Anda di halaman 1dari 49

Laporan Kasus

P1A0 Post SC ai Secondary Arrest ec CPD + varises labia mayor


dextra + Anemia
Oleh :
Dewi Anggini, S.Ked
I4A013015

Pembimbing :
dr. Hardyan Syauqi, Sp.OG(K)

BAGIAN/SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FK UNLAM/RSUD ULIN
BANJARMASIN
PENDAHULUAN

Terdapat empat penyebab utama kematian ibu, janin dan bayi


baru lahir yakni perdarahan, infeksi dan sepsis, hipertensi dan
preeklamsia/eklamsia, serta persalinan macet (distosia).

Disproporsi kepala panggul merupakan keadaan yang


menggambarkan ketidak-seimbangan antara kepala janin dan
panggul ibu sehingga janin tidak bisa keluar melalui vagina.

Upaya menurunkan tingkat morbilitas dan mortalitas preeklampsia dilakukan dengan


memberikan penanganan dini hingga melakukan pencegahan pada ibu hamil yang di
anggap beresiko tinggi terjadinya preeklampsia
PENDAHULUAN
Varises vulva adalah dilatasi vena di labia majora dan labia
minora, dan diperkirakan terjadi pada 22% -34% wanita
dengan varises pelvis dan pada 18% -22% dari kehamilan
wanita.
Selama kehamilan, faktor hormonal yang bersirkulasi meningkatkan distensibility dinding
vena dan melunakkan leaflet katup. Pada saat yang sama, vena harus mengakomodasi
volume sirkulasi darah yang sangat meluas. Pada akhir kehamilan, uterus yang membesar
menekan vena cava inferior, menyebabkan hipertensi vena lebih lanjut dan distensi
sekunder vena tungkai maupun vena labia

Varises vulva dapat menyebabkan masalah psikoemosional dan


keluarga. Sulit memperkirakan prevalensi secara pasti dari kondisi
patologis ini
PENDAHULUAN

Anemia pada kehamilan, yang didefinisikan sebagai konsentrasi


hemoglobin (Hb) <11 g / L, mempengaruhi lebih dari 56 juta
wanita di seluruh dunia, dua pertiganya berasal dari Asia

Ibu hamil dengan anemia memiliki risiko lebih besar mengalami perdarahan
pasca persalinan. Anemia dalam kehamilan dapat berpengaruh buruk
terutama saat kehamilan, persalinan, dan nifas

Anemia gizi dapat menimbulkan kematian janin di dalam


kandungan, abortus, cacat bawaan, Berat Badan Bayi Lahir
Rendah (BBLR), anemia pada bayi yang dilahirkan.
Cephalo Pelvic Dispropotion

ketidaksesuaian antara ukuran kepala janin dan ukuran panggul ibu, yang
mengakibatkan gagalnya kemajuan dalam persalinan karena alasan
mekanis

Setiap kontraksi pada diameter panggul (kontraksi panggul dalam,


panggul tengah, atau panggul luar, atau pelvis) yang mengurangi
kapasitasnya dapat memicu distosia selama persalinan
Cephalo Pelvic Dispropotion
Cephalo Pelvic Dispropotion

Bentuk panggul dipengaruhi oleh pola aktivitas dan nutrisi pada masa kanak-
kanak dan remaja. Perbedaan bentuk panggul dapat mempengaruhi
keberhasilan dalam persalinan juga
ETIOLOGI
Klasifikasi klinis membagi CPD karena passageway atau passenger menjadi entitas
absolut dan relatif

CPD Absolut Obstruksi Mekanik


Relative CPD
Permanent (Maternal)
Pelvis yang berkontraksi
Penonjolan tulang Presentasi dahi
Spondilolistesis
Tumor sakrokoksigeal anterior Sementara
Presentasi wajah —
(Janin) mentoposterior
Posisi occipitoposterior
Temporary (Fetal)
Hidrosefalus Kepala defleks
bayi besar
DIAGNOSIS

Diagnosis berdasarkan pedoman pelayanan kesehatan ibu di


faskes dasar dan rujukan:
• Terhentinya kemajuan pembukaan serviks dan penurunan
kepala walaupun his adekuat. CPD terjadi akibat janin terlalu
besar dan/atau panggul ibu kecil.12
• Waspadai CPD terutama pada keadaan:12
1. Arkus pubis < 900
2. Teraba promontorium
3. Teraba spina iskhiadika
4. Teraba linea innominata
5. Pada primigravida bagian terbawah tidak masuk ke pintu atas
panggul pada usia > 36 minggu
Varises Vulva
Varises vulva adalah dilatasi vena di labia majora
dan labia minora, dan diperkirakan terjadi pada
22% -34% wanita dengan varises pelvis dan pada
18% -22% dari kehamilan wanita

Selama kehamilan, faktor hormonal yang bersirkulasi


meningkatkan distensibility dinding vena dan melunakkan
leaflet katup. Pada saat yang sama, vena harus
mengakomodasi volume sirkulasi darah yang sangat
meluas. Pada akhir kehamilan, uterus yang membesar
menekan vena cava inferior, menyebabkan hipertensi vena
lebih lanjut dan distensi sekunder vena tungkai maupun
vena labia
DIAGNOSIS VARISES VULVA

Diagnosis biasanya dinilai secara klinis, dengan terlihatnya dilatasi vena yang
berliku, dan sebagian kompresibel dan terdapat " bag of worms feel" pada
palpasi biasanya di labia majora, minora, dan vagina. Manifestasi klinis lain
nyeri di daerah vulva, berat hingga rasa terbakar di perineum, dan
pembengkakan labia pada akhir hari.

USG Doppler merupakan metode investigasi yang sering digunakan, USG


Duplex memperlihatkan drainase dari vena labia majora ke dalam vena
pudendal eksternal dangkal yang berdilatasi yang merupakan faktor yang
berkontribusi terhadap perkembangan varises vulva.
ANEMIA PADA KEHAMILAN

Anemia adalah suatu kondisi dimana terdapat kekurangan sel darah


merah atau hemoglobin. Anemia secara praktis didefinisikan sebagai
kadar Ht, konsentrasi Hb, atau hitung eritrosit di bawah batas "normal".

penyebab mendasar anemia meliputi asupan yang tidak cukup,


absorbsi yang tidak adekuat, bertambahnya zat gizi yang hilang,
kebutuhan yang berlebihan, dan kurangnya utilisasi nutrisi hemopoietik

Sekitar 75% anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi yang
memperlihatkan gambaran eritrosit mikrositik hipokrom pada apusan darah tepi.
Penyebab tersering kedua adalah anemia megalobiastik yang dapat disebabkan
oleh defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12.
DIAGNOSIS ANEMIA PADA KEHAMILAN
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama : Ny. L

Umur : 23 tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : IRT

Alamat : Pasar Kamis Kertak hanyar, Banjar

MRS : 22 Juni 2018, pukul 00.05 WITA


ANAMNESIS
KU : Keluar lendir darah dan kencang-kencang

RPS : Pasien merupakan rujukan dari RS Anshari Saleh


dengan diagnosis G1P0A0 Hamil aterm 37/38 minggu
dengan varises pada labia. Pasien mengaku hamil 9 bulan,
pasien ada mengeluhkan keluar lendir darah dari kemaluan
sejak 6 jam SMKB, kencang-kencang sejak 8 jam SMKB
,kencang-kencang semakin kuat dan gerak janin (+) , keluar
air-air tidak ada (-). Riwayat ANC 8 kali di Puskesmas, pada
usia kehamilan 7 bulan didapatkan adanya varises pada
labia sebelah kanan. Riwayat KB (-).
ANAMNESIS

Riwayat Penyakit dahulu :


Pasien tidak pernah menderita asma, hipertensi, DM
maupun alergi.
Riwayat penyakit keluarga :
Tidak ada keluarga yang menderita asma, hipertensi, DM
maupun alergi.
RIWAYAT

Haid
Menarce : 12 tahun HPHT : 01 Oktober 2017
Lama : 7 hari TP : 08 Juli2018
Siklus : 28 hari UK : 37/38 minggu
Perkawinan : 1x selama 1 tahun
Kontrasepsi : -

Obstetri :
1. Hamil ini
PEMERIKSAAN FISIK
O) STATUS PRESENT
KU : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tinggi badan : 155 cm
Berat badan : 58kg
Tanda vital : TD 120/80, N 84x/ m, RR 20x/m, T 36,4
Kepala/leher : konj pucat (-), sklera ikt (-), P JVP (-), P KGB (-)
Toraks : sn vesikuler, rh (-), wh (-), S1>S2 tunggal, bising (-)
Abdomen : lihat status obstetri
Ekstremitas : akral hangat, parese (-), edem (-/-)

STATUS OBSTETRI
Inspeksi : tampak gestasi
Palpasi :
Leopold I : TFU: 31cm
Leopold II : punggung kanan
Leopold III : presentasi kepala
Leopold IV : sudah masuk PAP
TBJ : 3100 gr
His : 2x/10 menit, lama <20 detik
DJJ : 148x/m
Pemeriksaan dalam :
• Portio Bagian terbawah : Kepala
• Konsistensi : lunak Penurunan : Hodge I
• Pembukaan : 2cm Penunjuk : SS Tranversus
• Ketuban : (+)

• Evaluasi Ukuran Panggul Dalam Pemeriksaan luar :


• Promontorium tidak teraba Fluxus : (+)
• Linea Inominata teraba < 2/3 bagian Vagina : varises at
Spina Ischiadica Menonjol labia dextra
• Arcus Pubis < 90%
• Distansia tuberositas < 1 kepal
• Sacrum teraba datar
• Kesan  panggul dalam sempit relatif
PEMERIKSAAN FISIK
Tgl 22-06-2018 pkl 15.00 WITA
S : Kenceng-kenceng (+)
O : Status Umum
GCS 456 CM A(+) I(-) C(-) D(-)
TD : 110/70 N : 80RR : 22 T : 36,7 oC
Status Obstetri
His : 3x/10’/30” DJJ : 148x/m
VT : Ø 3cm/75%/ket (+)/kep/UUK kadep/HII
A : G1P0A0 H 37-38 mgg + JTHIU + Preskep + Inpartu Kala I fs Laten
+ PSR + Varises Labia Mayor Dextra + Anemia (Hb 9.4) + TBJ 3100 g
P : Obs. CHPB
Evaluasi 6 jam pro Trial of Labor
PEMERIKSAAN FISIK

Tgl 22-06-2018 pkl 20.00 WITA


S : Kenceng-kenceng bertambah sering (+)
O : Status Umum
GCS 456 CM A(+) I(-) C(-) D(-)
TD : 120/70 N : 88 RR : 21 T : 36,5 oC
Status Obstetri
His : 4x/10’/40-50” DJJ : 148 x/m
VT : Ø 7cm/75%/ket (+)/kep/UUK kadep/HII
A : G1P0A0 H 37-38 mgg + JTHIU + Preskep + Inpartu Kala I fs Aktif +
PSR + Varises Labia Mayor Dextra + Anemia (Hb 9.4) + TBJ 3100 g
P : Obs. CHPB
Evaluasi 2 jam pro Trial of Labor
PEMERIKSAAN FISIK
Tgl 22-06-2018 pkl 21.30 WITA
S : Ibu ingin mengedan, Ketuban pecah spontan
O : Status Umum
GCS 456 CM A(+) I(-) C(-) D(-)
TD : 120/80 N : 94 RR : 22 T : 36,5 oC
Status Obstetri
His : 5x/10’/50-60” DJJ : 152x/m
VT : Ø lengkap/ket (-) jernih/kep/UUKdep/HIII
A : G1P0A0 H 37-38 mgg + JTHIU + Preskep + Inpartu Kala II + PSR +
Varises Labia Mayor Dextra + Anemia (Hb 9.4) + TBJ 3100 g
P : Ibu di pimpin mengejan pro Trial of Labor
Pukul 22.30 Visite dr. Samuel Tobing, Sp.OG  Bila ½ jam
dipimpin tidak lahir pro cito SC
PEMERIKSAAN FISIK
Tgl 22-06-2018 pkl 23.00 WITA
S : Ibu ingin mengejan
O : Status Umum
GCS 456 CM A(+) I(-) C(-) D(-)
TD : 120/80 N : 94 RR : 22 T : 36,5 oC
Status Obstetri
His : 5x/10’/50-60” DJJ : 152x/m
VT : Ø lengkap/ket (-) jernih/kep/UUKdep/HIII/Caput (+)
A : G1P0A0 H 37-38 mgg + JTHIU + Preskep + Inpartu Kala II + Arrest
of Descent ec CPD + Varises Labia Mayor Dextra + Anemia (Hb 9.4) +
TBJ 3100 g
P : Pro cito SC
Lapor DPJP dr. Renny, Sp.OG  Disetujui
PATOGRAF
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan 22/06/2018 (00.01) Nilai Normal
Hemoglobin 9.4 g/dl 12,00-16,00 g/dl
Lekosit 10 ribu/ul 4,0-10,5 ribu/ul
Hematokrit 31,4 vol % 37,00-47,00 vol%
Trombosit 267 ribu/ul 150-450 ribu/ul
KIMIA
HBsAg NR
PT 9,4
APTT 25,6
PEMERIKSAAN PENUNJANG
H/S/FHR (+)
BPD = 9.50~38 wk
AC = 31.1~ 37 wk
EFW = 2928 g
Placenta in corpus lateral / grade II
Sufficient amniotic fluid
EFW = 2928 g
Placenta in corpus lateral / grade II
Sufficient amniotic fluid
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Baseline : 140 dpm


Variability : 5-15 dpm
Acceleration : (+)
Early deceleration : (-)
Fetal movement : (+)
His : 3x/10’/<20”
result : Category I
DIAGNOSIS dan TATALAKSANA
Diagnosis
• G1P0A0 H 37-38 mgg + JTHIU + Preskep + Inpartu
Kala II + Arrest of Descent ec CPD + Varises Labia
Mayor Dextra + Anemia (Hb 9.4) + TBJ 3100 g
DIAGNOSIS dan TATALAKSANA
• Obs.Labour 1x24 hours ,has DJJ(+) his (-) pro control Obstetric
• If in labour pro spt vertex delivery
• Pro cito SC
Laporan Operasi:
• KIE dan Informed Consent. Terpasang infus dan kateter. AB profilaksis Ceftriaxone 2gr IV
• Tidur terlentang dlm pengaruh SAB
• Desinfeksi lap. Operasi dengan povidon iodine 10% dipersempit doek steril
• Incisi Midline + 10cm diperdalam lapis demi lapis s/d cavum abdomen terbuka
• Durante OP didapatkan : Uterus gravida aterm
• AP D/S dbn dan Ovarium D/S dbn
• Diputuskan dilakukan LSCS (Lower Segment Caesarean Section)
• Dibuat bladder flap, VU disisihkan ke caudolateral
• Incisi SBR + 2cm diperlebar ke lateral secara tumpul
• Selaput ketuban dipecahkan  ketuban jernih
• Bayi dilahirkan dengan meluksir kepala, lahir bayi LK/3300kg/51cm/AS 8-9-10
• Plasenta dilahirkan dengan tarikan ringan
• SBR dibuat jahitan sudut, jelujur feston
• Reperitonealisasi
• Cuci cavum abdomen dengan PZ 500cc
• Lapangan operasi dijahit lapis demi lapis
• Operasi selesai
• Dilakukan persalinan perabdominal dengan
seksio sesaria pada tanggal 22 Juni 2018
pukul 13.05 WITA. Lahir bayi SC,
LK/3300g/51 cm/AS: 8-9-10, BS : 38-40, LS
:p50
Follow up Post Operasi
• Keadaan umum baik

s • Kesadaran: compos mentis


• Pasien membaik

• Tekanan vital : TD: 120/70 R : 22x/m


N : 90x/m T : 36,6 C

o • Status obstetri : TFU: 2 jr di bwh pst




Kont. Uterus (+) baik
Fluxus (-)

• 1A0 Post SC ai Secondary


A Arrest ec CPD + varises labia
mayor dextra + anemia
Terapi post Partum

Sementara puasa
Inf RL: D5 2:2 30 tpm
Drip Oksitosin 2 amp dalam RL 500cc/ sd 12jam
post op
Inj. Ranitidin 2x1
Inj. Ketorolac 3x1 amp
Cek DL post op
FOLLOW UP
DISKUSI

Pada laporan kasus ini, dibahas seorang wanita dengan

diagnosis awal G1P0A0 H 37-38 mgg + JTHIU + Preskep +

Inpartu Kala II + Arrest of Descent ec CPD + Varises Labia

DISKUSIMayor Dextra + Anemia (Hb 9.4) + TBJ 3100 g.


PEMBAHASAN DIAGNOSIS

• Pasien merupakan rujukan dari RS Anshari Saleh dengan diagnosis G1P0A0 Hamil
aterm 37/38 minggu dengan varises pada labia. Pasien ada mengeluhkan keluar
lendir darah dari kemaluan sejak 6 jam SMKB, kencang-kencang sejak 8 jam SMKB
,kencang-kencang semakin kuat dan gerak janin (+) , keluar air-air tidak ada (-).
Ax Pada usia kehamilan 7 bulan didapatkan adanya varises pada labia sebelah kanan.

• Pada pemeriksaan fisik awal datang didapatkan Tanda Vital Tekanan darah 120/80 mmHg,
Nadi 84 x/menit, Respirasi 20 x/menit, Suhu 36,4o C. Pemeriksaan fisik obstetri pada inspeksi
didapat Perut tampak massa gestasi, Palpasi didapatkan TFU = 31 cm dengan presentasi
kepala, auskultasi DJJ 148x/m. His 2x/10 menit, lama <20 detik, pemeriksaan luar didapatkan
Px varises vagina di labia mayor dextra. Pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan 2 cm,
ketuban (+), bagian terbawah kepala.
PEMBAHASAN

Pintu atas panggul dianggap sempit bila


Disproporsi cephalopelvic terjadi conjugata vera kurang dari 10 cm atau bila
ketika ada ketidaksesuaian antara diameter transversa kurang dari 12 cm.
ukuran kepala janin dan ukuran Conjugata vera dilalui oleh diameter
panggul ibu, yang mengakibatkan biparietalis yang ±9½ cm dan kadang-kadang
gagal tumbuh dalam persalinan mencapai 10 cm, maka sudah jelas bahwa
conjugata vera yang kurang dari 10 cm dapat
karena alasan mekanis. menimbulkan kesulitan

Evaluasi ukuran panggul dalam pada


pasien: Promontorium tidak teraba,
Linea Inominata teraba < 2/3 bagian,
Spina Ischiadica Menonjol, Arcus
Pubis < 90%, Distansia tuberositas <
1 kepal, Sacrum teraba datar, Kesan
 panggul dalam sempit relatif.
PEMBAHASAN
15.00
• His : 3x/10’/30” DJJ : 148x/m
• VT : Ø 3cm/75%/ket (+)/kep/UUK kadep/HII
• P : Obs. CHPB
• Evaluasi 6 jam pro Trial of Labor

20.00
• His : 4x/10’/40-50” DJJ : 148 x/m
• VT : Ø 7cm/75%/ket (+)/kep/UUK kadep/HII
• P: Obs. CHPB
• Evaluasi 2 jam pro Trial of Labor
PEMBAHASAN
21.30

• His : 5x/10’/50-60” DJJ : 152x/m


• VT : Ø lengkap/ket (-) jernih/kep/UUKdep/HIII
• P : Ibu di pimpin mengejan pro Trial of Labor, Bila ½ jam
dipimpin tidak lahir pro cito SC

23.00

• His : 5x/10’/50-60” DJJ : 152x/m


• VT : Ø lengkap/ket (-) jernih/kep/UUKdep/HIII/Caput (+)
• P : Pro cito SC
PEMBAHASAN
Memahami analisis Friedman tentang fase aktif bahwa kecepatan penurunan janin
diperhitungkan selain kecepatan pembukaan serviks, dan keduanya berlangsung
bersamaan. Penurunan dimulai pada tahap akhir dilatasi aktif, dimulai pada sekitar 7
sampai 8 cm pada nuiipara dan paling cepat setelah 8 cm.

Friedman membagi lagi masalah fase aktif menjadi gangguan


protraction (berkepanjangan/berlarut-larut) dan arrest (macet, tak
maiu). ia mendefinisikan protraksi sebagai kecepatan pembukaan atau
penurunan yang lambat, yang untuk nulipara adalah kecepatan
pembukaan kurang dari 2 cm perjam atau penurunan kurang dari 1 cm
per jam. Untuk multipara, protraksi didefinisikan sebagai kecepatan
pembukaan kurang dari 1.,5 cm per jam atau penurunan kurang dari 2
cm per jam.
PEMBAHASAN

Ia mendefinisikan sebagai berhentinya secara total pembukaan arau penurunan,


Kemacetan pembukaan (arrest of dilatation) didefinisikan sebagai tidak adanya
perubahan serviks dalam 2 jam, dan kemaceran penurunan (arrest of descent)
sebagai tidak adanya penurunan janin daiam 1 jam. Prognosis persalinan yang
berkepanjangan dan macet cukup berbeda. Ia mendapatkan sekitar 30 % ibu
dengan persalinan berkepanjangan mengalami disproporsi sefalopelvik,
sedangkan kelainan ini didiagnosis pada 45 % ibu yang mengalami gangguan
kemacetan persalinan
PEMBAHASAN

Diagnosis:
1. Terhentinya kemajuan pembukaan serviks dan penurunan kepala
walaupun his adekuat. CPD terjadi akibat janin terlalu besar dan/atau
panggul ibu kecil.12
2. Waspadai CPD terutama pada keadaan:12
Arkus pubis < 900
Teraba promontorium
Teraba spina iskhiadika
Teraba linea innominata
Pada primigravida bagian terbawah tidak masuk ke pintu atas panggul
pada usia > 36 minggu
PEMBAHASAN

Penatalaksanaan pada Seksio sesaria


kasus ini dilakukan sekunder dilakukan
secara operatif. Seksio karena persalinan
sesaria dapat dilakukan percobaan dianggap
secara elektif atau gagal, atau karena
primer, yakni sebelum timbul komplikasi untuk
persalinan mulai atau menyelesaikan
pada awal persalinan, persalinan sesegera
dan secara sekunder mungkin, sedang
yakni setelah syarat-syarat untuk
persalinan berlangsung persalinan pervaginam
selama beberapa tidak atau belum
waktu. dipenuhi.
PEMBAHASAN
Persalinan percobaan ialah percobaan untuk persalinan
pervaginam pada wanita-wanita dengan panggul yang relatif
sempit. Persalinan percobaan hanya dilakukan pada letak
belakang kepala, jadi tidak dilakukan pada letak sungsang,
letak dahi, letak muka atau kelainan letaklainnya.

Persalinan percobaan dikatakan berhasil kalau


anak lahir pervaginam secara spontan atau
dibantu dengan ekstraksi (forseps atau vakum)
dan anak serta ibu dalam keadaan baik

Persalinan percobaan dapat dihentikan jika pembukaan tidak


atau kurang sekali kemajuannya, keadaan ibu atau anak
menjadi kurang baik, kalau ada lingkaran retraksi yang
patologis, setelah pembukaan lengkap dan pecahnya ketuban
kepala dalam 2 jam tidak mau masuk kedalam rongga
panggul walaupun his cukup baik, dan forsep yang gagal
PEMBAHASAN

Anemia pada
kehamilan, yang
Hasil laboratorium
didefinisikan
pasien di dapatkan
sebagai konsentrasi
Hb 9,8 g/dl.
hemoglobin (Hb)
<11 g / L,

Anemia kekurangan Anemia dengan kadar


zat besi gizi dikaitkan hemoglobin kurang dari 6
dengan peningkatan gr/dl dikaitkan dengan
morbiditas dan hasil kehamilan yang
mortalitas ibu hamil buruk. Prematuritas,
dan perinataldan efek aborsi spontan, berat lahir
samping jangka rendah, dan kematian
panjang pada bayi janin adalah komplikasi
anemia ibu berat
baru lahir
PEMBAHASAN
Pada Varises vulva faktor hormonal
adalah dilatasi yang bersirkulasi
pemeriksaan vena di labia meningkatkan
fisik luar majora dan labia distensibility
minora, dan dinding vena dan
didapatkan diperkirakan terjadi melunakkan leaflet
adanya pada 22% -34% katup. Pada saat
varises pada wanita dengan yang sama, vena
varises pelvis dan harus
labia mayora pada 18% -22% mengakomodasi
dextra. dari kehamilan volume sirkulasi
wanita. darah yang sangat
meluas.

Diagnosis biasanya dinilai secara klinis, dengan terlihatnya dilatasi vena yang berliku, dan
sebagian kompresibel dan terdapat " bag of worms feel" pada palpasi biasanya di labia
majora, minora, dan vagina.
PENUTUP

Telah dilaporkan sebuah kasus Ny.L dengan diagnosis G1P0A0 H 37-


38 mgg + JTHIU + Preskep + Inpartu Kala II + Arrest of Descent ec
CPD + Varises Labia Mayor Dextra + Anemia (Hb 9.4) + TBJ 3100 g.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang. Pasien dirawat selama 4 hari dengan
mendapat tatalaksana tindakan seksio saesar. Diagnosis post tindakan
obstetri pada kasus ini P1A0 Post SC ai Secondary Arrest ec CPD +
varises labia mayor dextra + anemia. Pasien dirawat selama 4 hari
terhitung dari tanggal 22 Juni 2018 sampai dengan 25 Juni 2018 di VK
Bersalin dan Bangsal kelas III Obstetri Ruang Cempaka. Selama pasien
dirawat keadaan umum pasien membaik.kemudian pasien
diperbolehkan pulang pada tanggal 25 Juni 2018.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai