LISA PURNAMA (P2A817011) WELY APRILIYANTI (P2A817006) Definisi Polimer
Polimer merupakan makromolekul. Makromolekul adalah
molekul besar yang dibangun oleh pengulangan kesatuan kimia yang kecil dan sederhana atau disebut monomer. Molekul-molekul polimer umumnya mempunyai massa molekul yang sangat besar, seperti polimer poli feniletena mempunyai harga rata-rata massa molekul mendekati 300.000. Molekul-molekul polimer seringkali digambarkan sebagai molekul rantai atau rantai polimer. Panjang rantai molekul dinyatakan dalam derajat polimerisasi.Polimer (polymer) berasal dari dua kata, yaitu poly (banyak) dan meros (bagian – bagian). Karakteristik Polimer
Densitas yang rendah, dibandingkan dengan
logam dan keramik. Rasio kekuatan terhadap berat (strength to weight) yang baik untuk beberapa jenis polimer. Ketahanan korosi yang tinggi. Konduktivitas listrik dan panas yang rendah. Elastomer
Elastomer adalah salah satu jenis polimer yang memiliki
perilaku khas yaitu memiliki daerah elastis non-linear yag sangat besar. Perilaku tersebut ada kaitannya dengan struktur molekul karet yang memiliki ikatan silang (cross link) antar rantai molekul. Ikatan silang ini berfungsi sebagai ‘pengingat bentuk’ (shape memory) sehingga karet dapat kembali ke bentuk dan dimensi asalnya pada saat mengalami deformasi dalam jumlah yang sangat besar (hingga 800%). Gambar.1 Elastomer Pada Karet Sintetis Bahan elastomer dapat diklasifikasikan menjadi: •Elastomer termoset - adalah bahan elastomer yang tidak meleleh saat dipanaskan. •Elastomer termoplastik - adalah elastomer yang meleleh saat dipanaskan.
Gambar 2. Thermoplastik. Elastomer dan Thermoset
Elastomer Termoplastik
Polimer termoplastik adalah polimer yang mempunyai sifat tidak tahan
terhadap panas. Jika polimer jenis ini dipanaskan, maka akan menjadi lunak dan didinginkan akan mengeras. Proses tersebut dapat terjadi berulang kali, sehingga dapat dibentuk ulang dalam berbagai bentuk melalui cetakan yang berbeda untuk mendapatkan produk polimer yang baru.
Gambar 3. Elastomer Termoplastik
Termoplastik elastomer (TPE) adalah suatu campuran atau senyawa polimer yang merupakan gabungan dari sifat- sifat proses termoplastik dengan tampilan fungsi elastomer konvensional, pada temperature lelehnya menunjukkan karakter termoplastik yang memungkinkan untuk dibentuk kembali menjadi barang jadi, dalam skala suhu selama proses pembuatan memiliki perilaku elastomer tanpa ikat silang. Pembuatannya dapat dilakukan pada fase leleh maupun fase emulsi. Karakeristik Elastomer Termoplastik Polimer termoplastik memiliki sifat – sifat khusus sebagai berikut : Berat molekul kecil Tidak tahan terhadap panas Jika dipanaskan akan melunak Jika didinginkan akan mengeras Mudah untuk diregangkan Fleksibel Titik leleh rendah Dapat dibentuk ulang (daur ulang) Mudah larut dalam pelarut yang sesuai Memiliki struktur molekul linear/bercabang. Macam-Macam Bahan Dari Jenis Elastomer Termoplastik Karet Alam / Lateks Polietilen Polipropilen Polistiren Polimetil Metaklirat Polivinil Asetat (PVA), Polivinil Alkohol Nitrouselulosa (seluloid) polifenilen Oksida (PPO) Polikarbonat Aromatic 1. Karet Alam / Lateks Lateks pekat karet alam adalah bahan yang berasal dari hasil perkebunan karet yang disadap diambil getahnya mempunyai kadar karet 25-29%. Adapun rumus kimia poliisoprena sebagai komponen utama lateks adalah sebagai berikut :
Gambar 4. Poliisoprena 2. Polietilen Polietilen dibuat dengan jalan polimerisasi gas etilen, yang dapat diperoleh dengan memberi hydrogen gas petroleum pada pemecahan minyak (nafta), gas alam atau asetilaen.
Gambar 5. Etena dan polietilen
3. Polipropilen Bahan baku polipropilen diperoleh dengan menguraikan petroleum (nafta) dengan metode yang sama dengan etilen.
Gambar 6. Propilena dan Polipropilena
4. Polistiren Homopolimer polystyrena dibuat dengan cara polimerisasi bulk atau suspensi dari monomer stirena.
Gambar 7. Struktur Kimia Polystyrena.
5. Polimetil Metaklirat Polistiren dengan kekerasan permukaan yang dimodifikasikan dapat menggantikan gelas sebagai lensa optic.
Gambar 8 . metil metakrilat dan polimetil metakrilat
6. Polivinil Asetat (PVA), Polivinil Alkohol Polivinil asetat mempunyai gugus asetat yang besar dalam rantai samping dan tidak pernahmengkristal.
Gambar 9 . vinil asetat dan polivinil asetat
7. Nitrouselulosa (seluloid) Nitroselulosa adalah resin yang telah lama dikenal dengan mencampurkan nitroselulosa, kamper, alcohol dan zat pewarna, dan menghilangkan pelarut. Bahan ini kuat, dan daya serap airnya rendah, baik dalam ketelitian dimensi dan kemampuan pemprosesan secara mekanik, melunak pada suhu air panas dan mudah dicetak. Namun demikian memiliki sifat yang kurang menguntungkan yaitu; sangat mudah terbakar dan berbahaya dalam penggunaannya. 8. Polifenilen Oksida (PPO) PPO unggul dalam kekuatan, ketahanan panas, bahan kimia, air dan sifat listrik, tapi tak begitu baik dalam kemampuan cetaknya. Bahan memiliki massa jenis rendah sekitar 1,06, bersifat dapat padam sendiri, tak tembus cahaya, dan temperature cetak 290-350 ˚C. 9. Polikarbonat Aromatic Ini adalah resin termoplastik dengan ikatan polikarbonat aromatic Rantai molekul mempunyai gugus aromatic, adalah kaku lebih kristalin dan terikat kuat . Karena terikat dengan ikatan ester, maka ketahanan alkalinya lemah. Jenis Pengerjaan Elastomer Termoplastik Pengerjaan Pemesinan Pengelasan Pengeleman Calendering/Pembuatan Roll Ekstruksi Injeksi Blowing Thermoforming/Vacum Forming Rotate Casting Expanding Foming Spinning Blow Film Elastomer Termoset
Elastomer termoset adalah polimer yang
mempunyai sifat tahan terhadap panas. Jika polimer ini dipanaskan, maka tidak dapat meleleh. Sehingga tidak dapat dibentuk ulang kembali. Susunan polimer ini bersifat permanen pada bentuk cetak pertama kali (pada saat pembuatan). Bila polimer ini rusak/pecah, maka tidak dapat disambung atau diperbaiki lagi. termoset memiliki ikatan – ikatan silang yang mudah dibentuk pada waktu dipanaskan. Gambar 14. Ikatan silang termoset Karakteristik Termoset
Sifat polimer termoseting sebagai berikut.
Keras dan kaku (tidak fleksibel) Jika dipanaskan akan mengeras. Tidak dapat dibentuk ulang (sukar didaur ulang). Tidak dapat larut dalam pelarut apapun. Jika dipanaskan akan meleleh. Tahan terhadap asam basa. Mempunyai ikatan silang antarrantai molekul. Contoh Elastomer Termoset
Contoh Polimer Termoset adalah Resin Epoxy,
Resin Melamin, Bakelit, Urea-Formaldehide. Contoh dari Melamin adalah alat-alat perkakas dapur seperti piring. Proses pembuatan piring adalah Bahan Ball Clay Kaolin Silika Feldspar Bahan pembuat glasir SILIKA: berfungsi sebagai unsur penggelas (pembentuk kaca). Silika (SiO2) juga disebut Flint atau Kwarsa yang akan membentuk lapisan gelas bila mencair dan kemudian membeku. Silika murni berbentuk menyerupai kristal, dimana apabila berdiri sendiri titik leburnya sangat tinggi antara yaitu 16100 C - 17100 C. ALUMINA: berfungsi sebagai unsur pengeras Al2O3 yang digunakan untuk menambah kekentalan lapisan glasir, membantu membentuk lapisan glasir yang lebih kuat dan keras serta memberikan kestabilan pada benda keramik. Yang membedakan glasir dengan kaca/gelas adalah kandungan aluminanya yang tinggi. FLUX : berfungsi sebagai unsur pelebur (peleleh). Digunakan untuk menurunkan suhu lebur bahan-bahan glasir. Flux dalam bentuk oksida atau karbonat yang sering dipakai adalah ; timbal, boraks, sodium/natrium, potassium/kalium, lithium, kalsium, magnesium, barium, strontium, bersama-sama dengan oksida logam seperti : besi, tembaga, kobalt, mangaan, krom, nikel, tin, seng, dan titanium akan memberikan warna pada glasir, juga dengan bahan yang mengandung lebih sedikit oksida seperti : antimoni, vanadium, selenium, emas, kadmium, uranium. Alat Mesin pengering Cetakan keramik Proses / Cara Pembuatan Proses Pengolahan Bahan Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai material (felspard, ball clay, kwarsa, kaolin, dan air) yang belum siap pakai menjadi tanah liat plastis yang siap pakai. Didalam pengolahan bahan ini ada proses-proses tertentu yang harus dilakukan antara lain pengurangan ukuran butir, penyaringan, pencampuran, pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar air.
Gambar 1 : pengelolahan bahan
Proses Pembentukan Keramik Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan tanah liat plastis menjadi benda-benda yang dikehendaki. Ada tiga keteknikan utama dalam membentuk benda keramik: pembentukan tangan langsung (handbuilding), teknik putar (throwing), dan teknik cetak (casting). Nah untuk pembuatan piring, mangkok, mug, dll, biasanya menggunakan teknik cetak (casting) karena prosesnya sangat sulit dan membutuhkan kepresisian yang sangat tinggi.
Gambar 2 : proses pembentukan keramik (piring)
Proses Pengeringan Setelah benda keramik selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah pengeringan. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis yang terikat pada badan keramik. Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan terjadi 3 proses penting: Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan, menguap, sampai akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan penyusutan berhenti. Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan Air yang terserap pada permukaan partikel hilang. Proses pengeringan yang terlalu cepat akan mengakibatkan retak pada keramik yang sudah dibentuk.
Gambar 3 : proses pengeringan
Proses Pembakaran Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam sebuah tungku/furnace suhu tinggi.
Gambar 5 : keramik setelah diangkat dari tempat
pembakaran Gambar 4 : keramik setelah proses pembakaran Proses Pengglasiran Glasir merupakan lapisan tipis yang biasa digunakan untuk melapisi permukaan bahan keramik, yang melekat menjadi satu pada permukaan badan keramik tersebut melalui proses pengeringan. Glasir dilakukan dengan cara dicelup, disemprot, ditempel, atau dikuas/dilukis. Glasir merupakan material yang terdiri dari beberapa bahan tanah atau batuan silikat dimana bahan-bahan tersebut selama proses pembakaran akan melebur dan membentuk lapisan tipis seperti gelas yang melekat menjadi satu pada permukaan badan keramik.
Gambar 8 : Setelah proses pengglasiran keramik dibakar ± 800°C.
Gambar 6 : Penempelan model glasir Gambar 7 : Proses pelukisan/ penguasan keramik Gambar 9 : Keramik yang sudah jadi TERIMA KASIH