Anda di halaman 1dari 17

 Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,

yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No.
5/1997).

 Narkotika adalah “Zat yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi


yang menggunakannya dengan memasukkan kedalam tubuh. Pengaruh
tersebut bisa berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat dan
halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang diketahui
dan ditemukan dalam dunia medis bertujuan dimanfaatkan bagi pengobatan dan
kepentingan manusia di bidang pembedahan, menghilangkan rasa sakit dan lain-
lain

 Terdapat empat golongan psikotropika menurut undang-undang tersebut, namun


setelah diundangkannya UU No. 35 tahun 2009 tentang narkotika, maka
psikotropika golongan I dan II dimasukkan ke dalam golongan narkotika.

 Dengan demikian saat ini apabila bicara masalah psikotropika hanya menyangkut
psikotropika golongan III dan IV sesuai Undang-Undang No. 5/1997. Zat yang
termasuk psikotropika antara lain ; Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium,
Mandrax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital,
Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Syntetic Diethylamide) dan
sebagainya.
 Scrrening test adalah pemeriksaan laboratorium sebagai upaya penyaring
untuk mengetahui ada/tidaknya golongan narkotika dan psikotropika yang
menimbulkan efek toksik atau efek gangguan kesehatan (Gelgel Wirasuta.
2013)

 Immunoassay adalah suatu uji untuk mengidentifikasi keberadaan suatu obat


maupun metabolitnya dalam sampel biologis. Tujuannya untuk memonitor
penyalahgunaan obat maupun terapu suatu obat pada pasien (Kenny. 2011).

 Beberapa jenis immunoassay adalah sebagai berikut:


 Enzyme-multiplied immunoassay technique (EMIT)
 Radioimmunoassay (RIA)
 Fluorescent polarization immunoassay (FPIA)
 Kinetic interaction of microparticles in solution immunoassay (KIMS)
 Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA)
 Salah satu analisis toksikologi yang digunakan untuk mendeteksi
adanya obat-obatan narkotika dan psikotropika pada serum, plasma,
serta urine dengan menggunakan teknik immunoassay yaitu salah
satunya enzyme multiplied immunoassay technique (EMIT) yang
disebut dengan rapid test

 . Pengujian dengan menggunakan metode EMIT merupakan salah satu


cara pengujian secara immunoassay yang menggunakan suatu enzim
yang sama untuk menguji beberapa senyawa.

 EMIT sendiri merupakan teknik immunoassay untuk beberapa jenis


obat yang reseptornya berupa enzim. Pengujian dengan metode ini
didasarkan dari adanya kompetisi antara obat pada sampel dan obat
yang telah dilabeli dengan enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase
(G6P-DH) dengan sisi aktif dari suatu antibody (immunoassay
competitive). Enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6P-DH)
diperoleh dari Leuconostoc mesenteroides yang digunakan dalam
pengujian ini.
 Pereaksi EMIT tersedia dalam bentuk kit siap pakai. Kit pereaksi
tersebut dilengkapi dengan larutan kalibrator, yaitu obat dalam serum
dengan berbagai konsentrasi , dan larutan control serta larutan dapar
dalam bentuk serbuk kering (Sukasediati dan Matta, 1987)

 EMIT dapat digunakan untuk mengidentifikasi antara lain :


 Pengujian untuk benzodiazepine dan metabolitnya pada urin manusia.
Pengujian ini menggunakan larutan oxazepam dengan konsentrasi 200
ng/ml untuk mengidentifikasi hasil positif/negative.
 Pengujian untuk amfetamin monoclonal/metamfetamin pada urin
manusia. Pengujian ini dapat digunakan untuk mendeteksi adanya d-
amfetamin , metilen-dioksi-amfetamin (MDA) pada urine manusia.
Pengujian inni menggunakan larutan d-metamfetamin dengan
konsentrasi 1000 ng/ml untuk mengidentifikasi hasil positif /negative.
Pengumpulan Sampel, Pengiriman, dan
Penyimpanan
 Analisis toksikologi bukan hanya terbatas pada seberapa rumit
peralatan dan seberapa teliti analisis, hasil yang diperoleh tidak akan
berarti jika pengumpulan, pengiriman, dan penyimpanan tidak
memenuhi standar analisis. Analisis harus mengetahui stabilitas analit,
matriks sampel serta kondisi lingkungan saat analisis dilakukan.
Sehingga pengumpulan, pengiriman, dan penyimpanan sampel sangat
penting dalam analisis (Flannagen. 2007).

 Spesimen urin yang diuji harus dikumpulkan dalam wadah bersih,


kering, dan bisa dipecahkan tanpa kebocoran. Sampel urin harus
ditangani dengan hati-hati, karena ada risiko tertular infeksi dari urin.
Sebuah wadah baru harus digunakan setiap waktu untuk spesimen
urin baru untuk menghindari kontaminasi spesimen. Untuk sampel
darah dan urine, jika pengujian harus dilakukan nanti, sampel urin
dapat disimpan pada suhu 2-80C selama 48 jam atau di bawah -200C
untuk jangka waktu lama. Jika ada partikel padat terlihat dalam sampel
urin, maka harus disentrifugasi, disaring, dan memungkinkan untuk
menetap untuk mendapatkan spesimen yang jelas untuk pengujian
Preparasi Sampel Urin
Uji Skrining narkotika dan Psikotropika dengan
Teknik Immunoassay
Interpretasi Hasil
Hasil negatif (-)  tampak 2 garis pada huruf C dan T
Hasil positif (+)  tampak 1 garis pada huruf C
Hasil invalid  tidak muncul garis pada huruf C.

Keterangan :
Interpretasi hasil uji skrining pada sampel analisis tidak mengandung
senyawa golongan narkotika atau psikotropika.
Interpretasi hasil uji skrining pada sampel analisis mengandung senyawa
golongan narkotika atau psikotropika.
Interpretasi hasil uji skrining tidak valid.
Strip test yang digunakan, yaitu:
One Step Style BZO (Benzodiazepine),
Shabu-shabu, ganja, dan Morphine.

Hasil akhir pemeriksaan.


Muncul 1 garis merah pada strip test shabu
dan morphine, yang menandakan hasil
positif.
Muncul 2 garis pada strip test BZO
(Benzodiazepine) dan ganja, yang
menandakan hasil negatif.
Managemen laboratorium tes Narkoba
meliputi :
1. Skrining test  melihat ada/tidaknya zat/metabolit
2. Mengetahui jenis zat/metabolit yang terkandung
3. Menetapkan ada/tidak komplikasi akibat pemakaian
narkoba
Metode pemeriksaan laboratorium untuk skrining narkoba dan
metobolitnya harus mempunyai syarat :
SENSITIVITAS dan SPESIFITAS TINGGI

SENSITIF : Mampu mendeteksi ada/tidaknya zat/metabolit jenis


narkoba dalam urin

SPESIFIK : Alat/reagen tersebut mampu mengenali jenis narkoba yang


ada di urin
DEMIKIAN UNTUK MENJADI
MAKLUM DAN MOHON
PETUNJUK LEBIH LANJUT

TERIMAKASIH
Ambang batas (cut off point) narkoba
dan metabolitnya
NARKOBA DAN KADAR KADAR
METABOLITNYA AWAL/SKRINING KONFIRMASI
(ng/ml) (ng/ml)
Marijuana (ganja) 50 15
Kokain 300 150
Opiat 300 -
Morfin - 300
Codein - 300
Amfatamin - 500
Metamfetamin - 500
Phencyclidine 25 - 25
Jenis narkoba yang dapat diskrining
KELOMPOK NAMA WAKTU TERDETEKSI NAMA LAIN SENSITIFI
NARKOBA TERDETEKSI DI URIN TAS
DI URIN SEBAGAI (ng/L)
STIMULAN AMPHETAMIN 1-2 hari Amphetamin Seratec-AMP 500
Instant view
Home test
Huma drugs
Acon

METHAMPHE 1-2 hari Methamphet Seratec-M- 500


TAMIN amin, AMP
amphetamin

COCAIN 1-2 hari Benzoilecgon Seratec-COC 50


ine Instant view
Jenis narkoba yang dapat diskrining
KELOMPOK NAMA WAKTU TERDETEKSI NAMA LAIN SENSITIFI
NARKOBA TERDETEKSI DI URIN TAS
DI URIN SEBAGAI (ng/L)
HALUSINO CANNA Di rokok : 1- THC-asam Seratec-THC 50
GEN BINOID- 5 hari Karboksilat Instant view
MARIJUANA Perokok Seny. Home test
kronis : 14- glukonoid Huma drugs
18 hari Acon
First sign
genix

PHECYCLI Pengguna Phency Instant view 25


DINEW kronis : Odome
sampai 30 Seratec PCC
hari
Jenis narkoba yang dapat diskrining
KELOMPOK NAMA WAKTU TERDETEKSI NAMA LAIN SENSITIFI
NARKOBA TERDETEKSI DI URIN TAS
DI URIN SEBAGAI (ng/L)
DEPRESAN Barbiturat- Short acting: Barbiturat Bar 300
barbs 1 hari seratec Instant view
Long acting : Home test
2-3 minggu Home drug
Acon
First sign
Genix

Benzodiazepi Umumnya : Benzodiazepi BZO 300


ne-bennies 3 hari nes Instang view
Pengguna Seratec Home test
kronis : 4-6 Home drug
minggu Acon
First sign
Genix

Anda mungkin juga menyukai