Anda di halaman 1dari 48

Diare Cair Akut dengan Dehidrasi

Dr Pembimbing : dr.Dewi Iriani.SpA

Melisa Arendra Yati


10 2016 229
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD Koja
Periode 12 februari – 21 April 2018
Identitas Pasien
Inisial Pasien : An. D
Jenis Kelamin : Laki – laki
Tanggal Lahir : 10/08/2005 ( 12 tahun)
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Alamat : Jl. Keramat jaya 8F No.35
Tanggal Masuk RS : 12/02/2018
Tanggal Keluar RS : 15/02/2018
Identitas Orang Tua
Nama Ayah : Dasum Nama Ibu : Halimah
Umur : 43 tahun Umur : 40 tahun
Suku Bangsa : Betawi Indonesia Suku Bangsa : Sunda Indonesia
Alamat : Jl.keramat jaya Alamat : Jl. Keramat jaya
8F No.35 8F No.35
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh Pekerjaan : Ibu RT
Agama : Islam Agama : Islam
Riwayat Penyakit

Keluhan • Muntah > dari 5 kali


utama sebelum masuk RS

• BAB >10 kali dalam sehari sejak


Keluhan 2 hari smrs
• Mual
tambahan • Lemas
• Demam 3 hari smrs
Riwayat Perjalanan Penyakit
Hari masuk RS 1 hari smrs 2 hari smrs

• pasien muntah- • BAB cair > 10 kali


muntah > 5 kali • konsistensi cair • BAB cair 2 kali,
sejak pagi lebih banyak dari BAB air
• Pasien juga merasa pada ampas, lendir bercampur ampas,
mual dan badan (+), darah (-), lendir (+), darah
pasien terasa berwarna kuning, (-), berwarna
lemas tidak berbau asam kuning, tidak
• Demam (-)  ½ - 1 gelas aqua berbau kira-kira 
• Demam ½ gelas aqua
• Demam
Riwayat Penyakit
RPD RPK
 Pasien belum menderita hal  Tidak ada yang menderita hal
seperti ini sebelumnya serupa seperti pasien di
 Pasien belum pernah dirawat dalam anggota keluarga
di Rumah Sakit  Riwayat hipertensi, diabetes
 Riwayat asma, kejang mellitus, batuk kronik, alergi
demam, batuk kronik, alergi maupun asma dalam keluarga
obat atau makanan disangkal
disangakal.
Riwayat Sosial Ekonomi Dan Kondisi
Lingkungan
 Pasien berobat dengan menggunakan BPJS untuk biaya rumah
sakit.
 Pasien tinggal bersama ayah, ibu dan kakaknya.
 Berdasarkan anamnesis menurut ibu pasien ia cukup menjaga
kebersihan dalam memasak dan mencuci tangan sebelum
menyiapkan makanan kepada pasien dan juga setelah
membersihkan kotoran.
 Keluarga pasien termasuk golongan sosial ekonomi menengah
kebawah, pendidikan orang tua baik, hygiene cukup
Riwayat kehamilan dan kelahiran

Perawatan antenatal : 2x selama hamil kebidan


Penyakit kehamilan : tidak ada
Tempat kelahiran : rumah bersalin
Penolong persalinan : bidan
Cara Persalinan : spontan
Masa gestasi : cukup bulan
Keadaan bayi saat lahir: ibu lupa
Riwayat Perkembangan
 Perkembangan pubertas
•Pertumbuhan gigi pertama: lupa Laki-laki
•Psikomotor Rambut pubis : tidak
Tengkurap : 3 setengah bulan diketahui
Duduk : ibu pasien lupa Perubahan suara: 12 tahun
Berdiri : 10 bulan
membaca dan menulis : umur 6 tahun  Pasien sekarang duduk
dikelas 7 SMP, riwayat
perkembang pasien
disekolah baik, tidak pernah
ada keterlambatan naik
kelas
Riwayat imunisasi
 Hepatitis B 4x usia
0,2,3,4 bulan
 Polio 3x usia 2,3,4 bulan
 BCG 1x usia 2 bulan
 DPT 3x usia 2,3,4 bulan
 Campak 1x usia 9 bulan
Pemeriksaan Fisik
TTV Data Antropometri Hasil Grafik BB/TB CDC NCHS
2000
• Keadaan umum : • BB : 30 kg • BB/U = 30/40 x 100% = 75%
tampak sakit ringan • TB : 143 cm berat badan kurang
• HR : 100 x/m • TB/U = 143/150
• RR : 22 x/m x100%=95,33%baik/normal
• BB/TB = 30/35 x 100% =
• T : 36,9 oC 85,71% gizi
kurang
• BMI = BB/(TB)2 = 30/(1,43)2
= 14,67 terletak di <P5:
Pemeriksaan Sistematis
Kepala
 Bentuk dan ukuran : Normochepali
 Rambut dan kulit kepala : rambut hitam, lurus, tidak mudah
dicabut
 Mata : CA-/-, SI -/-,isokor, refleks cahaya +/+ ,
mata cekung (-/-),
 Hidung : bentuk normal, deviasi septum nasi (-), napas
cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-)
 Telinga :bentuk normal, sekret (-), nyeri tekan tragus
(-), gangguan pendengaran (-)
Pemeriksaan Sistematis
 Bibir : kering, tidak pucat
 Gigi – geligi : caries dentis (-)
 Mulut : tidak ada kelainan
 Lidah : normoglosia, coated toungue (-)
 Tonsil : T1 T1, hiperemis (-)
 Faring : Tenang,hiperemis (-), postnasal drip (-)
 Leher : KGB (-)
Toraks
 Dinding toraks : normal, iga gambang (-), pectus
excavatum & carinatum (-)
 Paru :
 Inspeksi : pergerakan kedua dada simetris,retraksi(-)
 Palpasi : tactile fremitussimetris pada kedua lapang
paru
 Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
 Auskulitasi : Suara nafas vesicular, tidak ada ronchi
ataupun wheezing
 Jantung
 Inspeksi : Pulsasi iktus kordis tidak terlihat
 Palpasi : Iktus kordis teraba di intercostalV garis
midklavikula sinistra
 Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
 Auskultasi : Bunyi jantung I – II regular, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen
 Inspeksi : Datar, skar (-)
 Auskultasi : Bising usus (+)
 Perkusi : timpani pada seluruh kuadan abdomen
 Palpasi : supel, turgor kulit baik, pembesaran hepar & limpa (-), Nyeri
tekan (-)
 Anus dan rectum : tidak dinilai
 Genitalia : tidak dinilai
 Tulang belakang : tidak ada kelainan
 Kulit : hitam, turgor kulit baik
 Rambu : hitam merata
 KGB : pembesaran (-)
 Pemeriksaan neurologis : dalam batas normal
Pemeriksaan Laboratorium
Hasil Nilai Rujukan
Darah Rutin
Hb 14,4 g/dl 12.5 - 16.1
L 15,86 4,00 – 10,50
Ht 40,6 % 36,0 – 47,0
TR 297 163 – 337
Elektrolit
Na 131 mEq/L 135 – 147
K 3.48 mEq/L 3,5 – 5,0
Cl 105 mEq/L 96 – 108
GDS 116 mg/dL 60 - 100
Resume

Pasien datang dengan keluhan muntah ≥5


kali. Sebelumnya pasien BAB 1-2 kali sehari Keadaan Umum : tampak sakit ringan Data antropometri: pasien mengalami gizi
sejak 2 hari smrs. BAB air bercampur TTV : kurang
ampas, lendir (+), darah (-), berwarna frekuensi nadi ;100 x/menit, Pada pemeriksaan sistematis : didapatkan
kuning, tidak berbau kira-kira  ½ gelas mata pasien cekung, bibir pasien tampak
aqua. 1 hari smrs diare bertambah berat tekanan darah ;90/70 mmHg, kering, pada auskultasi abdomen didapatkan
≥10 kali. Pasien merasa mual, dan lemas. frekuensi nafas: 22 x/menit, bising usus (+) meningkat
Keluhan tersebut disertai demam yang tidak suhu tubuh : 36,9oC PP : didapatkan Leukosit ↑,Na↓,K↓, GDS↑
tinggi
Diagnosa
DIAGNOSA KERJA
 Diare Cair Akut dengan dehidrasi

DIAGNOSA BANDING
 diare cair akut dengan dehidrasi ec bakteri
 Diare cair akut dengan dehidrasi ec virus
ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan darah lengkap
 Pemeriksaan elektrolit
 Pemeriksaan feses Lengkap
PROGNOSIS
 Ad vitam : ad bonam
 Ad sanationam : ad bonam
 Ad fungsionam : ad bonam

PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
 IVFD kaen 1B 18 tpm
 Ondancentron 3x1mg
 Ceftriaxon 2x1 gr
 Paracetamol 3x ½ tablet
 Zinc tab 1 x 20 mg , PO
 Oralit 300 ml (tiap BAB), PO
 (10 ml/kgBB)
Kebutuhan cairan (1500 + (20 x 10) ) =1700 cc/hari
Nonmedikamentosa
 Hygiene yang merawat pasien harus diperhatikan, harus cuci tangan sebelum
makan & setelah membersihkan kotoran pasien.
 Meningkatkan penggunaan air bersih.
 Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan disekitar tempat tinggal.
 Meningkatkan frekuensi makan pada pasien walaupun hanya sedikit-sedikit
makannya.
 Menjelaskan kepada orang tuapasien bahwa penyakit yang diderita
kemungkinan dapat berulang untuk itu harus tetap menjagam kebersihan.
 Memberikan cairan oralit setiap BAB
 Mengkonsumsi zinc selama 10-14 hari.
Follow Up
Tgl 13 Tgl 14 Tgl 15

• S : BAB 5x, mual • S : masih BAB 5x, • S : BAB berkurang


(+), muntah 2x (+), ibu nyeri perut, demam, sudah 2x, nyeri perut (-),
os mengatakan masih mual (-), muntah (-) demam (-), mual (-),
demam tadi malam dan • O : TTV muntah (-)
sudah minum • Keadaan umum : • Pasien masih merasa
paracetamol tampak sakit ringan lemas
• O : TTV • HR : 102 x/m • O : TTV
• Keadaan umum : • RR : 22 x/m • Keadaan umum : baik
tampak sakit ringan • HR : 98 x/menit
• T : 37,3 oC
• HR : 100 x/menit • RR : 20 x/menit
• A : diare akut
• RR : 20 x/menit • T : 36,6 oC
• P : Th/ Lanjut
• T : 36,9 oC • A : diare akut
• A : Diare Akut • P : Th/ lanjut,
• P : rencana pulang
Paracetamol,Zinc
Hasil Nilai Rujukan

Makroskopis

Warna Coklat Kuning coklat

Konsistensi Lembek Agak lunak

Lendir Negatif Negatif

Darah Negatif Negatif

Mikroskopis

Leukosit 1-2 0-2

Eritrosit 0-1 0-1

Epitel 1+ 0-4

Bakteri 1+ Sedikit

Lemak Negatif Negatif

Amylum Negatif 0-1

Ameba Negatif Negatif

Telur Negatif Negatif

Telur cacing Negatif Negatif


Definisi
Buang air besar > 3 kali /hari, terjadi perubahan

konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir &

darah selama < 1 minggu.


Epidemiologi
 Diare akut merupakan penyebab utama morbiditas & mortalitas
anak di Negara berkembang dimana tertinggi pada anak terutama
usia dibawah 5 tahun.
 Di Indonesia, hasil Riskesdas 2007 diperoleh bahwa diare masih
merupakan penyebab kematian bayi yang terbanyak yaitu 42%
disbanding pneumonia 24%, untuk golongan 1-4 tahun penyebab
kematian karena diare 25.2% disbanding pneumonia 15.5%.
Cara penularan dan faktor resiko
 Cara penularan
 fekal-oral
 kontak langsung dan tidak langsung
 Faktor resiko
 Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pertama kehidupan bayi.
 Tidak memadainya penyediaan air bersih.
 Pencemaran air oleh tinja.
 Kurangnya sarana kebersihan (MCK).
 Kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk.
 Penyiapan & penyimpanan makanan yang tidak higienis dan cara penyapihan yang
tidak baik.
Etiologi
 Penyebab infeksi utama timbulnya diare umumnya adalah
golongan virus, bakteri & parasite
Bakteri Virus Parasit
Aeromonas Rotavirus Balantidium coli
Bacillus cereus Coronavirus Blastocystis homonis
Campylobacter jejuni Astrovirus Entamoeba histolytica
Clostridium perfinges Cytomegalovirus Giardia lamblia
Clostridium defficile Herpes simplex virus Strongiloides stercoralis
E. coli Enteric adenovirus Trichuris trichiura
Salmonella
Shigella
Staphylococcus aureus
V. cholera
Patofisiologi

Diare Diare
sekretorik osmotik

peningkatan tekanan osmotik


meningkatnya sekresi air intralumen usus halus yang
maupun elektrolit dari disebabkan oleh obat-obatan
atau zat kimia yang
usus, menurunnya hiperosmotik (MgSO4,
absorbsi. Mg(OH)2, malabsorbsi
umum.
Patofisiologi

Diare infeksi

infeksi oleh bakteri merupakan


penyebab tersering dari diare.
Dari sudut kelainan usus, diare
oleh bakteri dibagi atas noninvasif
(tidak merusak mukosa) dan
invasif (merusak mukosa).
Patogenesis
 Faktor pejamu adalah kemampuan tubuh untuk
mempertahankan diri terhadap organisme yang dapat
menimbulkan diare akut, terdiri dari faktor-faktor daya
tangkis atau lingkungan internal saluran cerna (keasaman
lambung, motilitas usus, imunitas, dan juga lingkungan
mikroflora usus)
 Faktor kausal yaitu daya penetrasi yang dapat merusak sel
mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang dapat
mempengaruhi sekresi cairan usus halus, serta daya lekat
kuman
PATOGENESIS

jasad renik yang masih hidup masuk ke dalam


usus halus setelah melewati asam lambung 
berkembang biak di dalam usus halus 
mengeluarkan toksin  terjadi hipersekresi 
menimbulkan diare
Manifestasi Klinis
Diagnosis
 Lama diare berlangsung, frekuensi diare sehari, warna &
konsistensi tinja, lendir dan/darah dalam tinja.
 Muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun,
buang air kecil terakhir, demama, sesak, kejang, kembung.
 Jumlah cairan yang masuk selama diare.
 Jenis makanan dan minuman yang diminum selama diare,
mengkonsumsi makanan yang tidak biasa.
 Penderita diare disekitarnya & sumber air minum.
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum, kesadaran, tanda vital.
 Tanda utama : keadaan umum gelisah/cengeng atau
lemah/letargi/koma, rasa haus, turgor kulit abdomen
menurun.
 Tanda tambahan : ubun-ubun besar, kelopak mata, air mata,
mukosa bibir, mulut, dan lidah.
 Berat badan
Pemeriksaan Fisik
 Tanda gangguan keseimbangan asam basa & elektrolit, seperti
napas cepat dan dalam (asidosis metabolic)l kembung
(hipokalsemia), kejang (hipo atau hypernatremia).
 Penilaian derajat dehidrasi dilakukan sesuai beberapa kriteria
diantaranya menurutWHO 1995 , system pengangkaan –
Maurice King :1
Penilaian A B C

Lihat;
Keadaan umum *gelisah, rewel *lesu, lunglai/tidak sadar
Mata Baik, sadar Cekung sangat cekung & kering
Air mata Normal Tidak ada sangat kering
Mulut dan lidah Kering *malas minum atau tidak
Rasa Haus Ada *haus, ingin minum banyak bias minum
Basah
Minum biasa tidak
haus
Periksa : turgor kulit Kembali cepat *kembali lambat * kembali sangat
lambat
Hasil pemeriksaan : Tanpa dehidrasi Dehidrasi Dehidrasi berat
ringan/sedang Bila ada 1 tanda *
Bila ada 1 tanda * ditambah 1 atau lebih
ditambah 1/lebih tanda lain
tanda lain
Bagian tubuh Nilai untuk gejala yang ditemukan
yang diperiksa
0 1 2

Keadaan umum Sehat Gelisah, cengeng, Mengigau, koma/


apatis, ngantuk syok

Kekenyalan kulit Normal Sedikit, kurang Sangat kurang

Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung

UUB Normal Sedikit, cekung Sangat cekung

Mulut Normal Kering Kering & sianosis

Denyut nadi/mnt Kuat <120 Sedang (120-140) lemah >140

Hasil yang didapat pada penderita diberi angka 0, atau 2 sesuai dengan tabel kemudian
dijumlahkan.
Nilai :
0–2 : ringan
3–6 : sedang
7 –12 : berat
Laboratorium
 Darah : darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah,
glukosa darah, kultur dan tes kepekaan terhadap antibiotika.
 Urine : urine lengkap, kultur dan test kepekaan terhadap
antibiotika.
 Tinja :
 Pemeriksaan Makroskopik
 Pemeriksaan Mikroskopik
Penatalaksanaan
5 pilar penatalaksanaan diare yaitu:
1. Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru
2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
3. ASI dan makanan tetap diteruskan
4. Antibiotik selektif
5. Nasihat kepada orang tua
Penatalaksanaan
Tanpa dehidrasi Dehidrasi Dehidrasi berat
Ringan - sedang

Cairan rehidrasi oralit dengan •Terapi Rehidrasi Oral (TRO) •Penderitaharus dirawat di saran kesehatan.
menggunakan NEW ORALIT diberikan 5 75 ml/kgBB dalam 3 jam untuk •Diberikan cairan rehidrasi parenteral
– 10 ml/kgBB setiap diare cair atau menggantikan kehilangan cairan yang telah dengan ringer laktat atau asetal 100
berdasarkan usia, yaitu : terjadi sebanyak 5 – 10 ml/kgBB setiap ml/lgBB dengan cara pemberian :
•Anak umur < 1 tahun : 50 - 100 ml tiap diare cair •< 1 tahun
kali BAB •Dapat diberikan melalui NGT dengan 30 ml/kgBB dalam 1 jam pertama,
•Anak umur 1 - 5 tahun : 100 – 200 ml kecepatan 20 ml/kgBB/jam dilanjutkan 70 ml/kgBB dalam 5 jam
tiap kali BAB •Parenteral (IV) dengan cairan ringer berikutnya.
•Anak umur 5 – 12 tahun : 200 – 300 ml laktat, KaEN 3B atau NaCl •> 1 tahun
tiap kali BAB •BB 3-10 kg : 200 ml/kgBB/hari 30 ml/kgBB dalam ½ jam pertama,
•Dewasa : 300 – 400 ml tiap kali BAB •BB 10-15 kg : 175 ml/kgBB/hari dilanjutkan 70 ml/kgBB dalam 2 ½ jam
•BB > 15 kg : 135 ml/kgBB/hari berikutnya.
•Masukkan cairan peroral diberikan bila
pasien sudah mau dan dapat minum,
dimulai dengan 5 ml/kgBB selama proses
rehidrasi.
•Evaluasi tiap jam.
Penatalaksanaan
 Zinc
Dapat menurunkan frekuensi BAB dan volume tinja sehingga
dapat menurunkan resiko terjadinya dehidrasi pada anak.
Zinc elemental diberikan selama 10 – 14 hari meskipun anak
telah mengalami diare dengan dosis :
 Umumr < 6 bulan : 10 mg/hari
 Umur > 6 tahun : 20 mg/hari
Edukasi
 Orang tua diminta untuk membawa kembali anaknya ke pusat
pelayan kesehatan bila ditemukan hal sebagai berikut :
 demam, tinja berdarah, makan atau minum sedikit, sangat haus, diare makin
sering, atau belum membaik dalam 3 hari
 Orangtua dan oengasuh diajarkan cara menyiapkan oralit secara
benar
 Langkah promotif/preventif :
 ASI tetap diberikan
 Kebersihan perorangan, cuci tangan sebelum makan
 Kebersihan lingkungan, BAB di jamban
 Imunisasi campak
 Memberikan makanan penyapihan yang benar
 Penyediaan air minum yang bersih
 Selalu masak makanan
Analisa Kasus
 Diare akut adalah buang air besar cair pada atau anak lebih
dari 3 kali perhari, disertai perubahan konsistensi tinja
menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang
berlangsung kurang dari satu minggu.

Berdasarkan anamnesis pada pasien didapatkan BAB cair dimana frekuensinya lebih
dari 10 kali yang berlangsung sejak 2 hari SMRS dan konsistensi cair dimana kira-
kira ½ - 1 gelas aqua. Dengan keadaan ini dapat ditentukan bahwa diare yang yang
terjadi pada pasien ini adalah diare akut dikarenakan sesuai dengan definisi diatas.
 Diare akut masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak di Negara
berkembang. Pada sebagian besar kasus penyebabnya adalah infeksi akut intestinum yang
disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit.
 Cara penularan diare pada umumnya melalui cara fekal – oral yaitu melalui makanan
atau minuman yang tercemar oleh enteropatogen atau kontak langsung tangan dengan
penderita atau barang-barang yang telah tercemar tinja penderita atau tidak langsung
melalui lalat (melalui 4F = fingers, flies, fluid, field).

Berdasarkan anamnesis, Pasien mengatakan sebelum sakit, makan


snack keju disekolahan dan sering tidak mencuci tangan jika ingin
makan Hal ini merupakan salah satu kemungkinan penularan
diakibatkan oleh cara penularan yang melalui tangan pasien yang
belum tentu bersih
 Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap untuk mencari tahu
penyebab diare apakah infeksi virus, bakteri ataukah parasite, serum elektrolit untuk
menentukan apakah terdapat gangguan elektrolit ataukah tidak, dilakukan analisa gas
darah pada pasien dengan dehidrasi berat, glukosa darah untuk mengetahui apakah pasien
dalam keadaan hiperglikemia karena tidak adanya asupan ataukah karena stress.

Pada pasien ini dilakukan pemeriksan daarah rutin dan kultur feses.
Menurut hasil laboratorium yang dilakukan ditemukan adanya
leukositosis.hipokalemi Dan pada pasien ini didiagnosa dengan diare cair
akut dengan dehidrasi untuk terapi kita bisa memberikan TRO
(PO,NGT,IV) dan zinc.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai