Anda di halaman 1dari 27

REFLEKSI KASUS

G1P0A0, USIA 23 TAHUN, HAMIL 8 MINGGU


KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
ANEMIA RINGAN

Diajukan Kepada :
dr. A. Hardianto Sp.OG
Disusun oleh:
Yuni Kartika Dewi H2A013060
Status Pasien
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. D
Umur : 23 Tahun
Alamat : Penataran Rt 05/03 kalipancur, Semarang
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan terakhir : SMA
Masuk RS : 24 April 2018

Nama Suami : Tn. N


Umur : 25 Tahun
Alamat : Penataran Rt 05/03 kalipancur, Semarang
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan terakhir : SMA
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Anamnesis secara autoanamnesis, 24 April 2018 pukul 08.00
WIB di Ruang Bersalin RSUD Tugurejo Semarang.

Keluhan Utama : Nyeri perut bagian bawah


Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut bagian bawah, nyeri
tidak menjalar ke bagian yang lain, nyeri dirasakan mendadak
sejak 3 jam yang lalu dan terus-menerus. Saat ini pasien sedang
hamil 8 minggu. Pasien tidak menggunakan obat untuk
menghilangkan rasa nyeri dan tidak menghilang ketika beristirahat.
Keluhan lain yang dirasakan adalah pusing (+), lemas (+), mual (+),
muntah (-), keluar darah dari jalan lahir (+), keluar air ketuban dari
jalan lahir (-), keluar lendir (-), Tidak ada keluhan dengan BAK dan
BAB
Riwayat Haid

• Menarche : 13 tahun
• Siklus : 28 hari
• Lama haid : 7 hari
• Hari pertama haid terakhir : 22 Februari 2018

Riwayat Perkawinan : 1X selama 1tahun

Riwayat Obstetri : G1P0A0, 23 tahun, hamil


8 minggu

Riwayat KB :-
Riwayat Penyakit Dahulu

• R. Hipertensi : disangkal
• Riwayat DM : disangkal
• Riwayat asma : disangkal
• Riwayat penyakit jantung : disangkal
• Riwayat penyakit ginjal : disangkal
• Riwayat alergi : disangkal
• Riwayat trauma/jatuh : disangkal
• Riwayat obat tradisional : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat hipertensi : disangkal
• Riwayat kencing manis : disangkal
• Riwayat asma : disangkal
• Riwayat jantung : disangkal
• Riwayat alergi : disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi
• Pasien adalah seorang ibu rumah tangga dan suami pekerjaan

swasta, hidup dengan mertua. Biaya menggunakan BPJS. Kesan


ekonomi kurang.
Riwayat Pribadi
• Riwayat merokok : disangkal
• Riwayat konsumsi alkohol : disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan 05 Agustus 2016 pukul 12.20 WIB
di Ruang Bersalin RSUD Tugurejo Semarang.
Keadaan Umum : Tampak Lemas
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign
• Tekanan Darah : 100/70 mmHg
• Nadi : 78 x/menit, reguler,isi dan tegangan cukup
• Pernapasan : 22 x / menit, teratur
• Suhu : 36,7 0C
Status Gizi
• Tinggi Badan : 162 cm
• Berat Badan : 54 kg
• BMI : 20.4 kg/m2 (normal)
Status Internus

Kepala : Mesosefal
Mata : Konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-, cekung -/-
Hidung : Nafas cuping hidung -/-, sekret -/-
Mulut : Sianosis (-), faring hiperemis -/-
Telinga : Hiperemis -/-, sekret -/-
Leher : Pembesaran kelenjar limfe (-), retraksi otot bantu nafas
(-), pembesaran kelenjar tiroid (-).
Jantung : Dbn
Auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Paru : Dbn
Auskultasi : suara dasar vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-
Ekstremitas :
Superior Inferior
Oedema -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Clubbing finger -/- -/-
Status Ginecology

 Inspeksi : Permukaan abdomen cembung, linea nigra (+), striae


 gravidarum (+), luka bekas operasi (-).
 Palpasi : Masa (+), fundus uteri tidak teraba, nyeri tekan pada
 regio iliaca dextra (+)
 Auskultasi : Bising usus (+) normal, DJJ (-)

 Inspeksi : darah merah kecoklatan (+), flour albus (-)


 Vulva/uretra/vagina dalam batas normal.
 Portio : licin sebesar jempol tangan, OUE tertutup, nyeri goyang portio (+)
 Corpus uteri sebesar telur bebek
 Adnexa parametrium dextra nyeri perabaan (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Hematologi 07-04-2018

Darah Rutin (WB EDTA) Nilai Nilai normal


Hb L 9.90 g/dL 11.7-15.5g/dL
Ht L 29,10 % 35-47%
Leukosit H 15.68.103/uL 3.6-11
Trombosit 408.103/uL 150-440
Eritrosit 3.42 . 106/uL 3.8-5.2
MCV 80.20 fL 80-100
MCH 26.30 pg 26-24
MCHC 34.10 g/dL 32-36
RDW 11.10 % 11.5-14.5
Golongan Darah O Rh (+)
Kimia Klinik (Serum)
Glukosa Sewaktu 121 mg/dL < 125 mg/dL
Kalium 4.17 mmol/L 3.5-5.0
Natrium L 130.1 mmol/L 135-145
Chlorida 96.7 mmol/L 95-105
Sero-Imun (Serum)
HbsAg Non Reaktif (-) Non Reaktif
Tes Kehamilan Positif
USG :

 Tampak 1 GS intrauterin ukuran 9,27 x 2,35 x 2,6 (8w3d)


 Tak tampak fetal plate di dalamnya
 Tampak 1 GS ekstrauterin ukuran 1,37 x 2,41 x 1,7 (6w4d)
 Tak tampak cairan bebas intrauterin
INITIAL PLAN
Ip Dx : USG, Hb serial, Darah lengkap
Ip Tx :
 O2 3 liter/menit
 Infus RL 20 tpm
 Transfusi PRC sampai Hb normal
 Injeksi Kalnex 3x 1 Amp
 Injeksi ceftriakson 1x 2 gr
 Injeksi ketorolak 3x30 gr
 Laparotomi (Salphingektomi)
Ip Mx :
 Memasang bed side monitor pada pasien,
evaluasi keadaan umum dan tanda vital tiap
30 menit
 Siapkan transfusi darah

 antibiotik pre operasi (ceftriakson 2 gr)

 Monitoring efek pemberian transfuse dengan


Hb serial
Ip Ex :
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai keadaan
yang diderita pasien, yaitu hamil ektopik serta tata laksananya.
Hamil ektopik merupakan hamil diluar rahim yang dapat
mengakibatkan perdarahan. Oleh sebab itu, pada pasien
tersebut diberikan terapi konservatif yang berupa perbaikan
keadaan umum dan tanda vital, setelah keduanya stabil, pasien
akan dilakukan tindakan operatif sebagai terapi definitif.
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai resiko-resiko

yang dapat terjadi setelah tindakan operatif (Salphingektomi)


yang akan dilakukan pada pasien.
 Menenangkan pasien
Pembahasan Kasus
Diagnosis pasien adalah
 G1P0A0, usia 23 tahun

 Hamil 8 minggu,

 Kehamilan Ektopik Terganggu

 Amemia ringan
 Diagnosis G1P0A0 karena kehamilan ini merupakan kehamilan
Pertama pada pasien (Primigravida). Usia kehamilan
berdasarkan HPHT yaitu 8 minggu. Menurut literature usia
kehamilan 6-10 minggu merupakan usia kehamilan terbanyak
mengalami KET, Maka hal ini sesuai dengan teori.

 Diagnosis Kehamilan ektopik terganggu pada pasien ini sudah


tepat karena sesuai dengan literature dari Anamnesis
didapatkan trias KET yaitu amenore, nyeri perut bagian bawah
dan perdarahan pervaginam.
 Kehamilan ektopik didefinisikan sebagai setiap kehamilan yang terjadid i
luar kavum uteri yaitu bila sel telur yang dibuahi berimplantasi dan
tumbuh di luar endometrium kavum uteri.

 Kehamilan Ektopik tergangu (KET) merupakan kehamilan ektopik yang


disertai dengan gejala akut abdomen, dengan trias gambaran klasik yaitu
amenore, nyeri abdomen akut dan perdarahan pervaginam.
Pemeriksaan umum : Yang menonjol dari KET ialah penderita tampak
kesakitan, pucat dan pada pemeriksaan ditemukan tanda-tanda syok
serta perdarahan rongga perut. Pada pemeriksaan ginekologik
ditemukan serviks yang nyeri bila digerakkan dan kavum Douglas
yang menonjol dan nyeri raba.

 kasus :
 Inspeksi : darah merah kecoklatan (+), flour albus (-)
 Vulva/uretra/vagina dalam batas normal.
 Portio : licin sebesar jempol tangan, OUE tertutup, nyeri goyang portio (+)
 Corpus uteri sebesar telur bebek
 Adnexa parametrium dextra nyeri perabaan (-)
 Pemeriksaan Laboratorium : Pemeriksaan hemoglobin dan
jumlah sel darah merah berguna dalam menegakan diagnosis
kehamilan ektopik terganggu terutama ada tanda
perdarahan dalam ronggan perut.

 Pada kasus Diagnosis Anemia Ringan sesuai dengan literature,


Dari hasil laboratorium didapatkan : HB : 9,6 g/dl, Ht 32%,
gravindex (+) yang menurut WHO (Manuaba I.B.G,1998.HAL
30) termasuk dalam kategori anemia ringan. Pasien sempat
diberi transfusi PRC 1 kolf yang membantu menaikan HB
pasien sebelum operasi.
Ultrasonografi : Cara yang paling efisien untuk menegakan adanya kehamilan
ektopik atau mendiagnosis suatu kehamilan extrauteri.

Pada kasus :
 Tampak 1 GS intrauterin ukuran 9,27 x 2,35 x 2,6 (8w3d)
 Tak tampak fetal plate di dalamnya
 Tampak 1 GS ekstrauterin ukuran 1,37 x 2,41 x 1,7 (6w4d)
 Tak tampak cairan bebas intrauterin
 Pada kasus sebelum dilakukan pembedahan
diberikan obat Kalnex 3x1 Amp sesuai dengan
literature Kalnex termasuk golongan obat
tranexamic acid.
 Tranexamic acid digunakan untuk membantu
menghentikan kondisi perdarahan. Tranexamic acid
merupakan agen antifibrinolytic. Golongan obat ini
bekerja dengan menghalangi pemecahan bekuan
darah, sehingga mencegah pendarahan.
 Dosis kalnex Amp 250 mg/mL 1-2 Amp/hr IV.
 Pasien juga diberi obat ceftriaxon 1x2 gr, yang
merupakan antibotik golongan sefalosporin.
 Ceftriaxone mempunyai spektrum luas dan waktu
paruh eliminasi 8 jam. Ceftriaxone efektif terhadap
mikroorganisme gram positif dan gram negatif.
Ceftriaxone juga sangat stabil terhadap enzim
beta laktamase yang dihasilkan oleh bakteri.
 Dosis ceftriaxone 1 gr/vial 1-2gr/hari.
 Pasien juga mendapatkan Ketorolac 3x30 gr. Ketorolac
adalah obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID). Indikasi
penggunaan ketorolac adalah untuk inflamasi akut.
 Efeknya menghambat biosintesis prostaglandin. Kerjanya
menghambat enzim siklooksogenase (prostaglandin sintetase).
Selain menghambat sintese prostaglandin, juga menghambat
tromboksan A2.
 ketorolac tromethamine memberikan efek anti inflamasi
dengan menghambat pelekatan granulosit pada pembuluh
darah yang rusak, menstabilkan membrane lisosom dan
menghambat migrasi leukosit polimorfonuklear dan makrofag
ke tempat peradangan.
 Dosis ketorolac Amp 30 mg/mL 30-60 mg/hr terbagi 3 dosis.
Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparotomi. Dalam
tindakan demikian beberapa hal perlu diperhatikan dan dipertimbangkan
yaitu 1 :
 kondisi penderita saat itu
 keinginan penderita akan fungsi reproduksinya
 lokasi kehamilan ektopik
 kondisi anatomik organ pelvis
Hasil pertimbangan ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi
pada kehamilan tuba atau dapat dilakukan pembedahan konservatif
yaitu hanya dilakukan salpingostomi atau reanastomosis tuba. Apabila kondisi
penderita buruk, misalnya dalam keadaan syok, lebih baik dilakukan
salpingektomi.
 Penanganan akhir pasien sesuai literature adalah
Laparotomi. Pada pasien dilakukan tindakan
salpingektomi dengan mempertimbangkan kondisi
pasien mendekati syok, dan lokasi kehamilan
ektopik berada pada tuba dextra. Dari hasil
laparotomi didapatkan bekuan darah serta hasil
konsepsi.
Prognosis
 Quo ad vitam : dubia ad bonam
 Quo ad Sanationam : dubia ad bonam
 Quo ad Functionam : dubia ad bonam
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai