merupakan zat amorf yang dibentuk pada hidrolisa tidak sempurna pati atau pencernaan
parsial pati dengan katalis asam atau enzim.
Gula Derajat
Jenis Kadar Air
Warna Kelarutan Pereduksi Percabang
Pirodextrin (%)
(%) an (%)
Dextrin
2-5 Putih-coklat 60-95 10-12 2-3
Putih
Dextrin
<2 Putih-krem Min-100 1-4 Banyak
kuning
British gum <2 Tan-coklat Min-100 Sedikit 20-25
Sumber : Wurzburg (1989)
Sumber dekstrin :
• Kentang , jagung , beras ,
terigu dan tepung tapioca,
umbi - umbian.
• Tepung tapioca
sebernarnya tidak larut
dalam air tetapi setelah
diproses menjadi tepung
dextrin menjadi mudah
larut.
PEMBUATAN DEKSTRIN
Proses konversi basah dengan katalis asam
dilakukan dengan cara memanasakan bubur pati dalam larutan asam
secara perlahan-lahan, sampai derajat konversi yang diinginkan tercapai.
Kemudian yang dihasilkan dinetralisasi dan segera dikeringkan pada rol
panas atau spary dryer
konversi kering
Pengeringan α -amilase
Pemanasan & Pengadukan
75-80°C, 300 rpm, 30 menit
Penghancuran
& pengayakan
Inaktivasi enzim 147°C, 10 menit
Pemanasan
Pengeringan 43°C, 4-3 hari
Pendinginan
Penggilingan/penghancuran
DEKSTRIN
Pengayakan 80 mesh
TEPUNG DEKSTRIN
Berdasarkan cara pembuatannya, dextrin dibagi
menjadi:
Dextrin Putih
Canary Dextrin, Yellow Dextrin
hidrolisasi pati pada
temperatur tinggi dalam cara hidrolisasi pati temperatur tinggi dengan
pH tinggi pada temperatur waktu yang lebih singkat
• Karakteristik: tinggi dengan tetapi dalam keadaan
• Bewarna coklat gelap, waktu yang lebih kuantum asam yang
berbau lama tetapi dalam lebih besar
keadaan kuantum • Karakteristik :
• Viskositas tinggi,
asam kecil • Bewarna putih, tidak
sangat larut dalam air
dingin. • Karakteristik : berbau
• Tidak mereduksikan • Coklat terang • Sedikit larut pada air
larutan Fehling, dan sampai kuning, dingin, memberi warna
agak berbau, dan merah dengan iodin,
• Memberi warna coklat dan
kemerahan dengan • Viskositas
rendah, sangan • Sangat larut pada air
iodin panas dan memberi
larut dalam air
dingin warna biru dengan
iodin
Kegunaan :
1. Sebagai eksipien untuk ekstrak kering dan pil
2. Digunakan untuk pembuatan emulsi dan perban kering
3. Bekerja untuk mengentalkan pewarna pasta dan mordants
yang digunakan di cetak kain dengan cepat
4. Digunakan untuk perekat kertas dan kain
5. Digunakan untuk menyiapkan permadani felt dan
mencetak
6. Digunakan untuk menyiapkan tinta printer, lem dan
lendir(slime)
7. Digunakan untuk memoles sereal
8. Ekstensif digunakan dalam pembuatan korek apik,
kembang api dan bahan ledakan
Daftar Pustaka
• Kar, ashutosh. 2007,2003. Pharmacognosy and
pharmacobiotechnology second edition. New age
international publishers.
• Tyanjani, dkk.2015. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3
No 3 p.1119-1127. (Pembuatan Dekstrin dari Pati Sagu)
• Teknologi Pangan UNIMUS. 2013. DEKSTRIN, TEKNOLOGI
DAN PENGGUNAANNYA.
• Suprapti, lies. 2005. Pemanfaat Tepung Tapioka. Yogyakarta
: Penerbit Kanisius.
• Imam, Ari., Sutanto. 2001. Pemanfaatan Pati Sagu Sebagai
Bahan Baku Pembuatan Dekstrin Secara Enzimatis. Central
Library of Bogor Agricultural University.