21 Mei 2018 Temuan Narasumber saat workshop PPI ◦ Adanya penumpukan obat dan BMHP yang sangat banyak di unit layanan ◦ Penyimpanan obat di unit layanan tidak sesuai standar ◦ Tidak ada pemantauan suhu kulkas obat ◦ Kulkas obat masih bercampur dengan makanan petugas Peresepan tidak sesuai dengan pemakaian ? Tidak ada kontrol obat sisa? Sehingga diresepkan terus menerus? Loker obat pasien tidak mencukupi, sehingga BMHP untuk seluruh pasien di campur. Tidak ada sistem pengembalian obat dan BMHP sisa pasien yang tidak terpakai Penetapan floor stock Baku Pemberlakuakn LPLPB (Lembar Permintaan dan Laporan Pemakaian BMHP) pada saat amprahan BMHP Ke gudang farmasi Pembuatan paket BMHP set all in untuk dewasa, anak dan bayi. Daftar set. Pemberlakuan Kartu Catatan BMHP sebagai pengganti Resep. Pengembalian Obat dan BMHP Yang tidak terpakai maksimal 2x24 jam ke farmasi. Setiap pengembalian disertai dengan form retur. Hanya BMHP yang telah ditetapkan sebagai floor stock yang dapat disimpan di ruangan, selain floor stock, maka harus melalui peresepan. Setiap floor stock BMHP di ruangan harus selalu diisi kartu stocknya. BMHP yang dibutuhkan oleh petugas unit layanan dalam memberikan pelayanan kesehatan, seperti : masker, handskun, hand rub, hand wash, dsb BMHP yang digunakan untuk lebih daripada 1 orang pasien, seperti : Alkohol, Povidone Iodine, H2O2, Kasa gulung, dsb BMHP yang dapat terukur untuk diberikan kepada setiap pasien, namun pemberiannya dibutuhkan dalam waktu cepat dan pemakaian tiap pasien bisa bervariasi, seperti : nasal cannula, masker oksigen, underpad, Alkohol swab. 14-15 Mei : Penarikan Seluruh obat sisa dan BMHP berlebih di Ruangan (100%) 16 – 18 : Pendistribusian obat/bmhp troli emergensi : R. ICU, R. IGD, R. Internis. R. OK terkendala belum ada troli emergensi 16-18 : Penyiapan Floor stock di ruangan Belum 100%. Ruangan yang sudah : a. R. OK b. R. Bersalin / VK c. R. Rawat Bedah d. R. Unit layanan memberikan daftar kebutuhan floor stock BMHP di ruangan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dan jumlah sesuai kebutuhan untuk stok selama 1 minggu + buffer (cadangan) 20%. Petugas unit layanan mengamprah ke gudang farmasi untuk BMHP floor stock tersebut Petugas farmasi menyiapkan BMHP yang dibutuhkan sesuai dengan permintaan dan memberikan kartu stok untuk setiap item BMHP. Untuk pengamprahan selanjutnya, petugas unit layanan harus membawa LPLPB setiap mengamprah. Waktu amprahan adalah per 3 hari sekali. Jadwal amprahan : 09.00 – 14.00 Petugas farmasi akan melakukan monitoring evaluasi ke setiap unit layanan setiap 1-2 minggu sekali untuk mengontrol penyimpanan dan pemakaian BMHP di ruangan . Untuk mencegah penumpukan BMHP yang tidak terpakai dan kadaluarsa/rusak. Untuk mengendalikan biaya yang dikeluarkan untuk obat dan BMHP 1. Pasien masuk ke ruangan melalui IGD 2. Perawat meminta BMHP set kepada Apotek dan menandatangani formulir serah terima BMHP set yang telah disiapkan untuk penggunan 3 hari. 3. BMHP set digunakan sesuai kebutuhan 4. Jika BMHP set tersebut habis kurang dari 3 hari, maka perawat mengembalikan BMHP set yang telah terpakai dan meminta yang baru. 5. Sisa BMHP set diserahkan kembali ke Apotek oleh perawat unit layanan maksimal 2x24 jam setelah pasien keluar RS. Dokter menuliskan obat/BMHP yang dibutuhkan oleh pasien di kartu catatan obat/BMHP pasien. Kartu catatan obat/BMHP tersebut akan diambil oleh Porter Apotek setiap hari setelah visite dokter Obat dan BMHP yang telah disiapkan akan diantarkan oleh porter Apotek ke ruang rawatan. Obat dan BMHP yang telah diantarkan disimpan di dalam loker obat pasien Sisa obat dan BMHP yang tidak terpakai setelah pasien keluar dikembalikan lagi ke Apotek dengan mengisi formulir retur obat/BMHP. Pengelolaan obat emergensi dilakukan oleh petugas farmasi dan perawat di ruangan. Isi troli emergensi pertama sekali disiapkan oleh perawat ruangan dengan melakukan amprahan ke gudang farmasi. Petugas gudang farmasi menyiapkan obat-obat emergensi yang dibutuhkan Obat emergensi disimpan ke dalam trolley emergensi sejumlah sesuai dengan standar obat emergensi di masing-masing unit. Penyimpanan obat emergensi “HIGH ALERT” ditempat yang terpisah dilokalisir dengan penandaan garis merah disekelilingnya. Obat emergensi digunakan hanya untuk kondisi emergensi. Perawat mencatat setiap pengambilan obat emergensi pada lembar catatan penggunaan obat emergensi dengan disertai resep. Perawat kemudian menginformasikan kepada petugas farmasi untuk dilakukan penggantian obat emergensi yang telah terpakai Petugas farmasi menggantikan sesuai dengan jenis dan jumlah obat yang terpakai Petugas farmasi melakukan serah terima obat emergensi ke perawat ruangan dan mengunci troli. Petugas farmasi mengumpulkan dan melakukan arsip resep bukti pengeluaran obat emergensi/alkes/cairan infus di Apotek. Setiap resep obat emergensi dicatat meliputi identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, no RM, ruang rawat) serta obat-obat emergensi yang dipakai berikut jenis dan jumlahnya. Petugas farmasi secara berkala memeriksa troli emergensi yang mencakup : tanggal kadaluarsa dan kestabilan obat/cairan infus Petugas farmasi menerima laporan dari perawat ruangan atau berdasarkan hasil pemeriksaan troli emergensi secara berkala menemukan obat yang kadaluarsa atau rusak. Petugas farmasi melakukan pemisahan obat-obat yang rusak ataupun kadaluarsa Petugas farmasi mengembalikan obat ke gudang farmasi disertai berita acara penyerahan barang yang rusak ataupun kadaluarsa. Petugas farmasi melakukan penggantian terhadap obat yang rusak ataupun kadaluarsa dengan yang baru dan layak pakai