Anda di halaman 1dari 19

KELOMPOK IV

TRANSKULTURAL
NURSING

Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan


budaya pada proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus
memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan
menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkanpada nilai budaya
manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan
untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau
keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).
PENJELASAN
ABAD
Gambaran Masyarakat dengan Kasus b.d
Transkultural Nursing Pada Masyarakat Afrika
1
Tradisi Meminum Darah Sapi

• Tradisi suku afrika diantaranya tradisi meminum darah segar


dari Sapi yang masih hidup. Namun tradisi minum darah ini tidak
serta merta dilakukan oleh seluruh penduduk, melainkan hanya
kalangan prajurit saja.
• Cara yang digunakan untuk mengeluarkan darah dari sapi pun
sangat unik yaitu tidak dengan disembelih namun dengan cara
melobangi pembuluh arteri karotid. Hasilnya, darah akan keluar
layaknya air dari selang dan mereka tinggal menampung darah
dengan menggunakan mangkuk dari kulit labu.
• Darah segar ini dipercaya mengandung vitamin yang sangat
tinggi serta akan baik untuk kesehatan tubuh para prajurit.
Namun meski setiap prajurit diharuskan meminum darah segar
tersebut sekitar dua liter, tetap saja di antara mereka ada yang
tidak kuat dan akhirnya muntah. Dan suku afrika tetap memaksa
untuk meminum darah tersebut
2 Tradisi Mentato Gusi Sebagai
Simbol Kecantikan
• Tato pada umumnya dilakukan pada tubuh bagian luar seperti
lengan, kaki, bahu, leher, atau yang agak extrim adalah dibagian
mata. Namun di Suku Senegal, Afrika bagian barat, tato justru
dilakukan pada bagian gusi. Padahal gusi merupakan salah satu
bagian tubuh kita yang paling sensitif. Uniknya, tradisi ini hanya
dilakukan oleh para gadis dan dengan alasan untuk mendapatkan
senyum yang lebih atraktif dan menawan.
• Bahan yang digunakan merupakan campuran dari minyak panas dan
Shea Butter yang akan menghasilkan warna hitam. Dengan
menggunakan alat serupa jarum, proses ini dilakukan sebanyak 7
kali atau 7 lapis. Meski harus menahan sakit yang luar biasa saat
proses pentatoan, namun tradisi ini sudah dilakukan turun
temurun dan merupakan lambang kecantikan gadis-gadis.
3
Setrika Dada

• Negara Kamerun bagian Afrika Barat ini melakukan


sebuah tradisi setrika dada untuk para wanita yang
sedang alami pubertas. Setrika dada yang dilakukan
ini sangatlah menyakitkan karena ibu dari si gadis
akan menyetrika dada anak gadisnya sendiri yang
rata-rata masih berusia 9 sampai 10 tahun dengan
menggunakan kayu, logam, batu atau palu yang telah
dipanaskan.
• Gadis-gadis di Kamerun, terutama yang hidup dalam
lingkungan dengan budaya tradisional harus menjalani
proses di mana dada mereka disetrika agar jadi
benar-benar rata.
3
Setrika Dada

• Orang-orang Kamerun berpendapat kalau dada yang


menonjol bisa menimbulkan birahi. Jadi dengan dada yang
rata para wanita akan terhindar dari pelecehan dan tampak
lebih terhormat. Para ibu nekad menyetrika dada putri
mereka sendiri karena mereka tak ingin putri mereka
menarik perhatian kaum pria pada usia dini dan mengalami
kehamilan di luar nikah.
• Dan tidak jarang dari mereka mengalami berbagai masalah
kesehatan seperti infeksi, peradangan luka dan masalah
penyakit lainnya. Karena berbahaya dan dianggap
melanggar hak asasi wanita, banyak pihak yang
menginginkan ritual ini dihapus.
4 Meludahi Bayi Baru Lahir
untuk Mengusir Roh Jahat

• Suku Masai yang tersebar di Negara Kenya dan Tanzania


dikawasan Afrika Timur mempunyai ritual unik. Bermula
saat bayi baru dilahirkan di komunitas mereka, sang
ketua adat akan meludahi ubun-ubun kepala si jabang
bayi. Ini dilakukan agar roh-roh jahat yang menempel
pada bayi tersebut hilang, karena Suku Masai meyakini
selama janin di dalam rahim ibunya, ia akan ditemani oleh
roh-roh jahat.
• Kemudian ketika ia beranjak dewasa dan ingin menikah.
Kedua Orang tuanya akan meludahi kepalanya serta
kepala dari calon isrinya sebagai tanda bahwa ia merestui
hubungan cinta mereka.
4 Meludahi Bayi Baru Lahir
untuk Mengusir Roh Jahat

• Ritual meludah tak habis sampai disini saja, ketika


resepsi pernikahan dilangsungkan, pihak dari kedua
keluarga akan saling berbaris dan mendekat satu sama
lain.
• Kemudian mereka akan saling berteriak, menghina,
mencaci maki sambil meludahi wajah sepuasnya. Bagi
mereka ini adalah cara pendekatan ‘hangat’ agar
hubungan besan baru ini semakin akrab dan romantis.
• Dan kita ketahui banyak sekali penyakit yang
mungkin muncul dari air liur misalnya saja herpes,
sifilis dan lain sebagainya.
5
Sayat Perut
• Ada juga ritual kejam lain yang tak kalah sadis dan
harus dijalani oleh wanita di etnis Tiv, Nigeria di Afrika
Barat. Para wanita etnis ini yang baru saja mendapatkan
haid diwajibkan untuk lakukan sebuah ritual yang
menyakitkan. Perut mereka harus disayat sebagai tanda
bahwa mereka telah menjadi wanita dewasa.
• Penyayatan yang dilakukan pun tidak menggunakan obat
bius sehingga para wanita harus menahan rasa sakit
yang luar biasa. Sayatan yang dilakukan pun tidak hanya
sekali tapi berkali-kali. Rasanya sudah pasti
menyakitkan karena proses berlangsungnya ritual tidak
disertai dengan obat bius atau tindakan medis untuk
pencegahan infeksi.
5
Sayat Perut
• Ritual ini sifatnya wajib bagi para perempuan di sana.
• Selain menandakan kedewasaan, sayatan-sayatan ini
dipercaya dapat meningkatkan kesuburan si gadis.
Seorang gadis baru bisa disebut wanita sejati jika
sudah memiliki empat bekas sayatan di perutnya.
Dengan begitu mereka pun bisa mendapatkan jodoh
yang baik. Setidaknya, minimal para wanita harus
memiliki empat sayatan sehingga dia dinyatakan akan
mendapatkan jodoh yang baik. Dan tak kalah anehnya,
menurut kepercayaan etnis Tiv, ritual ini bisa
membuat kesuburan si wanita akan makin baik jika ia
menikah nanti.
6 Tradisi ‘Pembersihan’
Wanita Perawan
• Tradisi aneh Suku Malawi di Afrika Tengah ini bukanlah
bentuk pemerkosaan bagi suku disana. Ketika anak perempuan
mereka sudah memasuki masa pubertas (usai mendapatkan
haid pertama) maka harus ada uji nyali terlebih dahulu untuk
mengusir roh jahat, menghilangkan teluh, kutukan dan
penyakit. Para orang tua juga sangat percaya kalau anaknya
yang sudah ditiduri oleh sang Hyena, ketika ia berumah tangga
nanti akan diberikan kemakmuran oleh para dewa-dewa.
• Hanya membayar sekitar 4 sampai 7 dollar kepada Hyena,
anak mereka kemudian akan menginap selama beberapa hari
sampai dipastikan tubuhnya sudah benar-benar bersih. Dan
konyolnya tradisi pembersihan ini tidak hanya dilakukan
kepada para gadis-gadis muda saja.
6 Tradisi ‘Pembersihan’
Wanita Perawan
• Para janda yang baru saja ditinggal mati oleh
suaminya, setelah jasad sang suami dikubur. Mereka
selanjutnya akan melalui tahap pembersihan oleh
Hyena, agar tubuhnya kembali suci dan layak untuk
dinikahi kembali oleh pria-pria lain di sukunya
tersebut.
• Tradisi aneh sekaligus mengerikan ini sampai sekarang
masih bisa kita temui. Alasan para wanita terpaksa
melakukannya karena mereka takut kalau tidak sampai
menjalankan tradisi ini, mereka sendirilah atau
keluarganya nanti akan menanggung kutukan maupun
wabah penyakit mengerikan.
7 Berbagi Istri
untuk Sahabat lama
• Tamu adalah raja terlebih jika tamu itu adalah
sahabat lama dari desa seberang. Di wilayah Kenya,
Afrika Timur masih ada sekelompok suku pedalaman
yang mempraktekkan tradisi aneh bertukar istri.
Ketika seseorang bertamu ke rumahnya, mereka bukan
hanya diperlakukan bak seorang Raja. Tapi dari
makanan, pakaian sampai tempat tidur sudah
dipersiapkan untuknya. Dan selain itu, istrinya sendiri
juga dipersiapkan sebagai bonus menginap. Tanpa perlu
repot-repot meminta, sang pria pemilik rumah akan
menawari kepada tamunya apakah ia ingin meniduri
istrinya. Dan ketika kunjungan balik nantinya, tamu
tersebut juga akan memperlakukan hal yang sama
untuknya. Untungnya praktek tukaran istri ini sudah
semakin jarang sekarang.
Kesimpulan data akhir :
Dari beberapa tradisi di afrika ini semenjak mereka
mendapatkan penyuluhan akan bahaya penyakit
menular dan penyakit yang akan timbul akibat tradisi
yang mereka percayai mulai berkurang tetapi mereka
tidak pungkiri sampai saat ini tradisi masih ada.
Strategi dalam Asuhan
Keperawatan

 Cara I : Mempertahankan budaya


 Cara II : Negosiasi budaya
 Cara III : Restrukturisasi budaya
TERIMAKASIH…

Anda mungkin juga menyukai