Anda di halaman 1dari 8

SISTEM PENGKADERAN YANG

IDEAL
Mengingat pentingnya proses kaderisasi dan vitalnya kegiatan
ini bagi keberlangsungan organisasi, kegiatan kaderisasi perlu
dilakukan dengan terarah dan terorganisasi. Terdapat 3 (tiga)
tahapan yang bisa dilakukan agar kaderisasi berjalan dengan
baik:
1. Tahap Pengenalan (ta’rif)
2. Tahap Pembentukan (takwin)
3. Tahap Pengorganisasian (tandzim)
Pertama
Tahap Pengenalan (ta’rif)

• Pada tahap ini, proses yang dilakukan


diantaranya adalah mengenalkan
lembaga/organiasasi (LDK) kepada calon kader.
Tujuannya tentu agar calon potensial tertarik
bergabung dengan organisasi. Membuat
orang/mahasiswa tertarik dengan organisasi
tentu tidak mudah. Harus ada manfaat yang
dirasa oleh mahasiswa ketika bergabung dengan
sebuah organisasi
• Selanjutnya setelah mengenalkan organisasi
dan mengenal calon kader akan masuk ke
proses inti dari tahapan ini yaitu rekrutmen.
Rekrutmen bisa dilakukan dengan cara formal
(misalnya training kader dll) bisa juga secara
formal melalui pendekatan perseorangan. Jadi
secara singkat tahapan dalam proses ini adalah:
1. Pengenalan organisasi
2. Pengenalan kader
3. Rekrutmen
Tahapan kedua
Pembentukan (takwin)
• Setelah tahapan pertama dilakukan dengan
proses akhir rekrutmen, berlanjut ke tahapan
berikutnya yaitu tahapan pembentukan. Output
dari proses rekrutmen diantaranya adalah
database kader. Dari database kader maka bisa
dipetakan raw input dari kader yang dimiliki,
dengan segala potensinya. Hal Ini (database)
adalah modal yang berharga untuk melangkah ke
tahapan selanjutnya yaitu tahapan pembentukan.
• Inti dari tahapan pembentukan adalah menyiapkan kapasitas
kader sesuai dengan visi kaderisasi. Artinya kader mau dibentuk
seperti apa, dengan kemampuan apa yang selanjutnya untuk
dikaryakan (tahap pengorganisasian) ke mana.

Dalam konteks lembada dakwah kampus, termasuk dalam tahapan


pembentukan misalnya:
• Pembentukan Kapasitas Keislaman, meliputi: pemahaman baca
tulis Al Quran, pemahaman aqidah Islam, pemahaman fikih dan
fikih dakwah dan lain sebagainya sesuai dengan visi kaderisasi.
• Pembentukan Kapasitas Organisasi, meliputi: pemahaman logika
organisasi, manajemen organisasi, leadership, retorika dll
• Pembentukan Kapasitas Personal, meliputi: peningkatan soft
skill, pengembangan potensi dan bakat, peningkatan kapasitas
akademik (organisasi yes, akademik yes)
Tahap Ketiga
Pengorganisasian (Tandzim)
• Setelah proses pembentukan kader
dilaksanakan, ibarat senjata maka kader-kader
itu sudah bisa “ditembakkan”. Artinya disini
dikaryakan sesuai dengan tujuan pengkaderan
dan tentu sesuai dengan potensi kader yang
bersangkutan.
• Setiap kader mempunyai potensi masing-
masing sesuai dengan latar belakang dan
kecenderungannya.
• Memang dalam logika organisasi, pimpinan
berwenang menempatkan kader sesuai dengan
kebutuhan. Namun kader juga perlu didengar
aspirasinya kemana mereka ingin menyalurkan
kemampuan dan kapasitasnya.
• Termasuk dalam proses pengorganisasian ini
adalah pengelolaan kader purna tugas. Karena
sebagai kader dakwah, tugasnya tidak berhenti
ketika tidak menjabat. Karena dakwah itu
sepanjang hayat, untuk itulah pengelolaan
kader juga tetap berlaku bahkan hingga selesai
studinya.

Anda mungkin juga menyukai