Anda di halaman 1dari 44

Anita Nilawati

Program Profesi Apoteker


Universitas Setia Budi
2017
 Kemasan adalah wadah, tutup dan selubung
sebelah luar.

 Kemasan dapat mempengaruhi stabilitas dan


mutu produk akhir obat.

 Untuk menjamin stabilitas dari produk ada


syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh bahan
kemas
 Mewadahi produk selama proses distribusi
dari produsen ke konsumen
 Melidungi produk dari pengaruh buruk
kondisi di luar dan sebaliknya
 Sebagai identitas produk
 Meningkatkan efisiensi : memudahkan
penghitungan, penyimpanan dan pengiriman
 Menambah daya tarik calon pembeli
 Menambah kenyamanan bagi pemakai
 Sarana informasi dan iklan
 Bahan kemas primer
adalah bahan kemas
yang kontak langsung
dengan bahan yang
dikemas (produk)
 Berpengaruh langsung
terhadap stabilitas
obat
 Contoh : strip, blister,
ampul, tube, botol
Vial Ampul
 Inert atau tidak  Nama Obat
bereaksi dengan  Dosis obat
 Volume / berat sediaan
produk / obat yang
 No Reg
dikemas  No batch
 Mfg date
 ED
 Penyimpanan
 HET
 Produsen
 Lambang golongan
obat

Syarat Keterangan
 Merupakan kemasan yang terdiri dari 2 lembar
alumunium
 Bahan penyusun strip :
- PLM (polycellonium)
- PLO (polycello)
- PLN (Polynium)
PLM (Ploycellonium)
 Bahan strip yang paling umum digunakan
 Kandungan : polycello / cellophan / film +
alumunium
 Polycello / cellophan/film - sejenis bahan
dari serat selulosa yang berbentuk tipis
transparan, berfungsi untuk menempelkan
pewarna sehingga strip bisa colorfull
 Alumunium : berfungsi untuk menjaga obat
dari pengaruh kelembaban --_> semakin
tebal, perlindungan semakin baik
- Cellophan yang tidak - Cellophan yang dicoating
dicoating dengan nitrocellulose, PVC
- hanya digunakan untuk maupun PVdC
melekatkan teks atau - Fungsi coating : agar strip

gambar bisa diseal dengan panas


- Lebih mudah sobek dan pada bagian cellophan
- Lebih kuat dan mahal
harga lebih murah
dibanding jenis MST dibanding PT

PT (Plain Transparent) MST


 Antara cellophan dan alumunium, terdapat 1
lapisan yaitu PE(polyethilen) - berfungsi
untuk melekatkan cellophan dan alumunium
 Setelah lapisan alumunium terdapat lapisan
PE kembali - berfungsi untuk merekatkan 2
PLM saat proses stripping
 Urutan bahan :
- Cellophan – PE – Alumunium - PE
PLO (Polycello)
 Komposisi : Cellophan dan PE
 Sifat : elastis dan tembus
pandang
ex : kemasan antimo tablet

PLN (Polynium)
 Komposisi : Aluminium dan PE
 Terdiri dari 2 lapisan kemasan yang berbeda
(PTP dan plastik)
 PTP (press Through Packaging) mengandung ;
Alumunium dan PE
 Plastik : PVC atau PVdC
PVdC - lebih memproteksi dibanding PVC,
disarankan untuk
 Bahan kemas
setelah kemasan
primer, tidak
langsung kontak
dengan
produk/obat
 Tidak berpengaruh
langsung terhadap
stabilitas obat
 Contoh : unit
box/inner box
 Material tergantung derajat perlindungan
yang dibutuhkan serta kompatibiltas dengan
kandungan obat
 Metode pengisian dan biaya
 Penampakan/penampilan (obat OTC)
 Kenyamanan pengguna (ukuran, berat, cara
membuka dan menutup kembali kemasan)
 Pembungkus/kemasan setelah kemasan
sekunder
 Umumnya tidak berpengaruh terhadap
stabilitas obat
 Kemasan untuk pelindung selama
pengangkutan.
 Contoh : Master box (ex kardus, peti, coooler
box dsb)
 Arti : Kotak bergelombang
 Penggolongan :

1. Corrugated Single Face

 Corrugated Single Face yaitu lembaran karton


gelombang yang terdiri dari satu lembar liner dan
satu lapisan gelombang (fluting)
 Single Face biasanya digunakan sebagai pelindung
agar pada saat proses pengiriman barang dalam
kontainer barang tersebut tidak lecet dan sampai
ditangan pelanggan dalam kondisi bagus
 Corrugated Single Wall

 Corrugated Single Wall


- lembaran karton gelombang yang terdiri
dari 2 lembar liner dan 1 lapisan gelombang
(fluting).
Single Wall merupakan lembaran karton
gelombang yang paling banyak dipakai untuk
pengemas produk yang tidak membutuhkan
perlindungan terlalu besar.
3. Corrugated Double Wall

 Corrugated Double Wall


- yaitu lembaran karton gelombang yang
terdiri dari 3 lembar liner dan 2 lapisan
gelombang (fluting)
- Double Wall biasanya banyak dipakai untuk
barang-barang yang membutuhkan
perlindungan besar
4. Corrugated Triple Wall

 Corrugated Triple Wall yaitu lembaran karton


gelombang yang terdiri dari 4 lembar liner dan 3
lapisan gelombang (fluting).
 Triple Wall tidak banyak digunakan karena selain
harganya mahal juga tidak banyak barang yang
membutuhkan kemasan sekuat triple wall
 Pada umumnya tidak ada mesin Corrugator yang
mempunyai 3 unit fluting dalam satu line produksi,
oleh karena itu pembuatan triple wall biasanya
dengan menggabungkan dua sheet yaitu single wall
dengan double face.
 Berdasarkan JENIS FLUTE-nya corr box dapat
dibedakan menjadi:
 Perbedaan masing-masing jenis flute bisa dilihat
berdasarkan ketinggian dan jumlah gelombang per
meter (lihat gambar dibawah ini ).
 a. Flute A
 Pada mulanya flute A digunakan sebagai alat pengemas untuk barang-
barang dari gelas. Flute jenis ini mempunyai sifat bantalan (cushioning)
yang sangat baik, karena ketebalannya mampu meredam daya tekan
yang terjadi pada saat kemasan ditumpuk.
 b. Flute B
 Untuk produk yang sudah dikemas dalam kaleng, atau produk yang
tidak memerlukan bantalan yang terlalu tinggi seperti buku tulis,
continuous form, photocopy paper, dsb, lebih cocok menggunakan flute
B. Selain sedikit lebih murah, flute jenis ini mempunyai ketahanan tekan
datar (flat crush) yang lebih tinggi dari pada flute A.
 c. Flute C
 Flute C dibuat sebagai suatu pendekatan untuk memperoleh daya
bantalan yang tinggi seperti flute A, tetapi mempunyai daya tekan datar
yang baik seperti flute B, disamping tentunya lebih menghemat
pemakaian kertas medium .
 d. Flute E
 Flute E dibuat sebagai pengganti Solid fibre board, dengan kekuatan
yang relatif sama tetapi lebih ringan dan lebih murah.
 Nomor pendaftaran untuk obat
modern terdiri dari 15 digit yaitu 3 digit
pertama berupa huruf dan 12 digit sisanya
berupa angka.
 Cth :
GKL9919607110A1
DKL0326007910A1
 Digit ke-1 menunjukkan jenis atau kategori obat,
yaitu:
D berarti Obat dengan merek dagang
G berarti obat dengan nama generik
 Digit ke-2
Digit ke-2 menunjukkan golongan obat, yaitu:
B berarti golongan obat bebas
T berarti golongan obat bebas terbatas
K berarti golongan obat keras
P berarti golongan obat Psikotropika
N berarti golongan obat Narkotika
 Digit ke-3 menunjukkan lokasi obat tersebut
diproduksi atau tujuan diproduksinya obat
tersebut, yaitu:
L : obat diproduksi di dalam negeri / lisensi.
I berarti obat diproduksi di luar negeri ( impor)
X berarti obat yang dibuat dengan tujuan khusus
atau program khusus,
Ex: obat untuk program keluarga berencana.

 Digit ke-4 dan 5


Digit ke-4 dan 5 menunjukkan tahun persetujuan
obat tersebut oleh BPOM.
 Contohnya: 09 berarti obat tersebut telah
disetujui pada periode tahun 2009
 Digit ke-6, 7, dan 8 menunjukkan nomor
urut pabrik, dengan persyaratan nomor urut
pabrik harus lebih besar dari 100 dan lebih
kecil dari 1000.

 Digit ke-9, 10, dan 11Digit ke-9, 10, dan 11


menunjukkan nomor urut obat yang disetujui
untuk masing-masing pabrik, dengan
persyaratan nomor urut obat harus lebih
besar dari 100 dan lebih kecil dari 1000.
 12 = Tablet Hisap
01 = Kapsul 32 = Emulsi
23 = Powder/Serbuk Oral 49 = Infus
43 = Injeksi 14 = Tablet Lepas Terkontrol
02 = Kapsul Lunak 33 = Suspensi
24 = Bedak/Talk 53 = Supositoria, Ovula
44 = Injeksi Suspensi Kering 34 = Elixir
04 = Kaplet 56 = Nasal Spray
28 = Gel 15 = Tablet Salut Enterik
09 = Kaplet Salut Film 36 = Drops
29 = Krim, Krim Steril 58 = Rectal Tube
46 = Tetes Mata 16 = Pil
10 = Tablet 37 = Sirup/Larutan
30 = Salep 62 = Inhalasi
47 = Tetes Hidung 17 = Tablet Salut Selaput
11 = Tablet Effervescent 38 = Suspensi Kering
31 = Salep Mata 63 = Tablet Kunyah
48 = Tetes Telinga 22 = Granul
41 = Lotion/Solutio
81 = Tablet Dispersi
 Digit ke-14 menunjukkan kekuatan sediaan obat,
misalnya:
A menunjukkan kekuatan obat jadi yang pertama di
setujui
B menunjukkan kekuatan obat jadi yang kedua di
setujui
C menunjukkan kekuatan obat jadi yang ketiga di
setujui, dst.

 Digit ke-15 menunjukkan kemasan berbeda untuk


tiap nama, kekuatan, dan bentuk sediaan obat (untuk
satu nama, kekuatan, dan bentuk sediaan obat
diperkirakan tidak lebih dari 10 kemasan), misalnya:
1 menunjukkan kemasan utama
2 menunjukkan beda kemasan yang pertama
3 menunjukkan beda kemasan yang kedua, dst.
 Nomor pendaftaran obat tradisional terdiri
dari 11 digit yaitu 2 digit pertama berupa
huruf dan 9 digit kedua berupa angka.
Berikut penjelasannya:
 Digit ke-1 menunjukkan obat tradisional, yaitu dilambangkan
dengan huruf T.
 Digit ke-2 menunjukkan lokasi obat tradisional tersebut
diproduksi, misalnya:
TR berarti obat tradisional produksi dalam negeri
TL berarti obat tradisional produksi dalam negeri dengan lisensi
TI berarti obat tradisional produksi luar negeri atau impor
BTR berarti obat tradisional yang berbatasan dengan obat
produksi dalam negeri.
BTL berarti obat tradisional yang berbatasan dengan obat produk
dalam negeri dengan lisensi.
BTI berarti obat tradisional yang berbatasan dengan obat
produksi luar negeri atau impor.

 Digit ke-3 dan 4 merupakan tahun didaftarkannya obat


tradisional tersebut ke Kemenkes RI.
 Digit ke-5 merupakan bentuk usaha pembuat obat
tradisional tersebut, yaitu:
1 menunjukkan pabrik farmasi
2 menunjukkan pabrik jamu
3 menunjukkan perusahaan jamu
 Digit ke-6 menunjukkan bentuk sediaan obat tradisional,
di antaranya:
1 = bentuk rajangan
2 = bentuk serbuk
3 = bentuk kapsul
4 = bentuk pil, granul, boli, pastiles, jenang, tablet/kaplet
5 = bentuk dodol, majun
6 = bentuk cairan
7 = bentuk salep, krim
8 = bentuk plester/koyo
9 = bentuk lain seperti dupa, ratus, mangir, permen
 Digit ke-7, 8, 9, dan 10
Digit ke-7, 8, 9, dan 10 menunjukkan nomor
urut jenis produk yang terdaftar.
 Digit ke-11
Digit ke-11 menunjukkan jenis atau macam
kemasan (volume), yaitu:
1 = 15 ml
2 = 30 ml
3 = 45 ml

Anda mungkin juga menyukai