Anda di halaman 1dari 21

Oleh:

Gadis Sukma T.P (13710005)


Abraham Jireh (13710013)
Ronald (13710027)
Lailia V.S (13710049)
Magustino T.H (14710169)
Lidwina Hefiani (15710125)

Pembimbing:
Lusiana Tjandra, S.Si, Apt, M. Kes
Scabies merupakan infeksi
ektoparasit pada manusia
yang disebabkan oleh kutu
Sarcoptes scabiei var
hominis.
Scabies dapat menyerang semua ras dan semua
kelas sosial di seluruh dunia, tetapi gambaran
yang akurat mengenai prevalensinya sulit
didapatkan. ini. Banyak faktor yang menunjang
perkembangan penyakit ini, antara lain:
kebersihan yang buruk, kesalahan diagnosis, dan
perkembangan dermografik serta ekologi.
Scabies paling sering ditemukan pada anak-anak
dan dewasa muda, tetapi dapat menyerang
semua umur, dan di Inggris dalam beberapa
tahun terakhir ini lebih sering ditemukan pada
lansia di tempat-tempat perawatan.
Scabies disebabkan oleh parasit kutu Sarcoptes
scabiei var hominis. Kutu scabies memiliki 4 pasang
kaki, berukuran 0,3 mm, tidak dapat dilihat dengan
mata telanjang. Secara morfologik merupakan tungau
kecil, bentuk oval, punggung cembung dan perutnya
rata. Tungau translusen, berwarna putih kotor, dan
tidak bermata. Ukuran 330 – 450 mikron x 250 – 350
mikron (betina), sedangkan 200 – 240 mikron x 150 –
200 mikron (jantan) lebih kecil. Dewasa mempunyai 4
pasang kaki, 2 pasang didepan dan 2 pasang kaki
kedua pada betina berakhir dengan rambut,
sedangkan pada jantan pasangan kaki ketiga berakhir
dengan rambut dan keempat dengan alat perekat.
* Gambaran Klinis

Pruritus nocturna
Menyerang manusia
secara berkelompok
Adanya terowongan
Menemukan
Sarcoptes scabiei
Bentuk Klinis

Skabies pada orang


bersih
Skabies pada bayi dan
anak
Skabies nodular
Skabies incognito
Norwegian scabies
(Skabies berkrusta)
* Pemeriksaan Penunjang

Kerokan kulit
Mengambil tungau dengan jarum
Tes tinta pada terowongan (Burrow ink test)
Membuat biopsi irisan (epidermal shave biopsy)
Uji tetrasiklin
Dermoskopi
Insect bite (gigitan serangga) :

* Karakteristik lesi berupa urtikaria


papul eritematous 1-4 mm
berkelompok dan tersebar di seluruh
tubuh, sedangkan tungau skabies lebih
suka memilih area tertentu yaitu
menghindari area yang memiliki
banyak folikel pilosebaseus.
* Area lesinya hanya terbatas pada
daerah gigitan dan sengatan serangga
saja sedangkan skabies ditemukan lesi
berupa terowongan yang tipis dan kecil
seperti benang berwarna putih abu-
abu, pada ujung terowongan
ditemukan papul atau vesikel
Prurigo nodularis

* Merupakan tanda klinik yang kronis


yaitu nodul yang gatal dan secara
histologi ditandai adanya
hiperkeratosis dan akantosis hingga
ke bawah epidermis. Sedangkan
pada skabies ditemukan Sarcoptes
scabiei di bagian teratas epidermis
yang mengalami akantosis. Pada
prurigo, penyebabnya belum
diketahui. Sedangkan pada skabies
disebabkan oleh adanya tungau
Sarcoptes
* scabiei melalui pewarnaan
Hematoksilin-Eosin (H.E).
Faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan pengobatan penderita scabies
antara lain umur pasien, biaya pengobatan, berat derajat erupsi, dan faktor
kegagalan terapi yang pernah diberikan sebelumnya.

Pada pasien dewasa :


skabisid topikal dioleskan di seluruh permukaan tubuh kecuali wajah dan
kulit kepala,dan lebih difokuskan di daerah sela-sela jari, inguinal, genital,
area lipatan kulit sekitar kuku, dan area belakang telinga.
Pada pasien anak dan skabies berkrusta :
Scabisid topikal dioleskan pada area wajah dan kulit kepala
Agar menghindari dari penggunaan obat secara berlebihan pasien sebaiknya
di ingatkan ruam dan rasa gatal di kulit dapat tetap menetap hingga 4
minggu. Steroid topikal, anti histamin maupun steroid sistemik jangka
pendek dapat diberikan untuk menghilangkan ruam dan gatal pada pasien
yang tidak membaik setelah pemberian terapi skabisid yang lengkap.
Penatalaksanaan secara umum
• Edukasi pada pasien skabies :
* Mandi dengan air hangat dan keringkan badan.
* Pengobatan meliputi seluruh bagian dari kulit tanpa terkecuali
baik yang yang terkena oleh skabies ataupun bagian kulit yang
tidak terkena.
* Pengobatan yang diberikan dioleskan di kulit dan sebaiknya
dilakukan pada malam hari sebelum tidur.
* Hindari menyentuh mulut dan mata dengan tangan.
* Ganti pakaian, handuk, sprei, yang digunakan, selalu cuci
dengan teratur dan bila perlu direndam dengan air panas
* Jangan ulangi penggunaan skabisid yang berlebihan dalam
seminggu walaupun rasa gatal yang mungkin masih timbul
selama beberapa hari.
* Setiap orang di yang tinggal dalam satu rumah sebaiknya
mendapatkan penanganan di waktu yang sama.
* Melapor ke dokter anda setelah satu minggu
* Penatalaksanaan secara khusus
 Permethrin
Presipitat Sulfur 2-10%
Benzyl benzoate
Lindane (Gamma benzene heksaklorida)
Crotamiton krim (Crotonyl-N-Ethyl-O-Toluidine)
Ivermectin
Monosulfiran
Monosulfiran
* Penatalaksanaan skabies berkrusta
Terapi skabies ini mirip dengan bentuk umum lainnya,
meskipun skabies berkrusta respon lebih lambat dan
membutuhkan beberapa pengobatan dengan skabisid.
Kulit yang diobati meliputi kepala, wajah, kecuali
sekitar mata, hidung, mulut dan khusus dibawah kuku
jari tangan dan jari kaki diikuti dengan penggunaan
sikat di bagian bawah ujung kuku. Pengobatan diawali
dengan krim permethrin dan jika dibutuhkan diikuti
dengan lindane dan sulfur. Sebelum terapi dengan
skabisid diobati dengan keratolitik.
* Penatalaksanaan skabies nodular
Skabies nodular merupakan salah satu karakteristik
skabies kronik mengenai beberapa bagian tubuh
seperti genitalia pria dan aksilla. Skabies seperti ini
ditangani dengan anti skabitik disertai dengan
pemberian steroid.

* Pengobatan terhadap komplikasi


Pada infeksi bakteri sekunder dapat digunakan
antibiotik oral khususnya eritromisin.
* Pengobatan simptomatik
Dosis Keterangan
1. Pengobatan
simptomatik
Dioleskan selama 8-14 jam, diulangi selama 7 hari. Terapi lini pertama di Amerika Serikat dan kehamilan kategori B.
1. Pengobatan
simptomatik
Dioleskan selama 8 jam setelah itu dibersihkan, olesan kedua diberikan 1 Tidak dapat diberikan pada anak umur 2 tahun kebawah, wanita selama masa kehamilan dan
1. Pengobatan minggu kemudian. laktasi.

simptomatik

Dioleskan selama 2 hari berturut-turut, lalu diulangi dalam 5 hari. Memiliki efek anti pruritus tetapi efektifitasnya tidak sebaik topikal lainnya.
1. Pengobatan
simptomatik
Dioleskan selama 3 hari lalu dibersihkan. Aman untuk anak kurang dari 2 bulan dan wanita dalam masa kehamilan dan laktasi, tetapi

*
1. Pengobatan tampak kotor dalam pemakaiannya dan data efisiensi obat ini masih kurang.

simptomatik

Dioleskan selama 24 jam lalu dibersihkan Efektif namun dapat menyebabkan dermatitis pada wajah
1. Pengobatan
simptomatik

Dosis tunggal oral, bisa diulangi selama 10-14 hari Memiliki efektifitas yang tinggi dan aman. Dapat digunakan bersama bahan topikal lainnya.
1. Pengobatan Digunakan pada kasus-kasus skabies berkrusta dan skabies resisten.

simptomatik
Di utara Australia, dilaporkan angka kematian meningkat 50 %
selama lebih dari 5 tahun, dengan penyebab utamanya yaitu infeksi
bakterial sekunder, yang sering disebabkan oleh Streptococcus
aureus, Streptococcus β-hemolitikus grup A, atau
peptostreptococci. Beberapa laporan kasus didapatkan vaskulitis
leukositoklastik akibat scabies, dan satu kasus tercatat adanya
antikoagulan lupus.
Impegtiginisasi sekunder adalah komplikasi umum ditemukan dan
berespon baik terhadap pemberian antibiotik topikal ataupun oral,
tergantung tingkat piodermanya.
Limfangitis dan septiksemia dapat juga terjadi terutama pada
skabies Norwegian Scabies.
Glomerulonefritis juga pernah dilaporkan sebagai komplikasi dari
scabies. Post-streptococcal glomerulonephritis bisa terjadi karena
scabies-induced pyodermas yang disebabkan oleh Streptococcus
pyogens.
Jika tidak dirawat, kondisi ini bisa menetap
untuk beberapa tahun. Pada individu yang
immunokompeten, jumlah tungau akan
berkurang seiring waktu. Skabies dapat
disembuhkan. Seorang individu dengan infeksi
skabies, jika diobati dengan benar, memiliki
prognosis yang baik, keluhan gatal dan eksema
akan sembuh.
Untuk melakukan pencegahan terhadap penularan
skabies, orang-orang yang kontak langsung atau dekat
dengan penderita harus diterapi dengan topikal skabisid.
Untuk mencegah terjadinya penyebaran karena
seseorang mungkin saja telah mengandung tungau
skabies yang masih dalam periode inkubasi
asimptomatik.
Selain itu untuk mencegah terjadinya infeksi melalui
seprei, bantal, handuk dan pakaian yang digunakan
dalam 5 hari terakhir, harus dicuci bersih dan
dikeringkan dengan udara panas karena tungau skabies
dapat hidup hingga 3 hari diluar kulit, karpet dan kain
pelapis lainnya juga harus dibersihkan (vacuum cleaner).

Anda mungkin juga menyukai