagai sesuatu yang ideal.
TEORI AKUNTANSI POSITIF (PAT)

Prinsip dari teori akuntansi positif beranggapan bahwa tujuan dari teori
akuntansi bermaksud untuk memprediksi dan menjelaskan praktik akuntansi.
Teori akuntansi positif merupakan studi lanjutan dari teori akuntansi normatif
karena kegagalan dari teori normatif dalam menjabarkan fenomena praktik yang
terjadi secara real (nyata). Teori normatif merupakan pendapat subyektif
(pribadi) sehingga tidak dapat diterima secara mentah, harus dapat diuji secara
empiris supaya memiliki dasar teori yang kuat.
HIPOTESIS TEORI POSITIF (WATTS & ZIMMERMAN)
1. Hipotesis Rencana Bonus (Bonus Plan Hypothesis)
Manajer perusahaan cenderung lebih menyukai metode yang dapat meningkatkan laba periode berjalan
dengan bonus tertentu. Pilihan diharapkan dapat meningkatkan nilai bonus yang akan diterima tidak dapat
menyesuaikan dengan metode yang dipilih.
2. Hipotesis hutang atau ekuitas (Debt/Equity Hypothesis)
Semakin tinggi rasio ekuitas atau hutang perusahaan maka makin besar para manajer untuk memilih
metode akuntansi yang data efektif untuk menaikkan laba. Semakin tinggi rasio hutang dan ekuitas akan
mendekatkan perusahaan dengan batas perjanjian atau peraturan kredit dan makin besar kemungkinan
penyimpangan prjanjian kredit dan pengeluaran biaya.
3. Hipotesis Cost Politik (Political Cost Hypothesis)
Hipotesis ini didasari asumsi bahwa sangat mahalnya nilai informasi bagi individu untuk menentukan
kondisi laba akuntansi apakah betul-betul menunjukkan monopoli laba.
CONTOH TEORI POSITIF

Salah satu contoh dalam penggunaan teori positif adalah hipotesa mengenai
program pemberian bonus. Hipotesa ini menunjukkan bahwa manajemen yang
remunerasinya didasarkan pada bonus, akan berusaha memaksimalisasi
bonusnya melalui penggunaan metode akuntansi yang dapat menaikkan laba
dan pada akhirnya memperbesar bonus. Teori ini akan dapat menjelaskan atau
memprediksi prilaku manajemen dalam hal program pemberian bonus.

Atau contoh mudah teori positif adalah creative accounting.


PERBEDAAN NORMATIF DAN POSITIF

Aspek Sasaran Teori Teori Positif Teori Normatif


Unsur pembeda Masalah fakta Masalah Nilai
Sasaran pemaparan Positif Normatif
Bentuk pernyataan Is Ought/should
Bentuk pertimbangan Facts Values
Dasar penyimpulan Objective Subjective
Nada Pernyataan Descriptive Prescriptive
Metode pengujian validasi Science Art
Kriteria penerimaan teori True/false Good/bad
HUBUNGAN TEORI POSITIF DAN NORMATIF

Teori akuntansi positif pada dasarnya merupakan alat untuk menguji secara
empirik asumsi-asumsi yang dibuat oleh teori akuntansi normatif. Karena teori
normatif pada dasarnya merupakan pendapat pribadi yang subyektif yang tidak
dapat diterima begitu saja dalam menentukan keputusan. Oleh sebab itu
dibutuhkan pengembangan teori akuntansi yang sekarang disebut teori
akuntansi positif yang bertujuan untuk menguji teori akuntansi normatif secara
empiris agar memiliki dasar teori yang kuat.

Anda mungkin juga menyukai