Anda di halaman 1dari 19

RUMUS BESAR SAMPEL

NILAI z ()

 1- z 1-α/2 z 1-α


1% 99% 2,58 2,33
5% 95% 1,96 1,64
10 % 90% 1,64 1,28
NILAI Z ()
 1-β z 1-β

1% 99 % 2,33

5% 95 % 1,64

10% 90 % 1,28

20% 80 % 0,84
DESCRIPTIF survey

RUMUS

Z 2
P(1  P)
1 α/2
n 2
d

Ket :
n = Besar sampel
Z = nilai Z score berdasarkan  yang diinginkan
P = Proporsi dari penelitian sebelumnya
CROS-SECTIONAL

RUMUS

n
Z 1 α/2 P0 (1  P0 )  Z1β Pa(1 Pa) 
2

(Pa  P0 )2

Keterangan =
n = Besar sampel
Z 1-/2 = nilai Z score sesuai dengan  yang diinginkan
Z1- = nilai Z score sesuai dengan nilai  yang diinginkan
Po = Proporsi yang diperoleh dari penelitian sebelumnya
Pa = Proporsi yang diharapkan dari penelitian
KASUS KONTROL
1. Uji Hipotesis Odds Ratio

n
 Z 1α/2 2P(1 P)  Z1β P1(1 P1 )  P2 (1 P2 )  2

(P1  P2 )2

(OR)P2 (P1  P2 )
P1  P
(OR)P2  (1 P2 ) 2

P1: proporsi subjek terpajan pada kelompok dengan “penyakit”


P2 : proporsi subjek terpajan pada kelompok tanpa “penyakit”
P : proporsi rata-rata
Z : z score, ditentukan berdasarkan derajat kepercayaan
OR : Besarnya nilai rasio odds
2. K KONTROL PER KASUS

n
Z 1 / 2 (1  1 / k ) P(1  P)  Z1 P1 (1  P1 )  ( P2 (1  P2 ) / k 
2

( P1  P2 ) 2
DiDimana P = (P1 + kP2)/(1+k) dan hubungan P1, P2 dan OR adalah :

(OR ) P2
P1 
(OR ) P2  (1  P2 )
Dimana, P1: proporsi subyek terpajan pada kelompok dengan “penyakit”
P2 : proporsi subyek terpajan pada kelompok tanpa “penyakit”
P : proporsi rata-rata
Z : z score, ditentukan berdasarkan derajat kepercayaan
OR : Rasio odds
3. Kasus kontrol berpadanan

n
(Z 1 / 2 / 2  Z1 P(1  P) 
2

( P  1 / 2) 2

OR RR
P atau
1  OR (1  RR )
4. Kasus kontrol tidak berpadanan

2 PQ( Z   z  ) 2
n
( P1  P0 ) 2

OR = Prakiraan rasio odds


Po = Proporsi kontrol yang terpajan pada pajanan yang sedang diteliti
P1 = Po R/[1 + Po (R-1)]
P = ½ (P1 + P2)
q =1–P
dimana

(OR ) p2
P1 
(OR ) P2  (1  P2 )
KOHORT

n
Z 1 / 2 2P(1  P)  Z1 P1 (1  P1 )  P2 (1  P2 ) 
2

( P1  P2 ) 2

Dimana P = (P1 + P2)/2 atau P2 (RR + 1)/2


Eksperimen
1. Uji hipotesis beda 2 proporsi
a. Alokasi sama (Uniform allocation : l = 1)

nc 
Z 1 2 PQ  Z1  Pc Qc  Pt Qt  2

( Pc  Pt ) 2
nt = n c
N = 2 nc

b. Alokasi tidak sama (Nonuniform allocation : l ≠ 1)

nc 
Z 1 2 PQ(l  1) / l  Z1 Pc Qc  Pt Qt / l 
2

( Pc  Pt ) 2
• nt = l nc
• N = n t + nc
Keterangan :

l  nt / nc = rasio jumlah sampel pada kelompok treatment (nt)


dengan

jumlah sampel pada kelompok kontrol (nc)


N = Total sampel keseluruhan
Z1  Z score berdasarkan derajat kemaknaan (1))
Z1  Z score berdasarkan kekuatan uji (1)
Pc = Proporsi insidens rate outcome pada kelompok kontrol
Pt = Proporsi insidens rate outcome pada kelompok
treatment
P = (Pc + lPt)/(1l)
Qc = 1 - Pc
Qt = 1- Pt
2. Uji hipotesis 2 mean
a. Alokasi sama (Uniform allocation : l = 1)

2Z1  Z1   
2 2

nc 
( c  t ) 2

nt = nc
N = 2 nc
b.Alokasi tidak sama (Nonuniform allocation : l ≠ 1)

2Z1  Z1   (l  1) / l
2 2

nc 
( c  t ) 2

nt = l nc
N = nt + nc
Keterangan :
l  nt / nc = rasio jumlah sampel pada kelompok
treatment (nt) dengan jumlah sampel
pada kelompok kontrol (nc)
N = Total sampel keseluruhan
  varian populasi
Z1  Z score berdasarkan derajat kemaknaan
(1)
Z1  Z score berdasarkan kekuatan uji (1)
c - t =10
Besar sampel yang lain
• Untuk penelitian yang tidak menggunakn
manusia (sampel lingkungan) atau
penelitian percobaan laboratorium, maka
besar sampel dihitung sesuai dengan
dasar keilmuan dan teknik pengambilan
sampel sesuai objek penelitian
• Misal : limbah  besar sampel
pemeriksaan limbah, air bersih, makanan
dan minuman dll
• Untuk penelitian laboratorium dengan
sampel homogen maka dapat dilakukan
dengan percobaan rancangan acak
lengkap. Sehingga dapat dihitung jumlah
pengulangaan untuk setiap perlakuan.
Rumusnya adalah : (Rumus Gomez-
gomez)
t(r-1) ≥15
3 (r-1)≥15 ---- maka r ≥6
Dimana : t = banyak perlakukan dan
banyaknya pengulangan.
RAL (Rancangan Acak
Lengkap)
Penerapan perlakuan terhadap unit percobaan dilakukan secara acak
terhadap seluruh unit percobaan. Contoh, suatu percobaan
melibatkan enam buah perlakuan (P1, P2, P3, P4, P5, P6) dan setiap
perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Dengan demikian unit
percobaan yang dilibatkan sebanyak 3x6 = 18 unit percobaan.
Pengacakan perlakuan dilakukan langsung terhadap 18 unit
percobaan. Sehingga bagan percobaannya dapat digambarkan
sebagai berikut:

P1 P2 P1 P3 P5 P1

P6 P4 P3 P4 P5 P2

P6 P6 P4 P5 P2
P3

Anda mungkin juga menyukai