Anda di halaman 1dari 49

Curriculum Vitae

• Irawan Mangunatmadja, SpA(K)


• Tempat/tgl lahir: Martapura, 1959
• Status: Menikah + 2 anak wanita
• Pendidikan:
– SMA 8 Jakarta - 1977
– Dokter umum – FKUI 1984
– Dokter anak – FKUI 1993
– Spesialis Anak Konsultan – IDAI 2002
– DOKTOR 2012 - FKUI
• Pendidikan tambahan
– Fellow Clinical Neurophysiology – UMC Utrecht The Netherlands
1999 - 2000
• Pekerjaan
– Staf Divisi Neurologi Anak Departemen IKA FKUI – RSCM Jakarta
1995 - sekarang
Peran Petugas
RS – Puskesmas pada kasus
Acute Flaccid Paralysis

Irawan Mangunatmadja
Komisi Ahli Tim Surveilans AFP Pusat

8/31/2018 2
Peran Petugas
• Melakukan surveilance AFP di Rumah
Sakit atau Puskesmas
• Membina hubungan baik dengan tenaga
medis
• Membantu mempermudah pelaporan
kasus AFP
• Menjamin pelaporan kasus AFP lengkap
sampai ke Pusat
• dll
8/31/2018 3
Kasus
• Anak usia 5 tahun, mengeluh jalan
pincang dan lemas. Hasil pemeriksaan
dokter tumor di daerah Lumbal.
• Anak usia 2 tahun, lemas di lengan dan
tungkai kanan. Diagnosis dokter
meningitis
• Anak usia 7 tahun tungkai lemas bila
berjalan. Dua hari lalu jatuh
• Pasien pasca imunisasi MR mengeluh
lemas bila berjalan
8/31/2018 4
Tujuan – Sertifikasi Bebas Polio
• Indonesia bebas polio !!
• Caranya:
– Laporkan sebanyak-banyaknya kasus lumpuh
layuh
– Berdasarkan hasil lab virus polio (-)
• Bila laporannya tidak benar – sulit
dipercaya

8/31/2018 5
Angka cakupan - Surveilans AFP (LLA)rendah
• Kurang pengertian tentang LLA
– Hanya kasus lumpuh berat yang di cari
– Keterbatasan penyakit yang diketahui: polio, Guillain Bare,
kelumpuhan LMN
– Sebab lain tidak dilaporkan: Hipokalemi, mielitis, leukemia
• Penyakit LLA dapat sembuh sempurna
– GB, Mielitis, Hipokalemi- dapat sembuh sempurna tanpa
pengobatan
• Takut melaporkan kasus LLA  di nilai buruk
• Pegawai yang bertugas LLA pensiun, pindah dl
• Bila tidak ada kasus laporkan zero (0)
• Tidak ada, penghargaan(?)
8/31/2018 6
Definisi AFP
• Semua anak usia < 15 tahun
• Kelumpuhan yang sifatnya lemas (flaccid)
• Terjadi mendadak dalam 1 – 14 hari
• Bukan disebabkan rudapaksa / trauma
– Bila ada keraguan laporkan sebagai kasus
AFP

8/31/2018 7
Susunan Saraf
• Upper motor neuron
(Susunan Saraf Pusat)
– Dari otak sampai sumsum
tulang belakang

• Lower Motor Neuron


(Susunan Saraf Tepi)
– Dari sumsum tulang
belakang sampai otot

8/31/2018 8
Kelumpuhan
• Susunan Saraf Pusat • Susunan Saraf Tepi
– Kaku/ spastis (Layuh)
– Refleks fisiologi – Lemas/ flaksid
meningkat – Refleks fisiologis
– Refleks patologis menurun atau hilang
positif – Refleks patologis
– Tidak ada pengecilan negatif
otot kecuali sudah – Pengecilan otot
berlangsung lama
– Pada keadaan awal
sering layuh
8/31/2018 9
Pemeriksaan
kelumpuhan

8/31/2018 10
Derajat kelumpuhan
• 0. Tidak dapat bergerak sama sekali
• 1. Hanya dapat menggerakkan / kontraksi
otot
• 2. Tidak dapat mengangkat kaki dari tempat
tidur, hanya menggeser saja
• 3. Masih dapat mengangkat tungkai, tapi
tidak dapat melawan tahanan
• 4. Dapat melawan tahanan
• 5. Tidak ada kelumpuhan
8/31/2018 11
Pemeriksaan kelumpuhan - bayi

8/31/2018 12
Kelemahan otot

• Minta ia duduk di
lantai lalu berdiri
– Tidak
sanggup
– Berdiri sambil
merambat
pada kakinya

8/31/2018 13
Lari, jalan jinjit, jalan tumit

8/31/2018 14
Bayi lumpuh layuh
• Terlentang di tempat
tidur
– Posisi seperti katak
– Gerakan sedikit
– Lutut menyentuh
tempat tidur

8/31/2018 15
Bayi lumpuh layuh - hipotoni

8/31/2018 16
Klonus

8/31/2018 17
Kelumpuhan susunan saraf tepi

• Dari cornu anterior


medula spinalis
sampai otot / jari

8/31/2018 18
Diagnosis banding AFP
• 1. Sindrom Guillain Barre • 11. Stroke pada anak
(SGB) • 12. Todd's paralysis
• 2. Myelitis transversa • 13. Duchene Muscular
• 3. Poliomyelitis Dystrophy
• 4. Polyneuropathy • 14. Paralisis hipokalemi
• 5. Myelopathy • 15. Spinal Muscular Atrophy
• 6. Dermatomyositis • 16. Efek samping sitostatika
• 7. Hipokalemia mis Vincristin
• 8. Periodik paralisis • 17. Ensefalitis
hipokalemi • 18. Ensefalopati
• 9. Erb's paralysis • 19. Meningitis
• 10. Foot drop paralysis • 20. Metabolik mielopati
• 21. Chikungunya 19
CONTOH PENYAKIT
AFP

8/31/2018 20
Mielitis transversa
• Infeksi virus ke medula spinalis
mendadak
• Demam, batuk pilek, lumpuh
lemas simetris mendadak
• Gangguan miksi dan defekasi
• Refleks fisiologis / patologis
menurun
• Pada keadaan lebih lanjut
refleks meningkat
• Pungsi lumbal: pleositosis
• Pengobatan: kortikosteroid
1 – 2 minggu, Imuno Glob(IG)
• Follow up:layuh - lumpuh spastis
21
Sindrom Guillain Barre
• Demam, adanya gangguan motorik dan sensorik
• Kelumpuhan simetris, ascending symmetric
proximal dari kaki ke atas, sampai lengan atas
• Lumpuh layuh, refleks fisiologis tidak ada
• Sering menyebabkan kelumpuhan otot
pernapasan
• Sering disertai gangguan miksi dan defekasi
• Pungsi lumbal: peningkatan protein tanpa
pleositosis (disosiasi sitoalbuminik)
• Pengobatan: IG 0,4 g/kgbb/hari selama 5 hari
• Follow up: bila bertahan, kelumpuhan tetap layuh
22
Kelumpuhan Erb’s
• Mengenai lengan
• Pada bayi baru lahir
dengan berat lahir >
4000 gram
• Disebabkan trauma
persalinan: tarikan pada
daerah pleksus Brakhialis
• Pengobatan: rehabilitasi –
fisioterapi
• Follow up: tetap layuh

8/31/2018 23
Miositis akut
• Demam (-)/(+), nyeri di otot tungkai yang sakit
• Kadang ada dermatitis eritematous, gangguan
gastrointestinal, kelemahan otot
• Polimiosistis atau dermatomiositis ditandai:
kelemahan otot tungkai, peningkatan enzim
kreatinin kinase, EMG-miopati, dan biopsi otot
– peradangan otot
• Pengobatan: kortikosteroid
• Follow up: sembuh sempurna
8/31/2018 24
Hipokalemi
• Dijumpai pada anak yang mengalami diare
atau muntah-muntah
• Bayi lemas ke dua tungkai setelah diare,
muntah2, laboratorium - hipokalemi
• Dapat berulang dan bersifat familial,
paralisis periodik hipokalemi pada Renal
Tubular Acidosis
• Pengobatan: kalium oral, dapat disertai
pemberian Natrium bikarbonat
• Follow up: lumpuh hilang timbul
8/31/2018 25
Stroke pada anak
• Anak tiba-tiba lumpuh layuh lengan dan
tungkai sisi yang sama (hemiparesis)
• Demam tidak ada
• Lumpuh layuh dengan refleks negatif
• CT scan/MRI kepala: daerah hipodens
(iskemik) atau hiperdens (perdarahan)
• Etiologi: iskemik – defisiensi protein C / S
• Follow up: tetap lumpuh layuh

8/31/2018 26
Infeksi otak
• Pasien demam, kejang kemudian tidak
sadar atau tetap sadar
• Ada kelumpuhan lengan dan tungkai 1 sisi
atau 4 ekstremitas
• Awal lumpuh layuh – fase shock pada
follow up menjadi lumpuh spastis
• LAPORKAN

8/31/2018 27
Poliomielitis

• Virus polio menyerang


cornu anterior medula
spinalis atau medula
oblongata
• Penularan melalui orofecal
• Masa inkubasi 5 – 35 hari

8/31/2018 28
Poliomielitis……(2)
• Manifestasi klinis – lumpuh layuh asimetri
– Abortive (5%): panas, lemas, anoreksia, sakit kepala
– Non paralytic (1%): kekakuan leher, refleks menurun
– Paralytic (0,1%): kelumpuhan asimetris, dapat
mengenai saraf otak, otak dan refleks menghilang
• Cairan serebrospinal:
– Normal atau sel 20 – 300 /mm3
• Diagnosis pasti – Virus di tinja (+)
• Tatalaksana : simtomatik dan fisioterapi

8/31/2018 29
Chikungunya
• Pasien panas 1 – 2 hari mulai suhu rendah –
tinggi
• Sakit kepala, sakit di punggung dan atralgia
• Nyeri tulang di kaki atau lutut menyebabkan
anak tidak dapat berjalan selama 2 -3 hari
• Kadang dijumpai rash, hiperpigmentasi,
stomatitis, kaku kuduk, diare atau muntah
• Lab: darah – infeksi virus
• Pengobatan - simtomatik
8/31/2018 30
Kasus Polio di Serang

8/31/2018 31
Kasus Polio di Serang

8/31/2018 32
Kasus Polio Index di Serang

8/31/2018 33
Mengapa Rumah Sakit
dan Puskesmas perlu
perhatian khusus?

8/31/2018 34
N Unit Yankes 2005 2006 2007 2008
0
1 RSCM 16 19 9 14
2 RSPI 15 1
3 RS Fatmawati 6 7 5
4 RSAB Harapan 5 2
5 Kita 4 4 1
6 RSUD Pasar Rebo 3 7 2
7 RSUD Koja 3 1
8 RS MH Thamrin 3 3
9 RS Muhammadyah 3 3 1
10 RS Pondok Indah 3 2 1
11 RS Persahabatan 2 3 1
12 RSUD Budhi Asih 2 1
13 RS St. Carolus 2 7 2
14 RS Husada 2
15 RS Marinir 2
16 Cilandak 2
17 RS Mitra 2
Internasional
18 1
RS Mitra
19 Kemayoran 1
8/31/2018 20 1 35
RS PGI Cikini
Pencarian kasus AFP di RS-Puskesmas

• Harus melibatkan dokter dan perawat


• Perhatikan kasus anak dengan muntah-muntah,
diare, gizi buruk, efek samping obat
• Tanyakan setiap pasien di rawat apa ada
kelemahan pada ekstremitas
• Laporkan dahulu kasus yang dicurigai AFP
tanpa menunggu diagnosis
• Perlu penyegaran ilmu kembali untuk dokter
dan perawat di bangsal tentang kasus AFP
8/31/2018 36
Masalah yang sering muncul
• Laporan tidak diisi dengan lengkap
• Anamnesis tidak jelas
• Kelumpuhan yang berubah saat awal
kanan, pada follow up menjadi kiri
• Diagnosis bukan penyakit tetapi gejala
• Dan lain-lain
• Periksa dahulu sebelum menandatangani
formulir pelaporan AFP
8/31/2018 37
Permasalahan FP1
(Format Pelacakan Kasus AFP)

Subdit Surveilans Epidemiologi


Contoh “Diagnosis” Kasus AFP
Tahun 2008-2009
2008 2009
N= 679 kasus N= 227 kasus

AFP 164 AFP 42

Paraparesis 157 Paraparesis 61

Febris 23 Febris 32

Hemiparesis 93 Hemiparesis 24
Tetraparesis 86 Tetraparesis 21
Monoparesis 77 Monoparesis 23
Paralysis 59 Paralysis 22
Sehat 13 Sehat 1
Sembuh 7 Sembuh 1

0 50 100 150 200 0 50 100 150 200

: Kasus AFP
Data s/d minggu 30, 2009
Pembahasan Kasus Pending oleh Pokja Ahli
2006-2009
AFP
Febris
Diagnosis tidak diisi
Paraparesis
Monoparesis
Kekuatan otot diisi
dengan
menggunakan
skala angka yang
tidak umum (1-6)
KESIMPULAN
• Mari kita buat mudah pelaporan LLA
– Anak lumpuh layuh dalam 2 minggu
– Bukan karena trauma
– Diagnosis tidak penting
– Bila ragu: LAPORKAN
• Tugas dokter: memastikan kasus AFP,
diagnosis, menanda tangani laporan AFP1
• Periksa dengan teliti sebelum mengirim
laporan ke PUSAT
8/31/2018 47
Semoga kita ingat !!

8/31/2018 48
TERIMAKASIH

Penemuan dan talaksana


kasus AFP
tergantung kepedulian
kita semua

8/31/2018 49

Anda mungkin juga menyukai