Anda di halaman 1dari 20

OKRONOSIS

EKSOGEN
Pembimbing : dr.H. T. Ibnu Alferraly, Sp.PA, M.Ked(PA), D.Bioeth
Penyaji : dr. Maristella Rosalina
Penyakit kulit
dikarakteristik dengan
EO secara klinik dan
pigmentasi biru kehitaman
histologi sama dengan hal Dermoskopi dan
sebagai komplikasi dari
endogen seperti mikroskopik
aplikasi jangka panjang
alkaptonuria
krim pemutih kulit yang
mengandung hidrokuinon
Pendahuluan

alkaptonuria atau
Endogen
“black urine disease

Okronosis
yang didapat dan
secara klinik dan
Eksogen
histologikal sama
dengan alkaptonuria
Sejarah

Istilah okronosis dideskripsikan oleh Virchow


pada tahun 1866, berdasarkan daripada
pigmen coklat kekuningan (ochre), yang
dideposit didalam jaringan ikat dari beberapa
organ
Epidemiologi
Europe
Skenario global AFRIKA
dan
hispanic

Skenario Asia CINA,INDIA,


SINGAPURA

Skenario India Pemakaian


krim pemutih
Etiologi dan Faktor Presdiposisi
paparan sinar matahari yang
tidak terlindungi,

penggunaan dalam jangka


waktu lama dari agen
pemutih kulit yang
mengandung hidrokuinon

Lesi mungkin berkembang


secara gradual selama 6
bulan hingga 3 tahun atau
lebih lama lagI
Patogenesis

Hidrokuinon mempengaruhi dengan penggunaan jangka


menyebabkan perlengketan dari
pigmentasi kulit dengan panjang, hidrokuinon akan
produk degradasi dari fenolik
menghambat enzim tirosinase melewati papilary dermis
dan kemudian polimerasi di
dengan demikian menghambat dimana obat akan diliputi oleh
kolagen dan jaringan elastis
sintesis dari melanin fibroblas.
hidrokuinon akan dioksidasi menjadi quinine dan akan
membentuk kristal hidroksilat yang sama dengan prekursor
melanin.

hidrokuinon dengan konsentrasi yang tinggi akan


menstimulasi melanosit untuk memproduksi lebih
banyak melanin.

menyebabkan akumulasi dari asam homogentis dan


produk metabolitnya yang mempolimerisasi untuk
membentuk pigmen okronotim tipikal di papilary dermis.
Gambaran klinis

Stage I – Eritema dan hiperpigmentasi ringan : stage ini mungkin secara


klinis tidak dapat dibedakan dengan melasma

Stage II – Hiperpigmentasi progresif pigmented colloid milium (lesi seperti


kaviar) dan sedikit atrofi

Stage III – lesi papulonodular (sarcoid)


Pada tahun 1989, Hardwick et al. pada studi
epidemologikalnya menggolongkan EO
sebagai
Grade I – Makular yang kusam dengan pigmentasi hitam

Grade II – Makular yang terpisah / papul kecil

Grade III – Deposit gelap dan papul

Grade IV – Milia koloid (1mm dan lebih besar) (Gambar 4)

Grade V – Nodul yang menyerupai keloid dan kista


Gambaran klinis
Diagnosis

Pemeriksaan lampu
Wood dan fotografi Dermoskopi Mikroskopi
dengan sinar ultraviolet
Figure 5: H and E stain (×40) showing
banana-shaped structure
Figure 6: H and E stain showing
banana-shaped structure
PENGOBATAN
Pendekatan nonfarmakologi
• Tahap yang paling penting adalah menghentikan penggunaan dari agen
yang berbahaya. Proteksi terhadap sinar matahari dapat membantu dalam
mencegah progresivitas lebih lanjut dari kondisi. Topi dengan pinggiran
lebar, kacamata, dan penggunaan pakaian yang melindungi terhadap sinar
matahari juga penting.

Sunblock fisik dan sunscreen kimia membantu dalam kemajuan klinis dari lesi kulit EO,
terutama ketika dikombinasikan dengan pendekatan farmakologi dan prosedur lainnya. Asam
retinoid topikal, asam glikolat, dan kortikosteroid topikal (krim dengan potensi rendah), dapat
digunakan untuk perbaikan dari pigmentasi.
KESIMPULAN

EO adalah wujud klinis yang kurang terdiagnosis, dan sering


tidak terdiagnosis pada praktik klinik. Ini sering terjadi pada
individu berkulit gelap dan juga meningkat pada individu berkulit
terang
Dermoscopic features
of ochronosis showing
dark
brown globules,
elongated and
curvilinear-worm like
structures
conjoined together in
a reticulate pattern of
ochronosis

Anda mungkin juga menyukai