Yuni-Refkas KET
Yuni-Refkas KET
Diajukan Kepada :
dr. A. Hardianto Sp.OG
Disusun oleh:
Yuni Kartika Dewi H2A013060
Status Pasien
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. D
Umur : 23 Tahun
Alamat : Penataran Rt 05/03 kalipancur, Semarang
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan terakhir : SMA
Masuk RS : 24 April 2018
• Menarche : 13 tahun
• Siklus : 28 hari
• Lama haid : 7 hari
• Hari pertama haid terakhir : 22 Februari 2018
Riwayat KB :-
Riwayat Penyakit Dahulu
• R. Hipertensi : disangkal
• Riwayat DM : disangkal
• Riwayat asma : disangkal
• Riwayat penyakit jantung : disangkal
• Riwayat penyakit ginjal : disangkal
• Riwayat alergi : disangkal
• Riwayat trauma/jatuh : disangkal
• Riwayat obat tradisional : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat hipertensi : disangkal
• Riwayat kencing manis : disangkal
• Riwayat asma : disangkal
• Riwayat jantung : disangkal
• Riwayat alergi : disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi
• Pasien adalah seorang ibu rumah tangga dan suami pekerjaan
Kepala : Mesosefal
Mata : Konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-, cekung -/-
Hidung : Nafas cuping hidung -/-, sekret -/-
Mulut : Sianosis (-), faring hiperemis -/-
Telinga : Hiperemis -/-, sekret -/-
Leher : Pembesaran kelenjar limfe (-), retraksi otot bantu nafas
(-), pembesaran kelenjar tiroid (-).
Jantung : Dbn
Auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Paru : Dbn
Auskultasi : suara dasar vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-
Ekstremitas :
Superior Inferior
Oedema -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Clubbing finger -/- -/-
Status Ginecology
Hamil 8 minggu,
Amemia ringan
Diagnosis G1P0A0 karena kehamilan ini merupakan kehamilan
Pertama pada pasien (Primigravida). Usia kehamilan
berdasarkan HPHT yaitu 8 minggu. Menurut literature usia
kehamilan 6-10 minggu merupakan usia kehamilan terbanyak
mengalami KET, Maka hal ini sesuai dengan teori.
kasus :
Inspeksi : darah merah kecoklatan (+), flour albus (-)
Vulva/uretra/vagina dalam batas normal.
Portio : licin sebesar jempol tangan, OUE tertutup, nyeri goyang portio (+)
Corpus uteri sebesar telur bebek
Adnexa parametrium dextra nyeri perabaan (-)
Pemeriksaan Laboratorium : Pemeriksaan hemoglobin dan
jumlah sel darah merah berguna dalam menegakan diagnosis
kehamilan ektopik terganggu terutama ada tanda
perdarahan dalam ronggan perut.
Pada kasus :
Tampak 1 GS intrauterin ukuran 9,27 x 2,35 x 2,6 (8w3d)
Tak tampak fetal plate di dalamnya
Tampak 1 GS ekstrauterin ukuran 1,37 x 2,41 x 1,7 (6w4d)
Tak tampak cairan bebas intrauterin
Pada kasus sebelum dilakukan pembedahan
diberikan obat Kalnex 3x1 Amp sesuai dengan
literature Kalnex termasuk golongan obat
tranexamic acid.
Tranexamic acid digunakan untuk membantu
menghentikan kondisi perdarahan. Tranexamic acid
merupakan agen antifibrinolytic. Golongan obat ini
bekerja dengan menghalangi pemecahan bekuan
darah, sehingga mencegah pendarahan.
Dosis kalnex Amp 250 mg/mL 1-2 Amp/hr IV.
Pasien juga diberi obat ceftriaxon 1x2 gr, yang
merupakan antibotik golongan sefalosporin.
Ceftriaxone mempunyai spektrum luas dan waktu
paruh eliminasi 8 jam. Ceftriaxone efektif terhadap
mikroorganisme gram positif dan gram negatif.
Ceftriaxone juga sangat stabil terhadap enzim
beta laktamase yang dihasilkan oleh bakteri.
Dosis ceftriaxone 1 gr/vial 1-2gr/hari.
Pasien juga mendapatkan Ketorolac 3x30 gr. Ketorolac
adalah obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID). Indikasi
penggunaan ketorolac adalah untuk inflamasi akut.
Efeknya menghambat biosintesis prostaglandin. Kerjanya
menghambat enzim siklooksogenase (prostaglandin sintetase).
Selain menghambat sintese prostaglandin, juga menghambat
tromboksan A2.
ketorolac tromethamine memberikan efek anti inflamasi
dengan menghambat pelekatan granulosit pada pembuluh
darah yang rusak, menstabilkan membrane lisosom dan
menghambat migrasi leukosit polimorfonuklear dan makrofag
ke tempat peradangan.
Dosis ketorolac Amp 30 mg/mL 30-60 mg/hr terbagi 3 dosis.
Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparotomi. Dalam
tindakan demikian beberapa hal perlu diperhatikan dan dipertimbangkan
yaitu 1 :
kondisi penderita saat itu
keinginan penderita akan fungsi reproduksinya
lokasi kehamilan ektopik
kondisi anatomik organ pelvis
Hasil pertimbangan ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi
pada kehamilan tuba atau dapat dilakukan pembedahan konservatif
yaitu hanya dilakukan salpingostomi atau reanastomosis tuba. Apabila kondisi
penderita buruk, misalnya dalam keadaan syok, lebih baik dilakukan
salpingektomi.
Penanganan akhir pasien sesuai literature adalah
Laparotomi. Pada pasien dilakukan tindakan
salpingektomi dengan mempertimbangkan kondisi
pasien mendekati syok, dan lokasi kehamilan
ektopik berada pada tuba dextra. Dari hasil
laparotomi didapatkan bekuan darah serta hasil
konsepsi.
Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad Sanationam : dubia ad bonam
Quo ad Functionam : dubia ad bonam
TERIMA KASIH