Anda di halaman 1dari 24

NON-SPECIFIC NECK PAIN

KELOMPOK 3
FAHMI ZALIMU
HERMIATI
MUH. GIBRAN TABARA
PRADITA NUR JUWITA JAMIL
SALEHA SALIHUN
SRI MULIATI
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Cervical terdiri atas 2 segmen anatomikal dan fungsional yaitu :
• Segmen superior (suboccipital), terdiri atas C1 (atlas) dan C2 (axis)
dikenal sebagai upper cervical spine
• Segmen inferior yang memanjang dari permukaan inferior axis ke
permukaan superior Th1 dikenal sebagai lower cervical spine
Seluruh bangunan dari struktur vertebra cervical adalah sama kecuali
segmen superior yaitu atlas (C1) dan axis (C2).
Vertebra servikal I juga disebut atlas, pada
dasarnya berbeda dengan lainnya karena tidak
mempunyai corpus vertebra oleh karena pada atlas
dilukiskan adanya arcus anterior terdapat permukaan
sendi, fovea, vertebralis, berjalan melalui arcus
posterior untuk lewatan arcus posterior untuk lewatnya
arteri vertebralis.
Vertebra servikal II juga disebut aksis,
berbeda dengan vertebra servikal ke-3 sampai ke-6
karena adanya dens atau processus odontoid. Pada
permukaan cranial corpus aksis memiliki tonjolan
seperti gigi, dens yang ujungnya bulat, aspek dentis.
Vertebra servikal III-V processus spinosus bercabang dua. Foramen transversarium
membagi processus transversus menjadi tuberculum anterior dan posterior. Lateral foramen
transversarium terdapat sulcus nervi spinalis, didahului oleh nervi spinalis.
Vertebra servikal VI perbedaan dengan vertebra servikal I sampai dengan
servikal V adalah tuberculum caroticum, karena dekat dengan arteri carotico. Vertebra
servikal VII merupakan processus spinosus yang besar, yang biasanya dapat diraba
sebagai processus spinosus columna vertebralis yang tertinggi, oleh karena itu dinamakan
vertebra prominens (Syaifuddin, 2003).
Ligamentum
a. Ligamentum longitudinal anterior
Ligamentum longitudinal anterior merupakan suatu serabut yang membentuk pita lebar dan tebal serta kuat, yang melekat pada
bagian corpus vertebra, dimulai dari sebelah anterior corpus vertebrae cervicalis II (yang meluas ke kepala pada os occipital pars basilaris
dan tuberculum anterior atlantis) dan memanjang ke bawah sampai bagian atas depan fascies pelvina os sacrum. Ligamen longitudinal
anterior ini berfungsi untuk membatasi gerakan extensi columna vertebralis.
b. Ligamentum longitudinal posterior
Ligamentum ini berfungsi seperti ligamentum-ligamentum lain pada bagian posterior vertebra colum, yaitu membatasi gerakan ke
arah fleksi dan membantu memfiksasi dan memegang dalam posisi yang betul dari suatu posisis reduksi ke arah hyperextensi, terutama pada
daerah thorakal.
c. Ligamentum intertransversarium
Ligamentum ini berfungsi mengunci persendian sehingga membentuk membuat stabilnya persendiaan.
d. Ligamentum flavum
Ligamentum ini akan menutup foramen intervertebral untuk lewatnya arteri, vena serta nervus intervertebral. Adapun fungsi
ligamentum ini adalah untuk memperkuat hubungan antara vertebra yang berbatasan.
e. Ligamentum interspinale
Ligamentum interspinale merupakan suatu membran yang tipis melekat pada tepi bawah processus suatu vertebra menuju ke tepi atas
processus vertebra yang berikutnya. Ligamentum ini berhubunganm dengan ligamentum supra spinosus dan ligamentum ini didaerah lumbal
semakin sempit.
OTOT PADA LEHER

Otot yang terdapat pada leher terdiri dari Otot scaleni terbagi atas 3 serabut, yang
otot sternocleidomastoideus origonya terletak pada processus pertama otot scalenus anterior, origo pada tuberculum
mastoideus dan linea nuchae superior, insersio Pada incisura anterius processus transversus vertebra cervicalis III
jugularis sterni dan articulation sternoclavicularis, fungsi
sampai VI, insersio pada tuberculum scalene
rotasi, lateral flexi, kontraksi bilateral mengangkat
kepala dan membantu pernapasan bila kepal difixasi anterior, inervasi plexus brachialis (C5-C7) dan
inervasi nervus accessorius dan plexus servikal (C1 dan C2) berfungsi menarik costa I, menekuk leher ke latero
(Daniel, S. Wibowo, 2005). anterior dan menekuk leher ke anterior.
Otot levator scapula origo terletak pada
Otot trapezius dibagi menjadi 3 serabut yaitu
tuberculum posterior processus transversus vertebra cervicalis I
yang pertama pars descendens origo berasal dari linea nuchae
sampai IV, insersio pada angulus superior scapula, berfungsi
superior, protuberantia occipitalis externa dan ligamentum
mengangkat scapula sambil memutar angulus inferior ke
nuchea, insersio pada sepertiga lateral clavicula, berfungsi
medial dan menginervasi nervus dorsalis scapulae (C4-C8).
untuk melakukan gerakan adduksi dan retraksi dan
Otot ini difungsikan untuk mengangkat pinggir medial
menginervasi nervus accessorius dan rami trapezius (C2- C4).
scapula.
Otot longus colli kira-kira membentuk Otot longus capitis origo terletak pada
tuberculum anterius processus transversus vertebra cervicalis III
segitiga karena terdiri atas tiga kelompok serabut. sampai VI, insersio pada bagian basal os occipital berfungsi
Fungsinya : untuk membengkokkan servikal ke membentuk gerakan flexi, Lateral flexi dan menginervasi
depan dan ke samping. Inervasinya plexus cervicalis plexus cervicalis (C1-C4) (Daniel, S. Wibowo, 2005).

dan brachialis (C2- C8).


PATOLOGI
Definisi
Non spesifik neck pain merupakan keluhan yang paling banyak terjadi pada pekerja terutama para
pekerja yang dalam jangka waktu lama dan berulang-ulang melakukan postur tertentu, nyeri leher yang dialami oleh
pekerja sering kali melibatkan gangguan pada sistem muskuloskeletal, nyeri leher ini menurut proses patofisiologinya
termasuk nyeri leher mekanik atau nyeri leher axial atau sering disebut sebagai nyeri leher non spesifik, dikatakan non
spesifik karena tidak ada penyakit atau kelainan struktural anatomi yang mendasarinya.
Gejala yang sering menyertai nyeri leher non spesifik ini seperi rasa kaku pada leher bisa satu sisi atau
kedua sisi leher, nyeri dirasakan sampai ke kepala, nyeri leher non spesifik murni disebabkan oleh struktur otot-otot
atau sistem muskuloskeletal di leher dan sering berhubungan dengan postur tubuh atau posisi leher yang salah saat
bekerja, beban kerja otot leher yang berlebihan dalam jangka waktu tertentu (Binder, 2007; Lars, 2011; Giannoula
dkk., 2013).
Epidemiologi

Sekitar 54% individu di dunia pernah mengeluhkan nyeri leher dalam periode
enam bulan dan kejadian ini terus meningkat prevalensinya sekitar 6% sampai 22%
dan meningkat pada kelompok usia tua sekitar 38%, prevalensi nyeri leher pada
pekerja berkisar antara 6-76% dan kebanyakan terjadi pada perempuan (Ariens
dkk., 2001; Giannoula dkk., 2013).
Etiologi
Salah satu penyebab tersering nyeri leher non spesifik adalah kontraksi berlebihan pada
otot leher, hal ini terjadi karena postur yang kurang baik atau salah posisi saat tidur, hal ini juga
dapat terjadi karena seseorang bertahan pada satu posisi tertentu dalam jangka waktu yang lama,
misalnya membungkuk pada saat bekerja. Sakit leher mungkin berasal dari salah satu struktur peka
nyeri di leher termasuk tulang vertebra, ligamen (anterior dan posterior ligamen longitudinal), akar
saraf, dan kapsul, otot, dan duramater, struktur lain dari daerah leher, viseral dan struktur somatik
(Keshawi dkk., 2008; Challote dkk., 2008).).
Tanda dan Gejala
Gejala-gejala nyeri leher antara lain :
a. Terasa sakit di daearah leher dan kaku
b. Nyeri otot-otot leher yang terdapat disekitar leher dan nyeri kepala
c. Otot-otot leher menjadi tegang bila disentuh terasa sakit dan keras
d. Kadang nyeri yang dirasakan sampai menjalar ke bahu, lengan, dan kepala
e. Nyeri yang tiba-tiba dan terus-menerus dapat menyebabkan bentuk leher yang abnormal
f. Kepala menghadap kesisi yang tidak nyeri yang sering disebut tortikolis.
g. Nyeri leher yang disertai keluhan yang lain seperti rasa kesemutan atau baal, kelemahan anggota gerak
lengan perlu mendapat perhatian yang serius dan pemeriksaaan yang lebih mendalam untuk menentukan
penyebab dan terapi selanjutnya
(Samara, 2007; Anderson dkk., 2011).
Patofisiologi nyeri leher non spesifik
Nyeri leher timbul sebagai akibat dari beberapa faktor yang saling mempengaruhi,
kontraksi otot leher, postur tubuh dan posisi leher saat kerja serta durasi atau lama posisi leher dalam
posisi tertentu dapat menyebabkan timbulnya nyeri leher. Mekanisme ini secara kimiawi diikuti
dengan penurunan glutathione (GSH) sehingga menyebabkan kenaikan dari reactive oxygen species
(ROS) dan merangsang aktivasi dari transient receptor potential cation channel subfamily 1 (TRPV1)
atau reseptor capsaicin yang pada akhirnya mengaktivasi reseptor nosiseptik pada otot rangka
dileher dan menimbulkan sensasi sensoris yang tidak nyaman berupa nyeri leher, peregangan dapat
meningkatkan biogenesis energi dalam mitokondria, meningkatkan aktivasi antioksidan dan
meningkatkan kalsium lokal pada sel otot. Peningkatan aktivitas biogenesis energi pada mitokondria
dapat meningkatkan glutathione (GSH), peningkatan antioksidan menekan peningkatan ROS dan
kalsium lokal yang meningkat menekan proliferasi mikrotubulus otot-otot leher sehingga NADPH
(Nicotinamide Adenine Dinucleotide Phosphate) oxidase dan ROS menurun sehingga aktivasi reseptor
nyeri ditekan dan nyeri leher dapat berkurang (Saleet, 2014)
PROSES FISIOTERAPI

A. Identitas Pasien
Anamnesis Umum

Nama : Tn. D
Umur : 26 tahun
Alamat : Jalan Landak Baru.

Jenis Kelamin : Laki-laki


Agama : Islam
Pekerjaan : Fisioterapis
Anamnesis Khusus
Keluhan utama : keterbatasa dan ada nyerisaat lateral fleksi kanan dan
rotasi kiri
Sifat nyeri : terlokalisir
Lokasi keluhan : leher dan punggung atas (kanan)
Kapan terjadi : 1 tahun yang lalu.
Riwayat penyakit : pasien telah mengalami nyeri leher
sekitar kurang lebih 1 tahun yang lalu yang
disebabkan posisi saat bekerja yang tidak
ergonomis. Nyeri dn keterbatasan gerak yang
dirasakan begitu saja.
Faktor memperberat : baring menyamping sebelah
kanan , main hp (menunduk)
Faktior yang memperingan : Beristrahat.
Anamnesis Khusus

Keluhan utama : keterbatasan terbatas dan nyerisaat lateral fleksi kanan dan rotasi kiri

Sifat nyeri : terlokalisir

Lokasi keluhan : leher dan punggung atas (kanan)

Kapan terjadi : 1 tahun yang lalu.

Riwayat penyakit : pasien telah mengalami nyeri leher sekitar kurang lebih 1 tahun yang lalu
yang disebabkan posisi saat bekerja yang tidak ergonomis. Nyeri dn
keterbatasan gerak yang dirasakan begitu saja.

Faktor memperberat : baring menyamping sebelah kanan , main hp (menunduk)

Faktior yang memperingan : Beristrahat.

• Statis

Bahu asimetris

• Dinamis

Pasien mengalami keterbatasan dalam gerakan lateral kanan dan rotasi kanan

Palpasi

• Adanya spasme musculus scalene dextra, musculus erector spine dextra, musculus trapezius dextra

• Adanya nyeri tekan pada T1


PEMERIKSAAN FUNGSI DASAR

Quick Tes : Aktif 3 dimensi extensi

3D : (+) pasien tidak bisa melakukan gerakan, Nyeri


PEMERIKSAAN SPESIFIK DAN PENGUKURAN FISIOTERAPI

Pemeriksaan fungsi dasar


Aktif
Fleksi Ada nyeri, tidak full ROM
Ekstensi Tidak ada nyeri, full ROM
Lateral fleksi kanan Ada nyeri, tidak full ROM
Lateral fleksi kiri Ada nyeri, tidak full ROM
Rotasi kanan Tidak Ada nyeri, full ROM
Rotasi kiri ada nyeri, tidak full ROM

Hasil pengukuran ROM Aktif


Fleksi : 5 cm
Ekstensi : 7 cm
Rotasi kanan : 14 cm
Rotasi kiri : 12 cm
Lateral kanan : 13 cm
Lateral kiri : 12 cm
Pasif
Fleksi Nyeri, tidak full ROM, endfeel
Ekstensi Tidak nyeri, full ROM, endfell
Lateral fleksi kanan Tidak nyeri, full ROM, endfell
Lateral fleksi kiri Nyeri, tidak full ROM,firm endfeel
Rotasi kanan Nyeri, tidak full ROM, firm endfell
Rotasi kiri Tidak nyeri, full ROM, endfell

TIMT

Fleksi Nyeri, Dapat melawan tahanan


Ekstensi Tidak nyeri,Dapat melawan tahanan
Lateral fleksi kiri Tidak nyeri, Dapat melawan tahanan
Lateral fleksi kanan Nyeri, Dapat melawan tahanan
Rotasi kanan Nyeri, Dapat melawan tahanan
Rotasi kiri Tidak nyeri, Dapat melawan tahanan
PEMERIKSAAN SPESIFIK
JPM (Joint Play Movement)
PACVP test PAUVP test
Nyeri tekan : C1, C2, C3, C4,C5, C6,C7 Nyeri tekan : C1, C2, C3, C4,C5, C6,C7
• Tes Kompresi (Comression Test)
Tes ini dilakukan dengan cara menekan atau kompresi kepala
pasien untuk mendeteksi ada tidaknya penekanan di foramen
intervertebralis bagian cervical. Tes ini dikatakan positif apabila timbul
nyeri sesuai dengan tingkat kompresi. Tes kompresi pada kepala dapat
juga dilakukan dalam berbagai posisi : side fleksi kanan atau kiri,
ekstensi dan fleksi kepala. Tes ini dikenal dengan ama Lhermitte test
atau Spurling test.

• Hasil : Nyeri (VAS : 4)


DIAGNOSA DAN PROBLEMATIK FISIOTERAPI (SESUAI
KONSEP ICF)
INTERVENSI

• Muscle Energy Technique upper trapezius (osteopathic)

Anda mungkin juga menyukai