PAU-PPAI-UT 2
• Islam datang di Indonesia sudah lebih dari lima
belas abad.
• Namun penghayatan dan pengamalan ajaranya
yang luhur dianggap masih sinkretik dengan
budaya local. …???
• Sampai sekarang kita masih menjumpai
kepercayaan metafisik berupa memedi,
lelembut, dan demit. Disamping itu terdapat juga
upacara selamatan yang berhubungan dengan
kelahiran, kematian, pindah rumah, panen,
pembukaan pabrik, khitanan, pertemuan politik
dan sebagainya …..????
PAU-PPAI-UT 3
Dalam merespon tradisi yang berkembang, terdapat
dua kelompok yang pada waktu dulu berhadapan
secara tajam yaitu kaum tua dan kaum muda.
PAU-PPAI-UT 4
PENGHAYATAN DAN TINGKAH LAKU KEAGAMAAN POPULER
1. DIKOTOMI RASA DAN RASIO
Fasih dan tidak fasih dalam pelafalan teks
akal dan wahyu, al-Iqtishad fi l-I’tiqad•
, al-Ghazali membuat gambaran yang
indah: Perumpamaan akal adalah laksana penglihatan yang sehat
dan tidak cacat. Sedangkan perumpamaan Al-Qur’an adalah
seperti matahari yang cahayanya tersebar merata, hingga memberi
kemudahan bagi para pencari petunjuk. Amatlah bodoh jika
seseorang mengabaikan salah satunya. Orang yang menolak akal
dan merasa cukup dengan petunjuk Al-Qur’an, seperti orang yang
mencari cahaya matahari tapi memejamkan matanya. Maka orang
ini tidak ada bedanya dengan orang buta. Akal bersama wahyu
adalah cahaya di atas cahaya. Sedangkan orang yang
memperhatikan pada salah satunya saja dengan mata sebelah,
niscaya akan terperdaya”.
PAU-PPAI-UT 5
2. PEMAKNAAN BID’AH ATAU KREASI
Bid’ah dalam pengertian bahasa adalah:
ق
ٍ سا ِب َ علَى
َ غي ِْر ِمثَا ٍل َ َما أ ُ ْحد.( [فتح الباري البن حجر6 /292])
َ ِث
Dalam pengertian syari’at, bid’ah adalah:
ِِ َُّّنن ُ ََ علَ ْي ِه ْالقُ ْْر
اُ ََاَ ََء ََ ِِ ْْ ال ـ َّ ُي لَ ْم يَن
َ ص ُ ا َ ْل ُم ْح َد.
ْ ث الَّ ِذ
“Sesuatu yang baru yang tidak terdapat
penyebutannya secara tertulis, baik di dalam
al-Qur’an maupun dalam hadits”. (Sharih al-
Bayan, 1/278)
PAU-PPAI-UT 6
Seorang ulama bahasa terkemuka, Abu Bakar Ibn al-‘Arabi menuliskan
sebagai berikut:
ٍ َث َم ْذ ُم ْو َمي ِْن ِللَ ْف ِظ ِب ْد َع ٍة َو ُم ْحد
َو ِإنَّ َما يُذَ ُّم ِمنَ ال ِب ْد َع ِة َما،ث َوالَ َم ْعنَيَ ْي ِه َما ُ َت ال ِب ْد َعةُ َو ْال ُم ْحد َ لَ ْي
ْ س
ضلَلَ ِة َّ ت َما دَ َعا إِلَى ال ِ َويُذَ ُّم ِمنَ ْال ُم ْحدَثَا،َسـنَّة ُّ ف ال ُ يُخَا ِل.
“Perkara yang baru (Bid’ah atau Muhdats) tidak pasti tercela hanya karena secara
bahasa disebut Bid’ah atau Muhdats, atau dalam pengertian keduanya. Melainkan
Bid’ah yang tercela itu adalah perkara baru yang menyalahi sunnah, dan Muhdats yang
tercela itu adalah perkara baru yang mengajak kepada kesesatan”.
PAU-PPAI-UT 7
ِ علَ ْي َها ال ت َ ْب ِدي َل ِلخ َْل
ق َ ََّللاِ الَّتِي ف
َ َّط َر الن
َ اس َّ َ ط َرة ْ ِين َحنِيفًا ف ِ ِّف ََأَقِ ْم َو ْج َه َك ِلل ِد
َ اس ال يَ ْعلَ ُم
ون ِ َّين ْالقَ ِيِّ ُم َولَ ِك َّن أ َ ْكث َ َر الن
ُ َِّّللاِ ذَ ِل َك ال ِد
َّ
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah
atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak
ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui. QS. Ar-Rum: 30
PAU-PPAI-UT 8
Mudah Mengkafirkan Sesama Muslim (Takfir) dan Buruk
Sangka
Tidak Bisa Menerima Perbedaan Pendapat
Merasa Paling Benar Sendiri
Gemar Berdebat Masalah Furu’iyah dan Khilafiyah
PAU-PPAI-UT 9
B. REAKSI PEMIKIRAN UMAT ISLAM TERHADAP
GLOBALISASI
1. Tradisionalis
Pemikiran tradisionalis percaya bahwa kemunduran umat
Islam adalah ketentuan dan rencana Tuhan. Hanya Tuhan yang
Mahatahu tentang arti dan hikmah di balik kemunduran dan
keterbelakangan umat Islam. Makhuk, termasuk umat Islam
tidak tahu tentang gambaran besar scenario Tuhan, dari
perjalanan panjang umat manusia. Kemunduran dan
keterbelakangan umat Islam dinilai sebagai ujian atas
keimanan, dan kita tidak tahu malapetaka apa yang akan
terjadi di balik kemajuan dan pertumbuhan umat manusia.
(Mansyur Faqih, 1997: 11)
PAU-PPAI-UT 11
2. Modernis
PAU-PPAI-UT 12
3. Revivalis